Oleh:
2021
A. Penaksiran Parameter
1. Pengertian
Penaksiran parameter adalah pendugaan atau taksiran nilai parameter populasi
berdasarkan sampel. Pada dasarnya kesimpulan tentang populasi dinyatakan dalam
bentuk estimasi atau pendugaan terhadap satu atau beberapa parameter. Karena umumnya
kita bekerja pada sampel, maka harga statistika dari suatu sampel itulah yang kita
gunakan untuk membuat estimasi harga parameter di populasi harga statistika itu yang
dinamakan penduga atau estimator. Ketepatan estimator tergantung pada besasr kecilnya
jarak antara harga stastistik dan harga parameter. Jarak ini biasa disebut kekeliruan atau
galat baku atau standard error.
2. Galat Baku
Biasa disebut sebagai tingkat kemelesetan. Oleh karena itu, makin kecil galat baku,
makin kecil tingkat kemelesetan sehingga tingkat keyakinan (kepercayaan) hasil estimasi
terhadap parameter populasi semakin tinggi.
Berdasarkan distribusi sampling, maka standard error dari rata-rata, proporsi, median, dan
standar deviasi disajikan dalam tabel berikut:
3. Karakteristik Estimator
Secara umum parameter populasi akan diberi simbol (baca: theta). Jadi
bisa merupakan rata-rata , simpangan baku , proporsi dan sebagainya.
Jika tidak diketahui harganya, ditaksir oleh harga ˆ (baca: theta topi), maka
ˆ dinamakan penaksir.
Kriteria untuk memperoleh penaksir yang baik yaitu: takbias, memiliki varians
minimum dan konsisten.
a) Penaksir ˆ dikatakan penaksir takbias jika rata-rata semua harga ˆ yang
mungkin akan sama dengan , ditulis ˆ . Penaksir yang tidak takbias
disebut penaksir bias.
b) Penaksir bervarians minimum, Penaksir dengan varians terkecil diantara semua penaksir
untuk parameter yang sama.
c) Misal ˆ penaksir untuk yang dihitung berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n.
d) Penaksir tak bias dan bervarians minimum dinamakan sebagai penaksir terbaik.
5. Rumus
Adapun rumus-rumus untuk estimasi beberapa parameter
disajikan sebagai berikut.
B. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis adalah sebuah proses untuk menentukan apakah dugaan tentang parameter /
karakterisitk populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak. Hipotesis adalah asumsi
atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Contoh hipotesis :
a) peluang lahirnya bayi berjenis kelamin laki-laki = 0,5.
b) rata-rata pendapatan keluarga di Semarang adalah Rp. 3.000.000,00 tiap bulan.
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar, maka perlu diadakan penelitian sebelum
hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.
Dalam melakukan pengujian hipotesis terdapat dua macam kekeliruan yang dapat terjadi,
yaitu:
a) Kekeliruan tipe I ( α (alpha) ) ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
b) Kekeliruan tipe II ( β (beta) ) ialah menerima hipoteis yang seharusnya ditolak.
Harga α dan β adalah nilai dari probabilitas, maka nilainya antara 0 sampai dengan 1. α
disebut taraf signifikan atau taraf arti atau sering disebut taraf nyata. Jika α diperkecil, maka
β menjadi besar dan demikian sebaliknya. Harga α yang biasa digunakan adalah α = 0,01
atau α = 0,05. Misalnya, dengan α = 0,05 atau sering disebut taraf signifikan 5%, artinya
kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang harusnya diterima. Dengan
kata lain kira-kira 95% yakin bahwa telah dibuat kesimpulan yang benar. Dalam hal
demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti mungkin
salah dengan peluang 0,05.
Langkah Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang biasa dinyatakan dengan H, perlu dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai
dengan persoalan yang dihadapi. Agar tampak adanya dua pilihan, maka hipotesis H ini
didampingi pernyataan lain yang isinya berlawanan yang disebut dengan hipotesis tandingan
(alternative) yang dinyatakan dengan A.
Peran hipotesis tandingan dalam penentuan daerah kritis adalah sebagai berikut:
1) Jika mempunyai perumusan tidak sama,dinamakan uji dua pihak. Kriteria yang
digunakan: terima jika harga statistic yang dihitung berdasarkan penelitian terletak
diantara dan ,selain itu ditolak.
2) Jika mempunyai perumusan lebih besar. Kriteria yang digunakan: tolak jika statistic
yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d, selainitu terima . Pengujian
hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.
3) Jika mempunyai perumusan lebih kecil. Kriteria yang digunakan: terima jika statistic
yang dihitung berdasarkan penelitian lebih dari d, selain itu tolak . Pengujian
hipotesis ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kiri.
Secara ringkas langkah pengujian hipotesis adalah:
1. Rumuskan hipotesis pengujian ()
2. Tentukan besar taraf nyata α
3. Tentukan kriteria pengujian (daerah pengujian yang sesuai)
4. Tentukan rumus hitung dan nilai statistic hitung berdasarkan data penelitian (sampel)
yang diambil
5. Menarik kesimpulan menerima atau menolak berdasarkan hasil 3 dan 4. Tolak jika
harga statistik penguji berada di daerah kritis atau daerah penolakan.
Aplikasi Pengujian Hipotesis dibidang Pertanian dan Perdagangan
Bidang Pertanian
-Seorang petani Apel menanam jenis Apel Manalagi dan menjamin bahwa
buah-apel ini lebih enak rasanya dibandingkan dengan jenis buah-apel yang
sebelumnya
Hipotesis awal : Buah apel Manalagi tidak lebih enak rasanya dibandingkan dengan
buah apel yang telah ada sebelumnya
Petani Apel akan akan mengambil sampel konsumen buah apel untuk menguji
pendapat konsumen tentang “rasa buah apelnya” dan berharap hipotesis awal ini
ditolak, sehingga pendapatnya dapat diterima!
- Ada anggapan mengenai harga beras di pasar bebas daerah kota “A” Rp.
600,-/Kg dengan simpangan bakunya Rp. 25,-. Berangkat dari anggapan tersebut
diatas, selanjutnya diadakan penelitian terhadap 40 kios beras sebagai sampel yang
diambil secara acak, dan ternyata diperoleh informasi dari data tersebut rata-rata
harga beras di pasar bebas adalah sebesar Rp 594,-/kg.