Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI

(Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran Matematika)

Oleh:

Ani Choirunnisa 1923021021


Aura Purwaningrum 1923021019
Dwi Kurniawati 1923021016
Rizky Ananda Pala 1923021010

Dosen Pengampu:
Dr. Undang Rosidin, M. Pd.
Dr. Haninda Bharata, M. Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
atas rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dengan judul: “Pengertian Pengukuran, Evaluasi, dan Assesment
Beserta Contoh-contohnya”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-


sumber yang ada sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................. . . . 5

D. Manfaat………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Pengertian Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi...........................6
1. Pengertian Pengukuran Beserta Contohnya.............................6
2. Pengertian Asesmen Beserta Contohnya........................................7
3. Pengertian Evaluasi Beserta Contohnya.......................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................16


A. Kesimpulan..........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan pembelajaran, tentunya akan menghasilkan


sebuah hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut. Hasil tersebut melalui proses-
proses serta langkah-langkah untuk mencapainya.

Untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran tersebut diperlukannya sebuah


tata cara untuk memperoleh hasil serta kesimpulan dari kegiatan pembelajaran itu.
Untuk itulah maka sebuah proses kegiatan pembelajaran dilakukan lah apa yang
kita sebut sebagai pengukuran, evaluasi, serta assessment atau penilaian. Ketiga
kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Jika kita akan melakukan penilaian maka kita juga
harus melakukan evaluasi terlebih dahulu, sedangkan jika kita melakukan evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik, maka kita juga harus terlebih dahulu
melakukan proses pengukuran terhadap hasil belajar peserta didik itu tadi. Dengan
dilakukannya ketiga kegiatan tersebut, maka kita akan mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses kegiatan pembelajaran yang telah kita lakukan selama ini.
Pada Permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan,
memuat beberapa ketentuan yang dijadikan acuan dasar kita sebagai pendidik
untuk melakukan proses pengukuran, evaluasi serta penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik. Dengan adanya Permendikbud No.23 Tahun 2016 tersebut
maka kegiatan penilaian adalah tugas pokok sebagai pendidik.

Dari pemaparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa sangat penting sekali bagi
kita sebagai pendidik akan pentingnya memahami apa itu pengertian pengukuran,
evaluasi, dan assessment. Serta dapat menunjukkan contoh contoh nya dalam
kegiatan pembelajaran nantinya. Dengan demikian kita akan dapat memahami
serta menerapkannya dengan baik untuk kemajuan pendidikan di tanah air yang
kita cintai ini.
5

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengukuran?


2. Apa itu assessment atau penilaian?
3. Apa itu evaluasi?
4. Bagaimanakah contoh dari pengukuran?
5. Bagaimanakah contoh dari assessment atau penilaian?
6. Bagaimanakah contoh dari evaluasi?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian serta makna
dari sebuah pengukuran, assesment atau penilaian, serta evaluasi. Selain itu,
untuk mengetahui contoh-contoh dari pengukuran, assessment atau penilaian,
serta evaluasi.

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini agar dapat memberikan pengetahuan tentang apa
itu pengukuran, assessment, serta evaluasi supaya dapat digunakan oleh
mahasiswa dalam menunjang kegiatan perkuliahannya dan juga berguna bagi
pembaca lainnya agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi

1. Pengertian Pengukuran Beserta Contohnya


Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur.
Sedangkan pengertian pengukuran menurut para ahli:
1) Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses
yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
2) Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan
ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
3) Cangelosi, James S. (1995), pengukuran adalah proses pengumpulan data
secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
4) Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu
dengan menggunakan alat ukur yang baku.
5) Gronlund dan Linn (1985:5) dalam M. Ainin, 2006 berikut
ini. Measurement is the proces of obtaining a numerical description of the
degree to wich an individual processes a particular characteristic. It answer
the quetion ‘How much?’. Artinya, pengukuran adalah suatu proses untuk
memperoleh deskripsi dalam bentuk angka-angka mengenai tingkat dari
sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Pengukuran merupakan
suatu konsep yang bermakna proses menerapkan angka-angka kepada
benda atau gejala berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian pengukuran adalah suatu tindakan untuk menentukan jumlah
atau kuantitas dari sesuatu, misalnya panjang kain dan luas tanah.
7

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengukuran yang dikemukakan


di atas, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti
peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, white board, dan
sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat
ukur (tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki
derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan,
psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran
biasanya menggunakan tes. Dalam sejarah perkembangannya, aturan
mengenai pemberian angka ini didasarkan pada teori pengukuran psikologi
yang dinamakan psychometric.

Untuk dapat memahami pengukuran, sebagai ilustrasi, seorang guru yang


memberikan tes kepada siswanya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengukuran dengan cara memberi skor pada hasil tes para siswanya. Namun
angka yang merupakan hasil dari pengukuran itu belum mempunyai makna,
asesmen lah nanti yang akan memberikan makna pada angka-angka tersebut.

Pemberian skor atau penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk
menggambarkan karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka
(yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat ukur.Dalam melakukan
pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil mungkin.
Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang
valid dan reliabel. Jika dalam melakukan pengukuran kita banyak melakukan
kesalahan maka hasil pengukurannya tidak dapat menggambarkan skor yang
sebenarnya dari objek yang kita ukur.

2. Pengertian Asesmen Beserta Contohnya

Penilaian (asessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan


pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh
8

melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Depdikbud (1994) dalam Zainal


Arifin (2009) mengemukakan “penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan
hasil yang telah dicapai siswa.” Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa
penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja,
tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Atau bisa
disebut juga suatu penerapan dan penggunaan berbagai cara dan alat untuk
mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian
kompetensi dari peserta didik.

Yang pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian. Istilah
Assessment sangat berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu metode untuk
mendapatkan hasil belajar siswa. Sehingga proses assessment ini dilaksanakan
bertujuan untuk mengetahui sejauh apa presatasi belajar dari para peserta didik.

Pengertian lain dari assesment yaitu proses untuk memperoleh data atau informasi
dari proses pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru ataupun
kepada peserta didik.

Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk
menilai hasil belajar siswa dan perkembangan belajar siswa. Dengan kata lain
asesmen adalah kegiatan lanjutan dari pengukuran.
Berikut beberapa pengertian asesmen menurut para ahli:
1) Angelo T.A.(1991): Classroom Assessment is a simple method faculty can
use to collect feedback, early and often, on how well their students are
learning what they are being taught. (Artinya: asesmen Kelas adalah suatu
metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik,
baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik siswa
mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.)
2) Kizlik, Bob (2009): Assessment is a process by which information is obtained
relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that
includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments
made under contrived circumstances especially so that they may be
9

administered. In other words, all tests are assessments, but not all
assessments are tests. (Artinya : asesmen adalah suatu proses dimana
informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen adalah
istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus
dari asesmen. Tes adalah salah satu bentuk asesmen. Dengan kata lain, semua
tes merupakan asesmen, namun tidak semua asesmen berupa tes)
3) Overton, Terry (2008): Assesment is a process of gathering information to
monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in
my definition of test, an assesment may include a test, but also include
methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya:
sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor
kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang
pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu
asesmen bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai metode
seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya).
4) Palomba and Banta(1999), Assessment is the systematic collection , review ,
and use of information about educational programs undertaken for the
purpose of improving student learning and development (Artinya: asesmen
adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara sistematik
tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan
perkembangan siswa).
5) McTighe (1995) menjelaskan asesmen otentik mencari dan mengumpulkan
serta mensintesis informasi kemampuan siswa (mahasiswa) dalam memahami
dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan proses dalam situasi nyata.
Ada yang mengatakan, bahwa asesmen otentik sebagai metode asesmen
alternatif atau asesmen lembar kerja yang merupakan upaya untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk asesmen yang lebih bermakna.
6) Duncan dan Dunn (1992) dalam M. Ainin (2006) mengemukakan pengertian
penilaian sebagai proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang murid,
oleh guru tentang pengajarannya, atau oleh siswa tentang kegiatan belajarnya.
Dalam kurikulum 2004, istilah asesmen populer dalam frasa asesmen otentik
yang mengecu pada berbagai bentuk asesmen yang merefleksikan hasil
10

belajar siswa, motivasi, dan sikap mereka terhadap aktivitas kelas. Asesmen
otentik bisa berbentuk (a) asesmen performansi yang menuntut siswa
memberikan respon secara lisan atau tertulis; (b) portofolio, yaitu kumpulan
sistematik tentang karya siswa, misalnya karya tulis/artikel siswa mulai dari
berbentuk konsep, revisi 1, revisi 2, sampai berbentuk artikel yang dapat
dianalisis untuk menunjukkan kemajuan belajar siswa dalam rentang waktu
tertentu; (c) asesmen diri, yaitu asesmen atau penilaian yang dilakukan oleh
siswa sendiri.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan
yang dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik, seperti nilai yang akan
diberikan atau juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.

Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan
informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnyadan
membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal.
Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik
untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.

Dengan demikian didapat beberapa poin terkait asesmen, yaitu:


 Asesmen merupakan metode dan proses yang digunakan untuk
mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar.
 Dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah), maupun saat pembelajaran
sedang berlangsung.
 Asesmen dapat berupa tes atau nontes.
 Asesmen berupa nontes misalnya penggunaan metode observasi,
wawancara, monitoring tingkah laku, dsb.
 Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
 Bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan siswa.
11

Agar memudahkan pemahaman kita, mari kita cermati ilustrasi berikut ini. Pak
Tono adalah seorang guru SD, pada suatu hari pak Tono memberikan tes kepada
para siswanya. Setelah selesai tes, Pak Tono pun memeriksa hasil tes nya.
Skornya bervariasi, ada yang mendapat 100, 85, 75, bahkan ada yang
mendapatkan 40. Nah angka-angka tersebut adalah skor hasil tes siswa Pak Tono,
tapi baru berupa angka belum memberikan makna apapun. Untuk dapat makna
dari hasil tes tersebut Pak Tono harus melakukan asesmen. Setelah melakukan
asesmen Pak Tono mengetahui bahwa siswa yang berada di atas KKM baru
separuh dari jumlah seluruh siswanya.

Contoh lain asesmen atau penilaian:


1. Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang
berbeda ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita
diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih
pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali
memang ada kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
2. Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita
membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu
durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium,
melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian
tersebut untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.

Dari kedua contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kita selalu melakukan
penilaian sebelum menentukan pilihan untuk memilih suatu objek/benda. Pada
contoh pertama kita akan memilih pensil yang lebih panjang dari pada pensil yang
pendek karena pensil yang lebih panjang dapat kita gunakan lebih lama.
Sedangkan pada contoh yang kedua kita akan menentukan durian mana yang akan
kita beli berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai dari durian yang
dijual tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian yang manis.

Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.


Dalam contoh 1 diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka untuk menentukan
pensil mana yang lebih panjang maka kita akan mengukur kedua pensil tersebut
12

dengan menggunakan pengaris kemudian kita akan melakukan penilaian dengan


membandingkan ukuran panjang dari masing-masing penggaris sehingga pada
akhirnya kita dapat mengatakan bahwa “Yang ini panjang” dan “Yang ini pendek”
lalu yang panjanglah yang kita ambil.

Dalam contoh yang ke 2, kita memilih durian yang terbaik lewat bau, tampak
tangkai, maupun jenisnya. Hal itu juga diawali dengan proses pengukuran dimana
kita membanding-bandingkan beberapa durian yang ada sekalipun tidak
menggunakan alat ukur yang paten tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah kita
melakukan penilaian mana durian yang terbaik berdasarkan ukuran yang kita
tetapkan yang akan dibeli.

3. Pengertian Evaluasi Beserta Contohnya


Secara umum definisi atau Pengertian evaluasi adalah sebuah proses identifikasi
dalam mengukur atau menilai apakah suatu kegiatan dan program yang
dilaksanakan dengan perencanaan, bisa dikatakan memiliki tujuan yang ingin
dicapai dengan program atau kegiatan yang dilakukan tersebut. Pemahaman lain
menyebut bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan informasi yang
terkait dengan kinerja metode, manusia, peralatan dan dimana informasi itu akan
dipakai dalam menentukan alternatif terbaik ketika akan mengambil atau
membuat keputusan.

Hasil dari dilakukannya evaluasi ditujukan untuk melakukan perencanaan kembali


dan berfungsi sebagai administrasi serta manajemen yang terakhir, yakni
membuat kombinasi dan mengumpulkan data melalui standar tujuan yang
diterapkan. Hal ini meningkatkan efektivitas dan produktivitas di lingkungan
hidup. Pada umumnya, apa yang disebut dengan evaluasi selalu identik atau kerap
didefinisikan dengan penilaian. Hal ini tak lepas dari proses pengukuran termasuk
apa saja yang ada di dalamnya.

Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari


perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
13

kemampuan guru manajemen pendidikan, dan sebagainya. Evaluasi juga bisa


dilakukan untuk menilai keberhasilan sebuah metode atau proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru pada suatu waktu.
Pengertian evaluasi menurut para ahli:

1) Sudiono, Anas (2005) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi


berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti
penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi
menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.
2) Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic
process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine
the extent to which pupils are achieving instructional objectives. (Artinya:
Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi
informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan
instruksional).
3) Mardapi, Djemari (2003), penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran.
4) Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes
maupun nontes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
(Purwanto, 2002).

Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya
diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu
14

dengan yang lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan


sesuatu melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya),
pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari
hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi meliputi kedua langkah di atas
yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan
keputusan.

Contoh Evaluasi

Supaya lebih mudah dalam memahami arti evaluasi, berikut ini merupakan contoh
evaluasi serta penjelasan lengkapnya.

1. Tes Subjektif

Tes ini biasa disebut dengan essay atau essay examination, merupakan tes yang
berbentuk pertanyaan tulisan, jawabannya berupa karangan atau kalimat yang
panjang. Tes jenis ini merupakan bentuk penilaian yang paling dikenal dan
banyak dipakai oleh guru di seklolah dari dulu sampai saat ini.

Dari sejarahnya, bentuk dari contoh evaluasi pembelajaran ini berbentuk tes
subjektif, namun dikarenakan banyak kelemahan yang dimiliki, para ahli
pendidikan berusaha untuk menyusun tes ke dalam bentuk yang lain seperti tes
objektif. Meski demikian, bukan berarti tes bentuk esai ditinggalkan begitu saja.

2. Tes Objektif

Contoh evaluasi pembelajaran juga disebut dengan dikotomi, hal ini dikarenakan
jawabannya antara benar atau salah dan penilaian skornya antara 1 atau 0. Tes
jenis ini disebut objektif karena penilaiannya juga objektif, siapapun yang
mengoreksi jawaban pada tes ini maka hasinya akan sama karena kunci jawaban
yang dimiliki sudah jelas dan pasti benar.

Tes jenis ini memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah sebagai berikut ini,
yakni benar-salah, pilihan ganda, mencocokan atau menjodohkan hingga
15

melengkapi jawaban atau jawaban singkat. Sama halnya seperti yang


dikemukakan oleh Whiterington mengenai evaluasi pembelajaran.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa evaluasi pembelajaran di berbagai


bidang kehidupan manusia mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas,
baik dalam lingkup individua tau pribadi, kelompok hingga lingkungan
masyarakat atau kerja.
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengertian dan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian


pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai berikut :
1. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu dan bersifat kuantitatif.
2. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan
sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
3. Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian

Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun
saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan
hubungan di antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat
penggunaannya. Evaluasi, Kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Pengukuran
(measurement), Proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik
tertentu.

Hasil Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penetuan nilai


kuantitatif. Tes, Cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka).   Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat
keputusan berdasarkan informasi itu asesmen merupakan istilah yang tepat untuk
17

penilaian proses belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan
hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak
dikesampingkan. Oleh karena itu, asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan
proses belajar siswa saja akan tetapi juga kemajuan belajar siswa.

B. Saran

Dengan ada nya pembuatan makalah ini penulis mengharapkan pembaca dapat
memahami makna pengukuran, asesmen, dan dapat membedakan ketiga hal
tersebut serta dapat menunjukkan contoh-contoh dari pengukuran, asesmen serta
evaluasi tesebut yang kemudian dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar
di lingkungan pendidikan agar bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia.
18

DAFTAR PUSTAKA

Aprudin. Makalah pendidikan dan model pembelajaran. Tersedia di:


http://007indien.blogspot.com/2012/09/evaluasi-pengukuran-dan-
penilaian-dalam.html#ixzz6Dydve0Jh. Diakses pada 15 Februari 2020.

Kang Ferdi. Perbedaan antara tes, pengukuran, assesmen dan evaluasi. Tersedia
di: https://www.kangferdi.com/2017/10/perbedaan-antara-tes-pengukuran-
asesmen-dan-evaluasi/. Diakses pada 14 Februari 2020.

Penelitian Tindakan Kelas. Pengertian evaluasi penilaian pengukuran tes dan


asesmen. Tersedia di:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/-
01/pengertian-evaluasi-pengertian-penilaian-pengertian-pengukuran.html.
Diakses pada 15 Februari 2020.

Rosidin, Undang. 2016. Penilaian Otentik. Yogyakarta: Media Akademi.

Anda mungkin juga menyukai