Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu: Kholid Ma’rufi, M. Pd.

Oleh:

Disusun Oleh:

Amalia Fadhila ( 2420046 )

Milariskiana ( 2420054 )

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


karunia, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Hadits Tarbawi”.

Shalawat dan salam semoga tetap mengalir deras pada pejuang kita yang
namanya popular dan berkibar diseluruh dunia yakni Nabi besar Muhammad Saw.
Yang mana dengan perjuangan beliau kita dapat berada dalam cahaya islam dan
iman.

Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Hadits Tarbawi.Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan, sehingga penulisan makalah ini sangat mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan dalam penulisan malakah
selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Batang, 13 Maret 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2

C. TUJUAN MAKALAH.................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

A. Pengertian Hadis Tarbawi.......................................................................................3

B. Pengertian Tarbiyah...............................................................................................4

C. Pengertian Pendidikan dalam Islam dan Pendidikan Islam....................................6

D. Pengertian dan Bagian dari Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam........................9

E. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Kehidupan Sehari-hari...................................17

BAB III...............................................................................................................................18

PENUTUP..........................................................................................................................18

A. KESIMPULAN........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu


membangun potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek.
Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang
dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental
yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah
menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia,
termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral. Dibalik kemajuan yang
demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan,
yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan norma sosial
yang selama ini sangat diagungkan bangsa Indonesia mulai menurun bahkan
kadangkala diabaikan, karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan
kehidupan. Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap
ampuh adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama
khususnya pendidikan agama Islam. Sebab pendidikan agama Islam
berorientasi pada pembekalan kemampuan intelektual tinggi yang memiliki
akhlaqul karimah yang baik.
Pendidikan haruslah dilihat sebagai bagian yang utuh, yang
memposisikan guru, materi pelajaran yang diberikan, proses pendidikan,
lingkungan rumah, sosial atau masyarakat, ekonomi, dan budaya lingkungan
siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembentukan
karakter (building) siswa menjadi anak yang sholeh.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Hadis tarbawi itu apa?


2. Apa pengertian pendidikan dalam islam dan pendidikan islam /tarbiyah?
3. Apa pengertian dan bagian dari ruang lingkup ilmu pendidikan islam?
4. Apa nilai-nilai pendidikan islam dalam kehidupan sehari-hari.

C. TUJUAN MAKALAH

1. Agar dapat memberikan penjelasan mengenai ruang lingkup ilmu


pendidikan.
2. Untuk memahami nilai-nilai pendidikan islam.
3. Memahami pengertian pendidikan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadis Tarbawi

1. Pengertian Hadits Tarbawi


Ditinjau dari segi bahasa, lafadz Hadits berasal dari kata “ Hadatsa-
Yahdutsu-Hudutsun-Hadatsatun-Haaditsun-Mahdutsun “ yang memiliki
makna Baru, dekat, berita ataupun riwayat. Sedangkan menurut istilah
(Jumhuru’l-Muhadditsin) ialah sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir)
dan yang sebagainya. Sedangkan “Tarbawi” adalah terjemahan dari bahasa
Arab, yaitu Rabba-Yurabbi-Tarbiyyatan. Yang bermakna pendidikan,
pengasuhan, dan pemeliharaan. Jadi yang dimaksud dengan Hadits
Tarbawi ialah Hadits yang membahas tentang pendidikan yang di ajarkan
oleh Rosululloh SAW.
Kata “Pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa
Arabnya adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “Rabba”. Kata
“Pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya
adalah “Allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya
“Tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan pendidikan islam dalam bahasa Arabnya
adalah  ”Tarbiyah Islamiyah”. Namun Islam memiliki konsep yang sangat
universal tentang sebuah pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan tidak
hanya diartikan atau di maknai sebagai tarbiyah, tetapi  mencakup juga
ta’lim dan ta’dib, sebagaimana telah diajarkan oleh Rosululloh SAW.
Pendidikan dalam Islam tidak hanya mengacu pada transfer pengetahuan
atau ilmu ke otak sebagai simbol intelektualitas, namun juga melibatkan
hati (spiritualitas) dan perilaku (akhlak). Dengan adanya pendidikan
seseorang akan mendapatkan sebuah nilai dan juga ilmu, yang nantinya

