Anda di halaman 1dari 2

DZAT KETUHANAN Kemustahilan Untuk Menemukan Dzat Ketuhanan

Sesungguhnya hakikat dari Dzat Ketuhanan itu tidak mungkin di marifati oleh fikiran dan sudah pasti tidak akan dapat dicapai betapa keadaan yang sebenarnya atau puncak dari padanya itu. Sebabnya adalah karena fikiran manusia itu sudah tentu tidak dapat menjangkau hal tersebut, karena manusia itu tidak diberi dan tidak di tunjuki pula jalan menemukannya atau wasilah mencapainya. Akal manusia sekalipun bagaimanapun juga cerdik dan pandainya, meskipun sudah begitu kuat penangkapannya, tetapi tetap terbatas dalam suatu batas yang tertentu malahan lemah sekali atau belum dapat memarifati hakikat berbagai benda yang dilihatnya seharihari. Manusia itu sampai saat kini pun masih belum dapat mengetahui secara sebenar-benarnya tentang hakikat jiwa manusia itu sendiri. Bahkan pengetahuan tentang hal jiwa ini hingga sekarang tetap merupakan penyelidikan yang hangat dalam rangkaian persoalanpersoalan yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan filsafat. Manusia itu pun tidak dapat menguraikan hakikat cahaya atau sinar. Padahal cahaya atau sinar itu sebenarnya adalah benda yang amat terang dan jelas sekali. Juga belum dapat diketahui hakikat sesuatu benda serta hakikat dari atom yang setiap benda itu pasti tersusun dari himpunan atom-atom itu. padahal semuanya ini adalah yang terdekat sekali hubungannya dengan manusia itu sendiri. Maka dari itu sampai saat sekarang ini pun ilmu pengetahuan modern masih belum kuasa mengeuraikan berbagai hakikat benda dan apa yang ada di alam semesta ini. Ringkasnya kata teakhir masih belum dapat dijelaskan. Sebagai tanda bahwa hakikat apa yang dicari itu belum terpecahkan dengan memuaskan. Seorang profesor yang terkenal bernama Kamyl Flamaryon menulis dalam bukunya, Kekuatan alam yang belum di kenal sebagai berikut: Kita semua tahu bahwa kita ini berfikir, tetapi apakah sebenarnya makna berfikir itu? Rasanya tidak ada seseorang pun yang dapat menjawab pertanyaan ini. Kita semua mengerti bahwa kita ini pun berjalan. Tetapi apakah sebenarnya pekerjaan otot itu? pun tidak seorang pun dapat mengetahui hakikatnya. Aku menyadari bahwa kehendakku itu adalah merupakan sesuatu kekuatan yang bukan teermasuk dalam kebendaan (materi) dan saya menyadari pula bahwa segala khususiat-khususiat diriku itupun bukan termasuk kebendaan juga Namun demikian, setiap aku berkehendak akan mengangkat tanganku, maka aku tahu bahwa kehendakku itulah yang menggerakkan benda milikku yakni tangan tadi. Jadi bagaimana hal itu dapat terjadi secara sepontan sekali. Apakah kiranya yang menjadi perantara yang berada di tengah-tengah anatara kekuatan akal dalam menimbulkan suatu hasil yang mempengaruhi gerakan kebendaan itu? Tentang pertanyaan ini pun belum ada orang yang dapat memberikan jawaban kepadaku. Atau secara mudahnya. cobalah katakan kepadaku dan jawablah ini: Bagaimanakah urat-urat saraf mata itu dapat memindahkan gambaran-gambaran benda itu sampai kedalam akal? Cobalah jawab pula: Bgaimana pulalah akal itu lalu dapat menerimanya? Lagi pula: Dimana letak akal tersebut? Dan bagaimanakah tabiat pekerjaan otak itu? Cobalah katakan padaku. hai tuan-tuan (yang dimaksudkan ialah orang-orang yang membantah)...... Tetapi, yah........cukuplah sudah, cukup........ Mungkin saya dapat bertanya kepada tuan-tuan selama duapuluh tahun, tetapi saya percaya bahwa orang yang memiliki sebesar-besar kepala diantara tuan-tuan itu pasti belum dapat mengemukakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku yang serendah-rendahnya.

Jikalau demikian ini kedudukan akal dalam menghadapi persoalan hakikat jiwa, cahaya dan benda, serta apa yang ada dalam alam semesta ini, baik yang dapat dilihat oleh mata maupun yang tidak, maka bagaimanakah akal itu akan dapat memarifati Dzat Tuhan yang Maha Menciptakan semuanya itu yang bersifat Maha Luhur keadaan-Nya. Bagaimanakah akal yang sesempit itu dapat mencapai Dzat-Nya Tuhan Yang Maha Tinggi itu? Sesungguhnya Dzatnya Allah masih jauh lebih besar dari apa yang dapat di capai oleh akal ataupun yang dapat diliputi oleh pemikiran-pemikiran. Oleh sebab itu alangkah tepatnya firman Allah Swt. yakni:

Allah tidak akan dapat di capai oleh penglihatan-penglihatan dan Dia dapat mencapai penglihatan-penglihatan itu dan Dia adalah Maha Halus dan waspada. die Dari

Anda mungkin juga menyukai