Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mariana Bhoko

Nim : 19150030

Kelas/Semester : A/V

MK : Evaluasi Pembelajaran

RESUME

SKORING,KECENDERUNGAN PUSAT,MENENTUKAN BAHATS LULUS,DAAN


TRANSFER NILAI

A. Skoring
Scoring (skor) adalah proses pengubahan jawaban instrumen menjadi angka-angka
yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban terhadap item dalam instrumen.
Angka-angka hasil penilaian selanjutnya diproses menjadi nilai-nilai (grade).
a. Teknik pemberian scoring (skor)
Teknik Pemberian Skor merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil
tes.
 Cara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soalsoal tes yang
dipergunakan, apakah tes objektif atau tes essay, atau dengan bentuk lain.
a) Pemberian skor untuk tes bentuk benar-salah
Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini kita
dapat menggunakan 2 cara, yaitu:
 Tanpa denda.
 Dengan denda.
Tanpa denda adalah banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak
jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dnegan denda (karena
diragukan ada unsur tebakan), digunakan.
b) Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban
berbentuk kata atau kalimat pendek. Maka jawaban untuk tes tersebut tidak
boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan
mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini
dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
c) Pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda,
dimana jawabanjawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-
pertanyaannya. Karena tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan
ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga
harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk
tiap nomor adalah 2 (dua).
d) Pemberian skor untuk tes bentuk uraian
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih
dahulu pokokpokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian, maka
akan mempermudah kita dalam mengoreksi tes itu. Tidak ada jawaban yang
pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita peroleh akan sangat
beraneka ragam, beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
 Langkah-langkah pemberian skornya adalah:
 Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk memperoleh
gambaran mengenai lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa
secara keseluruhan.
 Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika
jawabannya lengkap diberi angka 5, kurang sedikit diberi angka 4,
begitu seterusnya.
 Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan
seterusnya.
 Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa
untuk tes bentuk uraian.
e) Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah
penampilan atau kinerja. Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes
tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu
instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari
Sangat Baik(5), Baik(4), Cukup(3), Kurang Baik(2), sampai dengan Tidak
Baik(1)

f) Cara Memberi Skor Skala Sikap (Afektif)


Untuk mengukur sikap dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan
alat penilaian model skala, seperti sikap dan skala minat. Skala sikap dapat
menggunakan lima skala, yaitu; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu
(TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala yang
digunakan 5,4,3,2,1 (untuk pernyataan positif) dan 1,2,3,4,5 (untuk pernyataan
negative). Begitupun dengan skala minat, guru dapat menggunakan lima
skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang
Berminat (KB), dan Tidak Berminat (TB).

B. Kecenderungan pusat
Kecenderungan pusat merujuk kepada nilai yang diperoleh daripada pemboleh ubah
rawak dari kumpulan data yang mencerminkan pusat penyebaran data dan yang secara
amnya dapat digambarkan menggunakan ukuran yang berbeza seperti min, median dan
mod.
Ini adalah satu nilai yang cuba menggambarkan sekumpulan data dengan mengenal
pasti tengah kedudukan tengah dalam set data yang diberikan. Kadang-kadang langkah-
langkah ini disebut ukuran lokasi tengah atau pusat. Maksudnya (biasanya dikenali
sebagai rata-rata) adalah ukuran yang paling biasa digunakan untuk kecenderungan pusat,
tetapi ada metodologi lain seperti median dan modus.
 Langkah-langkah kecenderungan pusat adalah
Angka-angka yang menggambarkan apa yang biasa atau tipikal dalam pengagihan
data. Terdapat tiga langkah utama kecenderungan utama: min, median, dan mod.
Walaupun mereka adalah semua ukuran kecenderungan pusat, masing-masing dikira
secara berbeza dan mengukur sesuatu yang berbeza dari yang lain.
1) The Mean
Maksudnya adalah ukuran yang paling umum dari kecenderungan utama yang
digunakan oleh penyelidik dan orang dalam semua jenis profesi.
Ia adalah ukuran kecenderungan pusat yang juga dirujuk sebagai purata.
Seorang penyelidik boleh menggunakan min untuk menggambarkan taburan data
pembolehubah yang diukur sebagai selang atau rasio . Ini adalah pembolehubah
yang termasuk kategori atau julat yang bersamaan dengan angka (seperti kaum ,
kelas, jantina , atau tahap pendidikan), serta pembolehubah yang diukur secara
berangka dari skala yang bermula dengan sifar (seperti pendapatan isi rumah atau
bilangan anak dalam keluarga) .
Maksudnya sangat mudah dikira. Kita hanya perlu menambah semua nilai
data atau "skor" dan kemudian membahagi jumlah ini dengan jumlah markah
dalam taburan data. Sebagai contoh, jika lima keluarga masing-masing
mempunyai 0, 2, 2, 3, dan 5 kanak-kanak, bilangan kanak-kanak bermakna (0 + 2
+ 2 + 3 + 5) / 5 = 12/5 = 2.4. Ini bermakna bahawa lima isi rumah mempunyai
purata 2.4 kanak-kanak.

