Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Teori Humanistik : Buhler, Maslow & Rogers Serta Implikasinya Terhadap


Perkembangan Individu

Dosen Pengampu : Nani Barorah Nasution S.Psi.,MA

Di Susun Oleh : Kelompok 11

- Nurul Pidiya Harahap (1211151011)


- Meliyasari (1213351054)
- Cintya Zahara (1211151012)

Kelas C

Prodi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Jurusan Bimbingan & Konseling

Universitas Negeri Medan

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kemudahan
dan keluasan pikiran yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yg berjudul “Teori Humanistik : Buhler, Maslow & Rogers Serta Implikasinya
Terhadap Perkembangan Individu.” Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
mata kuliah Psikologi Perkembangan yg dibimbing oleh Ibu Nani Barorah Nasution
S.Psi.,MA.

Terima Kasih yang tidak terhingga kami haturkan kepada orang tua yang telah
memberikan dukungan penuh kepada kami, begitu pula kepada Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan kritik-kritik membangun demi terwujudnya kami menjadi mahasiswa
yang berguna .

Harapan besar  kami semoga makalah ini dapat menjadi manfaat dan memberi
beberapa wawasan baru bagi kami khususnya, teman-teman dan pada pembaca sekalian pada
umumnya.

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II : ISI

A. Sejarah Teori Humanistik...............................................................................................2


B. Teori Humanistik Oleh Charlotte Buhler.......................................................................2
C. Teori Humanistik Oleh Abraham Maslow.....................................................................3
D. Teori Humanistik Oleh Carl Rogers...............................................................................5
E. Implikasinya Terhadap Perkembangan Individu............................................................8

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Individu yang berkualitas sebagai makhluk yang paling menakjubkan dan paling tinggi
derajatnya diantara para makhluk Allah serta mempunyai perkembangan yang optimal dari
empat dimensi kemanusiaan, yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi
kesusilaan dan dimensi keberagamaan itulah yang disebut manusia seutuhnya. Manusia
seutuhnya mampu menciptakan dan mampu memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi
dirinya sendiri dan lingkungannya berkat pengembangan optimal segenap potensi yang ada
pada dirinya (dimensi keindividualan), seiring dengan pengembangan suasana kebersamaan
dengan lingkungan sosialnya (dimensi kesosialan), sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku (dimensi kesusilaan), dan segala sesuatunya itu dikaitkan dengan bertanggung
jawaban atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap kehidupan di akhirat kelak
kemudian hari (dimensi keberagamaan).

Proses belajar pada zaman sekarang ini tidak terlepas dari penemuan para ahli yang telah
menciptakan teori-teori belajar. Teori-teori tersebut telah menjelaskan bagaimana sistem
belajar mengajar di dalam kelas. Ada banyak teori yang replikasinya dapat dikembangkan di
dalam kelas, seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, teori belajar konsep, teori
belajar bermakna, dan lain sebagainya.

Tujuan dari penemuan teori-teori adalah untuk memudahkan baik murid maupun guru
untuk lebih cepat menerima materi yang dibahas. Dalam teori belajar yang telah diciptakan
juga dijelaskan bagaimana peran guru di depan murid, bagaimana seharusnya guru bertindak
di depan murid, dan bagaimana seorang guru memposisikan dirinya di depan murid.

B. Rumusan Masalah

1.    Bagaimana pandangan teori humanistik terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?


2. Bagaimana pandangan-pandangan para ahli tentang humanistik?
3.    Bagaimana model pembelajaran humanistik?
4.    Bagaimana aplikasi teori belajar humanistik dalam proses pembelajaran?
5.    Bagaimana peranan teori humanistik terhadap perkembangan ?

C. Tujuan

1.    Untuk mempelajari teori humanistik.


2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik
3.    Untuk mengetahui model pembelajaran humanistik.
4.    Untuk mengetahui aplikasi teori belajar humanistik dalam proses pembelajaran.
5.    Untuk mengetahui peran teori humanistik dalam perkembangan

1
Bab II

ISI

A. Sejarah Teori Humanistik

Aliran humanistik muncul pada tahun 1940-an sebagai reaksi ketidak puasan terhadap
pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini
boleh dikatakan relatif masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus
mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal-hal yang bersifat positif tentang
manusia.

Aliran humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow,
Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya
untuk mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri),
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Humanisme, sebagai filsafat bimbingan konseling dan praktek pendidikan dipahami memiliki
banyak unsur yang beragam. Prinsip yang menyatukan unsur-unsur yang beragam adalah
gagasan bahwa manusia tidak dapat direduksi ke fenomena lain. Dengan kata lain, manusia
hanya dapat dipahami sebagai makhluk keseluruhan

B. Teori Humanistik Oleh Charlotte Buhler

1. Biografi Buhler

Bühler lahir dengan nama Charlotte Berta Malachowski di Berlin , sulung dari dua
bersaudara dari arsitek pemerintah Yahudi Hermann Malachowski, dan istrinya Rose (née
Kristeller). Setelah lulus dari sekolah menengah atas pada tahun 1913, Charlotte
Malachowski belajar ilmu alam dan humaniora di Universitas Freiburg dan Universitas
Berlin . Pada tahun 1918, ia menerima gelar doktor dari Universitas Munich dengan disertasi
dengan topik ber Gedankenentstehung: Experimentelle Untersuchungen zur
Denkpsychologie ("Tentang asal usul pemikiran: Studi eksperimental tentang psikologi
pemikiran"). Pada tahun yang sama ia pergi ke Dresden untuk bekerja dengan Karl Bühler ,
di mana ia melanjutkan penelitiannya di bidang psikologi anak dan remaja, serta
mengerjakan habilitasi.. Pada tahun 1920, ia menyelesaikan habilitasi di Universitas Teknik
Dresden dan memenuhi syarat untuk mengajar di Saxony.

2. Buhler: Teori Tahap Perkembangan

Charlotte Buhler, seorang psikolog Wina, adalah ketua pertama dari Asosiasi
Psikologi Humanistik. Buhler menolak anggapan dari para psikoanali bahwa pemulihan
homeostasis psikologis (keseimbangan) melalui pelepasan ketegangan merupakan tujuan dari
manusia. Menurut teori Buhler, tujuan riil/nyata dari manusia adalah pemenuhan yang dapat

2
mereka capai dengan pencapaian/prestasi dalam diri mereka dan di dunia (Buhler, dalam
Rice, 2002). Kecenderungan dasar manusia adalah aktualisasi diri, atau realisasi diri,
sehingga pengalaman puncak darikehidupan muncul melalui kreativitas. Buhler menekankan
peran aktif yang manusia mainkan melalui inisiatif mereka sendiri dalam memenuhi tujuan.
Dalam tahap terakhir dari kehidupan, banyak manusia mengevaluasi total eksistensi mereka
dalam hal pencapaian atau kegagalan.

Tabel 1. Fase Kehidupan dari Buhler

Fase Perkembangan

Fase 1 : 0 – 15 th Pertumbuhan biologis progresif; anak di rumah; hidup berpusat


pada kepentingan yang sempit, sekolah, keluarga

Fase 2 : 16 – 27 th Pertumbuhan biologis lanjut, kedewasaan seksual; perluasan


aktivitas, penentuan diri; meninggalkan keluarga, memasuki
kegiatan independen dan relasi personal

Fase 3 : 28 – 47 th Stabilitas biologis; periode puncak; periode yang lebih baik dari
pekerjaan profesional dan kreatif; banyak hubungan personal
dan sosial

Fase 4 : 48 – 62 th Kehilangan fungsi produktif, penurunan kemampuan;


penurunan dalam aktivitas; kehilangan personal, keluarga,
ekonomi; transisi ke fase ini ditandai oleh krisis psikologis;
periode instrospeksi

Fase 5 : 63 th & > Penurunan biologis, meningkatnya penyakit; pengunduran diri


dari profesi; penurunan dalam sosialisasi, tapi meningkat dalam
hobi, pencarian individu; periode retrospeksi, perasaan
pemenuhan atau kegagalan.

C. Teori Humanistik Oleh Abraham Maslow

1. Biografi Abraham Maslow

Maslow lahir di New York pada 1908, ia dikenal dengan jasanya membidani lahirnya
pandangan pengaktualisasian diri. Ia wafat pada 1970 di California, Amerika. Maslow adalah
lelaki yang cerdas, semasa kecil ia menjalin hubungan yang kurang baik dengan ibundanya
yang keras dan kerap melakukan tingkah laku yang tidak ganjil. Ia menceritakan dirinya di
waktu anak-anak sebagai pemalu namun gemar membaca buku. Namun maslow hanya
sementara tidak menyukai dirinya pribadi. Ia sadar akan potensi yang dimilikinya, serta
menjadi bapak psikologi humanistic populer yang mendorong adanya perubahan social yang
positif.37

Maslow hidup di masa dimana banyak pandangan dan aliran psikologi baru yang
hadir sebagai cabang keilmuan. William James mengembangkan aliran Fungsionalisme yang

3
berkembang di Amerika. Di Jerman lahir psikologi gestalt, di wina hadir Sigmund Freud
serta aliran behaviorisme John B Watson yang mulai popular di Amerika. Di tahun 1954
Abraham Maslow mempublikasikan karyanya berupa buku dengan judul Motivation and
Personality, dua aliran yang mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika ialah Signumd
Freud dengan Psikoanalisanya dan John B. Watson dengan Behaviorismenya. Sedangkan
Maslow ialah psikolog yang oleh banyak pihak digelari sebagai bapak psikologi humanistic.
Kepopulerannya dapat ditemukan melalui sumbangsihnya dalam ilmu geografi serta
demografi. Berkat teori hierarki kebutuhan yang dicetuskannya, namanya menjadi populer.
Teori kebutuhan adalah pemikiran kesehatan rohani berdasarkan pemenuhan kebutuhan alami
manusia guna pengaktualisasian diri.

2. Pendapat Maslow

Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri
manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau
menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia
memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi-
sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.

Teori yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki kebutuhan. Menurutnya
manusia terdorong guna mencukupi kebutuhannya. Kebutuhankebutuhan itu mempunyai
level, dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori psikologinya yaitu semakin
besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-sungguh
menggeluti sesuatu. Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan keyakinan Abraham
Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
dapat dipuaskan. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang
dimulai dari yang terendah yaitu:

a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan fisiologis terdiri dari


kebutuhan pokok, yang bersifat mendasar. Kadang kala disebut kebutuhan biologis di
tempat kerja serta kebutuhan untuk menerima gaji, cuti, dana pensiunan, masa-masa
libur, tempat kerja yang nyaman, pencahayaan yang cukup suhu ruangan yang baik.
Kebutuhan tersebut biasanya paling kuat dan memaksa sehingga harus dicukupi
terlebih dahulu untuk beraktifitas sehari-hari. Ini menandakan bahwasanya dalam
pribadi seseorang yang merasa serba kekurangan dalam kesehariannya, besar
kemungkinan bahwa dorongan terkuat adalah kebutuhan fisiologis. Dalam artian,
manusia yang katakanlah melarat, bisa jadi selalu terdorong akan kebutuhan tersebut.
b) Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs) Sesudah kebutuhan fisiologis
tercukupi, maka timbul kebutuhan akan rasa aman. Manusia yang beranggapan tidak
berada dalam keamanan membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik serta
berupaya menjauhi hal-hal yang tidak dikenal dan tidak diinginkan. Kebutuhan rasa
aman menggambarkan kemauan mendapatkan keamanan akan upah-upah yang ia
peroleh dan guna menjauhkan dirinya dari ancaman, kecelakaan, kebangkrutan, sakit
serta marabahaya. Pada pengorganisasian kebutuhan semacam ini Nampak pada minat
akan profesi dan kepastian profesi, budaya senioritas, persatuan pekerja atau

4
karyawan, keamanan lingkungan kerja, bonus upah, dana pensiun, investasi dan
sebagainya.
c) Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs) Sesudah kebutuhan fisiologikal dan
rasa aman tercukupi, maka fokus individu mengarah pada kemauan akan mempunyai
teman, rasa cinta dan rasa diterima. Sebagai makhluk sosial, seseorang bahagia bila
mereka disukai serta berupaya mencukupi kebutuhan bersosialisasi saat di lingkungan
kerja, dengan cara meringankan beban kelompok formal atau kelompok non formal,
dan mereka bergotong royong bersama teman setu tim mereka di tempat kerja serta
mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang dilaksanakan oleh perusahaan dimana
mereka bekerja.
d) Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs) Pada tingkat selanjutnya dalam
teori hierarki kebutuhan, Nampak kebutuhan untuk dihargai, disebut juga kebutuhan
“ego”. Kebutuhan tersebut berkaitan dengan keinginan guna mempunyai kesan positif
serta mendapat rasa diperhatikan, diakui serta penghargaan dari sesama manusia. Pada
pengorganisasian kebutuhan akan penghargaan memperlihatkan dorongan akan
pengakuan, responsibilitas tinggi, status tinggi dan rasa akan diakui atas sumbangsih
terhadap kelompok.
e) Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization) Kebutuhan kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan akan pemenuhan diri pribadi, termasuk level kebutuhan teratas.
Kebutuhan tersebut diantaranya yaitu kebutuhan akan perkembangan bakat dan
potensi yang ada pada diri sendiri, memaksimalkan kecakapan diri serta menjadi insan
yang unggul. Kebutuhan akan pengaktualisasian diri pribadi oleh kelompok mampu
dicukupi dengan memberikan peluang untuk berkembang, tumbuh, berkreasi serta
memperoleh pelatihan guna memperoleh tugas yang sesuai dan mendapat
keberhasilan.

D. Teori Humanistik Oleh Carl Rogers

1. Biografi Rogers

Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari
1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah
pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar
pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union
Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di
sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College
yang bertetangga dengan seminarinya. Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child
Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak
menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan
John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru
membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
teorinya kelak.

2. Rogers : Teori Humanistik

5
Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan putus
asa dalam psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang memandang manusia
seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia
karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai
dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan
cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada
kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun
keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers
pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person
centered),nondirective, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-
centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person).
Namun istilahperson centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.

Asumsi dasar teori Rogers adalah:


- Kecenderungan formatif, Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun
dari hal-hal yang lebih kecil.
- Kecenderungan aktualisasi, Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju
ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan
yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

3. Struktur Kepribadian menurut Rogers :

Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan
ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena,
dan self.

A. Organisme Pengertian organisme mencakup tiga hal:


a) mahkluk hidup
organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan
merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap
saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia
eksternal
b) Realitas Subyektif
Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah
persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
c) Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan
berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan
bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

B. Medan Fenomena

6
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal,
baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.

C. Diri(Self)

Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman
membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu
bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika
struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam
kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman
organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-
sadaran, psikis dan kognitif. Diri dibagi atas 2 subsistem : · Konsep diri yaitu
penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari oleh
individual (meski tidak selalu akurat). · Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri.
Terjadinya kesenjangan antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan kepribadian
menjadi tidak sehat.

4. Dinamika Kepribadian Menurut Rogers

a) A. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard


positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada orang lain.
b) Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) → organisme
berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari
persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
c) Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme sebagai sistem
energi, dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer
dan disimpan. Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan
tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri
yaitu kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi: yakni kebutuhan
pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).

5. Perkembangan Kepribadian Menurut Rogers

Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong
orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan semakin
menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person)

Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya:

a) Terbuka untuk mengalami (openess to experience)

Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan
mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang
membual menimbulkan rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa
muak tersebut.

7
b) Hidup menjadi (Existential living).

Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi.
Disini orang menjadi fleksibel, adaptable, toleran, dan spontan.

c) Keyakinan Organismik (Organismic trusting)

Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan


apa yang dirasanya benar sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan
tingkah laku. Orang mampu memakai perasaan yang terdalam sebagai sumber utama
membuat keputusan.

d) Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).

Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan tertekan atau
terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang
ingin dikerjakannya.

e) Kreatifitas (Creativity)

Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life kemungkinan besar
memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.

Terapi yang Diberikan Seperti disebutkan di atas, bahwa Rogers menolak psikoanalisis
Freud dan behavioris dalam teorinya, sehingga terapi yang digunakannya juga berbeda.
Rogers tidak mempermasalahkan bagaimana klien menjadi seperti ini, namun lebih
menekankan bagaimana klien akan berubah. Terapis hanya menolong dan mengarahkan klien
dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri. Itulah sebabnya teori Rogers disebut
sebagai person-centered theory.

E. Implikasinya Terhadap Perkembangan Individu

1. Teori ini mengajarkan orang untuk percaya pada diri sendiri dan menerima tanggung
jawab untuk pengembangan potensi penuhnya. Humanis juga menekankan bahwa orang
memiliki kebutuhan manusia yang nyata yang harus terpenuhi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.

2. Teori ini menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia.

3. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatan mereka sendiri serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka sendiri.

4. Individu dapat berkembang dengan baik apabila orang disekitarnya membawa pengaruh
baik.

8
5. Teori ini juga mengajarkan seseorang untuk lebih bisa menghargai sesama manusia.

9
Bab III

PENUTUP

- Kesimpulan

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah
suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik
yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis.
Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang
dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic keseluruhan melalui
pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam
berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistic.

Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia


melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring
dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah. Manusia
memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan
nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri
membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lain. Pada hakikatnya semakin tinggi
kesadaran seseorang, semakin ia hidup sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti
meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai
manusia.Peningkatan kesadaran diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif,
motivasi-motivasi, faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi,
adalah tujuan segenap konseling.

Kesadaran diri banyak terdapat pada akar kesanggupan manusia, maka putusan untuk
meningkatkan kesadaran diri adalah fundamental bagi pertumbuhan manusia.Perilaku
manusia menurut Maslow didasar oleh berbagai macam kebutuhan. Dari jenjang yang paling
dasar hingga paling tinggi kebutuhan manusia dikelompokkan dalam : Kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan
aktualisasi diri. Karena berbagai kebutuhan itu menjadi dasar perilaku manusia. Maka proses
pembelajaran pun perlu mempertimbangkan berbagai kebutuhan manusia tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Surianti, M.Sos.I, Mulkiyan, S.Sos.I.,MA, Makmur Jaya Nur, S.Pd.,M.Pd. Teori & Teknik
Bimbingan dan Konseling

Novia Suprobo Teori Belajar Humanistik jurnal academia

11

Anda mungkin juga menyukai