Oleh:
Disusun Oleh:
Milariskiana ( 2420054 )
KELAS B
Shalawat dan salam semoga tetap mengalir deras pada pejuang kita yang
namanya popular dan berkibar diseluruh dunia yakni Nabi besar Muhammad Saw.
Yang mana dengan perjuangan beliau kita dapat berada dalam cahaya islam dan
iman.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Hadits Tarbawi.Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan, sehingga penulisan makalah ini sangat mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan dalam penulisan malakah
selanjutnya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH.................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
B. Pengertian Tarbiyah...............................................................................................4
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
A. KESIMPULAN........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan nilai dan ilmu tersebut seseorang bisa memahami dirinya sebagai
seorang kholifah di bumi, yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk
mengabdi kepada-Nya. Rosululloh pernah bersabda:
ْ الع ْل َم َولَوْ بِالص
ِّين ْ ُا
ِ ُطلُب
Terjemahan hadits:
“ Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina.” (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi).
Dari pernyataan Rosululloh tersebut jelaslah bahwa sebuah pendidikan
sangatlah penting.
Ilmu tidak ada batasnya seperti halnya belajar memahamipun tidak akan
ada batasnya. Sampai kapanpun, belajar atau menuntut ilmu adalah wajib.
Rosululloh SAW. bersabda, “Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang
lahat.” (HR. Bukhari). Tidak ada batas ataupun ukuran usia dalam
menuntut ilmu. Menuntut ilmu juga dihukumi wajib bagi setiap muslim
baik laki-laki maupun perempuan, hal ini telah dijelaskan oleh Rosululloh
SAW dalam sebuah hadits yang berbunyi:
َ طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي
ضةُ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة
Terjemahan Hadits:
“ Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun
muslim perempuan”. (H.R Ibnu Abdil Barr).
B. Pengertian Tarbiyah
4
dapat diartikan sebagai proses penyampaian atau pendampingan
(asistensi) terhadap anak yang diampu sehingga dapat mengantarkan masa
kanak-kanak tersebut ke arah yang lebih baik, baik anak tersebut anak
sendiri maupun anak orang lain. Para ahli bahasa ada yang berpendapat
bahwa kata tarbiyah berasal dari tiga kata:Pertama berasal dari kata -يربو
ريبyang berarti bertambah, tumbuh, Kedua berasal dari kata يريب-ريب
yang berarti menjadi besar, Ketiga berasal dari kata يرب- ربyang berarti
memperbaiki, menguasai, menuntun, menjaga dan memelihara.
Sedangkan menurut Al-Baidlawy kata al-rabb berasal dari kata tarbiyah
yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit hingga sempurna, dan
jika dilihat dari fungsinya kata ربterbagi menjadi tiga yaitu: rabb sebagai
pemilik atau penguasa, sebagai Tuhan yang ditaati dan sebagai pengatur.
Berangkat dari makna asal kata tarbiyah tersebut, Albani berpendapat
bahwa pendididikan terdiri dari 4 unsur Jurnal Penelitian, Volume. 13,
Nomor 1, Februari 2019 102 Mikyal Hardiyati dan Umi Baroroh yaitu:
pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak hingga baligh, kedua,
mengembangkan seluruh potensi, ketiga mengarah fitrah dari seluruh
potensi menuju kesempurnaan dan keempat dilaksanakan secara
bertahap.4 Dengan demikian, tarbiyah atau yang lebih populer disebut
pendidikan adalah sebuah upaya atau rencana pendampingan untuk
mengembangkan potensi anak dimulai sejak dini agar si anak mampu
bertahan (survive) dalam kehidupannya kelak. Kata tarbiyah dengan
berbagai bentuk derivasinya, didalam Al-Quran terulang sebanyak 952
kali, yang terbagi beberapa bentuk : 1) Berbentuk isim fail ( ). Bentuk ini
terulang sebanyak 3 kali yang kesemuanya berbentuk jama’ ( ) yang juga
mempunyai relasi dengan kata mengajar ( ) dan belajar ( ). Firman Allah
dalam Qs. Ali Imran : 79 : ُ َ َالن َ و ُ ْكم َ ْ ال اب و َ َ ت ِ ْك ُ ال ُ هَّللا ه
ُّ ول ق َ َّ يـ َ ُ ث َّوة ُ بـ
ِ ون ِن ٰك َل َ ِ وffَ ي ِ ْت ؤ ُ َ َ ٍشر أَ ْن يـ ب ِ ان ل َ َ ا ك َ م ْ ُم ْت َ ُ ا كن ِ ِّ َني ب ي ِ َّان ب َ ُوا ر ْ ُ ك
ُ ون ل ُ َون ُس َْدر ْ ت ُم ْت َ ُ ا كن ِب َ اب و َ َ ت ِ ْكffffِلن ِ اس ُ ك
َّ هَّللا ُون ْ د ِن ً ِ ا ل م َاد ب ِ ُوا ع
َون ال ِّم ل َ ع ُ تـArtinya : Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata
5
kepada manusia:”Hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku
bukan penyembah Allah.”Akan tetapi : Hendaklah kamu menjadi orang-
orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya (Qs.Ali Imran:79) 2) Berbentuk mashdar (رب
