Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Instrumen Non Tes”

OLEH KELOMPOK 9 :

Dina Aulia azwan (17029060)

Nadya Amalia (17029058)

Maichia Meimolly Viodelf (17029158)

Pembimbing,

Khairani, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Evalusi Pembelajaran Matematika dengan judul
“Instrumen Non Tes”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat teselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 28 September 2019

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan
bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari
berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan
itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa
diharapkan tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk
memudahkan guru dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran
yang ditujukan oleh perubahan perilakunya.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai
oleh alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini
dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit
diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan,
ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut Hasyim
(1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa
secara langsung dengan tugastugas yang riil”. Adapun menurut Sudjana (1986;67), kelebihan
non test dari test adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai
berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga
aspek efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.
Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat
terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses
belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan hanya
menggunakan test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat menjawab
dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan
jangka tanpa busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis
ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan nontes
guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga
afektif dan psikomotornya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka
diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrument nontes.
Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-
masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apa pengertian instrument non tes ?
2. Apa jenis-jenis dari instrument non tes?
3. Bagaimana validitas dan reabilitas angket ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian instrument non tes ?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari instrument non tes?
3. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Teknik Non-Tes
Instrumen non tes berarti tehnik penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik
penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap,
tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasihasil belajar peserta didik, melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamtan secara sistematis (observation), melakukan wawancara
(interview), menyebarkan angket (Questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-
dokumen (documentary analysis). Teknik non tes ini pada umumnya memegang peranan yang
penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajara peserta didik dari segi ranah sikap hidup
(Affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes
sebagaimana yang telah di kemukakan sebelum ini, lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar peserta didikdari segi ranah prose berpikirnya (cognitive domain).
2.2.Jenis-Jenis Teknik Non-Tes
Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh
meliputi:
a) Pengamatan (observation)
Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
 Tujuan utama observasi antara lain :
1) Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa
peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi
buatan
2) Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara
peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan
sosial (social skill)
3) Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun
situasi yang sengaja dibuat.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar,
suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru
dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya
 Karakteristik Observasi
 Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
 Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
 Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
 Praktis penggunaannya.
 Pembagian Observasi
Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur
kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas
dan tegas.
2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi
oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan
observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1) Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang
diselidiki.
2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik
maupun alat tertentu.
3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau
melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
 Kelebihan Dan Kekurangan Observasi
Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain:
Kelebihan
1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.
2) Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang
melakukan suatu kegiatan.
3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.
4) Tidak terikat dengan laporan pribadi.
Kekurangan
1) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang
kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.
2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
3) Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.
 Pedoman Penyusunan Observasi
Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan observasi
2) Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
3) Menyusun pedoman observasi
4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar
peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
5) Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman
observasi
6) Merefisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
7) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi
Berikut ini contoh format observasi

Nama Sekolah : ………………


Mata Pelajaran : ………………
Bahan Kajian : ………………

Nama Guru : …………..