3
dengan nilai dan ilmu tersebut seseorang bisa memahami dirinya sebagai
seorang kholifah di bumi, yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk
mengabdi kepada-Nya. Rosululloh pernah bersabda:
ْ ‫الع ْل َم َولَوْ بِالص‬
‫ِّين‬ ْ ُ‫ا‬
ِ ُ‫طلُب‬
Terjemahan hadits:
“ Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina.” (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi).
Dari pernyataan Rosululloh tersebut jelaslah bahwa sebuah pendidikan
sangatlah penting.
Ilmu tidak ada batasnya seperti halnya belajar memahamipun tidak akan
ada batasnya. Sampai kapanpun, belajar atau menuntut ilmu adalah wajib.
Rosululloh SAW. bersabda, “Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang
lahat.” (HR. Bukhari). Tidak  ada batas ataupun ukuran usia dalam
menuntut ilmu. Menuntut ilmu juga dihukumi wajib bagi setiap muslim
baik laki-laki maupun perempuan, hal ini telah dijelaskan oleh Rosululloh
SAW dalam sebuah hadits yang berbunyi:
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةُ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬
Terjemahan Hadits:
“ Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun
muslim perempuan”. (H.R Ibnu Abdil Barr).
 

B. Pengertian Tarbiyah

Tarbiyah Terminologi tarbiyah merupakan salah satu bentuk transliterasi


untuk menjelaskan istilah pendidikan. Istilah ini telah menjadi istilah baku
dan populer dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Dalam
pembahasan ini, akan mengkaji asal-usul kata tarbiyah dalam lingkup
kebahasaan, baik secara etimologi maupun terminologi. Penelusuran kata
tarbiyah tersebut diharapkan dapat menjelaskan makna tarbiyah dalam
ayat-ayat Al-Quran.Kata tarbiyah berasal dari bahasa arab yaitu: - ‫يريب‬
‫ريب بية تر‬- - yang berarti : ‫ )امللك‬raja/ penanggung (‫ القيم‬,(pengatur (‫ املد بر‬,
(tuan (‫يد‬ff‫ الس‬,(penguasa jawab), ‫ )املنعم‬pemberi nikmat). Istilah tarbiyah

4
dapat diartikan sebagai proses penyampaian atau pendampingan
(asistensi) terhadap anak yang diampu sehingga dapat mengantarkan masa
kanak-kanak tersebut ke arah yang lebih baik, baik anak tersebut anak
sendiri maupun anak orang lain. Para ahli bahasa ada yang berpendapat
bahwa kata tarbiyah berasal dari tiga kata:Pertama berasal dari kata -‫يربو‬
‫ ريب‬yang berarti bertambah, tumbuh, Kedua berasal dari kata ‫ يريب‬-‫ريب‬
yang berarti menjadi besar, Ketiga berasal dari kata ‫ يرب‬- ‫ رب‬yang berarti
memperbaiki, menguasai, menuntun, menjaga dan memelihara.
Sedangkan menurut Al-Baidlawy kata al-rabb berasal dari kata tarbiyah
yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit hingga sempurna, dan
jika dilihat dari fungsinya kata ‫ رب‬terbagi menjadi tiga yaitu: rabb sebagai
pemilik atau penguasa, sebagai Tuhan yang ditaati dan sebagai pengatur.
Berangkat dari makna asal kata tarbiyah tersebut, Albani berpendapat
bahwa pendididikan terdiri dari 4 unsur Jurnal Penelitian, Volume. 13,
Nomor 1, Februari 2019 102 Mikyal Hardiyati dan Umi Baroroh yaitu:
pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak hingga baligh, kedua,
mengembangkan seluruh potensi, ketiga mengarah fitrah dari seluruh
potensi menuju kesempurnaan dan keempat dilaksanakan secara
bertahap.4 Dengan demikian, tarbiyah atau yang lebih populer disebut
pendidikan adalah sebuah upaya atau rencana pendampingan untuk
mengembangkan potensi anak dimulai sejak dini agar si anak mampu
bertahan (survive) dalam kehidupannya kelak. Kata tarbiyah dengan
berbagai bentuk derivasinya, didalam Al-Quran terulang sebanyak 952
kali, yang terbagi beberapa bentuk : 1) Berbentuk isim fail ( ). Bentuk ini
terulang sebanyak 3 kali yang kesemuanya berbentuk jama’ ( ) yang juga
mempunyai relasi dengan kata mengajar ( ) dan belajar ( ). Firman Allah
dalam Qs. Ali Imran : 79 : ُ َ ‫َالن َ و ُ ْكم َ ْ ال اب و َ َ ت ِ ْك ُ ال ُ هَّللا ه‬
ُّ ‫ول ق َ َّ يـ َ ُ ث َّوة ُ بـ‬
ِ ‫ون ِن ٰك َل َ ِ و‬ff‫َ ي ِ ْت ؤ ُ َ َ ٍشر أَ ْن يـ ب ِ ان ل َ َ ا ك َ م ْ ُم ْت َ ُ ا كن ِ ِّ َني ب ي ِ َّان ب َ ُوا ر ْ ُ ك‬
ُ ‫ون ل ُ َون ُس َْدر ْ ت ُم ْت َ ُ ا كن ِب َ اب و َ َ ت ِ ْك‬ffff‫ِلن ِ اس ُ ك‬
َّ ‫هَّللا ُون ْ د ِن ً ِ ا ل م َاد ب ِ ُوا ع‬
‫ َون ال ِّم ل َ ع ُ تـ‬Artinya : Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata

5
kepada manusia:”Hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku
bukan penyembah Allah.”Akan tetapi : Hendaklah kamu menjadi orang-
orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya (Qs.Ali Imran:79) 2) Berbentuk mashdar (‫رب‬
.(Bentuk ini dalam Al-Quran terulang sebanyak 947 kali, empat kali
berbentuk jama’ ‫اب‬ff‫ ارب‬,satu kata berbentuk tunggal, dan selebihnya 4
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi:Mengungkap Pesan-Pesan Al-Quran
tentang Pendidikan, (Yogyakarta:Teras, 2008), hlm.32-33 Jurnal
Penelitian, Volume. 13, Nomor 1, Februari 2019 103 Pendidikan
Perspektif Al-Quran ..... diidomatikkan dengan isim sebanyak 141 kali
yang mayoritas dikontekskan dengan alam, selebihnya dikontekskan
dengan masalah, Nabi, manusia, sifat Allah dan Ka’bah. Kata ‫ رباين‬dalam
ayat tersebut dinisbahkan kepada kata ‫ رب‬yang mendidik manusia dengan
ilmu dan pengajaran pada masa kecil. Menurut Ibnu Abbas, kata ‫رباين‬
berasal dari kata ‫ ريب‬yang mendapatkan imbuhan alif (‫( ا‬dan nun (‫( ن‬yang
menunjukkan makna mubalaghah. Sebagian ulama berpendapat bahwa
kata ‫ رباين‬mempunyai arti tokoh ilmuwan ( ‫( العلم ارباب‬yang mendidik dan
memperbaiki kondisi sosialnya, dan ada juga yang berpendapat bahwa
kata tersebut bermakna orang yang ahli dan mengamalkan agama sesuai
yang ia ketahui, mka dengan demikian kata tersebut identik dengan al-
alim al-hakim, yang mempunyai arti orang yang sempurna iman dan
taqwanya.

C. Pengertian Pendidikan dalam Islam dan Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan dalam Islam


Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia.
Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk
“memanusiakan” manusia atau membuat manusia tahu bagaimana
sebenarnya manusia itu. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh
dan berkembang secara wajar, baik berkembang kemampuannya,

6
pengetahuannya atau pun mentalnya. Sehingga ia dapat melaksanakan
tugas sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi
tahu. Dari tidak baik menjadi baik. Begitu pentingnya pendidikan
dalam islam seperti hadits Rasul:

‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬ ِ َ‫طَل‬


َ ْ‫ب الْع ْل ِم فَ ِري‬
ُ
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang islam” (HR. Ibnu
Barri).
Dalam lingkup yang lebih luas yakni masyarakat, bahkan
bangsa dan Negara, pendidikan juga merupakan kewajiban.
Allah berfirman:
“Ajaklah manusia itu ke jalan Tuhanmu dengan cara
bijaksana dan nasihat (pendidikan) yang baik” (QS. An Nahl: 125)