2) The Median
Median ialah nilai di tengah-tengah pengedaran data apabila data tersebut
diurus dari yang terendah hingga nilai tertinggi.
Ukuran kecenderungan pusat ini boleh dikira untuk pemboleh ubah yang
diukur dengan skala ordinal, selang atau nisbah.
Mengira median juga agak mudah. Mari kita katakan kita mempunyai senarai
nombor berikut: 5, 7, 10, 43, 2, 69, 31, 6, 22. Pertama, kita mesti mengaturkan
nombor-nombor dari urutan yang paling rendah hingga tertinggi.
Hasilnya ialah: 2, 5, 6, 7, 10, 22, 31, 43, 69. median adalah 10 kerana ia
adalah nombor pertengahan yang tepat. Terdapat empat nombor di bawah 10 dan
empat nombor di atas 10.
Jika pengedaran data anda mempunyai bilangan kes yang sama, yang
bermaksud tidak ada tengah yang tepat, anda hanya menyesuaikan julat data
sedikit untuk menghitung median. Contohnya, jika kita menambah nombor 87
hingga akhir senarai nombor kami di atas, kami mempunyai 10 nombor total
dalam pengedaran kami, jadi tidak ada nombor tengah tunggal. Dalam kes ini,
seseorang mengambil purata markah untuk dua nombor pertengahan. Dalam
senarai baru kami, dua nombor pertengahan adalah 10 dan 22. Oleh itu, kita
mengambil purata dua nombor tersebut: (10 + 22) / 2 = 16. median kami kini 16.

3) Mod
Mod adalah ukuran kecenderungan utama yang mengenal pasti kategori atau
skor yang berlaku paling kerap dalam pengagihan data. Dalam erti kata lain, ia
adalah skor yang paling biasa atau skor yang muncul bilangan tertinggi kali dalam
pengedaran. Mod boleh dikira untuk sebarang jenis data, termasuk yang diukur
sebagai pembolehubah nominal, atau mengikut nama.
Sebagai contoh, katakan kita melihat haiwan peliharaan dimiliki oleh 100
keluarga dan pengedarannya kelihatan seperti ini:
Haiwan Bilangan keluarga yang memilikinya
Anjing 60
Cat 35
Ikan 17
Hamster 13
Ular 3

Mod di sini adalah "anjing" kerana lebih banyak keluarga mempunyai anjing
berbanding haiwan lain. Ambil perhatian bahawa mod sentiasa dinyatakan
sebagai kategori atau skor, bukan kekerapan skor itu. Sebagai contoh, dalam
contoh di atas, mod adalah "anjing," bukan 60, yang merupakan bilangan kali
anjing muncul.
Beberapa pengedaran tidak mempunyai mod sama sekali. Ini berlaku apabila
setiap kategori mempunyai kekerapan yang sama. Pengedaran lain mungkin
mempunyai lebih daripada satu mod. Misalnya, apabila taburan mempunyai dua
skor atau kategori dengan kekerapan tertinggi yang sama, ia sering dirujuk
sebagai "bimodal."
C. Menentukan batas lulus
 Untuk menentukan batas lulus, ada 3 cara, yaitu :
1. Batas Lulus Aktual
Batas Lulus Aktual (BLA) dihitung berdasarkan nilai rata-rata aktual yang
dicapai oleh kelompok siswa.
Sebelum menentukan BLA terlebih dahulu dihitung nilai rata-rata dan standar
deviasinya.
Siswa dinyatakan lulus jika memiliki skor di atas BLA.
Batas Lulus Aktual = Nilai rata-rata + 0,25 x Standar Deviasi.
2. Batas Lulus Ideal
Menentukan Batas Lulus Ideal (BLI) juga menggunakan rata-rata dan
simpangan baku/standar diviasi. Akan tetapi ada perbedaan dalam cara
menentukan rata-rata ideal dan simpangan baku tersebut.
Perbedaannya adalah, pada BLI rata-rata ideal = setengah x skor maksimal yang
mungkin dicapai, dan standar deviasinya = sepertiga dari nilai rata-rata ideal.
Batas Lulus Ideal = rata-rata ideal + standar deviasi
= x skor maks + x rata-rata ideal.
3. Batas Lulus Purposif
Menentukan Batas Lulus Purposif (BLP) tidak perlu menghitung rata-rata
ideal maupun standar deviasi, karena BLP mengacu pada Penilaian Acuan
Patokan ( PAP ). Nilai dibuat berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan.
Contoh :
Jika batas kelulusan adalah skor di atas 75% dari skor maksimum,
dan nilai maksimum yang dicapai siswa di kelas 90. maka batas kelulusannya
adalah 75% x 90 = 67,5.
Jadi seorang siswa dinyatakan lulus jika nilainya lebih dari 67,5. Sedangkan siswa
yang nilainya kurang dari 67,5 dinyatakan tidak lulus.
D. Transfer Nilai
Transfer knowledge adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman, sedangkan
transfer of value adalah mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan. Setiap pengajar
seharusnya mempunyai 2 tujuan ini didalam pembelajaran sehingga diklat tidak saja
mencetak orang-orang yang pandai, tetapi juga mencetak orang-orang bermoral.
Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
harus didukung oleh siswa guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan ini akan
diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat.
Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah,
untuk siswa, orang tua siswa dan masyarakat.
Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi
ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata
pelajaran yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
dasar. Sementara informasi untuk ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan
pengamatan yang sistematik.
Beberapa jenis laporan hasil belajar yang akan diberikan kepada siswa, orang tua dan
masyarakat adalah sebagai berikut: Grades in Progress Report (Rapor Tengah Semester),
Deskriptive Report (Rapor Deskripsi), Score Report ( Rapor Akhir)
 Penilaian dalam kurikulum 2013 mencakup beberapa point penting yakni:
1. Penilaian sikap
2. Penilaian keterampilan
3. Penilaian pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai