Anda di halaman 1dari 4

Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 31-33

font size decrease font size increase font size Print Email Add new comment

Rate this item12345(5 votes)

Ayat ke31

Artinya:

Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian


mengemukakannya kepda para Malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-beda itu
jika kamu memang orang-orang yang benar.

Untuk membuktikan kelayakan manusia kepada para malaikat, Allah Swt menguji kedua pihak. Mula-
mula Allah mengajarkan kepada mereka ilmu-ilmu pengetahuan, lalu Allah mengajukan pertanyaan
kepada mereka. Al-Quran sama sekali tidak menjelaskan ilmu pengetahuan apa yang diajarkan kepada
mereka itu.

Namun mayoritas mufassirin meyakini bahwa Allah mengenalkan kepada manusia alam yang ada pada
awal penciptaan dan mengajarkan nama-nama semua itu. Itulah potensi dan kemampuan berpikir untuk
mengenali segala sesuatu yang Allah ciptakan di dalam diri kita umat manusia. Oleh karena para
malaikat mengira bahwa berkat ibadah yang mereka lakukan dan itu artinya mereka lebih unggul dari
pada manusia, maka mula-mula Allah menguji mereka, dan berfirman, "Jika dugaan kalian itu benar,
maka sebutkanlah nama hakikat-hakikat itu, yang telah Aku ajarkan kepada kalian".

Akan tetapi para malaikat menyadari kekeliruan mereka, dan mereka baru mengetahui bahwa ibadah
dan tasbih saja, bukan ukuran pilihan Allah, dan khalifah ilahi harus memiliki posisi dan kedudukan ilmu
pengetahuan yang tinggi. Dalam menjawab pertanyaan Allah, para Malaikat berkata, "Ya Allah, Engkau
Maha Suci dari segala perbuatan yang tanpa alasan dan tanpa kebijaksanaan. Kami yakin bahwa dalam
penciptaan dan khilafah keturunan manusia di bumi, terkandung hikmah dan maslahat yang amat besar
yang lebih tinggi dari pada kejahatan yang ada pada sebagian manusia. Berdasarkan maslahat itulah
maka Engkau menciptakan Adam. Ya Allah, selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, maka
kami tidak mengetahui apa-apa; dan pertanyaan kami timbul dari ketidaktahuan kami akan persoalan
ini, yaitu bahwa ternyata manusia memiliki kelebihan dan memiliki potensi serta kekuatan sedemikian
besar. Ya Allah Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu dan selalu berbuat sesuatu berdasarkan
hikmah kebijaksanaan.

Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Guru pertama yang mengajar manusia ialah Allah yang memberi kekuatan berpikir dan memahami
hakikat kepada manusia. Kekuatan yang semua pengetahuan manusia berkat potensi ilahi tersebut.

2. Manusia memiliki potensi dan kelayakan untuk menerima seluruh ilmu pengetahuan dan membuka
hakikat alam kehidupan, meskipun kini manusia masih berada di awal perjalanan sementara hal-hal
yang tidak diketahui masih banyak.

3. Kelebihan manusia di atas segala makhluk, termasuk Malaikat terletak di dalam ilmu pengetahuan
dan kemampuannya berpikir, yang hal itu sendiri merupakan ibadah terbesar.

4. Khalifah ilahi dan pemimpin Islam, lebih dari ibadah dan tasbih, memerlukan ilmu dan pengetahuan.
Oleh sebab itu, untuk membuktikan keinggian manusia, Allah mengajukan ilmu pengetahuan manusia.

5. Pengajar sesungguhnya ialah Allah Swt. Sedangkan guru dan kitab adalah alat belajar mengajar.

Ayat ke32-33

Artinya:

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkankepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Allah berfirman: Hai Adam. Beritahukanlah kepada mereka dengan nama-nama benda ini." Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, "Bukankah sudah Ku
katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yagn kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?
Di dalam ujian tersebut Adam as sesuai dengan ajaran ilahi, berhasil mengetahui nama-nama dan
rahasia kehidupan lalu diterangkannya kepada para Malaikat. Hal itu membuat mereka menyadari
hakikat bahwa Allah Swt telah memberi potensi dan kemampuan belajar kepada manusia, dimana hal
itulah yang tidak mereka miliki.

Setelah ujian ini, Allah berbicara kepada para malaikat dan mengatakan, "Kalian mengira bahwa kalian
lebih pantas dari siapa pun untuk memangku jabatan sebagai khalifatullah. Akan tetapi kalian
menyembunyikan hal tersebut dan tidak menjelaskannya dengan tegas.

Akan tetapi ketahuilah bahwa sebagaimana Allah mengetahui segala yang kalian lahirkan, Dia juga
mengetahui hal-hal yang kalian sembunyikan di dalam hati kalian. Demikian pula Allah mengetahui batin
dan rahasia seluruh alam. Tak ada suatu apa pun yang terlepas dari pengetahuan-Nya.

Penekanan ayat ini akan pengetahuan Allah berkenaan dengan lahir dan batin manusia juga segala
sesuatu, karena sesungguhnya ayat ini ingin mengatakan bahwa kalian, para malaikat (dan siapa saja
selain Allah) yang tidak mengetahui rahasia-rahasia alam, dan hanya melihat lahir segala sesuatu, jangan
sekali-kali mencampuri perbuatan Allah yang mengetahui segala sesuatu dan menciptakan semua ini
berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan. Jika dalam ciptaan Allah ini kalian melihat seakan terdapat
kekurangan dan ketimpangan, maka hal itu tak lain adalah karena ketidaktahuan kalian. Bukannya
terdapat kekurangan di dalam perbuatan Allah.

Dari dua ayat tadi terdapat tujuh poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Permintaan maaf yang dilakukan dengan segera, karena mengatakan sesuatu tidak pada tempatnya,
merupakan sopan santun malakuti. Saat para Malaikat menyadari kekeliruan mereka, dengan segera
meminta maaf kepada Allah dengan mengucapkan,Subhaanak: Maha Suci Engkau ya Allah".

2. Janganlah kita merasa malu mengatakan tidak tahu, kalau memang kita tidak tahu. Para Malaikat
dengan tegas mengakui ketidaktahuan mereka dan mengatakan,Laa ilma lanaa.

3. Permintaan maaf dan taubat, sumber keselamatan. Para Malaikat yang mengira bahwa ibadah dan
tasbih yang ia lakukan terus menerus itu, sebagai alasan kelebihan mereka terhadap manusia, ketika
kenyataan sebenarnya sudah jelas bagi mereka, mereka langsung meminta maafdan diterima oleh Allah.
Akan tetapi, setan yang diciptakan dari api, dan menganggap hal itu sebagai kelebihannya terhadap
manusia yang diciptakan dari tanah, lalu ia bersikeras dengan anggapan kelirunya itu, maka Allah
mengusirnya dari surga dan menjauhkannya dari rahmat-Nya yang Maha Luas.
4. Manusia memiliki keunggulan dari Malaikat dari sisi ilmu pengetahuan dan potensi mengembangkan
pengetahuan.

5. Untuk membuktikan kelayakan dan kelebihan, perlu diadakan tes dan ujian. Meskipun Allah
mengetahui kelebihan Adam terhadap para Malaikat, namun untuk membuktikan kepada selain-Nya,
Allah mengadakan tes dan ujian.

6. Para Malaikat tidak memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang gaib dari dirinya sendiri. Akan tetapi
mereka mengetahui hal-hal yang gaib sekedar yang diizinkan dan diberitahukan oleh Allah swt. Di dalam
beberapa ayat sebelumnya Allah Swt berfirman, "Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui. Dan
ayat ini mengatakan, "Aku mengetahui kegaiban di langit dan di bumi."

7. Kesempatanharus diberikan demi perkembangan dan pengaktifan potensi. Dengan mengadakan


sebuah ujian, Allah Swt telah memunculkan potensi yang dimiliki oleh Adam, sehingga manusia
menyadari akan kelayakan dirinya.Demikian pula selain manusia agar mengetahui adanya kelebihan
tersebut. (IRIB Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai