Anda di halaman 1dari 19

PEMBELAJARAN FIQH DI MADRASAH

“Pengertian dan Perbedaan Makna Penilaian, Pengukuran, Evaluasi, Prinsip-Prinsip,


Ruang Lingkup, Serta Teknik dan Instrumen Penilaian”

Diampu Oleh: Muhammad Junaidi, M.Pd. I

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. Nurul Faizah (T20181451)


2. Faizatul Khoiroh (T20181472)
3. Ragil Hikmawan (T20181492)
4. Khanifatuz Zahro (T20181497)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Jember

April, 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat serta hidayah Allah SWT yang selalu mengiringi langkah
manusia dimanapun ia berada, sehingga semoga setiap gerakannya dapat memberi manfaat
kepada sesamanya, dan semoga setiap tutur kata dan tulisannya dapat menjadi lantaran untuk
menuntut ilmu yang mulia. Begitupun tulisan yang terhidang ini dengan tema Pengertian dan
Perbedaan Makna Penilaian, Pengukuran, Evaluasi, Prinsip-Prinsip, Ruang Lingkup, Serta
Teknik dan Instrumen Penilaian yang diampu oleh Muhammad Junaidi, M.Pd.I semoga dapat
memberi manfaat untuk para pembaca yang menghendaki terbukanya pemikiran dan
berwawasan luas.

Sanjungan terima kasih juga kami haturkan kepada rekan-rekan yang turut menyajikan
tulisan ini, yang turut berdiskusi, dan berkontribusi fi maaliyah, waqtiyah, ‘aqliyah wa
‘amaaliyah barakallahu lakum wa lanaa. Amin.

Jember, 13 April 2021

Penulis

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I

Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Penulisan 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 2

BAB II

Pembahasan 3

A. Pengertian Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi 3


B. Perbedaan Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi 5
C. Prinsip-Prinsip Penilaian 6
D. Ruang Lingkup Penilaian 9
E. Teknik dan Instrumen Penilaian 10

BAB III

Penutup 15

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

Daftar Pustaka 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, untuk menentukan hasil seorang peserta didik apakah dapat
dikatakan tuntas atau tidak dalam proses pembelajarannya adalah dengan mengevaluasi
setiap kegiatan pembelajarannya. Baik evaluasi dalam pendekatan prosesnya seperti
apakah materi yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi, baik Kompetensi Dasar
maupun Kompetensi Inti.
Selain itu, hal-hal yang lain dievaluasi adalah hasil belajar. Dengan mengevaluasi
hasil belajar dapat diketahui relevansi, kefektifan, dan keefisienan proses belajar
mengajar yang telah berlangsung. Dengan hal ini juga dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menyempurnakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Guru yang professional adalah guru yang mampu mengevaluasi dan memahami
apa saja yang harus dinilai sebagai tolok ukur dalam mengembangkan proses
pembelajaran yang baik dan efektif sehingga dengan hasil belajar ini dapat menghasilkan
peserta yang didik yang berpendidikan dengan integritas moral dan pengetahuan yang
berkualitas.
Dalam hal ini, hasil belajar menurut Sadjana adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.1 Penting sekali
mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan teknik dan isntrumen yang
tepat, yang mana hasil belajar tersebut dapat mencakup kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Oleh karena itu, terlebih dahulu dalam tulisan ini akan membahas tentang
“Pengertian dan Perbedaan Makna Penilaian, Pengukuran, Evaluasi, Prinsip-Prinsip,

1
Muhamad Afandi, Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar,(Semarang: UNISSULA Press, 2013), 2

1
Ruang Lingkup, Serta Teknik dan Instrumen Penilaian” sehingga nantinya diperoleh
pemahaman yang dapat bermanfaat baik secara teoritical maupun aplikatif.

B. Rumusan Penulisan
Dalam tulisan ini, penulis mencantumkan beberapa rumusan penulisan agar
pembaca dapat mengetahui focus masalah yang akan dibahas, rumusan tersebut antara
lain:
1. Apa pengertian dari penilaian, pengukuran, dan evaluasi?
2. Apa perbedaan dari penilaian, pengukuran, dan evaluasi?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam penilaian?
4. Bagaimanakah ruang lingkup dari penilaian?
5. Apa saja teknik dan instrument dalam penilaian?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Dalam tulisan ini, tujuan yang diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca
dapat memeroleh manfaat, antara lain:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari penilaian, pengukuran, dan evaluasi
2. Mengetahui dan memahami perbedaan dari penilaian, pengukuran, dan evaluasi
3. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam penilaian
4. Mengetahui dan memahami ruang lingkup penilaian
5. Mengetahui dan memahami teknik dan instrument dalam penilaian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi


1. Pengertian Penilaian
Penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Proses tersebut dilakukan melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai
instrumen, dan berasal dari berbagai sumber agar lebih komprehensif.
Penilaian juga disebut dengan assessment yang berarti suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Senadan Sidin Ali dan Khaeruddin
juga hampir sama dalam mendefinisikan penilaian sebagai proses penetuan kualitas
suatu objek dengan membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standar penilaian
tertentu2.
Assesment dapat diartikan sebagai kagiatan menafsirkan data hasil pengukuran
berdasarkan kriteria dan aturan-aturan tertentu. Menurut Boyer dan Ewel memberikan
definisi terhadap penilaian sebagai proses menyediakan informasi tentang individu
peserta didik, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau yang berkaitan
dengan institusi. Istilah assesment juga dapat diartikan sebagai penilaian proses,
kemajuan, dan hasil belajar peserta didik.
Oleh karena itu, penilaian (assessment) adalah sebuah kegiatan mengumpulkan
dan mengolah informasi dari data pengukuran hasil belajar peserta didik atau hal-hal
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar yang didasarkan pada kriteria dan
pertimbangan tertentu.

2
Elis Ratuwulan dan A. Rusdianan, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), 4

3
2. Pengukuran (measurement)
Pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu.
Sesuatu tersebut dapat berupa peserta didik, strategi pembelajaran, sarana dan
prasarana sekolah, dan lain sebagainya. Pada dasarnya pengukuran dilakukan untuk
menentukan keberhasilan sebuah program pendidikan yang diartikan dalam bentuk
angka dari suatu objek yang diukur dengan menggunakan ukuran tertentu3.
Oleh karena itu esensi pengukuran dapat terlihat sebagai kuantifikasi atau
penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu dengan aturan tertentu.
Keadaan individu yang diukur dapat berupa kemampuan kogintif, afektif, dan
psikomotorik. Standar pengukuran tersebut pun harus memiliki derajat validitas dan
reabilitas yang tinggi, sebab hasil dari pengukuran inilah yang nanti dijadikan bahan
dalam penilaian dan evaluasi.
3. Evaluasi
Evaluasi menurut Guba dan Lincoln adalah a process for describing an evaluand
its merit and worth, yang mana dalam hal ini evaluasi adalah proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan harga dan
jasa. Menurut buku Measurement and Evaluation and Psychology yang ditulis oleh
Wiliam A. Mohrens, mendefinisikan evaluasi sebagai proses penggambaran dan
penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternative4.
Menurut Tyler yang dikutip dari Mardapi, mengungkapkan bahwa evaluasi adalah
proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan tercapai. Evaluasi sendiri pada
hakikatnya selalu memuat informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu
program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.
Definisi evaluasi juga merupakan penilaian keseluruhan program dalam pendidikan
baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pengadaan dan peningkatan kemampuan
pendidik, manajemen pendidikan, ataupun reformai pendidikan secara keseluruhan.
Oleh karena itu dalam melakukan evalusi harus dilakukan terus-menerus dan
berkesinambungan.

3
Muhamad Afandi, Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, (Semarang: UNISSULA Press, 2013), 28
4
Asrul, dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Ciptapustaka Media, 2014), 2

4
Melihat dasar-dasar ini, maka evaluasi dapat diartikan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi keseluruhan kegiatan dalam proses pembelajaran, baik dari
perencaannya, pelaksanaannya, maupun keberhasilannya yang mana hal ini dilakukan
untuk menentukan kebijakan kegiatan selanjutnya.
B. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak pada ruang lingkup
dan pelaksananya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas
pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilaksanakan pada konteks internal, yakni orang-orang
yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersangkutan.
Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisisor menilai kenerja guru
dan sebagainya. Ruang lingkup evaluas lebih luas mencakup semua komponen dalam
suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat
dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal) tetapi juga pihak eksternal
(evaluasi eksternal), seperti konsultan mengevaluasi suatu program.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrumen) pengukuran. Pengukuran lebih
membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik. Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan
suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian tidak
hanya didasarkan kepada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil
pengamatan dan wawancara.5
Proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan suatu kegiatan atau proses
yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu
dimuali dari proses pengukuran kemudian penilaian dan yang terakhir evaluasi. Secara
umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada
sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya hanyalah angka-

5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,
2012), Hal. 11

5
angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-buruknya sesuatu, tetapi
hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian dan evaluasi.6
C. Prinsip-Prinsip Penilaian
a. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu tes dikatakan valid apabila
mengukur apa yang seharunya diukur. Meter valid apabilah dipergunakan untuk
mengukur jarak, sedangkan timbangan valid apabila dipergunakan untuk mengukur
berat7.
Menurut Suharsimi Arikunto8 terdapat 4 (empat) macam validitas yang
berasal dari dasar pembagian jenisnya yaitu:
a. Validitas logis terdiri dari:
1) Validitas Isi (content validitiy)
Validitas isi, suatu tes dikatakan memiliki validitas isi (content validity)
apabila mengukur kesejajaran antara tujuan khusus pembelajaran atau
indikator pembelajaran dengan materi pokok atau isi pelajaran yang diberikan.
Misalnya bila ingin mengukur kemamuan pemahaman mata pelajaran fiqih
umpamanya, maka item-item tes yang dibuat diambilkan dari materi pelajaran
fiqih pada kurikulum kelas yang kita ajar. Karena aitem-aitem tes yang dibuat
mengacu pada kurikulum validitas isi sering disebut juga dengan validitas
kurikuler9.
2) Validitas konstruksi (construct validity)
Validitas konstruksi, yaitu suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk
apabila aitem-aitem tes yang membangung tes tersebut mengukur semua
aspek berfikir dari tujuan pembelajaran khusus atau indikator pembelajaran.
Misalnya indikator pembelajaran dalam mata pelajaran fiqhi maka perintah
soal harus menunjukkan pada materi pelajaran fiqh.

6
Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Hal. 6
7
K. Condie R. Livingston, Evaluation of the assessment is for learning programe, (Final Report. Glosgow University
of Starthcyde, 2006), 67
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. IV; Jakarta Bumi Aksarah, 1999), 64
9
Hilgard dan Brower, Modern Philosophies of Education. ( Cet. I; New Delhi: Tata Graw- Hill Publishing Company
LTD, 1981), 75

6
b. Validitas empiris terdiri dari:
1) Validitas ada sekarang (concurrent validity)
Validitas ada sekarang atau validitas pengalaman atau empiris. Suatu tes
memiliki validitas empiris apabila hasil tes dipasangkan dengan pengalaman
akan menghasilkan hasil yang sama. Misalkan untuk mengetahui valid atau
tidaknya tes yang dibuat sekarang dibandingkan dengan hasil ujian semester
atau hasil ujian tahun yang lalu dengan cara membandingkan aitem-aitem tes
yang dibuat sekarang dengan aitem-aitem tes yang telah dibuat pada masa
lalu.
2) Validitas prediksi (predictive validity)
Validitas Prediksi, Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila
tes tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksikan prestasi yang akan
dicapai seseorang di masa yang akan datang. Misalkan hasil seleksi masuk
keperguruan tinggi. Dari hasil tes tersebut dapat diperkirakan tingkat
kesuksesan seseorang diperguruang tinggi sebagai mahasiswa pada masa yang
akan datang.
b. Reliabilitas
Reliabilitas sering disebut juga tarap kepercayaan dan sering disebut juga
dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila tes tersebut
dipergunakan untuk mengukur secara berulang-ulang memberikan hasil yang tetap
atau sama.
c. Adil dan Objektif
Maksudnya adalah penilaian harus mempertimbangkan rasa keadilan dan
obyektifitas siswa, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan
berbagai hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan
dalam penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, karena
mereka merasa di anaktirikan.
Sebuah tes dikatakan memiliki obyektivitas apabila dalam melaksanakan tes
itu tidak ada faktor-faktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi
pada sistem skoringnya. Untuk menghindari subyektivitas penilaian harus ada

