Tentang :
“GEJALA PENGENALAN (KOGNISI)”
OLEH
Kelompok 1
Nurul Husni ( 2214090003)
Dosen Pengampu:
Khadijah, M.Pd
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk yang berpikir. Tentu memiliki rasa ingin tahu, rasa
ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan, serta
berusaha untuk memecahkan masalah, dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk
memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan yang menjadi rujukan penulis disini adalah mengenai
Psikologi khususnya mengenai Gejala pengenalan ( Kognisi), yang mana nantinya akan
kita bahas yaitu Pengindraan dan Pengamatan,Tanggapan, Reproduksi dan Asosiasi.
Dalam makalah ini kami pemakalah akan berusaha menguraikan tentang kognisi
atau gejala pengenalan yang mana kognisi ini adalah merupakan proses yang dilakukan
utnuk memperoleh pengetahuan melalui aktifitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan, dan berbahasa, kapasitas atau kemampuan kognisi
bisa diartikan sebagai kecerdasan psikologi.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja pembagian dari Gejala Pengenalan ( Kognisi)?
2. Apa itu pengindraan dan pengamatan?
3. Apa arti Pengamatan?
4. Apa arti Reproduksi dan Asosiasi?
C. Tujuan
Agar pembaca dan penulis dapat mengetahui
1. pembagian dari Gejala Pengenalan ( Kognisi).
2. Arti pengindraan dan pengamatan.
3. Arti Pengamatan.
4. Arti Reproduksi dan Asosiasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: yang
melalui indra dan yang melalui akal. Yang melalui indra dapat pula dibagi yaitu:
1. Di luar, yang meliputi Pengindraan dan Pengamatan
2. Di pusat, yaitu meliputi, tanggapan, ingatan dan fantasi.
Yang meliputi tanggapan meliputi eidetik, proses pengiring, reproduksi, asosiasi
dan apersepsi. Adapun yang yang melalui berpikir melalui membentuk pengertian,
pendapat dan keputusan.
Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dunia
luarnya. Mulai saat itu ia menerima secara langsung stimulus atau ransangan dari luar
disamping menerima rangsangan dari dirinya sendiri. Ia mulai merasa kedinginan,
mulai meraskan panas, mulai merasakan sakit, senang, tidak senang dan sebagainya.
1
Abu Ahmadi, Psikologi Umum,( Jakarta, Rineka Cipta, 2009) hal. 66-67
2
1. Adanya objek yang diamati
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar langsung megenai alat indra ( reseptor), dapat datang dari
dalam, yang langsung mengenai syarat penerima ( sensons).
2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat untuk menerima
stimulus. Disamping itu, harus ada pula syarat sensoris yang cukup baik sebagai
alat untuak meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf
yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula
adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam mengadakan pengamatan. Tanpa perhatian tidak akan terjadi pengamatan.2
Alat yang berhubungan dengan penginderaan ini adalah mata. Indera ini
menerima perangsangan cahaya, dan kerjanya dapat dibedakan menjadi 3
golongan:
a. Menurut adanya cahaya: terang dan gelap
b. Menurut Warna, ada warna-warna seperti: Merah, Jingga, Biru, Kuning,
Ungu, hitam, putih dan abu-abu
c. Menurut ukuran: besar, bentuk dan jarak3
Dalam Psikologi, dikenal empat warna pokok, yaitu: Merah, kuning, hijau
dan biru. Jika masing-masing warna ini ditempatkan pada sudut segi empat, maka
pada sisinya dapat kita temukan semua warna lainnya. Misalnya, warna ungu pada
garis merah biru, oranye pada garis merah kuning, dan abu-abu pada garis hijau
biru, dan lainnya.4
Merah Kuning
Biru Hijau
2
Ibid; hal. 65-66
3
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 23
4
Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: CV Mandar Maju, 1990), hal. 52
3
2. Melalui Indra Pendengaran
Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada
di sekiternya. Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing
mempunyai fungsi atau tugas sendiri-sendiri, yaitu:
1. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari
luar.
2. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus
yang diterima oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan
“transformer”.
3. Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitif yang
merupakan saraf-saraf penerima.
5
Sabab Jalal, http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh makalh-gejalapengenalan
kognisi/bab Jalal. diakses rabu 19-03-2013
4
Sensasi somatosensori merupakan sensasi-sensasi yang terjadi dari badan.
Sensasi Somatosensori yang kita ketahui pada umumnya sistem somatosensori
terdiri dari tiga sistem yang terpisah yang saling berinteraksi dengan media yang
berbeda . Tiga sistem tersebut adalah:
1. Sistem eksteroreseptif, dengan indra kulit sebagai medianya dalam menerima
stimuli dari lingkungan eksternal.
2. Sistem proprioseptif, memonitor informasi tentang posisi tubuh yang datang
dari reseptor-reseptor di otot, sendi dan organ keseimbangan.
3. Sistem interoseptif, stimulusnya berupa informasi umum tentang kondisi
dalam tubuh seperti temperatur dan tekanan darah.6
Kognisi dapat mempengaruhi afek sebagai rangsang dari dalam ( internal stimulus),
sama halnya dengan pengaruh rangsang dari luar (external stimulus).7
B. Tanggapan
Tanggapan adalah bayangan kesan kenangan dari pada apa yang pernah kita
amati/kenali.8
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartika sebagai
gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang telah diamati tidak lagi berada
dalam ruang dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan
hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut sebagai tanggapan.
Mialnya, berupa kesan pemandangan alam yang baru kita lihat, melodi indah yang baru,
menggema, dan lain-lain.
Apabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada
kehidupan kejiwaan ( berfikir, perasaan dan pengenalan). Maka fungsi tanggapan tadi
disebut sebagai “ fungsi primer”. Selanjutnya, apabila tanggapan-tanggapan yang sudah
tidak disadari dan ada dalam bawah sadar itu masih terus berpengaruh terhadap
kehidupan kejiwaan kita maka fungsi tanggapan itu disebut sebagai “ fungsi sekunder”.
Individu yang memiliki “ fungsi sekunder lemah” atau memiliki”fungsi primer
dominan”, mempunyai ciri-ciri khas, banyak gerakannya, lincah, chermat, menarik,
6
Irani Indri Hapsari, Psikologi faal, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 156
7
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi sosial individu dan teori-teori psikologi sosial, ( Jakarta,
Balai Pustaka,2002), hal. 130
8
Abdul Basyir, 2012, http://abdulbasyiir.blogspot.com/2012/10/kognisi-gejala-pengenalan.html
diakses rabu 19-04-2013
5
ramah, mudah mengerti, namun dangkal pengetahuannya, suka mengajuk( menduga),
berani, gagah, banyak humor, mempunyai kecenderungan untuk berlebih-lebihan,
bermulut besar, gembira akan tetapi juga mudah berkecil hati, suasana hatinya tidak
tetap dan mudah berganti-ganti.Sedangkan orang yang mempu nyai”fungsi sekunder
dominan “ memiliki sifat-sifat sebagai berikut: suasana hatinya tenang, tekun, hemat,
teliti, wataknya tertutup, berbicara dan ketawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak
menarik dan membosankan.9
Segala sesuatu yang pernah kita amati/alami selalu tertinggal jejaknya atau
kesannya didalam jiwa kita. Bekas jejak/kesan dari luar yang tertinggal pada kita itu
dapat kita timbulkan kembali (Reproduksi) sebagai Tanggapan. Reproduksi suatu
tanggapan itu dari keadaan bawah sadar kedalam ke adaan sadar. Jadi secara umum
dapat dikatakan bahwa tanggapan itu adalah bayangan/kesan kenangan dari apa yang
pernah kita amati dan kenali.10
Tanggapan disebut latent (tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan
tersebut berada dibawah sadar, atau tidak disadari. Sedangkan tanggapan yang disebut
aktual, apabila tanggapan tersebut kita sadari.
1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak
terikat pada waktu dan tempat.
2. Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak
mendetail atau kabur.
3. Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada tangapan tidak perlu
perangsang.
4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat immaginer.11
9
Abu Ahmadi, Op.Cit; hal. 68-69
10
F. patty, dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) hal. 61
11
Abdul Basyir, 2012, http://abdulbasyiir.blogspot.com/2012/10/kognisi-gejala-pengenalan.html
diakses rabu 19-03-2013
6
kita amati dan kita alami. Reproduksi juga dapat terjadi, oleh karena adanya
perangsang atau pengaruh dari luar. Misalnya, karena melihat gedung fakultas,
teringat akan dosen, teringat akan cinta pertama di kampus, dan lain sebagainya.
Reproduksi juga muncul dengan sendirinya atau tidak dengan sengaja, dan tidak
bersebab, jadi secara spontan muncul dalam kesadaran. Misalnya tanpa sebab-
sebab tertentu, muncullah peristiwa pedih yang mengingatkan pada masaa lalu. 12
2. Asosiasi
Asosiasi dari tanggapan ialah sangkut-paut antara tanggapan satu dengan
yang lain di dalam jiwa. Tanggapan yang berasosiasi berkecenderungan untuk
kontinguitas (berbalasan,berdampingan).mereproduksi, artinya apabila yang satu
disadari maka yang lain ikut disadari pula.13
HokumI: Hukum sama waktu; artinya tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat
yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama.Misalnya, jika
seseorang mengingat gurunya maka akan teringat pula cara mengajarnya
dan lain sebagainya.
Hukum III: Hukum persamaan; artinya tanggapan yang hampir sama, dan benda-
benda yang hampir sama berasosiasi dan pereproduksi ke dalam
kesadaran. Misalnya, potret menimbulkan orangnya, dan lain
sebagainya.
12
Abu Ahmadi, Op,Cit: hal. 71
13
Sabab Jalal, http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh makalh-gejalapengenalan
kognisi/bab Jalal. diakses rabu 19-03-2013
7
Hokum IV: Hukum perlawanan;artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan
berasosiasi dan direproduksi kesadaran. Misalnya, tua-muda, modern-
kuno, besar-kecil, manis-pahit, dan lain sebagainya.
Bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi yaitu hukum
kontinguitas (berbalasan dan berdampingan). Bunyi hukum kontinguitas ialah
sebagai berikut: “ Tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, karena
timbul bersamaan (koeksisten) secara sukseif didalam kesadaran”.15
14
Abu Ahmadi, Ibid:hal. 72
15
Kartini kartono, Op, Cit, hal. 61
16
Abu Ahmadi, Op, Cit, hal. 69
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gejala pengenalan
1. Pengindraan dan Pengamatan
a. Pengindraan atau pendirian ialah penyaksian indra kita atas rangsangan yang
merupakan suatu kompleks ( suatu kesatuan, yang kabur, tidak jelas).
b. Pengamatan ( Penyerapan, perception) ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif
dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.
2. Tanggapan
Tanggapan adalah bayangan kesan kenangan dari pada apa yang pernah kita
amati/kenali.
3. Reproduksi dan Asosiasi
a. Reproduksi
Reproduksi ialah pemunculan tanggapan dari keadaan dibawah sadar (
tidak sadari) kedalam keadaan disadari.
b. Asosiasi
Asosiasi tanggapan ialah sangkut-paut antara tanggapan satu dengan
yang lain di dalam jiwa. Walaupun dalam asosiasi terdapat semacam
kebebasan, yang mana pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu,
Seperti yang dikemukakan oleh Hukum asosiasi menurut Aristoteles.
Dengan terciptanya makalah ini semoga kita bisa lebih memahami tentang
mata kuliah psikologi umum khusunya pada pembahasan kognisi. Dan kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini kami merasa banyak kekurangan dan
kesalahan, kritik dan saran dari dosen dan saudara-saudara yang sangat membangun
sangat kami harapkan, supaya kesalahan-kesalahan ynag terjadi sekarang tidak teulang
kembali dalam makalah-malaklah berikutnya. Atas Kritik dan Saran para pembaca
penulis ucapkan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
AbdulBasyir.(2012).http://abdulbasyir.blogspot.com/2012/10/kognisi-gejala-
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi sosial individu dan teori-teori psikologi sosial,
SebabJalal.http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh.makalh-gejalapengenalan
10