Disusun oleh :
Anggi Monica Putri 18842020
Affrylia Sari 18842020
Arya Nugraha 1884202012
Asmita Ningsih 1884202013
Ayu Trimawarni 1884202014
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya
A. Latar Belakang
Menurut undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 57 ayat 1, evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan.
Evaluasi yang dilakukan tidak terlepas dari pengukuran dan penilaian. Namun
ternyata masih banyak pendidik yang belum mengetahui tentang hakikat pengukuran
dan penilaian. Penyamaan makna antara keduanya masih sering ditemui. Padahal
penting bagi pendidik untuk mengetahui definisi ataupun konsep kedua hal tersebut
agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kekeliruan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran dan penilaian?
2. Apa perbedaan antara pengukuran dan penilaian?
3. Apa fungsi dan tujuan pengukuran dan penilaian?
4. Apa saja jenis-jenis dan alat-alat pengukuran dan penilaian?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian penilaian dan pengukuran.
2. Memahami perbedaan antara pengukuran dan penilaian sehingga tidak menyamakan
lagi dua hal yang berbeda tersebut.
3. Memahami fungsi dan tujuan dari pengukuran dan penilaian.
4. Memahami jenis-jenis serta alat-alat pengukuran dan penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN
Dala bidang pendidikan, penilaian atau assessment menurut A. Muri Yusuf (2003:13)
dapat diartikan sebagai prosedur pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam bidang pendidikan, program, mutu,
input, dan proses pendidikan, serta penguasaan peserta didik terhadap semua hal yang
dibelajarkan kepadanya. Penilaian dapat dilakukan terhadap objek, kejadian atau
peristiwa pendidikan, kualitas dan kuantitas peserta didik, guru, kepala sekolah dan
kelompok fungsional lainnya.
Dari segi alatnya, pengukuran dan penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes (nontes). Berikut ini, merupakan
penjelasannya:
1. Teknik Tes
Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes
tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban
dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada
juga yang dalam bentuk esai atau uraian.
Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena penuh dengan
batasan-batasan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Namun tes juga dapat
digunakan untuk menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.
Ada dua jenis tes yang akan dibahas, yakni tes uraian atau tes essai dan tes objektif. Tes
uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes
objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda
dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
a. Tes uraian (tes subjektif)
Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan
bersifat kuantitatif dan yang di maksud dari penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk dan
bersifat kualitatif
2. Pengukuran dan penilaian memiliki banyak fungsi dan manfaat
3. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebaiknya sistem penilaian yang baik dan
tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang
kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru
merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik
akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://hanzabu7.blogspot.com/2014/12/makalah-pengukuran-dan-penilaian.html
Dari kelompok 2 Ingin menambahkan Tujuan dan Fungsi Penilaian
a. Ciri pertama dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak
langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan
menyelesaikan soal-soal.
Menurut seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl Witherington, anak yang
inteligen adalah anak yang mempunyai:
1) Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
2) Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.
3) Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan
orang lain).
4) Kemampuan untuk mengingat-ingat.
5) Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap
kelucuan).
6) Kemampuan untuk berfantasi.
Dalam kenyataanya ada orang yang memiliki kemampuan umum rata-rata tinggi, rata-
rata rendah, dan ada yang memiliki kemampuan khusus tinggi. Meskipun aspek-aspek
inteligensi yang dikembangkan oleg Carl Witheringenton tersebut masih berlaku, dalam arti
masih ada yang mengakui kebenarannya, namun ada penemuan yang lebih mutakhir yang
dikemukakan oleh David Lazear dalam bukunya Seven Ways of Teaching tentang aspek-
aspek yangbmenunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.
Menurut David Lazear ada 7 aspek sebagai petunjuk tentang tinggirendahnya
inteligensi seseorang, yaitu:
1) Kemampuan verbal (verbal linguistik), meliputi:
a) Analisis linguistik
b) Mengenal kembali dan mengingat
c) Memahami dan menciptakan kelucuan atau humor
d) Menjelaskan sesuatu dalam proses belajar mengajar
e) Meyakinkan seseoramh agar bersedia melakukan sesuatu
f) Memahami perintah dengan cepat
2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi:
a) Khayalan
b) Menyusun kerangka pikir
c) Menemukan jalan dalam konsep ruang
d) Memanipulasi imajinasi
e) Menginterpretasikan grafik/bagian/model
f) Mengenal hubungan objek dalam ruangan
g) Memiliki presepsi yang cermat melalui berbagai sudut pandang
3) Kemampuan gerak kinetis-fisik
a) Mengatur/mengelola gerak refleks
b) Mengatur/mengelola gerak terencana
c) Memperluas kesadaran melalui tubuh
d) Pedulian bagian antar hubungan tubuh
e) Meningkatkan fungsi tubuh
4) Kemampuan logika/matematika
a) Pengenalan pola-pola abstraksi
b) Pertimbangan induktif
c) Pertimbangan deduktif
d) Cerdas dalam menangkap hubungan dan kaitan
e) Menyelesaikan kalkulasi kompleks
f) Pertimbangan ilmiah
5) Kemampuan dalam hubungan intra-personal
a) Kosentrasi dalam berpikir
b) Keberhati-hatian
c) Melakukan meta kognisi
d) Kesadaran dan ekspresi berbagai perasan
e) Kesadaran atas dirinya
f) Tingkat pemikiran-penalaran
6) Kemampuan dalam hubungan inter-personal, dan
a) Menciptakan dan mengelola sinergi
b) Daya melampaui perspektif orang lain
c) Bekerja sama dalam kelompok
d) Mengenal dan membuat sesuatu yang berbeda dengan lainnya
e) Komunikasi verbal dan nonverbal
7) Kemampuan dalam musik/irama
a) Struktur musik
b) Skematis dalam mendengarkan musik
c) Sensitif terhadap suara
d) Kreatif dalam melodi dan irama
e) Sensitif dalam nada
Selanjutnya tentang macam tingkat inteligensi dibandingkan dengan
kelompok besar umat manusia digambarkan sebagai berikut:
• 1% luar biasa,mempunyai IQ antara 30-70
• 5% dungu, mempunyai IQ antara 70-80
• 14% bodoh, mempunyai IQ antara 80-90
• 60% normal, mempunyai IQ antara 90-110
• 14% pandai, mempunyai IQ antara 110-120
• 5% sangat pandai, mempunyai IQ antara 120-130
• 1% genius, mempunyai IQ lebih dari 130
Yang dikatakan 1% luar biasa masih terbagi lagi atas:
• Idiot yang mempunyai IQ antara 0-25
• Imbesil yang mempunyai IQ antara 26-50
• Debil yang mempunyai IQ antara 51-70
Referensi : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,
%20M.Pd./BAB%201%20Pendahuluan.pdf
B. Penilaian Internal
Penilaian haasil belajar siswa yang dilakukan guru di sekolah sesuai dengan
kompetensi yan telah ditetapkan.
Referensi:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980021-
PARSAORAN_SIAHAN/Presenasi_Kuliah/Pengertian_dasar_Evaluasi_dll-
DOMAIN_BELAJAR.pdf