7
pedoman tetutama yang menyangkut masalah kontinuitas pengadministrasian yaitu
kontinuitas dan konfrehensifitas.
d. Kontinyu (terus menerus).
Dengan penilaian yang berkali-kali dilakukan maka guru akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang keadaan siswa. Tes yang dilakukan “on the spot”
dan hanya satu dua kali, tidak akan memberikan hasil yang obyektif tentang keadaan
seorang peserta didik.
e. Komprehensif (menyeluruh)

Yang dimaksud dengan penilaian yang menyeluruh adalah atas berbagai segi
penilaian yaitu:

a. Mencakup keseluruhan materi


b. Mencakup berbagai aspek berfikir (ingatan, pemahaman, aplikasi dan sebagainya)
c. Melalui berbagai cara yaitu tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan, pengamatan
incidental dan sebagainnya.
f. Praktibilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis, mudah pengadimistrasiannya tes yang praktis adalah:

a. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan


memberi kebebasan pada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang
diaanggap mudah oleh siswa.
b. Mudah memeriksanya, artinya tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya.
c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali
oleh orang lain.
g. Ekonomis

Ekonomis adalah bahwa pelaksanaan tes/penilaian tersebut tidak


membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

8
h. Terfokus pada Kompetensi

Penilaian berbasis kelas harus dapat menilai pencapaian kompetensi yang


dicapai oleh siswa yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, keterampilan dan
nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dan bertingkah laku.
Dengan berpedoman pada pencapaian kompetensi ini, maka ukuran-ukuran
keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah, terukur serta
dapat diamati

D. Ruang Lingkup Penilaian


Menurut Arifin, ruang lingkup penilaian dibatasi dalam empat komponen besar
yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan penilaian
berbasis kelas. Namun secara garis besar dalam sistem pendidikan nasional merumuskan
tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
mana dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
Merujuk pada Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan inilah, maka ruang
lingkup yang menjadi tujuan daripada pendidikan adalah ranah/ domain kognitif, afektif
dan psikomotor.
1. Domain Kognitif atau ranah intelektual
Terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
a. Pengetahuan; Kemampuan mengingat/menghafal fakta, istilah, Prinsip, teori,
Proses dan pola Struktur.
b. Pemahaman; Kemampuan mengungkapkan kembali dengan bahasa sendiri
tetang teori, prinsip-prinsip, konsep, sistem, struktur sehingga melahirkan ide
dan gagasan.
c. Penerapan; Kemampuan mengaplikan ide dan gagasan dari teori-teori,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, abstrak kesituasi yang konkrit.
d. Analisis; Kemampuan menguraikan, mengidentifikasi, keseluruhan/suatu
system yang berhubungan dari ede dangagasan yang telah diaplikasikan.
e. Sintesis; Kemampuan menyatukan komponen-komponen sehingga dapat
ditarik kesimpulan (suatu hasil yang baru).

9
f. Evaluasi; Kemampuan untuk mengembangkan suatu ide, situasi, nilai-nilai
dan metode (sintesis) berdasarkan berdasarkan kriteria (PAP dan PAN).
2. Domain Afektif/ Kemampuan Emosi dan Minat
Terdapat 5 tingkatan yaitu :
a. Penerimaan; Kemampuan menerima dan memahami apa yang disampaikan
oleh pendidik.
b. Responsive; Kemampuan menanggapi atau melibatkan diri terhadap materi
yang diberikan dan siswa mampu berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
c. Penghargaan/penilaian; Kemampuan memberi nilai terhadap stimulus,
informasi respon / materi yang diberikan yang informasinya bermanfaat.
d. Pengorganisasian/ mengelola; Kemampuan mengorganisasikan stimulus,
materi, informasi ke dalam system yang dimiliki.
e. Karakterisasi; Kemampuan mengintregasikan nilai menjadi bagian yang
terpadu.
3. Domain psikomotorik atau ranah psikomor
Keterampilan motorik halus dan motorik kasar dalam melakukan tindakan,
Terdapat 4 tingkatan yaitu :
a. Menirukan: Kemampuan menirukan apa yang diajarkan oleh guru.
b. Memanipulasi: Kmampuan menambah tindakan-tindakan yang diajarkan
pendidik.
c. Artikulasi/ ketepatan waktu: Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-
tindakan secara tepat dan teratur.
d. Naturalisasi: Kemampuan melakukan tindakan secara alami dengan tidak
menggunakan tenaga lebih.
E. Teknik dan Instrumen Dalam Penilaian
Menurut Sukardjo teknik dalam evaluasi belajar adalah cara dalam melaksanakan
evaluasi, sedangkan instrument evaluasi belajar adalah alat yang dipakai untuk
memungut atau merekam data hasil belajar10. Dalam proses pembelajaran teknik dalam
penilaian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

