Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM


MENGHASILKAN INSAN AKADEMIS BERINTEGRITAS

Dosen Pengampu :
Ai Fathimah

Mata Kuliah :
Sosiologi Pendidikan Islam

Disusun Oleh :
Hermawan (NIM : 1907015055)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Jl. Limau II No.3, RT.3/RW.3, Kramat Pela, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12210
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi ‫ ﷲ‬Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan dari-Nya
tentunya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
dan juga salam semoga slalu terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada ‫ ﷲ‬Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam
dengan judul “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Menghasilkan Insan Akademis
Berintegritas”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis berharap dapat mendapat kritik
dan juga saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan
makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 7 Juni 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... iii

A. Latar Belakang ............................................................................................ iii

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... iii

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................... iii

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 1

A. Asas Bimbingan dan Konseling .................. Error! Bookmark not defined.

B. Asas Kerahasiaan ........................................ Error! Bookmark not defined.

C. Asas Kesukarelaan ...................................... Error! Bookmark not defined.

D. Asas Keterbukaan ....................................... Error! Bookmark not defined.

E. Asas Kegiatan ............................................. Error! Bookmark not defined.

F. Asas Kedinamisan ....................................... Error! Bookmark not defined.

G. Asas Keterpaduan ....................................... Error! Bookmark not defined.

H. Asas Kenormatifan...................................... Error! Bookmark not defined.

I. Asas Keahlian ............................................. Error! Bookmark not defined.

J. Asas Kemandirian ....................................... Error! Bookmark not defined.

K. Asas Kekinian ............................................. Error! Bookmark not defined.

L. Asas Alih Tangan ........................................ Error! Bookmark not defined.

M. Asas Tut Wuri Handayani ........................... Error! Bookmark not defined.

BAB 3 PENUTUP ................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.

B. Kritik dan Saran .......................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. Error! Bookmark not defined.

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Insan akademis yang memiliki integritas tinggi sangatlah dibutuhkan dalam
memajukan suatu bangsa dan negara. Di masa lalu, tolak ukur untuk menentukan
kemajuan suatu bangsa ditentukan dari banyaknya sumber daya alam (Natural
Resources) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, telah
terjadi perubahan paradigma baru yang di mana di masa sekarang ini tolak ukur untuk
menentukan kemajuan suatu bangsa itu ditentukan oleh sumber daya manusianya yang
memiliki pendidikan yang bermutu dan memiliki integritas yang tinggi bagi suatu
kemajuan bangsa.

Sejarah mencatat bahwa kebudayaan dan peradaban dalam Islam yang berdiri
selama lebih dari tujuh abad ditandai oleh lahirnya sejumlah insan yang menjadi tokoh
akademisi yang berintegritas tinggi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan
kemajuan Eropa dan Barat itu terjadi karena kontribusi dari karya para ulama dan
ilmuwan Islam.

Lahirnya insan akademis yang berintegritas terjadi karena keberhasilan dunia


pendidikan. Namun berbagai hal yang terkait dengan pengembangan insan akademis
berintegritas ini tampaknya sudah mulai meredup. Makalah ini akan menjelaskan
berbagai macam pendidikan yang pernah dilakukan di dunia Islam serta peranannya
dalam menghasilkan akademis yang berintegritas tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja lembaga – lembaga pendidikan Islam yang pernah dibangun dalam
sejarah?
2. Seperti apa pola gerakan intelektual dalam Islam?
3. Apa saja faktor pemicu lahirnya insan akademis yang berintegritas tinggi dalam
Islam?

C. Tujuan Pembahasan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terkait rumusan
masalah di atas.

iii
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Lembaga – Lembaga Pendidikan Islam dalam Sejarah


Upaya dalam membentuk insan akademis yang berintegritas tinggi telah
menjadi komitmen dari seluruh lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal,
maupun lembaga pendidikan non – formal yang melibatkan seluruh elemen
masyarakat. Lembaga – lembaga pendidikan tersebut antara lain :
1. Al – Shuffah
Merupakan lembaga pendidikan yang pertama kali didirikan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mengajarkan Al – Qur’an,
akidah, ibadah, dan praktik akhlak mulia. Sehingga setiap insan dapat menjadi
seorang Muslim yang ta’at.
2. Masjid
Selain dibangun oleh masyarakat dan juga pemerintah setempat untuk
digunakan sebagai tempat beribadah, masjid juga sering dijadikan sebagai
tempat diadakannya pendidikan agama berupa ceramah (tausiyah), dan juga
kajian – kajian kitab keagamaan.
3. Kuttab
Merupakan lembaga pendidikan yang dibangun oleh masyarakat yang
digunakan sebagai tempat pengajaran dan pendidikan agama di tingkat dasar.
Seperti, penanaman akidah, baca tulis Al – Qur’an, praktik ibadah dan akhlak
mulia.
4. Al – Ribath dan Al - Zawiyah

Merupakan tempat peribadahan yang dibangun oleh orang – orang sufi


untuk menghasilkan manusia (yang menurut kaum sufi) yang memiliki
kecerdasan moral dan spritual.

