Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TELAAH KURIKULUM PAI

MEDIA PENGAJARAN DI MTs/SMP DAN MA/SMA

Dosen Pengampu : Drs. H. Mu’arif, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Ahmad Sobirin (187230 )
2. Tika Retnosari (18723070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEMESTER V

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) NURUL HUDA
KECAMATAN BELITANG MADANG RAYA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Media Pengajaran PAI di SMP/MTs dan MA/SMA.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Drs. H. Mu’arif, M.Pd.I yang telah memberikan arahan dalam pembuatan
makalan ini serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam makalah
ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Belitang, Oktober 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). 4
B. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
MTs/SMP................................................................................... 5
C. Media Pengajaran PAI di MA/SMA......................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif yang mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi bernilai edukatif karena
kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelum pembelajaran dilakukan. Guru dengan penuh kesadaran melakukan
kegiatan secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk
kepentingan pembelajaran.
Guru selalu dituntut agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat
dikuasai siswa secara tuntas. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup sulit bagi
guru, karena siswa bukan hanya sebagai individu dengan semua keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.
Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa dengan yang lainnya, yaitu
aspek intelektual, aspek psikologis, dan aspek biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan
sikap dan perilaku siswa bervariasi di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat
tugas guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering
terlontar hanya karena masalah kesulitan mengelola kelas. Akibat kegagalan guru
mengelola kelas, tujuan pembelajaranpun sulit untuk dicapai. Sebenarnya hal ini
tidak perlu terjadi, apabila ada usaha yang dilakukan oleh guru. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan jumlah siswa di kelas,
mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas, memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat. Di samping itu, perlu memanfaatkan media
pembelajaran yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pembelajaran
baru demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pendidikan di sekolah, maka penggunaan alat-alat atau media
pembelajaran juga harus menyesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut.
Penggunaan media teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan

iv
efisien. Tidak hanya itu, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama
semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan
teknologi informasi. Hal itu menyebabkan terjadi perubahan dan pergeseran
paradigma pendidikan. Pembelajaran yang semula hanya menggunakan metode
ceramah konvensional atau verbal semata menjadi pembelajaran yang lebih aktif
dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula siswa sebagai obyek pasif yang
hanya menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran yang menuntut
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif dan
menyenangkan memerlukan sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pembelajaran, setidaknya sarana yang efektif dan efisien dalam bentuknya,
komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan komunikasinya. Demikian pula
dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan sarana pembelajaran untuk
meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Sarana
pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media
pembelajaran sangat penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan
media sangat memengaruhi proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat
membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang disampaikan menjadi jelas dan
mudah diterima oleh siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
2. Sebutkan media pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
MTs/SMP?
3. Sebutkan media pengajaran PAI di MA/SMA?

v
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI).
2. Untuk mengetahui media pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
MTs/SMP.
3. Untuk mengetahui media pengajaran PAI di MA/SMA.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)


Arsyad (2011, hlm.3) menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (‫ )وس@@ائل‬atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan”. Pengertian ini mengacu pada perantara yang mendistribusikan pesan dari
pemberi pesan kepada penerima pesan. Perantara dapat berbentuk alat fisik,
sebagaimana pendapat Briggs seperti dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250)
yang mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat fisik yang dapat
menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Alat fisik yang digunakan untuk menyajikan pesan kepada penerimanya
untuk merangsang siswa agar mau dan aktif dalam belajar. Pengertian tersebut
senada dengan pendapat Rustyah NK sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011,
hlm. 250) menyebutkan bahwa pengertian media mengacu pada penggunaan alat
yang berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.
Ada kata kunci baru yang muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu
media sebagai alat bantu proses penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai
pengertian yang lebih luas dari sekedar alat berbentuk fisik. Hal ini lebih
dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002, hlm.127) yang menyebutkan,
”Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa
yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap”. Demikian pula pendapat Gegne sebagaimana dikutip
oleh Ramayulis (2011, hlm.250) menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk
belajar.
Kedua pendapat terakhir mengandung pengertian yang lebih luas
dibanding dengan pengertian-pengertian sebelumnya. Media merupakan semua
komponen yang terkait dengan proses penyampaian pesan. Media pembelajaran
dan alat pembelajaran mempunyai pengertian yang sama, sebagaimana pendapat

vii
Daradjat (1984, hlm.80) yang menyebutkan bahwa pengertian alat pendidikan
sama dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan.
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai
penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentu bisa
mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika media
pembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka peran guru dapat
diperankan oleh media pembelajaran meskipun tanpa keberadaan guru.
Keberadaan media pembelajaran akan menjadikan materi pembelajaran
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit. Siswa menjadi aktif dan memperoleh
pengalaman langsung melalui media pembelajaran.
Secara garis besar pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana
pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat perangsang siswa agar
pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang
efektif dan efisien.

B. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs/SMP


Karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs mengacu pada fungsi dan
tujuan pendidikan agama Islam.
Fungsi PAI di MTs yaitu :
1. Sebagai pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
2. Untuk penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.

viii
3. Sebagai penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
pendidikan agama Islam.
4. Sebagai perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-sehari.
5. Sebagai pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan
dihadapinya sehari-hari.
6. Sebagai pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata
dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7. Sebagai penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi. 1
Adapun tujuan pendidikan agama Islam di MTs adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2
Basyiruddin Usman (2002, hlm.127-128) menggolongkan media menjadi
delapan kategori, yaitu: realthings, verval representation, grafic representation,
still picture, motion picture, audio (recording), simulation.
Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat
diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang
tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri
(Uswatun Khasanah). Istilah  ”Uswatun Khasanah” barangkali dapat
diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan
menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu
digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya,
misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.  Selanjutnya, melalui suri
tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan

11) Muhaimin, Paradigma Baru Pendidikan Islam., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2001, hlm. 246
2)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Rieneka Cipta, 1993, hlm. 52
2

ix
dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik.
Begitupula sebaliknya. (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 116)
Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga diartikan
semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik
yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara
efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu
dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. (Nawawi 1993, hlm. 213)
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di tingkat
SMP/MTs dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Media yang bersifat benda
a. Media visual, misal: grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik.
b. Audial, misal: radio, tape recorder, dan laboratorium.
c. Projected still media, misal: slide, OHP, dan infocus.
d. Projected motion media, misal: film, televisi, video, komputer, dan
internet.
2. Media yang bersifat bukan benda
Media yang bersifat bukan benda meliputi keteladanan,
perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing,
khususnya kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, guru di MTs harus
benar-benar memperhatikan karakteristik dari masing-masing media tersebut.
Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka pembelajaran tidak akan berjalan
lebih baik, karena media pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai
alat bantu yang memperlancar kegiatan belajar mengajar.

C. Media Pengajaran PAI di MA/SMA


Ruang lingkup pendidikan agama Islam di MA/SMA meliputi keserasian
dalam keseimbangan antara :
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT,
2. Hubungan manusia sesame manusia, dan

x
3. Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain manusia) dan
lingkungan. 3
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek :
1. Keimanan
2. Alquran/hadis
3. Akhlak
4. Fiqih/ibadah
5. Tarikh4
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan ilmu
pengetahuan (knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu
memerlukan alat yang relevan. Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media
pendidikan kepada dua bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil)
dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).
1. Alat pendidikan yang bersifat benda
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
a. Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
b. Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
c. Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
d. Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
e. Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
2. Alat pendidikan yang bukan benda
Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu :
a. Keteladanan
Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa dalam
berbagai hal pendidikan, keteladanan pendidik merupakan alat yang sangat
penting bahkan paling utama. Seperti yang terdapat di dalam Psikologi
kita ketahui bahwa anak-anak mempunyai dorongan meniru terutama

33)Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Rajawali
Pers. Jakarta, 2005, hlm. 59
44) Ibid, hal. 63

xi
terhadap orang tua dan gurunya. Jadi di sinilah para pendidik dituntut
untuk mencerminkan akhlak yang mulia di manapun berada, maka dari itu
posisi pendidik merupakan teladan yang baik yang dikategorikan sebagai
alat atau media pendidikan yang dapat ditiru.
Untuk memenuhi keinginan tersebut Allah SWT mengutus
Muhammad menjadi teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan
untuk mengikuti Rasul, di antaranya memberikan teladan yang baik.
Untuk menjadi sosok yang diteladani, Allah SWT memerintahkan kepada
manusia selaku khalifah di bumi mengerjakan perintah Allah SWT dan
rasul sebelum mengerjakannya kepada orang yang dipimpinnya. Termasuk
dalam hal ini sosok pendidik yang dapat diteladani oleh anak didik.
Pendidik dalam konteks ilmu pendidikan islam, berfungsi sebagai
warasatul al-Anbiya yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai
rahmatan lil ‘alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk
tunduk dan taat kepada hukum-hukum Allah SWT. Menurut al-Ghazali,
seperti yang disitir oleh Fatihah Hasan Sulaiman, terdapat beberapa sifat
penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani, yaitu:
1) Amanah dan tekun bekerja
2) Bersifat dan lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid
3) Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta orang-
orang yang mengajarkannya
4) Tidak rakus pada materi.
5) Berpengetahuan luas.
6) Istiqomah dan memegang teguh prinsip.
Al-Ghazali juga menambahkan bahwa terdapat beberapa sifat
penting yang harus terinternalisasi dalam diri murid, yaitu :
1) Rendah hati
2) Mensucikan diri dari segala keburukan
3) Taat dan istiqomah

b. Perintah atau larangan

xii
Sebagai seorang muslim diberi oleh Allah SWT tugas dan
tanggung jawab yaitu melaksanakan “amar ma’ruf nahyi munkar”. Amar
ma’ruf nahyi munkar merupakan alat dalam pendidikan. Perintah adalah
suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Tiap-tiap perintah
dan pengaturan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat
memberi arah atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Dalam
hal ini perintah itu bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang
harus dikerjakan oleh orang lain, tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan
dan peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik.
Dalam memberikan perintah terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Jangan memberikan perintah kecuali diperlukan
2) Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik
3) Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum
dilaksanakan
4) Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya
5) Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus
Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah. Kalau perintah
merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka
larangan merupakan keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang
merugikan. Di dalam keluarga umumnya larangan itu merupakan alat
mendidik yang banyak dipakai oleh para ibu dan bapak. Namun demikian
baik bagi pendidik maupun bagi orang tua, hendaknya melarang anak itu
sekali saja, sebab anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan
permainannya sejak kecil, akan dapat menghambat perkembangan dirinya.
Oleh karena itu larangan itu seharusnya tidak terlalu sering, tetapi pada
saat-saat yang diperlukan saja. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
dapat diambil sebagai dasar konsep larangan sebagai alat. Firman Allah
SWT , yang artinya: “Janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik yang
terang maupun yang tersembunyi”.

xiii
Larangan mendekati perbuatan tercela berarti pula saran untuk
kejahatan itu harus disingkirkan sebab dalam diri manusia ada fitrah ingin
tahu, ingin mencoba. Disinilah letak peran pendidik, untuk mengarahkan
keingintahuan anak pada hal-hal yang negatif dengan jalan memberikan
pengertian dan kesadaran.
c. Ganjaran dan hukuman
Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan
sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap
perilaku. Yang terpenting dalam ganjaran hanya hasil yang dicapai
seorang anak, dan dengan hasil tersebut pendidikan dapat membentuk kata
hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Ganjaran itu dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara
bermacam-macam antara lain :
1) Guru mengangguk-anggukkan kepala tanda senang dan
membiarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
3) Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna
bagi anak-anak dan sebagainya.
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir
Daien Indra Kusuma, mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang
dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan
nestapa, sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak akan
mengulanginya. 5

55) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, hlm. 204-
211.

xiv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat
MTs/SMP dan MA/SMA harus memperhatikan tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang
mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi
siswa.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam
tergantung pada isi pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik penerima
pesan.

B. Saran
Untuk pendidik, hendaknya dalam menyampaikan materi menggunakan
media pengajaran yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan
dalam kegaiatan belajar mengajar dan dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan.
Untuk pembaca, dengan adanya makalah ini diharapkan nantinya dapat
memahami media pengajaran dalam pendidikan Islam yang baik dan benar.
Sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dimasa yang akan datang.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rachman Shaleh. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak


Bangsa. Rajawali Pers. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Basyiruddin Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat


Pers, Jakarta.

Daradjat. Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.

Muhaimin. 2001. Paradigma Baru Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam.Al-Ikhlas. Surabaya.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia

Ramayulis. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan


Pemikiran para Tokohnya. Kalam Mulia, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah dan  Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar


Mengajar. Rineka Cipta,Jakarta.

xvi

Anda mungkin juga menyukai