Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“DESAIN EVALUASI DAN REMEDIAL”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Munakhiroh El Hajar, M.Pd.

Dibuat Oleh:
Della Khoirunisa 2019220021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL
HAMIDIYAH
TAHUN 2021-2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….
A. Latar Belakang ......................................................................…………
B. Rumusan Masalah ..................................................................……….
C. Tujuan.....................................................................................……….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ...........................................…….
B. Fungsi Evaluasi Pembelajaran ...............................................……….
C. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran ...............................……….
D. Merancang Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran ...........………
E. Definisi Remedial …………………………………………………..
F. Tujuan Remedial …………………………………………………….
G. Fungsi Remedial …………………………………………………….
H. Prosedur Remedial …………………………………………………
I. Strategi dan Teknik Remedial ………………………………………..
BAB III PENUTUP …………………………………………………….
A. Kesimpulan.............................................................................……….
B. Saran ......................................................................................……….
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................…….
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Taufik,Hidayah serta
Inayah-Nya kepada Kami, sehingga kami memiliki kesempatanuntuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalutercurahkan
sepenuhnya kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telahmembawa kita
dari zaman jahiliah ke zaman islamiah yang modern seperti saat
ini. Dan juga kepada keluarganya, Sahabat, Tabi’in, Tabi’it-tabi’in serta para
pengikut-pengikutnya hingga akhir kiamat nanti.Ucapkan terimakasih, penulis
ucapkan kepada Dosen Pembimbing sertateman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah yang membahastentang“ Desain Evaluasi dan Remedia” .
Demikian makalah ini disusun, penulis menyadari bahwa di dalam penulismakalah ini
banyak sekali kekurangan, akan tetapi penulis berharap dengandibuatnya makalah
ini dapat memberikan manfa’at serta pengetahuan untuk
semuanya. Aamiin
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses ataupun program apapun melakukan evaluasi untuk mengukurmaupun
mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian proses maupun program perencanaan
tersebut. Tidak ada satu proses atau program yang berjalan tanpadiiringi kegiatan
evaluasi, demikian juga dalam proses pembelajaran. Dalamdesain pembelajaran
berbasis pencapaian kompetensi, evaluasi pembelajarandilakukan untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang telah diraih oleh peserta didik agar dapat diketahui
tingkat ketercapaiannya secara komprehensifmaka evaluasi pembelajaran mencakup
tiga domain, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Seorang guru harus melakukan
kegiatan evaluasi.Pada kurikulum 2013 Musliyar Kasim wakil menteri pendidikan
nasionalmengungkapkan bahwa dalam kurikulum 2013 evaluasi pembelajaran
dilakukan berbasis pencapaian kompetensi. Selain itu, guru juga diharapkan mau
danmampu menggeser paradigma lamanya, yaitu dari evaluasi melalui tes
menujuevaluasi pembelajaran yang otentik.

Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan,maupun


progam selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki ataudihentikan.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatuupaya apapun
yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai bagian dari
progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telahdirencanakan dan
dilaksanakan dapat tercapai tujuannya.Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan
dipengaruhi pula olehkeberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi.
Prosedur yangdimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam
kegiatanevaluasi. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya
turutmenentukan baik tidaknya perencanaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran ?
2. Apa fungsi evaluasi pembelajaran ?
3. Bagaimana jenis dan teknik evaluasi pembelajaran ?
4. Bagaimana Langkah-langkah dalam merancang evaluasi pembelajaran?
5. Apa Pengertian dari Remedial ?
6. Apa Tujuan Remedial ?
7. Apa saja fungsi Remedial ?
8. Bagaimana Prosedur Remedial ?
9. Bagaimana Strategi dan Teknik Remedial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui jenis dan teknik evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah dalam merancang evaluasi pembelajaran
5. Untuk mengetahui pengertian Remedial
6. Untuk mengetahui Tujuan dari Remedial
7. Untuk mengetahui apa saja fungsi remedial
8. untuk mengetahui Prosedur Remedial
9. untuk mengetahui Strategi dan Teknik Remedial

BAB II
PEMBAHASANA.

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi berasal dari kata “evaluation” yang kemudian diserap kedalam
bahasa Indonesia menjadi evaluasi yang berarti suatu upaya untuk menentukan nilai
atau jumlah. Evaluasi harus dilakukan secara berhati-hati, bertangung jawab,
menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Sementara itu
AnasSudjono mengungkapkan bahwa kata evaluasi bersinonim denngan penilaian.
Halini dikarenakan evaluation kata dasarnya adalah value yang berarti nilai.Sementara
itu secara istilah mengungkapkan bahwa evaluasi menunjuk pada suatutindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut Gubadan Lincoln evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses pertimbangan mengenainilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang,
benda, kegiatan, keadaaan, atau sesuatukesatuan tertentu.Ada tiga kata kunci yang
berkaiatan denagan desain evaluasi, yaitu Tes(test), pengukuran (Measurment), dan
evaluasi (evaluation).
Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas yang setiap butirnya mempunyai jawaban
yang dianggap benar untuk memperoleh informasi tentang kemampuan atau
kompetensi. Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu pertanyaan atau tugas
menurutaturan, atau formula, atau standar, atau kriteria yang jelas. Sedangkan
penilaianadalah proses untuk mengambil suatu keputusan baik atau buruk atas hasil
belajardenagan menggunaka instrumen tes atau nontes setelah mengadakan
pengukurantertentu.
Dari beberapa pendapat di atas , dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang terlihat
dalam mengambil sebuah keputusan. Jadi inti dari evaluasi adalah penyediaan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
B. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan proses sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal.
Mengapa demikian? Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerjanya
selama ini, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan
informasi untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Evaluasisering dianggap
sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena,memang melalui kegiatan
evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Anggapan semacam ini memang harus diluruskan.Evaluasi mestinya dipandang
sebagai sesuatu yang wajar yakni sebagai suatu bagian integral dari suatu proses
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan oleh
siswa, sebab dengan evaluasi siswa akan tahu tentang keberhasilan pembelajaran yang
dilakukannya. Ada beberapa fungsi evaluasi, yakini :

1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagisiswa. Melalui
evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang
dilakukannya. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana
proses pembelajaran yangharus dilakukannya.
2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahu bagaimana ketercapaian
siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
Informasi ini sangat dibutuhkan baik bagi gurumaupun pengembang kurikulum
khususnya untuk program perbaikan selanjutnya.
4. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khusunya dalammenentukan
kejelasan tujuan khusus yang ingin di capai.
5. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepetingan di
sekolah.Selain itu terdapat beberapa fungsi lainnya, diantaranya:
a. Untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik
b.Untuk menilai kemajuan belajar peserta didik
c. Untuk menentukan suatu kebijakan

C. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran


Pada tahun 1971, Bloom mengenalkan jenis evaluasi pembelajaran yangterdiri
dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Setelah itu jenis-jenis evaluasi
pembelajaran tersebut mengalami perkembagan. Setidaknya ada empat jenisevaluasi
pembelajaran yang biasanya dilaukan untuk kepentingan pembelajaransebagai
berikut:
1. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan disetiap peserta
didik selesai mempelajari beberapa Kompetensi Dasaryang harus dicapai pada mata
pelajaran tertentu disatu pokok bahasanmata pelajaran tersebut. Tujuannya adalah
untuk menilai tingkatketercapaian KD. Jika ada peserata didik yang belum
mencapaiannya maka diadakanlah remidial
2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan disetiap peserta
didik selesai mempelajari beberapa Kompetensi Dasaryang harus dicapai pada mata
pelajaran tertentu disatu pokok bahasanmata pelajaran tersebut. Biasanya evaluasi
pembelajaran sumatif inidlaksanakan di setiap pertengahan dan akhir pembelajaran.
Dengandemikian, evaluasi sumatif ini bertujua untuk menilai hasil pencapaian belajar
pesrta didik terhadap berbagai komptensi yag harusdikuasainya dalam suatu periode,
seperti akhir semesterdan di kelasterakhir (Ujian Nasional).
3. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakansebagai sarana
untuk mendiagnosis berbagai kendala dalam proses pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran ini sangat bermanfaat untukmeneliti maupun mencari sebab kegagalan
dalam proses pembelajarandan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar
peserta didik
4. Evaluasi penempatan, yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakanuntuk
menempatkan peseta didik dalam suatu program pendidikanatau jurusan yang sesuai
dengan kemampuan (baik potensial maupunaktual) dan minat peserta didik. Evaluasi
pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam proses menentukan jurusan sekolah.