10
D. Tiala, Teknik Evaluasi dan Instrumen Hasil Belajar, www.staffnew.uny.ac.id

10
1. Teknik bebentuk Tes
Adapun teknik penilaian berbentuk tes digunakan untuk menilai kemampuan peserta
didik yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus (bakat
bahasa, bakat teknik, dan sebagainya) dari bakat umum (intelegensi).
2. Teknik berbentuk Nontes
Teknik penilaian dalam bentuk non tes adalah bentuk penilaian yang dapat digunakan
dalam menilai sikap, minat, dan kepribadian peserta didik.

Adapun jenis dan fungsi penilaian dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Penilaian formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran,
dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar ataupun memperbaiki
program satuan pelajaran
2. Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan tiap caturwulan atau semester, yang
fungsinya untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap
tertentu.
3. Penilaian penempatan (placement), yang berfungssi untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar mengajar yang tepat.
4. Penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang berfungsi untuk memecahkan kesulitan
belajar siswa11.

Instrument dalam teknik evaluasi belajar yang menggunakan tes adalah sebagai
berikut:

1. Tes uraian
Menurut Purwanto bahwa Tes atau hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk
menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada muridnya atau
oleh dosen kepada mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu dalam
tes harus memuat pertanyaan yang harus dijawab dengan baik dan benar sesuai

11
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 2017),
108

11
dengan tujuan yang akan dicapai (materi pelajaran), yang mana tes uraian ini terdiri
dari uraian bebas, urain terbatas dan uraian terstruktur.
2. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling tepat. Dilihat dari setrukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas : Stem;
Pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan. Option;
Sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Kunci; Jawaban yang benar atau paling
tepat. Distractor atau pengecoh; Jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.
3. Isian Singkat
Jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata,
bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabanya hanya dapat dinilai benar atau salah.
Menurut Arikunto Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Sedangkan menurut Majid A. Tes dengan
bentuk jawaban/ isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang
disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.
4. Menjodohkan
Menjodohkan : terdiri atas 2 kelompok pertanyaan. Kedua kelompok ini berada dalam
satu kesatuan. Bagian sebelah kiri merupakan beberapa pertanyaaan yang harus dicari
jawabanya yang ada pada kolom kanan.

Sedangkan instrument evaluasi belajar yang tidak menggunakan tes atau nontes
adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi menurut Sudjiono adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematais terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sebagai sasaran
pengamatan. Dalam hal ini sasaran pengamatan adalah tingkah laku peserta didik
pada situasi tertentu.
2. Wawancara
Wawancara merupakan skala suatu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak

12
langsung. Wawancara dalam hal ini merupakan alat penilaian yang dapat digunakan
untuk mengetahui pendapat, aspirsi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan, dan lain-
lain sebagai hasil belajar peserta didik.
3. Angket (Kuisoner)
Angket merupakan suatu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus
dijawab oleh peserta didik yang menjadi sasaran dari angket tersebut. Tujuan
diadakannya Angket yaitu untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
yang bermakna.
4. Perfotolio
Perfotolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa dokumen-dokumen yang telah ada
dan telah dilaksanakan dengan memperhatikan legal formalnya dokumen yang
dibutuhkan.
5. Unjuk Kinerja
Menurut Majid unjuk kerja merupakan penilaian dengan berbagai macam
tugas dan situasi dimana peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman
dan penerapan pengetahuan yang mendalam serta keterampilan di dalam berbagai
macam konteks. Hal ini digunakan untuk mengamati peserta didik dalam melakukan
kegiatan tertentu, menialai ketercapaian kompetensi tertentu pada peserta didik.
Misalnya, praktek dilaboratorium, praktek puisi, praktek main musik.
6. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah Teknik evaluasi yang menekankan pada aspek data
tertulis atau dokumen yang berkaitan erat dengan informasi tentang siswa. Studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi tersebut menurut Sugiono dapat
berupa pengumpulan informasi baik melalui dokumen, foto, film, tentang apa yang
telah dimilki oleh peserta didik.

13
7. Sosiometri
Menurut Sudjana sosiometri yaitu cara untuk mengetahui kemampuan siswa,
apakah dapat menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial siswa dengan teman
sekelasnya. Oleh karena itu sosiometri adalah alat yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tetang perkembangan peserta didik dalam lingkungan
sosialnya.
8. Biografi
Biografi adalah catatan atau gamabaran hidup peserta didik yang berisi tetang
biodata pribadi, pengalaman-pengalam yang didapat dan juga tetang keberhasilan
yang telah dimiliki.
9. Analisis Hasil Karya
Analisis hasil karya ini terdiri dari proyek dan produk. Penilaian proyek
adalah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu, tugas tersebut berupa suatu investigasi dari suatu perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyediaan data. Sedangkan penilaian
produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Analaiasi hasil karya dapat mengidentifikasi tetang suatu kemampuan peserta didik
delam menuangkan ide dan gagasannya12.

12
Muhamad Afandi, Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, 53

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penilaian adalah kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan
kemajuan belajar peserta didik. Pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka
tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Evaluasi
adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
2. Perbedaan antara penilaian, pengukuran, dan evaluasi terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaanya. Proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan suatu kegiatan
atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan
berjenjang yaitu dimuali dari proses pengukuran kemudian penilaian dan yang
terakhir evaluasi.
3. Prinsip dalam penilaian antara lain validitas, reliabilitas, adil dan objektif, kontinyu
(terus menerus), komprehensif, praktibilitas, ekonomis, terfokus, dan kompetensi.
4. Merujuk pada Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan inilah, maka ruang
lingkup penilaian yang menjadi tujuan daripada pendidikan adalah ranah/ domain
kognitif, afektif dan psikomotor.
5. Teknik dalam penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu teknik menggunakan tes dan
tidak menggunakan tes (nontes). Adapun istrumen penilaian dalam teknik
menggunakan tes seperti tes uraian, pilihan ganda, isian singkat, dan menjodohkan.
Sedangkan intrumen penilaian nontes seperti observasi, wawancara, angket
(kuisoner), perfotolio, unjuk kerja, studi dokumentasi, sosiometri, biografi, dan
analisis hasil karya.
B. Saran
Dalam tulisan ini hanya memuat beberapa referensi saja sehingga tidak menutup
kemungkinan terdapat hal-hal yang belum dipaparkan secara sempurna. Namun tulisan
ini juga dapat berkontribusi menjadi acuan dalam diskusi mata kuliah pembelajaran fiqh
di madrasah sehingga pembahasan nantinya bisa terfokus pada apa yang telah dipaparkan
saja.

15
Daftar Pustaka

Afandi, Muhamad. 2013. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Semarang: UNISSULA Press.

Ratuwulan, Elis dan A. Rusdianan. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Ciptapustaka Media.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksarah.

Hilgard dan Brower. 1981. Modern Philosophies of Education. New Delhi: Tata Graw- Hill
Publishing Company LTD.

Livingston, K. Condie R. 2006. Evaluation of the assessment is for learning programe. Final
Report. Glosgow University of Starthcyde.

Purwanto, M. Ngalim. 2017. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakaya.

Silverus, Suke. 2006. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.

Tiala, D. Teknik Evaluasi dan Instrumen Hasil Belajar, www.staffnew.uny.ac.id (online pada
tanggal 13 April 2021 22:32)

16

Anda mungkin juga menyukai