1
5. Al – Badi’ah
Merupakan lembaga pendidikan yang digagas oleh Khalifah Malik bin
Marwan dalam rangka mendukung pelaksanaan Arabisasi pada masa itu.
Lembaga ini dibangun khusus untuk mengajarkan tentang bahasa arab klasik
dengan tujuan memberikan kemampuan berbahasa Arab yang asli dan
mempergunakannya untuk mendukung perkembangan budaya dan peradaban
Arab disamping bahasa agama dan ibadah.
6. Madrasah
Merupakan lembaga pendidikan formal yang dibangun oleh masyarakat
dan juga pemerintah sebagai bentuk pengembangan lebih lanjut dari pendidikan
di masjid, serta dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap
pendidikan agama.
7. Al – Qushr
Merupakan istana yang dibangun oleh pemerintah sebagai pusat
kegiatan pemerintahan atau kerajaan dan juga sebagai tempat pendidikan para
calon sultan (pangeran – putra mahkota).
8. Bait Al – Hikmah
Merupakan tempat yang dibangun oleh pemerintah yang digunakan
sebagai tempat penerjemahan buku – buku filssafat Yunani dan lainnya ke
dalam bahasa Arab. Tempat ini juga dijadikan sebagai tempat kegiatan
pendidikan dalam bentuk ceramah dan juga bedah buku.
9. Bait Al – Ulama (Rumah Guru)
Merupakan rumah milik pribadi para guru yang sering digunakan
sebagai tempat mendidik ilmu agama Islam oleh ulama. Karena sudah sepuh ia
tidak lagi bisa mendatangi tempat lembaga pendidikan, maka para siswalah
yang mendatangi tempat ulama.
10. Al – Maktabat (Perpustakaan)
Didirikan oleh masyarakat dan juga pemerintah selain sebagai tempat
menyimpan buku dan membaca, tetapi juga tempat untuk menulis, menyalin,
dan melaksanakan kegiatan bedah buku.

2
Berdasarkan informasi tersebut mengandung beberapa hal sebagai berikut :
1. Upaya untuk melahirkan insan akademis berintegritas tinggi telah menjadi
komitmen bersama serta telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Hal
ini dibuktikan dari berdirinya lembaga – lembaga pendidikan tersebut yang
tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan didirikan pula oleh
masyarakat yang didukung dari berbagai kalangan.
2. Lembaga – lembaga pendidikan tersebut selain menghasilkan manusia yang
akademis yang ditandai dengan sikap gemar membaca, menulis, meneliti, kritis,
objektif dan mengemukakan pendapat berdasarkan fakta, juga memiliki
integritas kepribadian yang kuat, yaitu tidak mau menggunakan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya untuk melakukan tindakan – tindakan yang
bertentangan dengan nilai moral dan hati nuraninya serta mengabdikan ilmunya
untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
3. Lembaga – lembaga pendidikan tersebut pula diharapkan dapat menghasilkan
manusia yang memiliki tingkat integritas spritual yang tinggi. Pribadi insan
akademis yang berintegritas ini dapat ditemui misalnya pada Imam Abu
Hanifah, Imam Syafi’I, dan Imam Ibnu Hambal. Sedangkan di Indonesia insan
akademis berintegritas tersebut dapat dijumpai pada Buya Hamka, Muhammad
Natsir, dan Muhammad Hatta.

3
B. Pola Gerakan Intelektual dalam Islam
Insan yang memiliki integritas yang tinggi sebagaimana penjelasan
sebelumnya pada kenyataannya membentuk pola gerakan intelektual yang beragama.
Berdasarkan penelusuran sejarah terdapat empat model pola gerakan intelektual
dalam Islam. Yakni :
1. Pola Gerakan yang Bersifat Integrated
Merupakan pola gerakan yang didasarkan pada persepsi yang
dilandaskan terhadap sifat dan karakteristik Al – Qur’an dan Sunnah yang tidak
mengenal pemisahan antara berbagai tersebut. Para insan akademis yang
terlahir dari pola ini biasanya selain memiliki ilmu agama yang cukup bagus,
mereka juga dalam waktu yang bersamaan dapat menjadi seorang ilmuwan
dalam berbagai bidang tertentu. Seperti Al – Khawarizmi (ilmuwan bidang
matematika), Ibnu Sina (ilmuwan bidang kedokteran), dan lain sebagainya.
2. Pola Gerakan yang Bersifat Separated dan Dikotomis
Pola ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a) Mengikuti metode kajian para ulama terdahulu dengan adanya sedikit
penambahan, pengurangan, dan pengembangan.
b) Para ulama zaman pertengahan pada umumnya lebih fokus pada
pemikiran intelektualnya terhadap Ilmu Al – Qur’an atau tafsir, Hadis,
Kalam, Fikih, Filsafat, dan Sejarah Kebudayaan Islam sebagai cabang
ilmu yang independent namun tidak diintegritasikan dengan ilmu
pengetahuan umum lainnya. Keadaan ini yang menyebabkan umat Islam
tertinggal dalam bidang sains dan teknologi, sehingga berdampak pada
dunia Islam secara politik, ekonomi, budaya dan sebagainya berada
dalam penjajahan kaum Eropa dan Barat.

