Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INOVASI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

MELALUI E-LEARNING

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pembelajaran Aqidah Akhlak

Disusun Oleh :

Nama : M.Ridho Al Faraby

Semerter : V ( Lima )

Dosen pembimbing : Yulda Dina Septiana, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang memberikan nikmat-


Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
dan salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,
karena berkat beliaulah kita dapat merasakan pendidikan seperti sekarang
ini.Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau dan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam
penyelesaian makalah ini. Mudah-mudahan segala bantuan dan dorongan yang
diberikan mendapat imbalan dari Allah Subhana Wata’ala Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dan juga penulis.

Ujung Gading 03 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Landasan Teori.......................................................................................................2
B. Metode Berbasis Pembelajaran Aqidah Akhlak.....................................................3
C. Pengertian E-learning.............................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR KEPUSTAKAAN.........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam, terutama Pendidikan Akidah dan Akhlak
merupakan sarana penting untuk meningkatkan etika, moral dan SDM. Manusia
secara umum dalam menjamin keberhasilan tegaknya syari’at Islam dan
keberlangsungan pembangunan suatu bangsa, Namun sayangnya, berdasarkan
pengamatan di lapangan banyak ditemukan pelaksanaan pembelajaran masih
kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecendrungan pada metode
tertentu (konvensional) dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa
terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dalam proses belajar,
siswa lebih banyak mendengar dan menulis yang menyebabkan isi pelajaran
sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih
fokus pada guru sebagai sumber utama pengatahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Strategi yang bagaimanakah yang dapat digunakan dalam membelajarkan
Aqidah Akhlak ?
2. Metode-metode apa saja yang dapat diterapkan dalam membelajarkan
Aqidah Akhlak?
C. Tujuan
1. Menjelaskan bentuk-bentuk strategi yang dapat digunakan dalam
membelajarkan Aqidah Akhlak 

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi
ini, dijelaskan lebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini,
sekaligus penggunaan secara operasional.
1. Pengertian Inovasi
Inovasi berasal dari kata “inovation” (bahasa inggris) yaitu segala hal
yang baru atau pembaharuan.Inovasi kadang juga dipakai untuk menyatakan
penemuan karena hal yang baru itu hasil penemuan. “discovery”, “invention”,
“innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai penemuan,
maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang
baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah lama kemudian baru
diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada.
Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Ibrahim inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri.
Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan
suatu masalah tertentu.1Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik
tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil oleh pikir atau teknologi yang
diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu
ataupun proses tertentu yang terjadi dimasyarakat.
Ciri-ciri Inovasi Pendidikan :

1
Nurul Zuriyah & Hari Sunaryo, Inovasi Model Pembelajaran DemokratisBerspektif Gender, (Malang:
UMM Press, 2009), hal. 11.

2
a. Memiliki kekhasan/khusus, artinya inovasi memiliki ciri yang khas dalam
arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang
diharapkan. Ciri yang khusus berarti program inovasi bisa berdimensi
makro atau luas dengan melibatkan banyak orang dengan rentang waktu
yang relative lama, namun ciri khusus juga bisa berdimensi mikro atau
cakupan kecil, sederhana dengan melibatkan orang yang terbatas dengan
durasi waktu terbatas juga
b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti inovasi memiliki
karakteristik sebgai sebuah karya atau buah pikir yang memiliki kadar
orisinalitas dan kebaruan
c. Program inovasi dilaksanakan melalui program terencana, dalam arti
sutau inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tak tergesa-gesa,
namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program
yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, bahwa program inovasi yang
dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan
strategi yang bagimana untuk mencapai tujuan tersebut dengan dicapai
dari sitem inovasi yang dilakukan2
B.  Metode Berbasis Pembelajaran Aqidah Akhlak
Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama islam,
yang hamper tidak berbeda jauh dengan metode-metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran mata pelajaran lain. Namun yang lebih spesifik dalam
pembelajaran Agama Islam terutama pembelajaran Aqidah Akhlak menurut
Abdurrahman Saleh (1969) meliputi; metode ceramah, Tanya jawab, Diskusi,
Demonstrasi, Sosiodrama, dan Pemberian Tugas.
Keaneka ragaman Metode ini mengakibatkan guru harus memahami
proses belajar mengajar dan pronsip-prinsip dasar dalam metode pendidikan
Islam yang meliputi: prinsip kesesuaian dangan psikologi anak, menjaga tujuan
pelajaran, memelihara tahap kematangan, dan partisipasi praktikal. Menurut
2
Daryanto & Muljo Rahardjo, Model Pembelajaran…, hal. 193-194.

3
Sadali dkk (1997), metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama
islam, yaitu: metode diakronis, sinkronis-analitis, pemecahan masalah, empiris
dan aneka sumber.
1. Metode Diakronis
Metode Diakronis adalah suatu metode mengajar agama Islam yang
menonjolkan asfek sejarahnya. Metode ini memberikan kemungkinan kepada
peserta didik untuk mengadakan studi perbandingan (komparatif) tentang
berbagai hasil penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peserta didik
juga dapat mengadakan studi tentang intraksi tentang ilmu pengetahuan agama
dan disiplin ilmu lain sehingga tampak relevansi, hubungan sebab-akibat atau
integralnya. Lebih lanjut, peserta didik juga dapat menelaah sejarah kejadian dan
lahirnya setiap bagian, komponen, dan system agama islam.
2. Metode Sinkronis-analitis
Metode Sinkronis-analitis adalah sebuah metode pendidikan agama islam
yang member kemampuan analitis teoritis yang sangat berguna bagi
perkembangan keimanan, mental intelek. Metode ini tidak semata-mata
mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis.
3. Metode Pemecahan Masalah
Metode Pemecahan Masalah merupakan latihan untuk para peserta didik
dengan menghadapkannya pada berbagai masalah suatu cabang ilmu agama
dengan alternative pemecahannya.
Selain metode diatas dijelaskan juga ada beberapa metode pendidikan
lainnya seperti :
1. Metode Empiris
Metode Empiris adalah suatu cara mengajar yang memungkinkan peserta
didik untuk mempelajari agama melalui proses dan aktualisasi tentang norma-
norma dan kaidah agama melalui proses aplikasi yang menimbulkan suatu reaksi
sosial.
2. Metode Targhib dan Tarhib

4
Metode targhib adalah strategi atau cara untuk meyakinkan seseorang
terhadap kebenaran Allah melalui janji-Nya yang disertai dengan rayuan dan
bujukan untuk melakukan mal shaleh. Bujukan yang dimaksud adalah
kesenangan dunia dan ukhrawi akibat melakukan suatu perintah Allah atau
menjauhi larangan-Nya. Sedangkan metode tarhib adalah strategi untuk
meyakinkan seseorang terhadap kebenaran Allah melalui ancaman dengan
siksaan sebagai akibat melakukan perbuatan yang dilarang Allah, atau tidak
melaksanakan perintah Allah.
3. Metode Tajribi (latihan pengamalan)
Ilmu yang digali tidak berhenti pada konsep semata, melainkan
dilanjutkan kepada praktek pengamalannya. Sebagian ulama’ salaf mengatakan
bahwa ilmu akan berkurang bila tidak diamalkan, tetapi akan bertambah kuat
ilmu itu apabila diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Pada metode ini
siswa dilatih membiasakan melakukan sesuatu, seperti membiasakan shalat,
bagaimana praktiknya. Latihan pengamalan sebagi metode pendidikan Qur’ani
dalakukan dengan latihan dan pengulangan latihan menghafal, latihan berfikir
untuk memperdalam iman.
4. Metode pendidikan  keteladanan  
Salah satu metode pendidikan yang dianggap besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar adalah metode pendidikan dengan
keteldanan. Metode keteladanan adalah metode pendidikan dengan cara
memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik baik dalam ucapan
maupun dalam perbuatan.
5. Metode Hiwar Qur’ani 
Hiwar dalam al-Qur’an adalah segala bentuk dialog yang disajikan dalam
Al-Qur’an, ditampilkan apa adanya, baik dialog Allah dengan para malaikat,
dengan para rasul dan makhluk lainnya. Hiwar Qur’ani dapat diartikan seabagai
dialog, yakni pembicaraan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan melalui
Tanya jawab yang terdapat satu topic dan bertujuan hendak dicapai. Rasulullah

5
saw menjadikan dialog tersebut sebagai pedoman dalam mempraktekkan metode
pendidikan dan pengajaran beliau.
6. Metode ibrah dan mau’izah.
Pendidikan dengan ibrah dilakukan oleh pendidik dengan mengajak
peserta didik mengetahui inti sari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,
diukur, dan diputuskan oleh manusia secara nalar, sehingga kesimpulannya
dapat mempengaruhi hati. Misalnya peserta didik diajak merenungkan kisah
nabi yusuf yang dianiaya oleh saudara-saudaranya dan mengambil pelajaran dari
kisah tersebut.
Pendidikan dengan mau’izah adalah pemberian nasihat dan peringatan
akan kebaikan dan kebenaran dengan cara menyentuh qalbu dan menggugah
untuk mengamalkannya. Mau’izah dapat berbentuk nashihat dan tazkir
(pengingatan).
C. Pengertian E-learning
E-learning adalah perangkat pendidikan berbasis komputer atau sistem
yang memungkinkan seseorang untuk belajar di mana saja dan kapan saja. E-
learning saat ini disampaikan dengan melalui internet, tetapi e-learning di masa
lalu disampaikan dengan metode berbasis komputer seperti CD-ROM.
E-learning merupakan model pembelajaran yang mencakup beragam
media penyampaian bahan ajar atau konten melalui situs di internet dengan
menggunakan multimedia (beragam media yang dapat menyampaikan teks, pesan,
grafik, audio, video, animasi, secara terintegrasi), televisi interaktif, kelas virtual,
(pembelajaran yang dimediasi komputer dan internet secara synchronous/real time
dengan pendidik dan peserta didik tidak berada di dalam ruangan/tempat yang
sama), televisi atau video konferensi (konferensi yang dimediasi dengan
komputer, LCD/proyektor, dan internet secara synchronous/real time (pendidik
tidak berada di sebuah tempat/ruangan yang sama dengan peserta didik, tetapi
sesama peserta didik bisa berada sebuah tempat/ruangan yang sama/berbeda).

e-learning dapat dikatakan sebagai berikut:

6
 Metode pembelajaran yang baru dengan menggunakan media jaringan
komputer dan internet.
 Pembelajaran dimana bahan ajarnya (kontennya) disampaikan dengan melalui
media elektronik. Jadi pembelajaran disini, bentuk bahan ajarnya berupa
konten digital.
 Pembelajaran yang prosesnya didukung oleh sebuah sistem dan aplikasi
elektronik.
Dapat dikatakan e-learning merupakan sebuah paradigma perubahan
strategi dalam pembelajaran yang dikembangkan dari pembelajaran yang
berpusat kepada pendidik (teacher centered), berubah menjadi pembelajaran
yang berpusat kepada peserta didik (student centered). Dan strategi
pembelajaran dapat dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi
informasi.
Materi belajar atau konten dalam e-learning disini merupakan bahan ajar
yanag ada dalam sistem yang disebut dengan Learning Management System
(LMS). Materi belajar dalam LMS disini dapat berupa Multimedia based
Content (materi berbentuk multimedia interaktif) atau Text based Content
(materi berbentuk teks). LMS merupakan salah satu software aplikasi yang
digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar secara e-learning.
Jadi, Dapat diambil kesimpulan dari uraian di atas, bahwa pengertian
bahan ajar akidah akhlak berbasis e-learning merupakan segala bentuk bahan
ajar atau alat pembelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan
untuk membantu pendidik yang disusun secara sistematis untuk melaksanan
kegiatan pembelajaran di kelas dan menjadi bahan untuk dipelajari peserta didik.
untuk mencapai standar kompetensi yang telah di tentukan dengan usaha
sadar dalam proses terencana untuk menanam keyakinan atau akidah yang
kokoh sesuai ajaran islam dengan dibuktikan pengalaman sikap yang baik
kepada Allah maupun kepada makhluk atau manusia lainya dan alam, dengan
bahan ajarnya dapat menggunakan perangkat pendidikan berbasis e-learning
atau komputer atau sistem yang memungkinkan seseorang untuk belajar di mana

7
saja dan kapan saja melalui penggunaan teknologi internet dan berbagai ragam
media pembelajaran seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
pembelajaran kita pda hari ini sangat mutlak diperlukan dalam proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Sekolah Dasar atau
Madrasah, karena tanpa mengajar menggunakan Startegi atau Metode yang
sesuai dengan materi pembelajaran maka bisa dikatakan tidak mungkin tujuan
pembelajaran tersebut bisa dicapai.
proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan
dengan niat karena Allah SWT, konsep belajar mengajar harus dilandasi dengan
niat Ibadah, di dalam proses belajar mengajar harus saling memahami posisi
guru sebagai guru dan murid sebagai murid, harus menciptakan komunikasi
yang seimbang, komunikasi yang jernih, dan komunikasi yang transparan,
mendidik dengan ketauladanan yang baik, untuk memperoleh hasil yang
maksimal maka dibutuhkan pembisaan-pembisaan, evaluaisi yang baik, dan
proses belajar mengajar akan lebih baik dan berhasil apabila diawali dan diakhiri
dengan do’a.
B.  Saran
Saran yang dapat kami sampaikan kepada semua pendidik dalam
pembahsan masalah ini adalah agar selalu memperhatikan semua jenis dan
bentuk evaluasi maupun metode lain yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran terutama dalam membelajarkan Aqidah dan Akhlak di jenjang
Sekolah Dasar agar dapat apa yang menjadi tujuan pembelajaran tersebut bisa
tercapai, yang selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan.

9
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Fathurrohman, Pupuh & M. Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar;


Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum
&KonsepIslami. Bandung: PT Refika Aditama.
Nata, H. Abuddin.2013. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers.
Khalakul Khairi Ahmad. 2012. Pembelajaran Aqidah Akhlak.
Umar Bukhari, 2011, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Amzah.

10

Anda mungkin juga menyukai