Pada ayat tersebut Allah dengan tegas memerintahkan kita


untuk mengajak sesama manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana
dan nasihat yang baik, yaitu dengan pendidikan. 1

2. Pengertian Pendidikan Islam


Ada beberapa pengertian oleh para ahli mengenai makna dari
pendidikan Islam, definisi tersebut antara lain:
1. Muhammad SA. Ibrahim (Bangladesh) menyatakan bahwa
pendidikan Islam adalah: “Islamic education in true sense of the
lern, is a system of education which enable a man to lead his life
anccording to the islamic ideology, so that he may easily mould
his life in accordance with tenets of Islam.” (Pendidikan Islam
dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai dengan ideologi Islam, sehingga mudah ia dapat
membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam).

1
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 1-
3.

7
2. Omar Muhammad Al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan
pendidikan Islam dengan: “Proses mengubah tingkah laku
individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya,
dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.”
3. Muhammad Fadhil al-Jamali mengajukan pengertian pendidikan
Islam dengan: “Upaya pengembangan, mendorong serta mengajak
manusia untuk lebih maju dengan belandaskan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga tebentuk pribadi yang
lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan
maupun perbuatan.”
4. Muhammad Javed al-Sahlani dalam al-Tarbiyah wa al-Ta’lim Al-
Qur’an al-Karim mengartikan pendidikan Islam dengan: “Proses
mendekatkan manusia kepada tingkat kesempurnaan dan
mengembangkan kemampuannya.”
5. Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960
dirumuskan pendidikan Islam dengan: “Bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan
hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para


ahli di atas, maka pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses transfer pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik
melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan,
pengawasan dan pengembangan potensinya,.”2

2
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 25-28.

8
D. Pengertian dan Bagian dari Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan
Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang


berhubungan dengan pendidikan Islam yang merupakan unsur-unsur
utama yang sangat penting sehingga membuat proses pendidikan Islam
dapat berjalan dengan lancar dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam itu sendiri.
 Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya di antaranya adalah:3
1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri,
yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang dapat
dikembangkan dengan ijma’, qiyas, maslahah mursalah,
saddudzdzari’ah, ‘urf, istihsan dan lain-lainnya.4
Al-Qur’an dijadikan sumber pertama dan utama dalam
pendidikan Islam, karena nilai absolut yang terkandung di dalamnya
yang datang dari Tuhan. 5 Dan dasar yang kedua yaitu As-Sunnah, As-
Sunnah adalah sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi SAW, berupa
perkataan, perbuatan, taqrir atau penetapan dari Rasulullah SAW.
Tujuan pendidikan Islam terkait erat dengan tujuan penciptaan
manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai ‘Abd Allah. Rincian-
rincian dari itu telah diuraikan oleh banyak pakar pendidikan Islam.
Diantaranya ‘Atiyah Al Abarasyi mengemukakan rincian aplikasi dari
tujuan pendidikan Islam tersebut, yaitu:
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
c. Menumbuhkan roh ilmiyah (scientific spirit)
3
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu makanan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Teras,
2011), hlm. 28
4
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam (Malang: UIN-Malang
Press, 2007), hlm. 46
5
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Teras, 2011), hlm.
37-39

9
d. Menyiapkan peserta didik dari segi professional.
e. Persiapan untuk mencari Rezeki. (Al Abrasyi, 1975:22-25).
Sedangkan As-Syaibany mengemukakan tujuan pendidikan
Islam itu adalah persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat (As
Syaibany, 1975: 292)
Abdurrahman Shaleh Abdullah menyebutkan ada tiga tujuan
pokok dari pendidikan islam tersebut, yaitu: Physical aims (ahdaf
jismiyyah), spiritual aims (ahdaf ruhiyah) dan mental aims (ahdaf
‘aqliyyah). (Abdullah, 119). 6

2. Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga
pendidikan; bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa.
Betapa Islam mewajibkan dan memuliakan orang-orang yang
menuntut ilmu tercermin dalam firman-firman Allah. Di antaranya,
dalam ayat ini dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu hampir sama
kedudukannya dengan berjuang membela agama Allah:

