Kelas C
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kemudahan
dan keluasan pikiran yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yg berjudul “Teori Humanistik : Buhler, Maslow & Rogers Serta Implikasinya
Terhadap Perkembangan Individu.” Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
mata kuliah Psikologi Perkembangan yg dibimbing oleh Ibu Nani Barorah Nasution
S.Psi.,MA.
Terima Kasih yang tidak terhingga kami haturkan kepada orang tua yang telah
memberikan dukungan penuh kepada kami, begitu pula kepada Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan kritik-kritik membangun demi terwujudnya kami menjadi mahasiswa
yang berguna .
Harapan besar kami semoga makalah ini dapat menjadi manfaat dan memberi
beberapa wawasan baru bagi kami khususnya, teman-teman dan pada pembaca sekalian pada
umumnya.
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II : ISI
Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu yang berkualitas sebagai makhluk yang paling menakjubkan dan paling tinggi
derajatnya diantara para makhluk Allah serta mempunyai perkembangan yang optimal dari
empat dimensi kemanusiaan, yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi
kesusilaan dan dimensi keberagamaan itulah yang disebut manusia seutuhnya. Manusia
seutuhnya mampu menciptakan dan mampu memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi
dirinya sendiri dan lingkungannya berkat pengembangan optimal segenap potensi yang ada
pada dirinya (dimensi keindividualan), seiring dengan pengembangan suasana kebersamaan
dengan lingkungan sosialnya (dimensi kesosialan), sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku (dimensi kesusilaan), dan segala sesuatunya itu dikaitkan dengan bertanggung
jawaban atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap kehidupan di akhirat kelak
kemudian hari (dimensi keberagamaan).
Proses belajar pada zaman sekarang ini tidak terlepas dari penemuan para ahli yang telah
menciptakan teori-teori belajar. Teori-teori tersebut telah menjelaskan bagaimana sistem
belajar mengajar di dalam kelas. Ada banyak teori yang replikasinya dapat dikembangkan di
dalam kelas, seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, teori belajar konsep, teori
belajar bermakna, dan lain sebagainya.
Tujuan dari penemuan teori-teori adalah untuk memudahkan baik murid maupun guru
untuk lebih cepat menerima materi yang dibahas. Dalam teori belajar yang telah diciptakan
juga dijelaskan bagaimana peran guru di depan murid, bagaimana seharusnya guru bertindak
di depan murid, dan bagaimana seorang guru memposisikan dirinya di depan murid.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
Bab II
ISI
Aliran humanistik muncul pada tahun 1940-an sebagai reaksi ketidak puasan terhadap
pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini
boleh dikatakan relatif masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus
mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal-hal yang bersifat positif tentang
manusia.
Aliran humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow,
Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya
untuk mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri),
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Humanisme, sebagai filsafat bimbingan konseling dan praktek pendidikan dipahami memiliki
banyak unsur yang beragam. Prinsip yang menyatukan unsur-unsur yang beragam adalah
gagasan bahwa manusia tidak dapat direduksi ke fenomena lain. Dengan kata lain, manusia
hanya dapat dipahami sebagai makhluk keseluruhan
1. Biografi Buhler
Bühler lahir dengan nama Charlotte Berta Malachowski di Berlin , sulung dari dua
bersaudara dari arsitek pemerintah Yahudi Hermann Malachowski, dan istrinya Rose (née
Kristeller). Setelah lulus dari sekolah menengah atas pada tahun 1913, Charlotte
Malachowski belajar ilmu alam dan humaniora di Universitas Freiburg dan Universitas
Berlin . Pada tahun 1918, ia menerima gelar doktor dari Universitas Munich dengan disertasi
dengan topik ber Gedankenentstehung: Experimentelle Untersuchungen zur
Denkpsychologie ("Tentang asal usul pemikiran: Studi eksperimental tentang psikologi
pemikiran"). Pada tahun yang sama ia pergi ke Dresden untuk bekerja dengan Karl Bühler ,
di mana ia melanjutkan penelitiannya di bidang psikologi anak dan remaja, serta
mengerjakan habilitasi.. Pada tahun 1920, ia menyelesaikan habilitasi di Universitas Teknik
Dresden dan memenuhi syarat untuk mengajar di Saxony.
Charlotte Buhler, seorang psikolog Wina, adalah ketua pertama dari Asosiasi
Psikologi Humanistik. Buhler menolak anggapan dari para psikoanali bahwa pemulihan
homeostasis psikologis (keseimbangan) melalui pelepasan ketegangan merupakan tujuan dari
manusia. Menurut teori Buhler, tujuan riil/nyata dari manusia adalah pemenuhan yang dapat
2
mereka capai dengan pencapaian/prestasi dalam diri mereka dan di dunia (Buhler, dalam
Rice, 2002). Kecenderungan dasar manusia adalah aktualisasi diri, atau realisasi diri,
sehingga pengalaman puncak darikehidupan muncul melalui kreativitas. Buhler menekankan
peran aktif yang manusia mainkan melalui inisiatif mereka sendiri dalam memenuhi tujuan.
Dalam tahap terakhir dari kehidupan, banyak manusia mengevaluasi total eksistensi mereka
dalam hal pencapaian atau kegagalan.
Fase Perkembangan
Fase 3 : 28 – 47 th Stabilitas biologis; periode puncak; periode yang lebih baik dari
pekerjaan profesional dan kreatif; banyak hubungan personal
dan sosial
Maslow lahir di New York pada 1908, ia dikenal dengan jasanya membidani lahirnya
pandangan pengaktualisasian diri. Ia wafat pada 1970 di California, Amerika. Maslow adalah
lelaki yang cerdas, semasa kecil ia menjalin hubungan yang kurang baik dengan ibundanya
yang keras dan kerap melakukan tingkah laku yang tidak ganjil. Ia menceritakan dirinya di
waktu anak-anak sebagai pemalu namun gemar membaca buku. Namun maslow hanya
sementara tidak menyukai dirinya pribadi. Ia sadar akan potensi yang dimilikinya, serta
menjadi bapak psikologi humanistic populer yang mendorong adanya perubahan social yang
positif.37
Maslow hidup di masa dimana banyak pandangan dan aliran psikologi baru yang
hadir sebagai cabang keilmuan. William James mengembangkan aliran Fungsionalisme yang
3
berkembang di Amerika. Di Jerman lahir psikologi gestalt, di wina hadir Sigmund Freud
serta aliran behaviorisme John B Watson yang mulai popular di Amerika. Di tahun 1954
Abraham Maslow mempublikasikan karyanya berupa buku dengan judul Motivation and
Personality, dua aliran yang mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika ialah Signumd
Freud dengan Psikoanalisanya dan John B. Watson dengan Behaviorismenya. Sedangkan
Maslow ialah psikolog yang oleh banyak pihak digelari sebagai bapak psikologi humanistic.
Kepopulerannya dapat ditemukan melalui sumbangsihnya dalam ilmu geografi serta
demografi. Berkat teori hierarki kebutuhan yang dicetuskannya, namanya menjadi populer.
Teori kebutuhan adalah pemikiran kesehatan rohani berdasarkan pemenuhan kebutuhan alami
manusia guna pengaktualisasian diri.
2. Pendapat Maslow
Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri
manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau
menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia
memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi-
sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.
Teori yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki kebutuhan. Menurutnya
manusia terdorong guna mencukupi kebutuhannya. Kebutuhankebutuhan itu mempunyai
level, dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori psikologinya yaitu semakin
besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-sungguh
menggeluti sesuatu. Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan keyakinan Abraham
Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
dapat dipuaskan. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang
dimulai dari yang terendah yaitu:
4
karyawan, keamanan lingkungan kerja, bonus upah, dana pensiun, investasi dan
sebagainya.
c) Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs) Sesudah kebutuhan fisiologikal dan
rasa aman tercukupi, maka fokus individu mengarah pada kemauan akan mempunyai
teman, rasa cinta dan rasa diterima. Sebagai makhluk sosial, seseorang bahagia bila
mereka disukai serta berupaya mencukupi kebutuhan bersosialisasi saat di lingkungan
kerja, dengan cara meringankan beban kelompok formal atau kelompok non formal,
dan mereka bergotong royong bersama teman setu tim mereka di tempat kerja serta
mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang dilaksanakan oleh perusahaan dimana
mereka bekerja.
d) Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs) Pada tingkat selanjutnya dalam
teori hierarki kebutuhan, Nampak kebutuhan untuk dihargai, disebut juga kebutuhan
“ego”. Kebutuhan tersebut berkaitan dengan keinginan guna mempunyai kesan positif
serta mendapat rasa diperhatikan, diakui serta penghargaan dari sesama manusia. Pada
pengorganisasian kebutuhan akan penghargaan memperlihatkan dorongan akan
pengakuan, responsibilitas tinggi, status tinggi dan rasa akan diakui atas sumbangsih
terhadap kelompok.
e) Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization) Kebutuhan kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan akan pemenuhan diri pribadi, termasuk level kebutuhan teratas.
Kebutuhan tersebut diantaranya yaitu kebutuhan akan perkembangan bakat dan
potensi yang ada pada diri sendiri, memaksimalkan kecakapan diri serta menjadi insan
yang unggul. Kebutuhan akan pengaktualisasian diri pribadi oleh kelompok mampu
dicukupi dengan memberikan peluang untuk berkembang, tumbuh, berkreasi serta
memperoleh pelatihan guna memperoleh tugas yang sesuai dan mendapat
keberhasilan.
1. Biografi Rogers
Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari
1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah
pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar
pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union
Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di
sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College
yang bertetangga dengan seminarinya. Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child
Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak
menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan
John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru
membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
teorinya kelak.
5
Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan putus
asa dalam psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang memandang manusia
seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia
karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai
dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan
cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada
kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.
Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun
keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers
pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person
centered),nondirective, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-
centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person).
Namun istilahperson centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan
ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena,
dan self.
B. Medan Fenomena
6
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal,
baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
C. Diri(Self)
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman
membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu
bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika
struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam
kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman
organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-
sadaran, psikis dan kognitif. Diri dibagi atas 2 subsistem : · Konsep diri yaitu
penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari oleh
individual (meski tidak selalu akurat). · Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri.
Terjadinya kesenjangan antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan kepribadian
menjadi tidak sehat.
Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong
orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan semakin
menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person)
Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan
mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang
membual menimbulkan rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa
muak tersebut.
7
b) Hidup menjadi (Existential living).
Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi.
Disini orang menjadi fleksibel, adaptable, toleran, dan spontan.
Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan tertekan atau
terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang
ingin dikerjakannya.
e) Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life kemungkinan besar
memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.
Terapi yang Diberikan Seperti disebutkan di atas, bahwa Rogers menolak psikoanalisis
Freud dan behavioris dalam teorinya, sehingga terapi yang digunakannya juga berbeda.
Rogers tidak mempermasalahkan bagaimana klien menjadi seperti ini, namun lebih
menekankan bagaimana klien akan berubah. Terapis hanya menolong dan mengarahkan klien
dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri. Itulah sebabnya teori Rogers disebut
sebagai person-centered theory.
1. Teori ini mengajarkan orang untuk percaya pada diri sendiri dan menerima tanggung
jawab untuk pengembangan potensi penuhnya. Humanis juga menekankan bahwa orang
memiliki kebutuhan manusia yang nyata yang harus terpenuhi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Teori ini menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia.
3. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatan mereka sendiri serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka sendiri.
4. Individu dapat berkembang dengan baik apabila orang disekitarnya membawa pengaruh
baik.
8
5. Teori ini juga mengajarkan seseorang untuk lebih bisa menghargai sesama manusia.
9
Bab III
PENUTUP
- Kesimpulan
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah
suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik
yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis.
Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang
dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic keseluruhan melalui
pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam
berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistic.
Kesadaran diri banyak terdapat pada akar kesanggupan manusia, maka putusan untuk
meningkatkan kesadaran diri adalah fundamental bagi pertumbuhan manusia.Perilaku
manusia menurut Maslow didasar oleh berbagai macam kebutuhan. Dari jenjang yang paling
dasar hingga paling tinggi kebutuhan manusia dikelompokkan dalam : Kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan
aktualisasi diri. Karena berbagai kebutuhan itu menjadi dasar perilaku manusia. Maka proses
pembelajaran pun perlu mempertimbangkan berbagai kebutuhan manusia tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Surianti, M.Sos.I, Mulkiyan, S.Sos.I.,MA, Makmur Jaya Nur, S.Pd.,M.Pd. Teori & Teknik
Bimbingan dan Konseling
11