Anda di halaman 1dari 2

Macam-macam Amanah

Amanah dilihat dari sisi kepada siapa dia ditunaikan dan apa saja cakupannya dijelaskan oleh ayat
berikut ini.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui. (QS. Al-Anfal: 27)
Ayat ini menjelaskan bahwa amanah ditinjau dari sisi kepada siapa dia ditunaikan dan apa saja
cakupannya dapat dibagi menjadi tiga bagian:

Pertama, amanah yang kaitannya dengan hak Allah Tabaraka wa Taala atas para hambaNya.
Allah Jalla wa Ala memberi amanah kepada semua manusia, termasuk kita, agar menjaga
hak-hak-Nya. Allah menciptakan kita agar kita hanya beribadah kepada-Nya, memerintah,
dan melarang kita. Allah tidak menciptakan kita sia-sia, tanpa diperintah dan dilarang. Dia
menicptakan kita untuk suatu tujuan yang terpuji dan agung yaitu beribadah hanya kepadaNya dan mengimani segala yang datang dari-Nya. Jadi, mentauhidkan Allah adalah amanah
dan berbuat syirik adalah khianat.
Amanah yang paling besar yang Allah embankan kepada kita adalah tauhid. Dan
pengkhiantan yang paling besar dari amanah Allah adalah syirik. Barangsiapa yang
menegakkan hak-hak Allah Jalla wa Ala, mengikhlaskan agama hanya untuknya,
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan berhati-hati dari
syirik, maka dia telah menunaikan amanah kepada Alla Jalla wa Ala.
Pengetahuan kita tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah, pengetahuan tentang keagungan
dan kebesaran-Nya, pengetahuan tentang kekuasaan-Nya, pengetahuan tentang betapa
sempurna kebijaksanaan-Nya, itu adalah bentuk menunaikan amanah keapda Allah Taala.

Kedua, amanah dalam menunaikan hak-hak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.


Di antara hak Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah mencintai beliau. Cinta di sini adalah
mencintai beliau lebih dari diri sendiri, orang tua, anak, dan orang selainnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tidak (sempurna) keimanan salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai dari
orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.
Ketika Umar radhiallahu anhu berkata, Wahai Rasulullah, sungguh engkau paling aku cintai
dari segala sesuatu kecuali diriku.
Lalu Rasulullah shallallahu menanggapi, Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara
kalian sampai aku menjadi orang yang paling dia cintai, termasuk dari dirinya sendiri.
Umar menjawab, Sekarang, demi Allah, Anda yang paling saya cintai termasuk dari diri saya
sendiri.

Beliau menjawab, Sekarang wahai Umar (imanmu sempurna).


Di antara bentuk amanah terhadap hak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah
melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, membenarkan apa yang beliau
kabarkan, memuliakannya tanpa berbuat ghuluw kepada beliau. Inilah amanah yang kita
emban terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Ketiga, amanah yang berkaitan dengan hak sesama manusia.


Di sini terkandung juga amanah kepada orang tua, anak, tetangga, amanah dalam
perdagangan, pegawai, dan petugas keamanan. Allah Tabaraka wa Taala akan
mempertanyakan tentang orang-orang yang mendapatkan salah satu atau semua hal di tadi.
Dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam besabda, Kalian
semua adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa amanah itu tidak hanya terkhusus pada satu
bidang saja seperti yang disangkakakn banyak umat Islam yang awam. Mereka menyangka
amanah itu hanya terbatas pada hak sesama. Tidak demikian. Amanah itu lebih besar dari
itu. Ia berhubungan dengan hak Allah, Rasulullah, kemudian sesama manusia.
Oleh karena itu, tunaikanlah amanah kepada masing-masing yang berhak. Yakinlah!
Allah Subhanahu wa Taala akan menanyakan kepada kita perihal amanah ini di hari ketika
kita berdiri di hadapan-Nya kelak.
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang
tersembunyi (bagi Allah). (QS. Al-Haqqah: 18)

Anda mungkin juga menyukai