HEWAN
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Tahfizd Hadits
Dosen Pembimbing : Drs. Rofi’i, M. Ag
Disusun Oleh :
Aulia Sholihah
NIM : 1703130047
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya lah makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Dan tak
lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada keharibaan junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang-benderang. Adapun judul makalah yang yang akan diangkat
penulis yaitu Studi Analisis Hadits Tentang Menyayangi Hewan.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
individu pada mata kuliah Tahfidz Hadits. Serta membantu mahasiswa/i atau
pembaca untuk menambah wawasan.
Didalam pembuatan makalah ini penulis mengirakan bahwa mungkin
terdapat banyak kekurangan dalam perangkaian kata-kata dan sebagainya. Dan
juga penulis sangat berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi sumber acuan
pembelajaran kedepannya dan memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sempurna, dimana seluruh aspek
kehidupan manusia telah diatur sedemikian rapi. Hal ini karena Islam datang
membawa kasih sayang dan rahmat bagi alam semesta. Di antara bentuk
rahmat agama ini bahwa ia telah sejak dahulu menggariskan kepada
pemeluknya agar berbuat baik dan menaruh belas kasihan terhadap binatang.
Prinsip ini telah ditancapkan jauh sebelum munculnya organisasi/kelompok
pecinta atau penyayang binatang.
Karena menyayangi binatang adalah bagian dari ajaran agama ini,
maka sepanjang sejarah umat Islam, mereka menjaga dan menjalankan
prinsip ini dengan baik. Namun ada perbedaan yang mendasar sekali antara
keumuman kelompok pecinta binatang dengan kaum muslimin dalam
menyayangi binatang. Kaum muslimin melakukannya karena sikap patuh
terhadap perintah agama dan adanya harapan mendapatkan pahala dari
menyayangi binatang serta takut terhadap azab neraka bila sampai menzalimi
binatang.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah dalam makalah ini
1. apa hadits tentang menyayangi hewan?
2. Bagaimana keterangan hadits tentang menyayangi hewan?
3. Apa saja keistimewaan hadits tentang menyayangi hewan?
4. Apa saja hikmah dari hadits tentang menyayangi hewan?
1
C. Tujuan Masalah
Tulisan ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah diatas
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hadits tentang
menyayangi hewan.
D. Pengumpulan Data
Data yang didapatkan dari tulisan ini berupa buku, jurnal, serta berita
online yang terkait
2
BAB II
PEMBAHASAN
ْ ْعَن,َُّْللاُ ْعَن ْه َّ ْر ِض َي َ شدَّا ِد ْب ِن ْأَو ٍس َ ْ عَنْ ْأ َ ِبي ْيَعلَى
ْب َّ ْ ِإ َّن:ْ ْقَا َْل,سلَّ َم
َ َ َّْللاَ ْ َكت َ علَي ِه
َ ْو َ ْ ُصلّى ْهللا َ ْ هللا
ِ ْ سو ِل ُ َر
َ َسنُواْال ِقتلَة
ْْوإِذَا،ْ ِ علَىْ ُك ِ ّلْشَيءٍ ْفَ ِإذَاْقَتَلتُمْفَأَح َ س
َ ْان َ اإلح ِ
ْْوليُ ِرح َ ،ْ َح ْة
َ ُْوليُ ِح َّد ْأ َ َح ُدكُم ْشَف َرتَه ِ ذَبَحتُمْ ْفَأَح
َْ سنُوا ْال ِْذّب
1
ْرواهْمسلم.ُذَ ِبي َحت َ ْه
Artinya: Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu’anhu, dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah telah mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Apabila kalian
membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian membunuh,
bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, sembelihlah
dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim)2
B. Keterangan Hadits
1
Lihat aplikasi Al-Maktabah Asy-Syamilah, entri kata ْفَ ِإذَاْقَت َلت ُم.
2
Muhyiddin Abi Zakariya yahya, Matan Hadits Arba’in, (Pustaka Ibnu Umar), hlm. 27-28.
3
baik. Dan hendaklah seseorang dari kalian menajamkan mata pisaunya, lalu
hendaklah membuat nyaman hewan sembelihannya).
C. ْْKeistimewaan Hadits
Keistimewaan Hadits ini tertuju pada kalimat ―ihsan‖ yang mana
merupakan bagian terpenting dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw
sebagaimana hadits Jibril pada hadits terdahulu. Dimana Ihsan merupakan
salah satu pertanyaan yang ditanyakan kepada Nabi Muhammad Saw oleh
Jibril setelah Islam dan Iman.
Ihsan dalam bahasa arab berarti berbuat baik, atau salih. Sedangkan
menurut istilah, sebagaimana disebutkan pada hadits jibril, adalah posisi
dimana seorang hamba menyembah kepada Allah dengan seolah-olah
3
Muhyiddin Abi Zakariya yahya, Syarah Shohih Muslim, (Jakarta: Pustaka Azzam), hlm
287-288.
4
melihat-Nya, atau jika tidak mampu maka seolah-olah Allah senantiasa
melihatnya. Ihsan adalah ajaran inti dari Iman dan Islam. Keabsahan dan
kualitas keduanya diuji oleh seberapa baik dia melakukannya dan
kesungguhannya di hadapan Allah Swt.
Selain mengenai ihsan di atas, hadits ini juga istimewa karena
terkandung di dalamnya berbagai macam kaidah di dalam penerapan syariat
dan kehidupan sehari-hari. Seperti kaidah pelaksanaan hukum Qisas, dimana
dianjurkan untuk tidak menyakiti dan dengan sebaik-baiknya cara. Termasuk
bagaimana menyembelih hewan yang sesuai syariat islam yang benar dan
mulia. Dengan kasih sayang, menajamkan pisau dan tidak menyakiti hewan
yang akan disembelih.
1. Sikap Ihsan
Perilahku Ihsan, atau salih dan baik adalah kewajiban seorang
muslim yang harus dijalankan dan tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Baik sikap tersebut kepada sesama saudara seagama, manusia, tetangga,
bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ihsan adalah perbuatan memuliakan
setiap apapun bentuk ciptaan Allah Swt yang berada di muka bumi ini.
2. Larangan Menyakiti
Sebagai seorang muslim dilarang berbuat atau melakukan tindakan
yang menyakiti orang lain, maupun menyebabkan orang lain celaka dan
cidera. Tidak hanya terhadap manusia, namun seluruh makhluk pada alam
semesta ini. Tidak merusak tanaman, melakukan perbuatan zalim terhadap
hewan, merusak lingkungan dan lain sebagainya. Karena tentu, hal
tersebut dapat merusak nilai keimanan dan kemurnian kita sebagai
manusia yang diciptakan dengan sebaik-baiknya ciptaan serta dijadikannya
khalifah di muka bumi ini.
5
langsung dengan kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal kecil, Islam
mengaturnya menjadi indah dan memberi nilai ibadah di setiap apapun
yang sesuai dengan ketentuannya. Termasuk salah satunya adalah tata cara
menyembelih hewan ternak yang sesuai dengan syariat. Islam
mengajarkan tata cara yang baik, yaitu Menyembelih dengan cara yang
baik yaitu menyembelih hewan dengan lemah lembut, tidak
merebahkannya ke tanah dengan keras dan juga tidak menyeretnya,
menghadapkannya ke kiblat, membaca basmalah dan hamdalah,
memotong urat nadi lehernya dan membiarkannya sampai mati baru
dikuliti, mengakui nikmat dan mensyukuri pemberian Allah, karena Allah
telah menundukkannya kepada kita, padahal Dia berkuasa untuk
menjadikannya sebagai musuh kita dan telah menghalalkan dagingnya
untuk kita, padahal Dia berkuasa untuk mengharamkannya.
4
Muhamad Tajul Mafachir, 40 Hadits Pilihan, Terjemah & Hikmah, (Jombang: via
PDF, 2018), hlm. 121-123.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hadis tentang menyayangi hewan, “Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Apabila kalian
membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian membunuh,
bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, sembelihlah
dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya.”.
2. Keterangan Hadist mengenai menyayangi hewan. سنُوا ْال ِقت َل َْة
ِ ( فَأَحmaka
membunuhlah dengan cara yang baik). Hal ini berlaku umum, yaitu untuk
setiap pembunuhan, pembunuhan pada qishsash, hadd dan sebagainya.
3. Keistimewaan hadist adalah di karena terkandung di dalamnya berbagai
macam kaidah di dalam penerapan syariat dan kehidupan sehari-hari.
Seperti kaidah pelaksanaan hukum Qisas, dimana dianjurkan untuk tidak
menyakiti dan dengan sebaik-baiknya cara
4. Hikmah menyayangi hewan adalah mempunyai sikap ihsan, larangan
menyakiti hewan, menyembelih sesuai syari’at islam dan larangan
membunuh kecuali alasan syar’i.
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA