Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI PENGUKURAN DAN PENILAIAN

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika


Dosen Pengampu : Purna Bayu Nugroho, S.Pd., M..Pd.

Disusun oleh :
Anggi Monica Putri 18842020
Affrylia Sari 18842020
Arya Nugraha 1884202012
Asmita Ningsih 1884202013
Ayu Trimawarni 1884202014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya

Kotabumi, 15 Maret 2020


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................


A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Masalah .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran dan Penilaian ......................................................
B. Perbedaan Pengukuran dan Penilaian .....................................................
C. Fungsi dan Tujuan Pengukuran dan Penilaian ......................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................


A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 57 ayat 1, evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan.

Evaluasi yang dilakukan tidak terlepas dari pengukuran dan penilaian. Namun
ternyata masih banyak pendidik yang belum mengetahui tentang hakikat pengukuran
dan penilaian. Penyamaan makna antara keduanya masih sering ditemui. Padahal
penting bagi pendidik untuk mengetahui definisi ataupun konsep kedua hal tersebut
agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kekeliruan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran dan penilaian?
2. Apa perbedaan antara pengukuran dan penilaian?
3. Apa fungsi dan tujuan pengukuran dan penilaian?
4. Apa saja jenis-jenis dan alat-alat pengukuran dan penilaian?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian penilaian dan pengukuran.
2. Memahami perbedaan antara pengukuran dan penilaian sehingga tidak menyamakan
lagi dua hal yang berbeda tersebut.
3. Memahami fungsi dan tujuan dari pengukuran dan penilaian.
4. Memahami jenis-jenis serta alat-alat pengukuran dan penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran dan Penilaian


Suharsimi Ari Kunto dalam Amirah Diniaty (2011:20) menegaskan pengukuran
adalah menyamakan benda yang diukur dengan sebuah alat ukur, baik berstandar
maupun tidak berstandar dan hasilnya berupa anngka, misalnya 170 sentimeter, dan
diberi makna dalam bentuk kualitasmisalnya tinggi sekali untuk ukuran seorang gadis.
Pengukuran adalah awal dari kegiatan evaluasi.
Menurut Hill dalam A. Muri Yusuf (2005:11) “measurement isthe assignment
of numbersto attributesof objects, event or people according to rules”. Campbell dalam
A. Muri Yusuf (2005:11) merumuskan bahwa “measurements asthe assignment of
numerals to object or events according to rules”.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran
merupakan prosedur atau proses meng-angka-kan suatu objek berdasarkan aturan
tertentu.
Menurut A. Muri Yusuf (2005:11) ada tiga konsep yang perlu diperhatikan,
yaitu sebagai berikut.
1. Angka atau simbol yang dapat diolah secara statistik atau dimanipulasi secara sistemati,
seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
2. Penerapan, ini berarti bahwa angka atau simbol itu diterapkan terhadap objek atau
kejadian tertentu yang dimaksudkan.
3. Aturan, ini dimaksudkan sebagai patokan tentang benar atau tidaknya tindakan yang
dilakukan atau suatu kejadian atau objek yang dikuasai sesorang.

Dalam Amirah Diniaty (2012:28) menjelaskan, sebelum tahun 1930 penilaian


dan pengukuran merupakan dua hal yang tidak terpisah, satu dengan yang lainnya
sering dikacaukan. Menurut Ari Kunto (2009:2) menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Jika pengukuran bersifat
kuantitatif, maka penilaian bersifat kualitatif.

Dala bidang pendidikan, penilaian atau assessment menurut A. Muri Yusuf (2003:13)
dapat diartikan sebagai prosedur pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam bidang pendidikan, program, mutu,
input, dan proses pendidikan, serta penguasaan peserta didik terhadap semua hal yang
dibelajarkan kepadanya. Penilaian dapat dilakukan terhadap objek, kejadian atau
peristiwa pendidikan, kualitas dan kuantitas peserta didik, guru, kepala sekolah dan
kelompok fungsional lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian yakni


pengumpulan data yang berbentuk kualitatif kemudian data tersebut dianalisis
berdasarkan patokan nilai. Dalam kata lain, penilaian merupakan kelanjutan dari
pengukuran . data-data kuantitatif yang diperoleh dari proses pengukuran dilakukan
analisa namun belum sampai pada tahap penafsiran dan pengambilan keputusan.