“Tidak seharusnya semua mu’min itu berangkat ke medan


perang. Mengapa tidak berangkat satu rombongan dari tiap golongan
untuk memperdalam ilmu agama agar mereka dapat memberikan
peringatan (pelajaran) kepada kaumnya apabila mereka sudah
kembali. Mudah-mudahan mereka (kaumnya itu) waspada” (QS. At
Taubah: 122)7

Tugas utama seorang peserta didik adalah mencari ilmu atau


belajar. Dalam mencari ilmu, Ali bin Abi Thalib memberikan syarat
bagi peserta didik dengan enam macam yang merupakan kompetensi
mutlak dan dibutuhkan demi tercapainya tujuan pendidikan. Syarat
yang dimaksud tertuang dalam syairnya:
6
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), hlm.7
7
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
157-158

10
ٍ ‫ك عن جَمْمو ِعها بِبي‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ُ َ‫أَاَل اَل َتن‬
‫ان‬َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ِ‫ َسأُنْب‬# ‫ال الْع ْل َم ااَّل بستَّة‬
ٍ ‫ وإِر َش ِاد أُستَ ٍاذ و طُول َزم‬# ‫ذَ َك ٍاء وح ِر ٍس واص ِطبا ٍر و ب ْلغَ ٍة‬
‫ان‬ َ ْ َ ْ َْ ُ َ َ ْ َ َْ
“Ingatlah! Engkau tidak akan bisa memperoleh ilmu kecuali
karena enam syarat; aku akan menjelaskan keenam syarat itu
padamu, yaitu: kecerdasan, hasrat atau motivasi yang keras, sabar,
modal (sarana), petunjuk guru, dan masa yang panjang (kontinu).”8

3. Pendidik
Dalam konteks pendidikan Islam “pendidik” sering disebut
dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. Dan
kadang kala disebut melalui gelasnya, seperti istilah ustadz dan al-
syaykh.
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab
memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu
berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri
dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.
dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam adalah sebagai
bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberi ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.
Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan yang tinggi dalam
islam. Dalam hadits Nabi SAW, berbunyi: “Tinta seorang ilmuwan
(yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”.
Dan bahkan Islam menempatkan pendidik setingkat dengan derajat
seorang Rasul. Al-Syawki bersyair:

‫قُ ْم لِْل ُم َعلِّ ِم َوفِِّه التَّْب ِجْي َل َك َاد املُ َعلِّ ُم اَ ْن يَّ ُك ْو َن َر ُس ْواًل‬
8
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 115

11
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru
itu hampir saja merupakan seorang rosul.”

Dan seorang pendidik mempunyai tugas, menurut al-Ghazali,


tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri
(taqarrub) kepada Allah SWT.9

4. Proses Mendidik atau Pembelajaran (Ta’lim wa Ta’lum)


Proses mendidik atau pembelajaran merupakan kegiatan
belajar dan mengajar yang dipimpin oleh seorang amir ta’lum (guru
assatidz, dosen) yang menyampaikan ilmu kepada murid (peserta
didik) berisi keutamaan-keutamaan beramal shalih atau ilmu-ilmu
yang diridlai Allah SWT.
Diantara keutamaan ta’lim adalah sebagai berikut:
a. Mendapat rahmat dari Allah SWT;
b. Mendapatkan sakinah atau ketenangan jiwa;
c. Dinaungi oleh para malaikat;
d. Nama kita akan dibangga-banggakan oleh Allah SWT. di majlis
para malaikat yang berada di sisi-Nya.10
Didalam pembelajaran tersebut, pastilah ada sesuatu yang
harus dipersiapkan untuk menunjang proses pembelajaran, hal itu
antara lain:
a. Kitab-kitab rujukan/referensi materi pembelajaran.
b. Buku tulis dan alat-alat tulis.
c. Papan tulis dan perlengkapannya.
5. Materi dan Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum lingkup materi pendidikan Islam itu menurut Dr.
Abdullah Nasikh Ulwan terdiri dari tujuh unsur yaitu:

9
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 87-90
10
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) hlm.
157-158