Hari/tanggal : ……………
Pukul : …………………
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukut kemampuan guru
mengelola pembelajaran di kelas dengan model konstad
B. Petunjuk
1) Objek penilaian adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas
2) Bapak/ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara member tanda cek (√) pada lajur yang
tersedia
3) Makna angka penilaian adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik)
Skala Penilaian
No Aspek yang diamati/penilaian
1 2 3 4
I. Fase Persiapan Mental
a. Menyampaikan secara lisan hasil belajar dan
indikator ketercapaian hasil belajar dan jika perlu
member penjelasan
b. Memotivasi mahasiswa dengan cara member
informasi tentang pentingnya mengenal manfaat bahan
kajian untuk memecahkan masalah dalam mata
pelajaran lainnya maupun kehidupan sehari-hari
c. Memberitahukan beberapa pokok materi yang perlu
dipahami mahasiswa yaitu pengetahuan prasyarat yang
diaktifkan dan bagaimana mahasiswa dapat
menggunakan pemahaman itu untuk mencapai hasil
belajar
II. Fase Advance Organizer
a. Mengaktifkan pengetahuan prasyarat mahasiswa
dengan cara :
1. Mempersilahkan mahasiswa membaca bagian
tertentu buku mahasiswa
2. Melakukan komunikasi interaktif dengan mahasiswa.
Materi inti dalam komunikasi interaktif ini termuat
dalam lembar Advance Organizer (LAO)
b. Mengaktifkan pola berpikir mahasiswa agar lebih
terfokus pada bagaimana mengonstruksikan
pengetahuan baru.
III. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru
a. Penyampaian masalah dalam wujud tertulis kepada
mahasiswa dengan cara :
1. Menyerahkan LKS dan memberi penjelasan tentang
bekerja dengan LKS tersebut
2. Mempersilahkan mahasiswa membuka buku
mahasiswa pada bagian tertentu
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa utnuk
menyelidiki masalah dengan cara mempersilahkan
mahasiswa membaca LKS yang sudah diberikan.
Dosen memantau mahasiswa yang sedang menyelidiki
masalah
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memecahkan masalah dengan mengisi LKS,
selanjutnya dosen berkeliling kelas memantau aktifitas
mahasiswa dan jika perlu member masukan kepada
mahasiswa secara individu. Dalam hal ini dosen tidak
memberikan jawaban kepada mahasiswa tetapi dosen
mengiuti jawaban mahasiswa.
d. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk melakukan klarifikasi ide dengan cara:
1. Mempersilahkan mahasiswa duduk dengan formasi
kelompok
2. Mempersilahkan mahasiswa berdisukusi dalan
kelompoknya tentang hasil yang dicapai dalam
mengisi LKS. Mengikuti diskusi mahasiswa dan
member masukan berdasarkan jawaban mahasiswa
3. Mempersilahkan wakil dua kelompok yang dipilih
secara acak untuk mempresentasikan hasil disukusi
IV Fase Penguatan Kognitif Baru
Menguji gagasan baru yang dikonstruksikan
mahasiswa dengan cara :
a. Memersilahkan mahasiswa mengerjakan soal
tantangan yang sudah ditentukan dalam RP dan
memantau pekerjaan mahasiswa
b. Membahas bersama mahasiswa soal yang tidak dapat
dipecahkan oleh kebayakan mahasiswa
c. Melakukan penarikan kesimpulan menyeluruh
tentang pelajaran pada tatap muka ini
V Pengelolaan Waktu
VI Pengamatan suasana kelas :
a. Siswa antusias
b. Guru antusias

……………….,…………………………
Pengamat/ Penilai

…………………………………..

b) Wawancara (Interview)
Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri
(2008) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang
diwancarai.
Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi
tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung (menggunakan alat komunikasi).
 Pembagian Wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam evaluasi, yaitu:
1) Wawancara terpimpin (guided interview)
Yaitu biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured
interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu
dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini
responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2) Wawancara Tidak Terpimpin (Un-Guided Interview)
Biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau
wawancara tidak sistematis (nonsystematic interview) atau wawancara bebas, diamana
responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh
patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara selaku
evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa
dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya.
Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini evaluator
akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam.
Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil
wawancara itu dicatat seketika.
 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator
dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati,
menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang
disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat ditangkap
dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan pengendalian
tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam egonya sehingga
unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan.
 Tujuan wawancara
Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :
1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan
kondisi tertentu.
2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
 Kelebihan Dan Kekurangan
Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ;
1) dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat
itu
2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada
saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber
3) Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud
penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula
4) Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan
5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain :
1) memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya
2) dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan
jawaban, masih bisa terjadi keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara.

Contoh pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada saat wawancara:


Pertanyaan-pertanyaan :
1) Apakah mahasiswa mengalami kesulitan memahami petunjtuk baik arahan dari dosen
atau petunjuk dari dalam LKS?
…………………………………………………………………………….
1) Pada saat mengalami kesulitan apakah mahasiswa berusaha betanya kepada teman
lain atau kepada dosen?
……………………………………………………………………………
2) Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan mahasiswa agar dapat memahami materi
pelajaran?
……………………………………………………………………………
3) Apakah mahasiswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan
materi yang sedang dibahas?
……………………………………………………………………………
4) Apakah mahasiswa selalu mengerjakan tugas-tugas dari dosen?
……………………………………………………………………………
5) Apakah materi pelajaran dirasakan mahasiswa tidak ada manfaatnya dalam
kehidupannya kelak?
……………………………………………………………………………
6) Apakah mahasiswa di luar jam ataupun di rumah berusaha belajar dengan teman yang
lain?
……………………………………………………………………………
7) Apakah menurut mahasiswa lingkunga di sekolah (di dalam dan di luar kelas)
kondusif untuk belajar?
……………………………………………………………………………
8) Apakah orang tua mahasiswa di rumah menyuruh untuk belajar?
……………………………………………………………………………
9) Apakah mahasiswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapinya?
……………………………………………………………………………

c) Kuesioner (Angket)
Angket merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat,
dan paham dalam hubungan kausal. Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan
angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah
laku dan proses belajar mereka.
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Pembagiannya
dibedakan menjadi dua, yaitu pembagian kuesioner berdasarkan siapa yang menjawab, dan
pembagian berdasarkan cara menjawab. Ditinjau dari responden yang menjawab, maka
angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Angket Langsung
Disebut angket langsung apabila angket dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang
akan dimintai jawaban tentang dirinya.
 Angket Tidak Langsung
Angket diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang dirinya. Berikut ini
merupakan langkah-langkah menyusun angket.
1) Merumuskan tujuan
2) Merumuskan kegiatan
3) Menyusun langkah-langkah
4) Menyusun kisi-kisi
5) Menyusun panduan angket
6) Menyusun alat penilaian
Contoh : ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran :……………

Kelas/ Semester :……………

Hari/tanggal : ……………

Petunjuk :

1. Pada angket ini terdapat 5 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan


dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan
tentukan kebenaranya.
2. Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu.
3. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain
yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban:

1. = sangat tidak setuju


2. = tidak setuju
3. = ragu-ragu
4. = setuju
5. = sangat setuju

N Pertanyaan Pilihan Jawaban


O 1 2 3 4 5
1. Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan
banyak kepuasan kepada saya
2. Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan
standar keberhasilan yang sempurna
3. Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain
yang saya terima adalah adil jika dibandingkan
dengan yang diterima oleh siswa lain
4. Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin
tahunya terhadap materi pelajaran
5. Saya senang aktif dalam pembelajaran ini
 Tujuan kuesioner/ angket
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran
matematika.
2) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
3) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
4) Membantu anak yang lemah dalam belajar.
5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
 Jenis kuesioner
Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf , dalam Artiatiu, 2010)
a. Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
1) Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti
jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
2) Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang siswa
dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
3) Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin
mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
4) Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan,
kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai.
b. Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
1) Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.
Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.
2) Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan
kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri
jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri
3) Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah
dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative,
diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative
jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan
yang bersangkutan.
c. Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :
1) Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu yang
akan diminta keterangannya.
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang
tidak diminta keterangannya).
 Kelebihan dan kekurangan
Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai instrument evaluasi,
diantaranya yaitu:
1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya
membutuhkan waktu yang sigkat.
2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan
Sedangkan kelemahan angket, antara lain:
1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal
yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali
2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin
dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas
menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak
anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak
memberikan kembali angketnya.
d) Riwayat Hidup
Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang
sebagaibahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi
akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek
yang dinilai.
Evaluasi cara ini mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta
didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang menganut
informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta
didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya.
Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen
yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan
non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya
(Sudijono : 2009).
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu
bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi
pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta
e) Studi kasus
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus
untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya peserta didik yang sangat
cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru
menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu:
1) Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
2) Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
3) Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini
menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai
suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut.
Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai
sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang
digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data
yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan
dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
 Kelebihan dan kekurangan
Seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan
kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan.
f) Portofolio
Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port
(singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi
portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S.
A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan
dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang
bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Portofolio dapat digunakan untuk menggambarkan mutu kinerja siswa yang ingin di
evaluasi. Dibidang pendidikan portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan
data kinerja siswa. Secara definitif, fortofolio menurut Johnson dan Johnson (2002) dapat
diartikan sebagai pengumpulan data secara terorganisasi yang dilakukan dalam periode waktu
tertentu atas siswa atau perkembangan program kelompok mahasiswa, pencapaian
keterampilan atau sikap.
Portofolio dapat berupa sekumpulan file yang terdiri atas topik pilihan tugas atau
pekerjaan yang telah dan akan diselesaikan siswa dalam satu semester, satu tahun atau sejak
masuk sampai selesai menjadi siswa atau mahasiswa, tergantung tujuan penggunaan
portofolio tersebut. Alat ini juga dapat menggambarkan kinerja siswa dalam satu atau
beberapa mata peajaran atau bahkan semua mata pelajaran yang telah dicapainya. Dilihat dari
siapa sasarannya, portofolio dapat bervariasi misalnya untuk satu orang siswa maupun satu
group siswa untuk satu orang portofolio. Di samping itu, portofolio dapat juga disimpan
dalam map guru, dalam note book, kotak atau dalam CD.
Apa isi fortofolio? Pada prinsipnya, portofolio juga dapat berisi bermacam-macam
informasi, misalnya untuk keperluan menyimpan data sekolah, maka dapat berisi semua mata
pelajaran, atau bahkan semua nilai rapor siswa selama belajar disekolah tersebut.
Mengapa portofolio sampai sekarang masih banyak digunakan, diantara jawabannya dapat
dilihat sebagai berikut :
1) Portofolio dapat memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengarahkan potensi belajar
mereka sesuai dengan kemampuan
2) Menentukan tingkat pencapaian hasil belajar
3) Mengetahui perkembangan usaha belajar siswa
4) Portofolio dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas kurikulum
dan instruksional
Kegunaan portofolio sebenarnya masih banyak sekali sehingga para guru atau para
administrator dapat mengembangkannya sesuai dengan bidang keahlian dan tujuan mereka.
Langkah-langkah menyusun instrumen non-tes portofolio
1) Menetapkan tujuan portofolio
2) Menetapkan prosedur pengembangan portofolio
3) Melakukan tugas dan menyusun portofolio
4) Merangkum dan melaporkan
5) Mengadakan proses evaluasi
Contoh Portofolio

Nama : …………………… Kelas/No. : ........ / ...........


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
7. Memahami saling 7.2 Mengidentifikasi Membuat tulisan (Majalah
ketergantungan dalam pentingnya dinding, “leaflet”, artikel)
ekosistem. keanekaragaman mahluk beserta foto/gambarnya,
hidup dalam pelestarian memperkenalkan jenis, bentuk,
ekosistem. dan manfaat tumbuhan/hewan
langka yang dilindungi.
Mendeskripsikan
usahausaha yang dapat
dilakukan manusia untuk
pelestarian keanekaragaman
hayati

Tugas Portofolio:
Menulis sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel
singkat mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang dilindungi, dengan
melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan
langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah perlindungan dan pelestarian yang
dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka.
2. Buat laporan untuk kegiatan ini beserta:
Bukti referensi (copy, printed/repro)
Jadwal pelaksanaan kegiatan pengumpulan
Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya)
Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebagai bukti/informasi.
3. Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke-4 bulan April 2008.

Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan
kelompok siswa untuk: (1) memonitor pelaksanaan kegiatan; (2) mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan)
Maret April (minggu ke)
No Kegiatan (minggu Keterangan
ke)
3 4 1 2 3 4
1 Mendapat tugas X
2 Merencanakan kegiatan X
3 Monitoring ke 1 X Melaporkan hasil
pengumpulan tahap
pertama.
4 Monitoring ke 2 X Melaporkan hasil
pengumpulan tahap
pertama.
5 Pengecekan X
kelengkapan data dan
bukti
6 Penyusunan laporan x
7 Penjilidan laporan x
8 Penyerahan laporan x

Penilaian:
Nama siswa : ………………… Kelas/No. : …………. / …………
Tanggal : …………………

No Aspek yang Dinilai Portofolio ke


1 2 3
1. Latar Belakang Masalah/ pendahuluan
2. Kajian Pustaka
3. Ketajaman pembahasan/ analisis
4. Penyimpulan/penutup
5. Tata tulis dan bahasa
Skor Total
Keterangan: *) Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah:
1) Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian:
 Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar (2,5)
 Menunjukkan pentingnya masalah (7,5)
1. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian:
 Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5)
 Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan (5)
 Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2)
 Cara penulisannya benar (3)
2. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian:
 Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)
 Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)
 relevan dengan tujuan (5)
3. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:
 Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)
 Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)
4. Tata tulis dan Bahasa
 Tata tulis benar (15)
 Bahasa menggunakan bahasa Indonesia Baku (10)
(Total skor (maksimum) 90)
Nama : Guru :
Kelas : Tanggal :
Isi dari portofolio :

Kompetensi yang berkembang :

Komentar Guru :

Tanda tangan guru

Lembar Penilaian Diri


Nama : Mata Pelajaran :
Kelas : Tanggal :
Sejauh ini saya belajar banyak tentang :

Saya ingin tahu lebih banyak tentang :

Besok saya akan belajar :

Saya senang belajar dengan cara :

Saya sulit memahami :

Di kelas saya termasuk :

Mengetahui Orang Tua/Wali Tanda tangan dan nama siswa

.................................................. ..................................................

2.3.Validitas Dan Realibtas Non-Tes


Pedoman observasi, merupakan alat yang harus ada pada saat pengamat akan
melakukan pengamatan/observasi, pedoman ini dapat berbentuk bebas (tidak perlu ada
jawaban), apabila menggunakan pedoman yang terstuktur, tetapkan kemungkinan jawaban
serta indikator-indikator yang harus diamati agar dapat dijadikan penggangan bagi pengamat
pada saat melakukan pengamatan/observasi.
Pedoman wawancara, merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung
percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara. Pedoman ini bisa berbentuk
bebas dan berstruktur, bentuk bebas yaitu pedoman yang tidak disertaidengan kemungkinan
jawaban sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya, kelebihannya ialah informasi
lebih padat dan lengkap, pewawancara harus berkerja keras dalam menganalisis jawaban
siswa yang beraneka ragam.
Angket/Kuesioner, merupakan alat tertulis penilaian non-tes yang berupa serangkaian
pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab responden. Kelebihan kuesioner adalah ialah
sifatnya yang praktis, hemat, waktu, tenaga, dan biaya. Cara penyampaian kuesiner dapat
langsung disampaikan kepada yang bersangkutan ataun disampaikan melalui pihak lain (Via
pos). bentuk kuesioner ada macamnya, yaitu : kuesioner terbuka dan berstruktur,
penjelasannya hampir sama dengan bentuk pedoman wawancara.
Catatan anekdot, merupakan alat penilaian yang dapat digunakan saat guru melakukan
observasi. Guru bisa mencatat apa ssja mengenai siswa yang sedang ada pengamatannya,
cacatan ini dilaksanakan dengan tidak formal, lebih bersifat melengkapai data/informasi yang
telah ada. Terdapat dua bentuk anekdot, yaitu catatan anekdot deskripsi, mencatat apa adanya
yang diamati dan acatatan anekdot interpretative, catatan yang kemudian diberikan tafsiran/
interpretasi oleh yang mengamati.
Inventory, atau dapat juga disebut inventaris, sebagai alat penilaian non-tes,
merupakan suatu daftar yang lengkap, yang merupakan iventarisasi keterangan-keterangan
yang diperlukan mengenai siswa, untuk keperluan ini disusun sebuah daftar yang harus diisi
oleh siswa isi daftar ini antara lain sosiometri, sosiometri tidak dipergunakan untuk
memperoleh data mengenai siswa sebagai individu, tetapi untuk memperoleh data yang
menggambarkan mengenai hubungan social diantara siswa dalam satu kelas. Dengan teknik
sosiometri dapat diketahui misalnya siswa yang terisolasisiswa yang paling disenangi oleh
teman-temannya, siswa yang akrab dengan beberapa temanya saja dan sebagainya.
Skala penilaian, skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang/siswa
terhadap objek, peristiwa atau nilai/value tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap yaitu
mendukung (positif), menolak (negatif) netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan
berprilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu
stimulus yang datang kepada dirinya.
Ada tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berekanaan
dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya. Afeksi
berkenanaan dengan perasaan dalam menanggapi objek/stimulus tersebut. sikap selalu
bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu , misalnya sikap siswa terhadap mata
pelajaran, sikap siswa terhadap kinerja guru, sikap siswa terhadap kegiatan ektra kulikuler dan
sebagainya.
Skala sikap dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernytaan
itu didukung atau ditolaknya melalui rentannya nilai tertentu, dua katagori pernyataan yaitu,
penytaan positif dan pernyataan negtaif, skor untuk pernyataan positif berbalik untuk skor
pernyataan negtaif. Contoh :

Pernyataan Sangat Tidak punya Tidak Sangat tidak


Setuju
sikap setuju pilihan setuju setuju
Pernyataan
5 4 3 2 1
positif
Pernyataan
1 2 3 4 5
negatif

Buku pribadi, buku pribadi cummulaitive Record, merupakn buku yang berisi catatan-
catatan keterangan yang lengkap mengenai seseorang siswa. Ini merupkan kumpulan
keterangan untuk seorang siwa yang himpun sejak ia masuk sekolah. Isi buku pribadi antar
lain adalah keterangan pribadi (nama tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal,
nama dan pekerjaan orang tua, tanggal masuk sekolah), keterangan akademik (raport, hasl tes
intelagasi, hasil kegiatan ektrakulikuler, prestasi yang pernanh diraih, hasil tes dan bakat
minat), keterangan keluarga (pekerjaan orang tua, jumlah,saudara, pendidikan oaring tua,
status sosial keluarga, keadaan lingkungan dan suasana keluarga), keterangan lain-lain (hasil
observasi, wawancra, kunjungan rumah, hasil sosiometri, hasil pemekrisaan kesehatan dan
lain-lain.
Raport, buku laporan pendidikan, merupakan alat penilaian non-tes yang berisi
mengenai hasil dan kemajuan hasil prestasi belajar siswa yang harus diketahui orangtua dan
berfungsi juga sebagai data dokumentasi, yang sewaktu-waktu bisa dipergunakan.
Penyetoran tes lisan, penyetoran tes lisan sama dengan penyetoran tes uraian, namun
dalam tes lisan, penyetorannya dapat dilakukan lebih akurat karena ada kesempatan untuk
melakukan pengecekan jawaban testi, agar penyetoran dalam tes lisan dapat dilakukan secara
cermat, perhatikan hal-hal berikut : gunakan pedoman penyetoran, penyetoran dilakukan
segera setelah testi selesai menjawab setiap pernyataan/soal, peneyetoran semata-mata
diberikan pada mutu jawaban testi.
Contoh Pedoman Penyetoran Tes Lisan.
Bidang studi :……………………………
Nama Testi : …………………………..
Kelas :……………………………...
Tanggal :……………………………..

No Pokok Pokok jawaban Pokok jawaban Skor Keterangan


Pertanyaan yang diharapkan testi

Penyetoran hasil tindakan, penyetoran tes tindakan didasarkan pada sejumlah mana
keterampilan dan ketepatan testi meragakan tindakan/kegiatan sesuai dengan petunjuk/soal.
Penguji harus memiliki jawaban operasional mengenai keterampilan yang diharapkan para
penguji harus mengetahui pola penampilan yang seharusnya. Hal-hal yang dapat dijadikan
acuan dalam pemberian skor adalah kecepatan penampilan, ketepatan cara melakukan,
ketelitian keterampilan menggunakan alat, kesesuaian dengan petunjuk/intruksi. Dalam proses
penyetoran, sebaiknya menggunakan pedoman pengamatan (pedoman penyetoran), skor akhir
sama dengan rata-rata skor setiap pengamat (apabila pengamat/penguji lebih dari satu orang).

Contoh Pedoman Pengamatan Tes Tindakan


Bidang Studi :……………….
Nama Testi :……………….
Kelas :……………….
Tanggal : ……………….
No Aspek prilaku yang diamati Skor Keterangan

 CARA MENGHITUNG VALIDITAS INSTRUMEN NON TES

Pengujian Validitas Butir Untuk Instrument Non Tes

Teknik statistik untuk pengujian menggunakan Rumus Korelasi Product Momen


Pearson antara skor butir dengan skor total.

𝒏 ∑ 𝒙𝒚−(∑ 𝒙) (∑ 𝒚)
rhitung= √{𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐}{𝒏 ∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚)𝟐

rhitung = koefisien korelasi skor butir pertanyaan angket dengan skor total

n = jumlah responden

X = skorbutir

Y = skor total
No. Skorbutir Skor
resp. total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 uji val
id
1 4 3 4 3 2 3 4 1 4 4 32 28
2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38 34
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 25
4 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 28 26
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 36
6 4 4 4 3 4 2 3 1 4 3 32 28
7 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 32 30
8 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 37 33
9 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 28 24
10 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 36 32
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 35
12 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38 35
13 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 34 30
14 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 35 32
15 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 35 31
16 4 4 4 4 3 2 2 1 4 3 31 27
17 4 4 4 3 2 1 2 2 4 3 29 25
18 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 37 33
19 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 34 30
20 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 33 29
rhitun 0, 0,57 0,31 0,57 0,48 0,74 0,47 0,55 0,67 0,66
g 60 8 9 4 0 1 1 9 7 2
1
rtabel 0, 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 Varians:
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13,082
4
Hasi Va valid drop valid valid valid valid valid valid valid
luji lid
vari 0, 0,22 0,26 0,56 0,83 0,53 1,53 0,13 0,45
ans 16 1 1 8 2 7 7 4 0
8
Pengujian Validitas Kuesioner Non Tes

Dengan menggunakan rumus alpha Cronbah

𝑚 𝑉𝑥
rtt = {1 − }
𝑚−1 𝑉𝑡

rtt : koefisien reliabilitas

m: jumlah butir soal yang valid

Vx:jumlah varian skor butir valid

Vt:varian skor total butir valid


Contoh Table Pengujian Validitas Butir

No. SkorButir SkorTotal

Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Uji Valid


01 4 3 4 3 2 3 4 1 4 4 32 28
02 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38 34
03 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 25
04 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 28 26
05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 36
06 4 4 4 3 4 2 3 1 4 3 32 28
07 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 34 30
08 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 37 33
09 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 28 24
10 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 36 32
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 35
12 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38 35
13 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 34 30
14 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 35 32
15 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 35 31
16 4 4 4 4 3 2 2 1 4 3 31 27
17 4 4 4 3 2 1 2 2 4 3 29 25
18 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 37 33
19 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 34 30
20 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 33 29
Rhitung 0,601 0,578 0,319 0,574 0,480 0,741 0,471 0,559 0,677 0,662 Varians=13,082
Rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
HasilUji valid valid drop valid Valid valid valid valid valid valid
Varians 0,168 0,221 0,261 0,568 0,832 0,537 1,537 0,134 0,450
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam
dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita
bisa menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik
non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar,
lebihlebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti
presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan
sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat
pengikutnya. Bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes seperti pengamatan (observation),
wawancara (interview), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen
(documentary)
3.2.Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakan dengan penuh
kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisan serta sifat manusia yang
fitrahnya lupa dan salah, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya keritikan dan saran
dari berbagai pihak untuk perbaikan demi kemajuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Arniatiu (2010). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang : Non-Publikasi.
Bahri Djamarah, Saiful (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Bahri Djamarah, Saiful (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta,
Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Fuadi, Athok. Sistem Pengembangan Evaluasi. (Ponorogo Press, 2006).
Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT Remaja Rosdakarya
:1 Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Anda mungkin juga menyukai