Dosen Pengampu:
Munakhiroh El Hajar, M.Pd.
Dibuat Oleh:
Della Khoirunisa 2019220021
A. Latar Belakang
Proses ataupun program apapun melakukan evaluasi untuk mengukurmaupun
mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian proses maupun program perencanaan
tersebut. Tidak ada satu proses atau program yang berjalan tanpadiiringi kegiatan
evaluasi, demikian juga dalam proses pembelajaran. Dalamdesain pembelajaran
berbasis pencapaian kompetensi, evaluasi pembelajarandilakukan untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang telah diraih oleh peserta didik agar dapat diketahui
tingkat ketercapaiannya secara komprehensifmaka evaluasi pembelajaran mencakup
tiga domain, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Seorang guru harus melakukan
kegiatan evaluasi.Pada kurikulum 2013 Musliyar Kasim wakil menteri pendidikan
nasionalmengungkapkan bahwa dalam kurikulum 2013 evaluasi pembelajaran
dilakukan berbasis pencapaian kompetensi. Selain itu, guru juga diharapkan mau
danmampu menggeser paradigma lamanya, yaitu dari evaluasi melalui tes
menujuevaluasi pembelajaran yang otentik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran ?
2. Apa fungsi evaluasi pembelajaran ?
3. Bagaimana jenis dan teknik evaluasi pembelajaran ?
4. Bagaimana Langkah-langkah dalam merancang evaluasi pembelajaran?
5. Apa Pengertian dari Remedial ?
6. Apa Tujuan Remedial ?
7. Apa saja fungsi Remedial ?
8. Bagaimana Prosedur Remedial ?
9. Bagaimana Strategi dan Teknik Remedial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui jenis dan teknik evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah dalam merancang evaluasi pembelajaran
5. Untuk mengetahui pengertian Remedial
6. Untuk mengetahui Tujuan dari Remedial
7. Untuk mengetahui apa saja fungsi remedial
8. untuk mengetahui Prosedur Remedial
9. untuk mengetahui Strategi dan Teknik Remedial
BAB II
PEMBAHASANA.
1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagisiswa. Melalui
evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang
dilakukannya. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana
proses pembelajaran yangharus dilakukannya.
2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahu bagaimana ketercapaian
siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
Informasi ini sangat dibutuhkan baik bagi gurumaupun pengembang kurikulum
khususnya untuk program perbaikan selanjutnya.
4. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khusunya dalammenentukan
kejelasan tujuan khusus yang ingin di capai.
5. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepetingan di
sekolah.Selain itu terdapat beberapa fungsi lainnya, diantaranya:
a. Untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik
b.Untuk menilai kemajuan belajar peserta didik
c. Untuk menentukan suatu kebijakan
Ada dua teknik yang dapat dirancang dan digunakan oleh guru sebagai desainer
pembelajaran saat melaksanakan keempat jenis evaluasi pembelajaran,yaitu sebagai
berikut:
1. Teknik Evaluasi Pembelajaran Tes
Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum yang berarti piring yang digunakan
untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain seperti pasir, batu, tanah dan
sebagainya. Dalam perkembangannya istilah tes tersebut diadopsi kedalam psikologi
dan pendidikan. Di dunia pendidikan,khususnya di sekolah tes banyak digunakan
untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam domain kognitif, seperti
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Penggunaan tes
sebagaisalah satu instrumen dalam evaluasi pembelajaran sudah dikenal sejakdahulu
kala.
Adapun tujuan penggunaan evaluasi pembelajaran dengan instrumentes ini yaitu
untuk mengetahui;
a. Tingkat awal kemampuan peserta didik
b. Kesulitan belajar peserta didik
c. Memotivasi peserta didik untuk giat belajar
d. Hasil belajar peserta didik
e. Pertumbuhan dan perkembangan prestasi peserta didik
f. Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
g. Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Pada umumnya guru di sekolah-sekolah menggunakan tes tertulis, tes lisandan tes
perbuatan saat melakukan evaluasi pembelajaran.berikut adalah uraiandari ketiganya
tersebut:
1. Tes Tertulis
Tes yang dilakukan secara tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes tertulis
ini dapat digunakan secara individu maupunkelompok. Tes tertulis ini dibagi menjadi
dua sebagai berikut :
a. Uraian
Menurut sejarah yang ada lebih dahulu adalah tes tertulis bentukuraian. Namun
karena banyak kekurangannya terutama dalam hal penskoran maka para pakar
pendidikan berusaha untuk menyusun tesdalam bentuk yang lain. Guru dapat
merancang instrumen evaluasi pembelajaran dengan tes tertulis bentuk uraian ke
dalam dua model.Pertama, model uraian terbatas. Dalam menjawab soal bentukuraian
terbatas ini peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentusebagai batas-batasnya.
Batas-batas tersebut sebelumnya harus sudahditentukan oleh guru. Misalnya untuk
soal seperti berikut ini :
“Sebutkan 10 nama malaikat beserta tugasnya”
“Jelaskan bagaimana urutan saat melakukan wudhu’”
Ke dua model uraian bebas. Dalam model ini peserta didik bebasuntuk menjawab
soal dengan cara dan sistematikanya sendiri. Namun,guru harus membuat patokan
dalam mengoreksi jawaban peserta didiknantinya.
Contohnya:
“Bagaimana perkembangan agama Islam di zaman DianastiAbbasiyah?”
“Bagaimana peranan para pedagang Gujarat dalam Islamisasimasyarakat Jawa?”
b. Objektif
Tes objektif sering disebut dengan tes dikotomi dikarenakan jawabannya antara benar
atau salah. Lebih lanjut, Zainal Arifinmengungkapakan bahwa tes ini dikatakan
sebagai tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban
tes objektif,hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Tesobjektif ini menuntut peseta didik untuk memilih jawaban yang benardiantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan maupun pertanyaan yang belum sempurna. Tes objektif ini
terdiri dari empat bentuk:
1. Benar-Salah (True-False, Yes-No)
Bentuk tes ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubunganyang sederhana. Dalam penyusunan soal benar-salah
tidak hayamenggunakan pernyataan atau pertanyaan akan tetapi jugadalam bentuk
gambar atau tabel dan diagram. Contoh:
2. Pilihan Ganda
Guru dapat merancang soal tes bentuk pilihan ganda untukmengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan denganaspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri atas pembawa
pokok persoalan dan pilihan jawaban.
Contoh:
1) Berikut ini adalah contoh perbuatan Khusnudzan...…
a. Berkelahi
b. Ramah
c. Mencela
d. Beringas
3. Menjodohkan
Bentuk tes ini disebut juga dengan matching test. Bentuk tesini terdiri atas satu seri
pertanyaandan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan atau pernyataan
mempunyai jawaban yangtercantum dalam seri jawaban. Tugas pesrta didik adalah
mencaridan menempatkan jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan
atau pernyataannya. Contoh :
2. Tes Lisan
Tes lisan ini disebut juga dengan oral test karena dalam pelaksanaannya guru
menuntut jawaban peserta didik secara lisan. Tes lisanini haya mencakup domain
kognitif, Anas Sudijono mengungkapkan bahwasetidaknya ada sembilan rambu-
rambu yang harus diperhatikan oleh gurudalam merancang dan melakuka tes lisan,
antara lain sebagai berikut:
b. Guru harus menyiapkan setiap butur soal yang telah ditetapkanuntuk diajukan
dalam tes lisan serta membuat pedomannya
c. Guru jangan sekali-kali menentukan skor atau nilai hasil teslisan setelah seluruh
peserta didik menjalani tes lisan
d. Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jagan sampai
menyimpang atau berubah arah dari evaluasimenjadi diskusi
f. Tes lisan harus berlangsung secara wajar, jangan sampaimenimbulkan rasa takut,
gugup, panik peserta didik
g. Sebaiknya guru menentukan batas waktu yang disediakan bagi peserta didik untuk
menjawab pertanyaan
h. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat okleh guru hendaknya bervariasi sekalipun inti
persoalan yang ditanyakan itu sama,namun cara pengajuannya dibuat beragam
3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur domain psikomotorik
peserta didik dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan
hasil akhir yang dicapai oleh peserta didik setelahmelaksanakan tugas tersebut.
Dikarenakan tes ini bertujuan untuk mengukurketerampilan maka sebaiknya tes ini
dilaksanakan secara individual.Harapannya, masing-masing peserta didik yang di tes
akan dapat diamatidan dinilai secara pasti sejauh mana kompetensi atau
keterampilannyadalam melaksanakan tugas yang diperintahkan pada masing-masing
pesertadidik.
E. Definisi Remedial
Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru
kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam
belajar (kurang/tidak menguasai materi belajar).
F. Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang
mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama
dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga
siswa dapat mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum
tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapinya.
G. Fungsi Remedial
Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman,sebagai pengayaan,sebagai
Fungsi akselerasi (percepatan belajar), dan berfungsi sebagai trapiutik (melalui
kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang
berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang
berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan dan
teman sejawatnya, dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri siswa,
sehingga bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik).
H. Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan
remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan
belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang dianggap berhasil jika
mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat
penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan belum berhasil.
1. Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan
pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok,
pemberian advance organizer dan yang sejenis.
4. Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang
guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang
sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya
sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang
sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa
canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga
mudah dimengerti olehnya.
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata
“evaluation” yang kemudian diserap kedalam
bahasa Indonesia menjadi evaluasi yang berarti suatu upaya untuk menentukannilai
atau jumlah. Evaluasi harus dilakukan secara berhati-hati, bertangung
jawab,menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun fungsi
darievaluasi Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi
siswa.Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas
pembelajaran yang dilakukannya. Dari hasil evaluasi siswa akan dapatmenentukan
harus bagaimana proses pembelajaran yang harus dilakukannya.Jenis-jenis dari
evaluasi pembelajaran yaitu: Evaluasi Formatif, EvaluasiSumatif, Evaluasi
Diagnostik, dan Evaluasi Penempatan. Sedangkan teknik yangdapat dirancang oleh
guru dalam evaluasi pembelajaran yaitu: Teknik EvaluasiPembelajaran Tes dan
Teknik Evaluasi Pembelajaran Nontes.Dalam merancanglangkah-langkah evaluasi
pembelajarn terdir dari tiga tahapan, yaitu: TahapPersiapan, Tahap Pelaksanaan, dan
Tahap Pemerksaan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangandan
kekhilafan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan supaya kedepannya bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi. Kami segenap penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2010.
Mukhid, Abdul.Evaluasi Pembelajaran. Pamekasan: Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri. 2006.
Munthe, Bermawy.Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
2009.
Sanjaya, Wina.Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group. 2008.
Wiyani, Novan Ardy. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. 2013
.Hamzah, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 92.
Wina Sanjaya,Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran(Jakarta: Kencana
Prenamedia Group, 2008), hlm. 244.
Ibid, hlm. 246
Wina Sanjaya,Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 244
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013) hlm. 182
Ibid, hlm. 185
Ibid, hlm. 187
Bermawy Munthe,Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2009) hlm. 121
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 194
Abdul Mukhid,Evaluasi Pembelajaran, (Pamekasan: Sekolah Tinggi AgamaIslam
Negeri, 2006) hlm. 32
Novan Ardy Wiyani,Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 200