4
3. Pola Gerakan Intelektual Modern
Pola ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a) Menganggap bahwa ilmu – ilmu keislaman yang ada sekarang adalah
sebagai hasil ijtihad yang masih belum final, maka dari itu perlu
dilakukan penafsiran ulang dalam menghadapi berbagai masalah yang
dihadapi masyarakat.
b) Menerima pendapat lama yang masih sesuai dan menerima pendapat
baru yang lebih sesuai lagi dengan zaman.
c) Menganggap ilmu – ilmu keislaman yang ada sekarang adalah sejajar,
yakni sebagai sama – sama hasil ijtihad yang memiliki kelebihan dan
juga kelemahan.

Pola ini mengambil bentuk Al – Fikr Al – Islami, yakni masih


berkonsentrasi pada gerakan intelektual dibidang ilmu agama, dengan
menghargai dan mendorong umat Islam untuk melengkapi dirinya dengan
berbagai macam bidang keilmuan agar dapat lebih memahami ajaran agama
Islam secara objektif, utuh, dan komprehensif. Deengan adanya pola ini
diharapkan dapat melahirkan sosok ulama yang memiliki intelektual yang luas.

4. Pola Gerakan Intelektual Postmodern


Pola ini hadir ditandai dengan adanya fenomena saling mendekatnya
dan saling bergantungnya sebuah ilmu pengetahuan dengan ilmu lainnya dalam
konteks pemecahan masalah yang dihadapinya. Setiap ilmu mulai menyadari
keterbatasan dirinya, dan tidak akan mampu menyelesaikan masalah dengan
dirinya sendiri.
Misalnya, ilmu fikih yang banyak berkonsentrasi pada masalah fisik,
mengharuskan dirinya untuk berkolaborasi dengan ilmu lainnya seperti filsafat,
psikologi, sosiologi, dan lain sebagainya.
Pola gerakan ini mengambil bentuk Islamic Studies, yaitu sebuah kajian
yang bersifat rekonstruksionis (membangun kembali), Integrated
(tergabung/menyatu), dan Multi Approaches (pendekatan). Dengan demikian
ilmu agama akan direkonstruksi kembali (dikaji ulang) dengan memperhatikan
bidang – bidang keilmuan lainnya agar dapat sesuai dengan kebutuhan zaman.

5
C. Faktor Pemicu Lahirnya Insan Akademis yang Berintegritas dalam Islam
1. Faktor Internal
Adanya dukungan dari agama Islam sangat mendorong umatnya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, sehigga dapat menghasilkan ilmu sosial,
ilmu sains dan terapan, ilmu filsafat dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Meliputi lingkungan geografis negara Islam yang memiliki warisan


budaya Yunani dan Persia, yakni tradisi kegiatan ilmiah berupa tradisi
membaca, menulis, meneliti, menerjemahkan, menyalin, mengoleksi buku,
membangun lembaga pendidikan, dan memberikan penghargaan kepada para
ulama dan ilmuwan.

6
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Insan akademis berintegritas adalah sosok individu yang memiliki pengetahuan


tertentu yang disertai dengan komitmen dan konsistensi yang kuat untuk tetap terus
mengembangkan keilmuannya serta mengamalkannya bagi kepentingan kesejahteraan
umat manusia.

Umat Islam memiliki pengalaman sejarah melahirkan insan akademis yang


berintegritas, hal itu dibuktikan dari berbagai karya ilmiah dari berbagai bidang
keilmuan yang diwariskannya, dan telah digunakan untuk membangun peradaban
dunia.

Lahirnya insan akademis yang berintegritas terjadi karena adanya gerkaan


pendidikan yang didukung oleh pemerintah dan juga masyarakat, baik dari tingkat
dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah pokok pembahasan makalah ini yang dapat penulis paparkan,


Besar harapan penulis makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya
kepada para pembaca. Karena segala keterbatasan yang ada, kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nata Abuddin, (2014). Sosiologi Pendidikan Islam. Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai