1. PROSES BERPIKIR
5. Isi dan luas pengertian
a. Isi pengertian yaitu segala sifat-sifat yang terdapat pada segala barang kenyataan yang
tercantum dalam pengrtian itu.
b. Luas pengertian yakni banyaknya barang-barang yang terdapat masuk kedalam pengertian dan
dapat dikenakan padanya sifat-sifat dari isi pengertian itu.
6. Pengertian tinggi dan pengertian rendah
Pengertian tinggi:dikatakan pengertian tinggi kalau pengertian itu mempunyai unsur-unsur
/sifat-sifat yang tidak banyak dan pengertian itu meliputi barang-barang yang banyak jumlahnya.
Pengertian rendah:dikatakan pengertian rendah kalau pengertian itu mempunyai unsur-
unsur/sifat-sifat yang banyak dan karenanya pengertian itu hanya meliputi barang-barang yang
sedikit jumlahnya.
7. Proses membentuk pengertian logis
Prinsip-prinsip deduktif
1. Syllogisme adalah apa yang dipandang benar pada semua pendapat/peristiwa yang
ada pada suatu jenis berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula.
Contoh:semua manusia akan mati
Jadi alat untuk mencapai pengetahuan dengan jalan deduksi disebut Syllogism.
1. Mayor dan minor
Contoh:”semua manusia akan mati(premis mayor/pertama/pendapat besar).
”Amin akan mati”(konklusi/kesimpulan)
”Amin adalah manusia kecil”(premis minor/kedua/pendapat kecil Jadi syllogisme
adalah rangkaian dari premis mayor,premis minor dan konklusi.
1. Suku tengah yaitu dapat menarik kesimpulan dari dua pendapat kalau pendapat
pertama dan kedua tersebut mempunyai suatu unsur(term)yang sama,seperti
Contoh:terlihat (manusia merupakan unsur yang sama,maka kedudukan manusia disitu disebut
suku tengah.
1. Kelemahan-kelemahan kesimpulan deduktif
Kesimpulan deduktif dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang ada,maka ada kalanya
kesimpulan deduktif ini tidak tepat atau salah.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi antara lain :
- Kesalahan material yakni kesalahan dari isi premise mayor,misal : semua orang yang rajin
bekerja menjadi kaya,pada contoh tersebut tidak mempunyai isi yang benar,karena semua orang
yang bekerja rajin belum tentu menjadi kaya.
- Kesalahan-kesalahan formal,kesalahan ini tidak terdapat pada isi premisnya,tetapi pada jalan
deduksinya.
2. Kesimpulan induktif
Yaitu kesimpulan yang dimulai dari hal-hal yang husus menuju pada hal-hal yang umum.
Proses pembentukan kesimpulan Induktif ini dimulai dari situasi yang konkrit menuju ke hal-hal
abstrak dari pengertian yang rendah kepada pengertian-pengertian yang lebih tinggi/umum.
3. Kesimpulan Analogi.
Yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan situasi sebelumnya.Dalam berpikir Analogis kita
meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu.
Generalisasi :
Dalam berpikir Analogis kemungkinan timbul kesimpulan yang berdasarkan penyamarataan
( generalisasi ) missal :
- Diki seorang yang kejam
- Riki anak Diki yang sulung mempunyai sifat kejam
- Irfan adik Riki yang terkecil tentu akan menjadi orang yang kejam pula
Jadi Generalisasi dapat mengandung kesalahan yang benar.
5. BENTUK-BENTUK BERPIKIR.
1. Berpikir kongkret.
Dlam tingkatan ini kegiatan berpikir masih memerlukan situasi-situasi yang
nyata/kongkrit.Tingkat berpikir ini pada umumnya dimilki oleh anak-anak kecil.Konsekuensi
dedaktif pelajaran hendaknya disajikan dengan peragaan langsung.
2. Berpikir skematis.
Dalam berpikir ini memecahkan suatu masalah dibantu dengan penyajian bahan-bahan,skema-
skema,coret-coret,diagram,simbol dan sebagainya.
3. Berpikir abstrak.
Kita berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak berujud.Akal pikiran kita bergerak
bebas dalam alam abstrak.Baik situasi-situasi nyata maupun bagan-bagan/simbol-simbol/
gambar-gambar stematis tidak membantunya.Gejala pikiran tidak berdiri sendiri,melainkan
tanggapan,ingatan membantunya.Tingkat ini dikatakan tingkat berpikir yang tertinggi.Biasanya
kemampuan berpikir abstrak ini dimiliki oleh orang dewasa.
7. INTELIGENSI ( Kecerdasan )
1. Pengertian inteligensi
a) Kecerdasan binatang
Ada beberapa ilmuan yang melakukan percobaan terhadap kecerdasan binatang,diantaranya :
- W.Kohler ( ahli ilmu jiwa Jerman ) dengan percobaannya seekor kera dikurung dalam sebuah
kandang, diluar kandang diletakkan sebuah pisang yang jauh jaraknya.Dalam kandang diletakkan
sebuah tongkat.Ternyata setelah kera tersebut tidak dapat meraih pisang maka diambillah tongkat
didalam kandang tersebut untuk meraih pisang untuk dimakannya.
- Percobaan kedua juga dilakukan oleh W.Kohler seekor kera dikurung didalam kandang.Diluar
kandang diletakkan sebuah pisang yang tidak terjangkau oleh kera.Didalam kandang diletakkan
dua buah tongkat yang tidak terjangkau juga untuk meraih pisang.Setelah dicobanya meraih
pisang berkali-kali ternyata tidak berhasil,maka disambunglah kedua tongkat tersebut sehingga
akhirnya pisang berhasil diraihnya.
Dari kedua percobaan tersebut ternyata kera berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan,
padanya timbul sesuatu yang baru, ialah prbuatan yang terkandung didalam bentuk kekakuan
naluri.
Kecerdasan pada binatang sangat terbatas,yakni terikat pada suatu yang kongkrit.
b) Kecerdasan anak-anak
Yang dimaksud anak-anak di sini adalah anak-anak kecil lebih kurang umur 1 tahun dan
belum dapat berbahasa.
Boutan telah mempelajari dan memperbandingkan perbuatan cerdas kera dengan anak-anak
kecil, hasil dari penyelidikannya antara lain :
- Anak-anak kecil yang berumur + 1 tahun ( belum dapat berbicara ) tingkat kecerdasannya
hampir sama dengan kera
- Kemampuan mempergunakan bahasa ( berbicara ) merupakan garis pemisah antara hewan
dengan manusia.
- Anak yang sudah dapat berbicara lebih cepat memperoleh penyelesaian tentang masalah yang
dihadapi.
- Dalam segala pernyataan fungsi jiwa, bahasa merupakan suatu momen yang sangat
penting.Salah satu momen yang terpenting dalam bentuk kelakuan inteligen manusia adalah
bahasa.Dengan bahasa kita dapat membentuk dunia baik yang kongkrit maupun abstrak.
c) Kecerdasan manusia
Beberapa hal yang merupakan ciri kecerdasan manusia antara lain :
1. Penggunan bahasa.
- Dengan bahasa, manusia dapat menyatakan isi jiwanya ( fantasi, pendapat, perasaan dan
sebagainya ),
- Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan dengan sesama.
- Dengan bahasa, manusia dapat membeberkan segala sesuatu, baik yang lalu, yang sedang di
alami, dan yang belum terjadi, baik mengenai barang-barang yang kongkrit maupun hal-hal yang
abstrak.
- Dengan bahasa, manusia dapat membangun kebudayaan.
1. Penggunaan perkakas.
Kata Bergson, perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari pada kecrdasan manusia, dengan
kata lain : perkataan, perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan,
bagaimana membuat, dan bagaimana mempergunakan perkakas.
Perkakas adalah sifat, tetapi semua alat merupakan perkakas.Perkakas mempunyai fungsi yang
sama, tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas.Perkakas adalah objek yang telah
dibuat/diusahakan dan diubah sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan dengan cara yang
tepat dapat dipakai untuk kesulitan atau mencapai sesuatu maksud.
Perbedaan antara binatang dan manusia :
Binatang: Dalam mengatasi kesulitan hidup atau mencapai maksud sebagian dipakai alat yang
menjadi miliknya, misalnya paruh, kuku, sayap dan sebagainya.
Manusia : Menemukan, manggunakan, membuat dan memelihara perkakas.Untuk mangatasi
berbagai problem hidup banyak dipergunakan
berbagai perkakas dan perkakas itu selalu dikembangkan, disempurnakan menurut keperluan
hidup, antara lain penggunaan api untuk keperluan hidup, lokomotif, timbangan, alat-alat
komunikasi dan sebagainya.
a) Mendapatkan perkakas
Kecerdasan manusia mendorong untuk mandapatkan segala sesuatu yang dapat memudahkan
usaha manusia mencapai kebutuhan-kebutuhan hidup.
b) Membuat perkakas
Perkakas yang digunakan oleh manusia tidak hanya sekedar diambil dari lingkungan
sekitarnya, tetapi manusia juga membuat perkakas untuk keperluannya.Pembuatan perkakas
adalah perbuatan yang serempak antara kecerdasan dan keprigelan tangan.Pembuatan perkakas
selalu membutuhkan pendapat tentang tujuan, untuk apa alat dibuat ? Penjelasan perkakas
tersebut dengan tujuan dan hubungan antara tangan dan perkakas yakni dapatkah tangan
membuat alat itu dan dapatkah tangan menggunakan alat-alat itu ?
c) Memelihara perkakas
Manusia dapat memelihara dan mengembangkan perkakas-perkakas untuk keprluan di masa-
masa yang akan datang.
3. Macam-macam Inteligensi :
a) Inteligensi terikat dan bebas
Inteligensi terikat ialah inteligensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada
lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera
dipuaskan.
Inteligensi bebas terdapat pada manusia yan berbudaya dan berbahasa.Dengan inteligensinya
orang selalu ingin mendapat perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan.
b) Inteligensi menciptakan ( kreatif ) dan meniru ( eksklusif )
Inteligensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat
yang sesuai guna mencapai tujuan itu.Inteligensi kreatif menghasilkan pendapat-pendapat baru
seperti kereta api, radio, listrik, kapal terbang dan sebagainya.
Inteligensi meniru yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil
penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang diucapkan maupun yang ditulis.
4.Faktor-faktor yang menentukan inteligensi manusia.
a) Pembawaan
Inteligensi bekerja dalam suatu situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya.sulit tidaknya
mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan.
b) Kematangan
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang.Tumbuh dan
berkembangnya inteligensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan
kemampuan-kemampuan lain yang telah dicapai ( kematangan ).
5.Macam-macam test Inteligensi
1) Test Binet – Simon
2) Test Tentara ( Army mental test ) di Amerika
3) Mental – test :
Jenis test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja, tetapi untuk menyelidiki keadaan jiwa
dan kesanggupan jiwa.
4) Scholastik – test
Test ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk menyelidiki sampai
dimana kemampuan dan kemajuan anak atau kelas dalam mata pelajaran sekolah.
8. INTUISI
- Intuisi berasal dari Intueri yang artinya mengindera dengan jiwa, memandang dengan
batin.Kata lain dari intuisi adalah ilham artinya bisikan kalbu atau suara kalbu.
- Intuisi ialah kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan dari suatu soal tanpa
uraian, tanpa ketenangan dan tanpa analisa apapun.
- Intuisi tidak berdasarkan proses berpikir yang berturut-turut, tidak berdasarkan pertimbangan
dan perhitungan seksama.
- Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instinktif, yakni tidak dengan aktivitas pikir, tetapi
tidak sama dengan instink.
- Intuisi memberi suatu keyakinan langsung terhadap pnyelesaian suatu masalah tanpa
pertimbangan pikir, tidak dengan uraian, penyelidikan, dan pembuktian apapun.
- Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang mempunyai nilai yang baik,
tetapi kadang-kadang berakibat yang tidak menyenangkan. - Biasanya wanita lebih
intuiktif dari pada pria, hal ini disebabkan karena wanita lebh banyak menggunakan perasaannya.
-Para seniman lebih banyak bekerja dengan menggunakan aktivitas emosinya.Maka datangnya
suatu ilham bagi seniman mempunyai arti penting dalam mengerjakan karya seninya.
- Berpikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar.
- Berbicara ( berbahasa ) adalah berpikir yang terdengar.
9. KORELASI
Dalam mempelajari kejiwaan manusia, lebih banyak kita hanya menginterpretasi (menafsir)
gejala-gejala yang nampak dan dapat kita amati.
Macam-macam korelasi :
1. Korelasi positif : adanya hubungan yang bersesuaian antara gejala satu dengan gejala
lain, kemampuan satu dengan kemampuan lain.Misalnya : ada hubungan yang
bersesuaian antara menggambar dan menyanyi.
2. Korelasi negatif : tidak adanya hubungan yang bersesuaian atau sejalan antara kedua
sifat, gejala atau kemampuan, misalnya tidak ada hubungan yang bersesuaian antara
minat musik dan ilmu pasti.
3. Korelasi kausal : causa = sebab ; kausalitas = sebab musabab) hubungan bersesuaian
antara dua hal yang dapat dipahamkan, bahwa yang satu menjadi timbulnya yang
lain.Misalnya buruknya keadaan masyarakat dan kejahatan, pemanjaan dan
penyelewengan.
10. GANGGUAN BERPIKIR
Beberapa gangguan berpikir antara lain :
Oligoprenia = tuna kecerdasan ( oliges = sedikit , phren = jiwa,pikiran ). Penderitaan
oligoprenia seolah-olah dilahirkan dengan bekal-bekal yang terbatas, dan perkembangan
inteleknyapun terbatas pula.
Idiola = ketunaan yang terberat, terdapat tanda-tanda tidak ada kemampuan memenuhi
hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
Imbesila : dungu, lebih ringan daripada idiot.Orang yang imbesila sudah dapat mandi
sendiri,makan sendiri, hanya tingkat perkembangannya terbatas.
Debilita : tolol,moron, lemah kemampuan, kemampuannya mendekati orang yang
normal namun tarap kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
Demensia : mula-mula penderita mengalami perkembangan normal \,tetapi sesuatu sebab
perkembangannya terhenti dan mangalami kemunduran yang mencolok.
Delusia : ( keadaan yang menunjukkan gagasan yang illusif ).Delusia sangat erat
hubungannya dengan gejala illusi.Penderita mempunyai keyakinan yang kuat tentang
sesuatu, tetapi keyakinan yang kuat sama sekali tidak menurut kenyataan.
Obsesia : ( obsessio = pengepungan )
Penderita seolah-olah dikepung atau dicengkeram oleh pikiran-pikiran tertentu yang tidak
masuk akal ( tidak logis ).Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula
gangguan pikiran yang mencengkeram.
o Catatan kesimpulan :
1. Kemampuan berpikir sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
2. Jiwa manusia merupakan suatu kebulatan total, tiap gejala tidak berdiri sendiri,
melainkan satu sama lain saling berhubungan dalam satu kebulatan organis.
3. Belajar tidak sama dengan berpikir.Dalam belajar terdapat aktivitas pikir dan dalam
proses belajar diperlukan aktivitas seluruh fungsi jasmani dan rohani sebaik-baiknya.
4. Menghafal dan mengingat tidak sama dengan berpikir, maka kemampuan menghafal dan
mengingat yang baik belum memberi jaminan bahwa ornag itu cerdas pikirannya.
5. Kemampuan berpikir tumbuh bertingkat-tingkat,dari tingkat kongkrit ke tingkat abstrak.
6. Daya berpikir dapat berubah dan meningkat kualitasnya.
7. Pembinaan bahasa yang baik banyak membantu pembentukkan daya pikir anak.
Verbalisme masih merupakan penyakit dalam pengajaran.Verbalisme dimaksudkan, bahwa anak
belajar tanpa menggunakan kerja pikir yang semestinya,anak banyak menirukan, banyak
menghfal sesuatu,tetapi apa yang dihafal itu tidak dipahami isinya.