Ada dua teknik yang dapat dirancang dan digunakan oleh guru sebagai desainer
pembelajaran saat melaksanakan keempat jenis evaluasi pembelajaran,yaitu sebagai
berikut:
1. Teknik Evaluasi Pembelajaran Tes
Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum yang berarti piring yang digunakan
untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain seperti pasir, batu, tanah dan
sebagainya. Dalam perkembangannya istilah tes tersebut diadopsi kedalam psikologi
dan pendidikan. Di dunia pendidikan,khususnya di sekolah tes banyak digunakan
untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam domain kognitif, seperti
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Penggunaan tes
sebagaisalah satu instrumen dalam evaluasi pembelajaran sudah dikenal sejakdahulu
kala.
Adapun tujuan penggunaan evaluasi pembelajaran dengan instrumentes ini yaitu
untuk mengetahui;
a. Tingkat awal kemampuan peserta didik
b. Kesulitan belajar peserta didik
c. Memotivasi peserta didik untuk giat belajar
d. Hasil belajar peserta didik
e. Pertumbuhan dan perkembangan prestasi peserta didik
f. Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
g. Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.

Pada umumnya guru di sekolah-sekolah menggunakan tes tertulis, tes lisandan tes
perbuatan saat melakukan evaluasi pembelajaran.berikut adalah uraiandari ketiganya
tersebut:
1. Tes Tertulis
Tes yang dilakukan secara tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes tertulis
ini dapat digunakan secara individu maupunkelompok. Tes tertulis ini dibagi menjadi
dua sebagai berikut :

a. Uraian
Menurut sejarah yang ada lebih dahulu adalah tes tertulis bentukuraian. Namun
karena banyak kekurangannya terutama dalam hal penskoran maka para pakar
pendidikan berusaha untuk menyusun tesdalam bentuk yang lain. Guru dapat
merancang instrumen evaluasi pembelajaran dengan tes tertulis bentuk uraian ke
dalam dua model.Pertama, model uraian terbatas. Dalam menjawab soal bentukuraian
terbatas ini peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentusebagai batas-batasnya.
Batas-batas tersebut sebelumnya harus sudahditentukan oleh guru. Misalnya untuk
soal seperti berikut ini :
“Sebutkan 10 nama malaikat beserta tugasnya”
“Jelaskan bagaimana urutan saat melakukan wudhu’”

Ke dua model uraian bebas. Dalam model ini peserta didik bebasuntuk menjawab
soal dengan cara dan sistematikanya sendiri. Namun,guru harus membuat patokan
dalam mengoreksi jawaban peserta didiknantinya.
Contohnya:
“Bagaimana perkembangan agama Islam di zaman DianastiAbbasiyah?”
“Bagaimana peranan para pedagang Gujarat dalam Islamisasimasyarakat Jawa?”

b. Objektif
Tes objektif sering disebut dengan tes dikotomi dikarenakan jawabannya antara benar
atau salah. Lebih lanjut, Zainal Arifinmengungkapakan bahwa tes ini dikatakan
sebagai tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban
tes objektif,hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Tesobjektif ini menuntut peseta didik untuk memilih jawaban yang benardiantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan maupun pertanyaan yang belum sempurna. Tes objektif ini
terdiri dari empat bentuk:
1. Benar-Salah (True-False, Yes-No)
Bentuk tes ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubunganyang sederhana. Dalam penyusunan soal benar-salah
tidak hayamenggunakan pernyataan atau pertanyaan akan tetapi jugadalam bentuk
gambar atau tabel dan diagram. Contoh:

B-S Shalat Dzuhur dilaksanakan tiga rakaat


B-S Rukum Islam kelima adalah zakat
Ya-Tidak Tugas malaikat ridwan adalah menjaga surga
Ya-Tidak Puasa wajib dimulai pada tanggal 1 Ramadhan

Kelebihan tes benar-salah, yaitu:


 Relatif dapat menguji banyak bahan ajar yang lebih luas
 Mudah di skor oleh guru/dosen secara langsung atau olehorang lain karena sudah
ada kunci jawaban
 Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.

Sedangkan kelemahannya dari tes benar-salah, yaitu:


 Sering membingungkan bagi mereka yang tidakmengetahui secara pasti
 Lebih mendorong peserta tes untuk menebak jawaban

 Ada kecenderungan terlalu menguji kemampuan aspekingatan.

2. Pilihan Ganda
Guru dapat merancang soal tes bentuk pilihan ganda untukmengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan denganaspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri atas pembawa
pokok persoalan dan pilihan jawaban.
Contoh:
1) Berikut ini adalah contoh perbuatan Khusnudzan...…
a. Berkelahi
b. Ramah
c. Mencela
d. Beringas

Kelebihan dari tes pilihan ganda, yaitu:


a. Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat danobjektif
b. Dapat digunakan berulang-ulang.
Sedangkan untuk kelemahannya dari tes pilihan ganda, yaitu:
a. Penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkanwaktu yag lama
b. Sukar dalam menentukan alternatif jawaban yang benar- benar homogen dan
logis.

3. Menjodohkan
Bentuk tes ini disebut juga dengan matching test. Bentuk tesini terdiri atas satu seri
pertanyaandan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan atau pernyataan
mempunyai jawaban yangtercantum dalam seri jawaban. Tugas pesrta didik adalah
mencaridan menempatkan jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan
atau pernyataannya. Contoh :

Bagian A Jawaban Bagian B


1. Jumlah rakaat shalat Ibrahim
maghrib
2. Kitab suci umat islam Shalat
3. Malaikat penjaga surga Tiga
4. Tiang Agama Al -Qur’an
5. Rasul Ulul Azmi Ridwan
Malik
Puasa
Kelebihan dari tes menjodohkan ini, yaitu :
a. Relatif mudah disusun
b. Penskorannya mudah, objektif dan cepat
c. Dapat isgtilah dan definisinya
d. Materi tes cukup luas
Sedangkan Kelemahannya, yaitu :
a. Ada kecenderungan untuk menekan ingatan saja
b. Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran
c.
4. Tes Isian
IsianTes isian ini biasanya disebut Completion test atau tesmelengkapi. Tes ini terdiri
atas kalimat-kalimat yang ada bagian- bagiannya yag dihilangkan.
Contoh:
a. Nabi Muhammad Saw lahir pada tanggal.....................
b. Kaum Muhajirin adalah kaum yang berasal dari kota.......…
Kelebihan tes isian ini, yaitu:
a. Relatif mudah disusun
b. Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan
fakta, prinsip dan terminologi
c. Menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnyasecara singkat dan jelas.

Kelemahan tes isian, yaitu :


a. Dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup banyak
b. Pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu banyak
dapat mengakibatkan peserta didik sering terkecoh

2. Tes Lisan
Tes lisan ini disebut juga dengan oral test karena dalam pelaksanaannya guru
menuntut jawaban peserta didik secara lisan. Tes lisanini haya mencakup domain
kognitif, Anas Sudijono mengungkapkan bahwasetidaknya ada sembilan rambu-
rambu yang harus diperhatikan oleh gurudalam merancang dan melakuka tes lisan,
antara lain sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan tes lisan sebaiknya guru sudah melakukaninventarisasi


berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada peseta didik dalam tes lisan tersebut
sehingga tes lisan memilikivaliditas yang tinggi, baik dari segi isi maupun
konstruksinya

b. Guru harus menyiapkan setiap butur soal yang telah ditetapkanuntuk diajukan
dalam tes lisan serta membuat pedomannya

c. Guru jangan sekali-kali menentukan skor atau nilai hasil teslisan setelah seluruh
peserta didik menjalani tes lisan

d. Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jagan sampai
menyimpang atau berubah arah dari evaluasimenjadi diskusi

e. Guru jangan sekali-kali memancing, baik dengan kata-katamaupun kode kepada


peserta didik dengan tujuan untukmembantu peserta didik dalam menjawab
pertanyaan

f. Tes lisan harus berlangsung secara wajar, jangan sampaimenimbulkan rasa takut,
gugup, panik peserta didik

g. Sebaiknya guru menentukan batas waktu yang disediakan bagi peserta didik untuk
menjawab pertanyaan
h. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat okleh guru hendaknya bervariasi sekalipun inti
persoalan yang ditanyakan itu sama,namun cara pengajuannya dibuat beragam

i. Usahakan tes lisan dilakukan secara individual, agar tidakmemengaruhi mental


peserta didik yang lainnya.

3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur domain psikomotorik
peserta didik dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan
hasil akhir yang dicapai oleh peserta didik setelahmelaksanakan tugas tersebut.
Dikarenakan tes ini bertujuan untuk mengukurketerampilan maka sebaiknya tes ini
dilaksanakan secara individual.Harapannya, masing-masing peserta didik yang di tes
akan dapat diamatidan dinilai secara pasti sejauh mana kompetensi atau
keterampilannyadalam melaksanakan tugas yang diperintahkan pada masing-masing
pesertadidik.

D. Merancang Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran


Sumiati dan Asra mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam evaluasi
pembelajaran terdiri dari tiga tahapan utama sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusunevaluasi
dihimpun, bahan-bahan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kompetensi dasar beserta indikator pencapaian kompetensi tersebut
2. Ruang lingkup da sistematika materi pembelajaran
3. Kisi-kisi evaluasi pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran
4. Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana yangdirancang dalam
kisi-kisi
5. Jika diperlukan, soal perlu diuji terlebih dahulu sebelum diperbanyaksesuai
dengan kebutuhan.
b. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan evaluasi pembelajaran harus disesuaikan dengan maksudatau tujua
tertentu. Evaluasi formatif dapat dilaksanakan setiap kali selesai dilakukan proses
pembelajaran terhadap satu unit pelajarantertentu. Sementara itu, evaluasi sumatif
dilakukan pada akhir program,apakah di akhir semester atau di kelas terakhir (Ujian
Nasional).Sedangkan evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kondisi
dankebutuhan peserta didik.
c. Tahap Pemeriksaan
Dalam tahap pemeriksaan ini dilakukan penentuan dan pengolahanangka atau
skor melalui kegiatan koreksi. Dalam mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik,
seharusnya guru membuat dan menggunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi
dengan tes objek maupun tes uraian. Hal ini disamping untuk mempermudah
pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar angka masuk (angka terjabar)
dapat diperoleh maka perlu dilakukan pengelolahan dengan menggunakan aturan-
aturan tertentu.

E. Definisi Remedial
Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru
kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam
belajar (kurang/tidak menguasai materi belajar).

Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar


kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses
penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris
selalu bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu pekerjaan
penyembuhan, ‘remedial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di Indonesia,
istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan
menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial dsb. Dalam bagian ini istilah
remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsi-
miskonsepsi yang dimiliki.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap
sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru
melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan
yang dihadapi para siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan
konsep yang komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep
yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok
remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan
advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.

F. Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang
mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama
dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga
siswa dapat mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum
tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapinya.
G. Fungsi Remedial
Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman,sebagai pengayaan,sebagai
Fungsi akselerasi (percepatan belajar), dan berfungsi sebagai trapiutik (melalui
kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang
berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang
berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan dan
teman sejawatnya, dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri siswa,
sehingga bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik).

H. Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan
remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan
belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang dianggap berhasil jika
mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat
penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan belum berhasil.

2. Menemukan Penyebab Kesulitan


      Sebelum Anda merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui
mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Faktor
penyebab kesuliatan ini harus diidentifikasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama
yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor
penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.

3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial


Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum
dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah
menyusun rencana pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya,
komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan
remedial adalah sebagai berikut;
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.

4. Melaksanakan Kegiatan Remedial


Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah
melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan
sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

5. Menilai Kegiatan Remedial


Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan
belajar siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan,
berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak
mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan
dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen
pembelajaran.

I. Strategi dan Teknik Remedial


Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya
jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain

1.      Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan
pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok,
pemberian advance organizer dan yang sejenis.

2.      Melakukan aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi


Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh,
memahai bahwa volume fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang
berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat
pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu
hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan
media terebut, karena siswa pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada
pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep
yang divisualisasikan atau dikonkritkan.
3.      Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang
mengalamikesulitan belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan
kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota kelompok.
Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota
kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberi
penjelasan kepada siswa lainnya.

4.      Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang
guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang
sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya
sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang
sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa
canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga
mudah dimengerti olehnya.

5. Menggunakan Sumber Lain


Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalanya guru meminta untuk
mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya
”bagaimana cara mencangkok ” siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan
sehari-hari memang mencakok. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan
bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian
yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata
“evaluation” yang kemudian diserap kedalam
bahasa Indonesia menjadi evaluasi yang berarti suatu upaya untuk menentukannilai
atau jumlah. Evaluasi harus dilakukan secara berhati-hati, bertangung
jawab,menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun fungsi
darievaluasi Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi
siswa.Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas
pembelajaran yang dilakukannya. Dari hasil evaluasi siswa akan dapatmenentukan
harus bagaimana proses pembelajaran yang harus dilakukannya.Jenis-jenis dari
evaluasi pembelajaran yaitu: Evaluasi Formatif, EvaluasiSumatif, Evaluasi
Diagnostik, dan Evaluasi Penempatan. Sedangkan teknik yangdapat dirancang oleh
guru dalam evaluasi pembelajaran yaitu: Teknik EvaluasiPembelajaran Tes dan
Teknik Evaluasi Pembelajaran Nontes.Dalam merancanglangkah-langkah evaluasi
pembelajarn terdir dari tiga tahapan, yaitu: TahapPersiapan, Tahap Pelaksanaan, dan
Tahap Pemerksaan

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangandan
kekhilafan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan supaya kedepannya bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi. Kami segenap penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2010.
Mukhid, Abdul.Evaluasi Pembelajaran. Pamekasan: Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri. 2006.
Munthe, Bermawy.Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
2009.
Sanjaya, Wina.Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group. 2008.
Wiyani, Novan Ardy. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. 2013
.Hamzah, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 92.
Wina Sanjaya,Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran(Jakarta: Kencana
Prenamedia Group, 2008), hlm. 244.
Ibid, hlm. 246
Wina Sanjaya,Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 244
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013) hlm. 182
Ibid, hlm. 185
Ibid, hlm. 187
Bermawy Munthe,Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2009) hlm. 121
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 194
Abdul Mukhid,Evaluasi Pembelajaran, (Pamekasan: Sekolah Tinggi AgamaIslam
Negeri, 2006) hlm. 32
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 200

Anda mungkin juga menyukai