12
a. Pendidikan Keimanan
Pendidikan ini mencakup keimanan kepada Allah,
Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi/Rasul, Hari Akhir, Qadha’
Qadar. Termasuk di dalamnya adalah materi tata cara ibadah, baik
ibadah mahdhah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji; maupun
ibadah ghairu mahdhah seperti berbuat baik kepada sesama.
Tujuan dari materi ini adalah agar anak/peserta didik memiliki
dasar-dasar keimanan dan ibadah yang kuat.
b. Pendidikan Moral/Akhlaq
Pada materi ini peserta didik dikenalkan atau dilatih mengenai:
1) Perilaku/akhlak yang mulia (akhlakul karimah/mahmudah)
seperti jujur, rendah hati, sabar, dan sebagainya.
2) Perilaku/akhlak yang tercela (akhlakul madzmumah) seperti
dusta, takabbur, khianat, dan sebagainya.
Setelah materi-materi tersebut disampaikan kepada peserta
didik diharapkan memiliki perilaku-perilaku/akhlak yang mulia
dan menjauhi/meninggalkan perilaku-perilaku/akhlak yang tercela.
c. Pendidikan Jasmani
Rasulullah pernah memerintahkan umatnya agar
mengajarkan memanah, berenang, naik kuda dan bela diri kepada
para putra-putrinya. Ini merupakan perintah kepada kita agar
mengajarkan pendidikan jasmani kepada anak-anak (peserta didik).
Tujuan dari materi ini adalah agar peserta didik memiliki jasmani
yang sehat dan kuat, serta memiliki keterampilan dasar seperti
berlari, lompat dan renang.

d. Pendidikan Rasio
Kita semua tahu bahwa manusia dianugerahi oleh Allah
kelebihan di antaranya berupa akal. Supaya akal ini dapat

13
berkembang dengan baik maka perlu dilatih dengan teratur sesuai
dengan umur atau kemampuan anak/peserta didik. Contoh materi
ini adalah berupa pelajaran berhitung atau menyelesaikan masalah
(problem solving). Tujuan materi ini adalah agar peserta didik
dapat menjadi cerdas dan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya.
e. Pendidikan Kejiwaan/Hati Nurani
Selain nafsu dan akal yang harus dilatih/dididik pada diri
manusia adalah kejiwaan atau hati nuraninya. Pada materi ini
peserta didik dilatih agar dapat membina hati nuraninya sehingga
menjadi “tuan” dalam dirinya sendiri dan dapat menyuarakan
kebenaran dalam keadaan apa pun. Selain itu diharapkan agar
peserta didik memiliki jiwa atau hati nurani yang kuat, sabar, dan
tabah dalam menjalani kehidupan ini.
f. Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan
Seperti yang telah kita ketahui, manusia dalam kehidupan
ini memiliki dua hubungan, yaitu hubungan dengan Allah
(hablumminallah) dan hubungan dengan sesama manusia
(hablumminannas). Dengan materi ini diharapkan anak atau
peserta didik memiliki wawasan kemasyarakatan dan mereka dapat
hidup serta berperan aktif di masyarakat secara benar.
g. Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual yang dimaksud disini adalah
pendidikan yang Islami dan sesuai dengan perkembangan usia serta
mental peserta didik. Contoh pendidikan seksual dalam Islami
misalnya dengan memisahkan tempat anak tidur dari kamar
orangtua, memisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan,
mengenalkan dan menjelaskan perbedaan jenis kelamin anak,

14
menjelaskan batasan pergaulan antara lelaki dan perempuan
menurut islam, dan sebagainya.11

Dalam pengaturan materi, diperlukan suatu program


pendidikan tertentu untuk memperlancar proses pembelajaran, yaitu
kurikulum. Kurikulum adalah program pendidikan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada
enam prinsip dasar dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum:
a. Prinsip kontinuitas (berkesinambungan).
b. Prinsip fleksibilitas (luwes/mudah disesuaikan).
c. Prinsip efisiensi (waktu, tenaga, penggunaan sarana dan
pembiayaan).
d. Prinsip efektivitas (berdayaguna/tepat guna).
e. Prinsip relevansi (kesesuaian).
f. Prinsip pendidikan seumur hidup.12

6. Metode dalam Pendidikan Islam


Secara garis besar metode dalam pendidikan islam ada lima,
yaitu:
a. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)
Dengan metode ini peserta didik dapat melihat,
menyaksikan, dan mempunyai gambaran secara langsung
mengenai contoh/uswah hasanah dari orang tua, pendidik, atau
orang yang menjadi teladan, sehingga mereka dapat melaksanakan
dengan lebih baik dan lebih mudah.
b. Metode Pembiasaan
Dalam kehidupan sehari-hari, ada hal yang harus
dilaksanakan rutin, dan ada yang tidak rutin, untuk melaksanakan

11
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
15-18
12
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
141

15
hal/tugas/kewajiban yang rutin, maka perlu diterapkan terhadap
peserta didik adalah pembiasaan.
c. Metode Nasihat
Metode nasihat merupakan metode yang sering digunakan
oleh orang tua, pendidik, da’i terhadap peserta didik dengan cara
memberikan wejangan-wejangan/nasihat-nasihat yang bersifat
membangun diri peserta didik menjadi lebih baik.
d. Metode Memberi Perhatian
Metode ini biasanya berupa pujian dan penghargaan,
sehingga peserta didik senang dan dapat melaksanakan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan.
e. Metode Hukuman
Metode ini digunakan pada saat terpaksa saja, artinya jika
berbagai metode telah kita lakukan, akan tetapi peserta didik masih
tidak menurut, maka satu-satunya cara yaitu dengan memberikan
hukuman, yaitu hukuman yang bersifat memberi pelajaran.13

7. Evaluasi dalam Pendidikan Islam


Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan
pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan
pendidikan. Sedangkan evaluasi pendidikan Islam adalah suatu
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan aktifitas/pengetahuan
peserta didik di dalam pendidikan Islam.
Evaluasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar
pemahaman peserta didik mengenai materi pelajaran, Ini juga bisa
menentukan siapa peserta didik yang cerdas dan lemah, kemudian
peserta didik yang lemah kita berikan perhatian khusus agar
kekurangannya tadi bisa tertutupi.

13
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
18-21

16
8. Kelembagaan dalam Pendidikan Islam
Dalam suatu sistem pendidikan, satu hal yang tidak dapat
dipisahkan yaitu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan adalah
suatu institusi/pranata yang menaungi, mengatur, dan melaksanakan
suatu sistem pendidikan dengan terorganisasi dan terorganisir untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam pendidikan.

E. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Kehidupan Sehari-hari

Pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting,


karena pendidikan Islam mengandung tiga pilar nilai utama dalam
kehidupan bermasyarakat dan berketuhanan. Tiga nilai tersebut adalah:
A. Nilai I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keimanan seperti
percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir,
yang bertujuan menata kepercayaan individu.
B. Nilai Khuluqiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang
bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan menghiasi
diri dengan perilaku terpuji.
C. Nilai Amaliyah, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-
hari, baik yang berhubungan dengan pendidikan ibadah, pendidikan
muamalah (hubungan antarmanusia) dan sebagainya.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan Islam merupakan proses transfer pengetahuan dan nilai Islam kepada
peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan,
pengawasan dan pengembangan potensinya.
Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup pendidikan Islam:
A. Dasar dan tujuan pendidikan Islam
B. Peserta didik
C. Pendidik
D. Proses mendidik atau pembelajaran (Ta’lim wa Ta’lum)
E. Materi dan kurikulum pendidikan Islam
F. Metode dalam pendidikan Islam
G. Evaluasi dalam pendidikan Islam
H. Kelembagaan dalam pendidikan Islam.

B. SARAN
Saran dari pemakalah dari pembahasan ini adalah agar pendidik hendaknya
mengetahui konsep dan ruang lingkup pendidikan islam, pendidik melaksanakan
pengajarannya sesuai dengan prinsip- prinsip pendidikan islam, serta sesuai
dengan tujuan

18
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Haidar Putra, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia


Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam


Malang: UIN-Malang Press, 2007

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:


Kencana Prenada Media, 2006

Nafis, Muhammad Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Teras,


2011

19
20

Anda mungkin juga menyukai