B. Perbedaan Pengukuran dan Penilaian


Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan.
Pengukuran bersifat kuantitatif atau dalam kata lain berdasarkan angka-angka.
Sedangkan penilaian adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap
hasil pengukuran dan bersifat kualitatif.

C. Fungsi dan Tujuan Pengukuran dan Penilaian


1. Fungsi dan Tujuan Pengukuran
a. Pengelompokan
Pengelompokan ini berdasarkan tingkat keterampilan, umur, jenis kelamin, kondisi
kesehatan, minat. Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat
menempatkan siswanya ke dalam kelompok tertentu, sesuai dengan kemampuannya.
Jika siswa di tempatkan pada kelompok yang setara dengan tingkt keterampilannya,
guru dapat menyusun program pembelajaran secara individual. Keuntungan lain yang
di peroleh dari pengelompokan ini adalah siswa dapat berani, lebih lancar, lebih aktif
ketika berlatih, karena mereka bersaing dengan siswa lain yang berkemampuan setara.
Dengan kata lain, tujuan penempatan siswa ke dalam kelompok yang setara adalah
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
b. Penilaian
Tuuan utama penilaian adalah memberikan informasi tentang kemajuan yang dicapai
dalam proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya.
Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara obektif
sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.
c. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai
Hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat pengukuran dapat merupakan
proses motivasi yang positif. Bila dilakukan secara sembarangan pengukuran dapat
mengurangi motivasi.
Motivasi terbesar adalah keberhasilan agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus
mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya.
d. Penelitian
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan. Mutu data yang di kumpulkan bergantung pada ketelitian dan
ketepatan alat ukur, teknik pengukuran,dan kelayakan tes
Dengan menggunakan tes yang mengukur untuk kerja fisik dalam penelitian,
diharapkan dapat membantu guru dalam menyusun program pelatihan yang tepat,
membantu memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran
Dan memperbaiki program latihan yang telah di jalankan. Dengan demikian penelitian
dapat di anggap sebagai sarana. Informasi yang di kumpulkan untuk tujuan-tujuan
penelitian harus di evaluasi keberartiannya.Jadi tujuan penting pengukuran dan evaluasi
adalah menyediakan sarana-sarana yang di perlukan untuk mengadakan penelitian.
2. Fungsi dan Tujuan Penilaian
a. Selektif
Artinya adalah penilaian di tuukan untuk memisahkan antar peserta didik yang masuk
dalam kategori tertentu dan yang tidak. Dalam hal ini fungsi penilaian untuk
menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu
b. Diagnosis
Dengan mengadakan penilaian guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang
kebaikan dan kelemahannya.
c. Sebagai Penempatan
Sekelomok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama akan berada pada
kelompok yang sama dalam belajar.
d. Sebagai Pengukur Keberhasilan
Artinya untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan
e. Fungsi penilaian hasil belajar
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, sebagai umpan balik
dalam perbaikan proses belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
evaluasi diri terhadap kinerja siswa.
D. Jenis-jenis dan alat-alat pengukuran dan penilaian

Dari segi alatnya, pengukuran dan penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes (nontes). Berikut ini, merupakan
penjelasannya:
1. Teknik Tes
Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes
tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban
dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada
juga yang dalam bentuk esai atau uraian.
Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena penuh dengan
batasan-batasan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Namun tes juga dapat
digunakan untuk menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.
Ada dua jenis tes yang akan dibahas, yakni tes uraian atau tes essai dan tes objektif. Tes
uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes
objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda
dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
a.    Tes uraian (tes subjektif)
Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1)    Uraian bebas (free essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu
sendiri karena pertanyaannya bersifat umum.
Kelemahan tes ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit
menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena tergantung pada gurunya sebagai
penilai.
2)    Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.
3)    Uraian berstruktur
Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal pertama
dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal pertama akan mempengaruhi benar-
salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka,
tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain.

Kebaikan-kebaikan tes uraian:


1. Mudah disiapkan dan disusun
2. Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau menduga-duga
3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam
bentuk kalimat yang bagus
4. Member kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya
bahasa dan caranya sendiri
5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
Kelemahan-kelemahan tes uraian:
1. Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari
pengetahuan siswa yang betul-betul dikuasai.
2. Kurang mewakili seluruh bahan pelajaran karena soalnya hanya beberapa saja.
3. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektif.
4. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dari penilai.
5. Waktu untuk koreksinya lebih lama dan tidak dapat diwakilkan orang lain.

b.  Tes Objektif


Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada
tes essay.
Macam-macam tes objektif:
1)     Tes benar-salah (true- false)
2)     Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3)     Tes menjodohkan (matching test)
4)     Tes isian (completion test)
Kebaikan tes objektif:
1. Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak
2. Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya sudah
disediakan, tinggal memilih saja
3. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
4. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
1.Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai
2.Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali
saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3.Banyak kesempatan untuk main untung-untungan 
4.Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka

2. Teknik bukan tes (Non tes)


Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh
alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses
belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai
hasil dan proses belajar. Para guru disekolah pada umumnya lebih banyak
menggunakan tes daripada bukan tes mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya
lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Berikut ini penjelasan
dari alat bukan tes atau nontes:
a.    Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
b.    Kuesioner
Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner dapat ditinjau dari
beberapa segi:
1)    Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
a)    Kusioner Langsung
b)    Kuesioner Tidak Lansung
2)    Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas:
a)    Kuesioner Tertutup
b)    Kuesioner Terbuka
c.    Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam
bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan
nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala dibagi menjadi dua, yaitu:
1)    Skala Penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu
pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang
bermakna nilai.
2)    Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu.
Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung(positif), menolak(negatif), dan
netral.
d.     Daftar Cocok (Cheklist)
Daftar cocok adalah deretan pernyataan(yang biasanya singkat-singkat) dimana
responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok(V) ditempat yang sudah
disediakan.
e.    Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 3 jenis observasi yakni:
1)    Observasi Langsung
2)    Observasi Dengan Alat (Tidak Langsung)
3)    Observasi Partisipasi
f.     Sosiometri
Sosiometri adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya,
terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya. Sosiometri dapat dilakukan
dengan cara menugaskan kepada semua siswa dikelas tersebut untuk memilih satu atau
dua temannya yang paling dekat atau paling akrab. Usahakan dalam kesempatan
memilih tersebut agar tidak ada siswa yang berusaha melakukan kompromi untuk
saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya.
Tuliskan nama pilihan tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan
oleh guru. Setelah seluruhnya terkumpul, guru mengolahnya dengan dua cara. Cara
pertama melukiskan alur-alur pilihan dari setiap siswa dalam bentuk sosiogram
sehingga terlihat hubungan antar siswa berdasarkan pilihannya. Cara kedua adalah
memberi skor kepada pilihan siswa.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan
bersifat kuantitatif dan yang di maksud dari penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk dan
bersifat kualitatif
2. Pengukuran dan penilaian memiliki banyak fungsi dan manfaat

3. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebaiknya sistem penilaian yang baik dan
tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang
kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru
merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik
akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuanya.

DAFTAR PUSTAKA

http://hanzabu7.blogspot.com/2014/12/makalah-pengukuran-dan-penilaian.html
Dari kelompok 2 Ingin menambahkan Tujuan dan Fungsi Penilaian

Tujuan dan Fungsi Penilaian

a. Penialaian berfungsi selektif


Penilaian sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian, sebenernya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan
ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendir-sendiri sehingga pelajaran
akan lebih efektif apabila di sesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi
sebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual
kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang bersifat melayani
perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok untuk dapat menentukan
dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
penilaian sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada
dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur kebersailan
Fungsi keempat dri penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi

Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan

Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut.

a. Ciri pertama dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak
langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan
menyelesaikan soal-soal.
Menurut seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl Witherington, anak yang
inteligen adalah anak yang mempunyai:
1) Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
2) Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.
3) Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan
orang lain).
4) Kemampuan untuk mengingat-ingat.
5) Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap
kelucuan).
6) Kemampuan untuk berfantasi.

Dalam kenyataanya ada orang yang memiliki kemampuan umum rata-rata tinggi, rata-
rata rendah, dan ada yang memiliki kemampuan khusus tinggi. Meskipun aspek-aspek
inteligensi yang dikembangkan oleg Carl Witheringenton tersebut masih berlaku, dalam arti
masih ada yang mengakui kebenarannya, namun ada penemuan yang lebih mutakhir yang
dikemukakan oleh David Lazear dalam bukunya Seven Ways of Teaching tentang aspek-
aspek yangbmenunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.
Menurut David Lazear ada 7 aspek sebagai petunjuk tentang tinggirendahnya
inteligensi seseorang, yaitu:
1) Kemampuan verbal (verbal linguistik), meliputi:
a) Analisis linguistik
b) Mengenal kembali dan mengingat
c) Memahami dan menciptakan kelucuan atau humor
d) Menjelaskan sesuatu dalam proses belajar mengajar
e) Meyakinkan seseoramh agar bersedia melakukan sesuatu
f) Memahami perintah dengan cepat
2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi:
a) Khayalan
b) Menyusun kerangka pikir
c) Menemukan jalan dalam konsep ruang
d) Memanipulasi imajinasi
e) Menginterpretasikan grafik/bagian/model
f) Mengenal hubungan objek dalam ruangan
g) Memiliki presepsi yang cermat melalui berbagai sudut pandang
3) Kemampuan gerak kinetis-fisik
a) Mengatur/mengelola gerak refleks
b) Mengatur/mengelola gerak terencana
c) Memperluas kesadaran melalui tubuh
d) Pedulian bagian antar hubungan tubuh
e) Meningkatkan fungsi tubuh
4) Kemampuan logika/matematika
a) Pengenalan pola-pola abstraksi
b) Pertimbangan induktif
c) Pertimbangan deduktif
d) Cerdas dalam menangkap hubungan dan kaitan
e) Menyelesaikan kalkulasi kompleks
f) Pertimbangan ilmiah
5) Kemampuan dalam hubungan intra-personal
a) Kosentrasi dalam berpikir
b) Keberhati-hatian
c) Melakukan meta kognisi
d) Kesadaran dan ekspresi berbagai perasan
e) Kesadaran atas dirinya
f) Tingkat pemikiran-penalaran
6) Kemampuan dalam hubungan inter-personal, dan
a) Menciptakan dan mengelola sinergi
b) Daya melampaui perspektif orang lain
c) Bekerja sama dalam kelompok
d) Mengenal dan membuat sesuatu yang berbeda dengan lainnya
e) Komunikasi verbal dan nonverbal
7) Kemampuan dalam musik/irama
a) Struktur musik
b) Skematis dalam mendengarkan musik
c) Sensitif terhadap suara
d) Kreatif dalam melodi dan irama
e) Sensitif dalam nada
Selanjutnya tentang macam tingkat inteligensi dibandingkan dengan
kelompok besar umat manusia digambarkan sebagai berikut:
• 1% luar biasa,mempunyai IQ antara 30-70
• 5% dungu, mempunyai IQ antara 70-80
• 14% bodoh, mempunyai IQ antara 80-90
• 60% normal, mempunyai IQ antara 90-110
• 14% pandai, mempunyai IQ antara 110-120
• 5% sangat pandai, mempunyai IQ antara 120-130
• 1% genius, mempunyai IQ lebih dari 130
Yang dikatakan 1% luar biasa masih terbagi lagi atas:
• Idiot yang mempunyai IQ antara 0-25
• Imbesil yang mempunyai IQ antara 26-50
• Debil yang mempunyai IQ antara 51-70
Referensi : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,
%20M.Pd./BAB%201%20Pendahuluan.pdf

Ruang Lingkup Penilaian


A. Penilaian Eksternal
Untuk memperoleh pengakuan terhadap kualitas pendidikan di sekolah tersebut
dengan standar yang telah ditentukan:
(1) Standar Intrnasional
Apakah lulusnya dapat pengakuan di mancanegara?
(2) Standar Nasional:
Apakah lulusnya telah memenuhi standar nasional?
Apakah lulusnya layak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di
Indonesia?
(3) Standar Lokal
Apakah lulusnya telah mencapai target daerah setempat?

B. Penilaian Internal
Penilaian haasil belajar siswa yang dilakukan guru di sekolah sesuai dengan
kompetensi yan telah ditetapkan.

Pendekatan dalam Penilaian


A. Penilaian Acuan Norm (Norm Reference Assessment)
Penilaian siswa dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dilakukan dengan
yang sama.
B. Penilaian Acuan Kriteria (Criterion-Referrence Assessment)
Hasil penilaian terhadap siswa mengacu pada patokan.

Karakteristik Penilaian Kelas


1. Berkesinambungan/kontinu
2. Komprehensif
3. Berbasis kelas
4. Objektif
5. Valid
6. Mendidik
7. Terbuka

Referensi:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980021-
PARSAORAN_SIAHAN/Presenasi_Kuliah/Pengertian_dasar_Evaluasi_dll-
DOMAIN_BELAJAR.pdf

Anda mungkin juga menyukai