.(Bentuk ini dalam Al-Quran terulang sebanyak 947 kali, empat kali
berbentuk jama’ ابff ارب,satu kata berbentuk tunggal, dan selebihnya 4
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi:Mengungkap Pesan-Pesan Al-Quran
tentang Pendidikan, (Yogyakarta:Teras, 2008), hlm.32-33 Jurnal
Penelitian, Volume. 13, Nomor 1, Februari 2019 103 Pendidikan
Perspektif Al-Quran ..... diidomatikkan dengan isim sebanyak 141 kali
yang mayoritas dikontekskan dengan alam, selebihnya dikontekskan
dengan masalah, Nabi, manusia, sifat Allah dan Ka’bah. Kata رباينdalam
ayat tersebut dinisbahkan kepada kata ربyang mendidik manusia dengan
ilmu dan pengajaran pada masa kecil. Menurut Ibnu Abbas, kata رباين
berasal dari kata ريبyang mendapatkan imbuhan alif (( اdan nun (( نyang
menunjukkan makna mubalaghah. Sebagian ulama berpendapat bahwa
kata رباينmempunyai arti tokoh ilmuwan ( ( العلم اربابyang mendidik dan
memperbaiki kondisi sosialnya, dan ada juga yang berpendapat bahwa
kata tersebut bermakna orang yang ahli dan mengamalkan agama sesuai
yang ia ketahui, mka dengan demikian kata tersebut identik dengan al-
alim al-hakim, yang mempunyai arti orang yang sempurna iman dan
taqwanya.
6
pengetahuannya atau pun mentalnya. Sehingga ia dapat melaksanakan
tugas sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi
tahu. Dari tidak baik menjadi baik. Begitu pentingnya pendidikan
dalam islam seperti hadits Rasul:
1
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 1-
3.
7
2. Omar Muhammad Al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan
pendidikan Islam dengan: “Proses mengubah tingkah laku
individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya,
dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.”
3. Muhammad Fadhil al-Jamali mengajukan pengertian pendidikan
Islam dengan: “Upaya pengembangan, mendorong serta mengajak
manusia untuk lebih maju dengan belandaskan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga tebentuk pribadi yang
lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan
maupun perbuatan.”
4. Muhammad Javed al-Sahlani dalam al-Tarbiyah wa al-Ta’lim Al-
Qur’an al-Karim mengartikan pendidikan Islam dengan: “Proses
mendekatkan manusia kepada tingkat kesempurnaan dan
mengembangkan kemampuannya.”
5. Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960
dirumuskan pendidikan Islam dengan: “Bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan
hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”
2
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 25-28.
8
D. Pengertian dan Bagian dari Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan
Islam
9
d. Menyiapkan peserta didik dari segi professional.
e. Persiapan untuk mencari Rezeki. (Al Abrasyi, 1975:22-25).
Sedangkan As-Syaibany mengemukakan tujuan pendidikan
Islam itu adalah persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat (As
Syaibany, 1975: 292)
Abdurrahman Shaleh Abdullah menyebutkan ada tiga tujuan
pokok dari pendidikan islam tersebut, yaitu: Physical aims (ahdaf
jismiyyah), spiritual aims (ahdaf ruhiyah) dan mental aims (ahdaf
‘aqliyyah). (Abdullah, 119). 6
2. Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga
pendidikan; bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa.
Betapa Islam mewajibkan dan memuliakan orang-orang yang
menuntut ilmu tercermin dalam firman-firman Allah. Di antaranya,
dalam ayat ini dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu hampir sama
kedudukannya dengan berjuang membela agama Allah:
10
ٍ ك عن جَمْمو ِعها بِبي ٍ ِ ِ ِ ِ ُ َأَاَل اَل َتن
انَ َ َ ْ ُ ْ َ َ ِ َسأُنْب# ال الْع ْل َم ااَّل بستَّة
ٍ وإِر َش ِاد أُستَ ٍاذ و طُول َزم# ذَ َك ٍاء وح ِر ٍس واص ِطبا ٍر و ب ْلغَ ٍة
ان َ ْ َ ْ َْ ُ َ َ ْ َ َْ
“Ingatlah! Engkau tidak akan bisa memperoleh ilmu kecuali
karena enam syarat; aku akan menjelaskan keenam syarat itu
padamu, yaitu: kecerdasan, hasrat atau motivasi yang keras, sabar,
modal (sarana), petunjuk guru, dan masa yang panjang (kontinu).”8
3. Pendidik
Dalam konteks pendidikan Islam “pendidik” sering disebut
dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. Dan
kadang kala disebut melalui gelasnya, seperti istilah ustadz dan al-
syaykh.
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab
memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu
berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri
dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.
dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam adalah sebagai
bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberi ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.
Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan yang tinggi dalam
islam. Dalam hadits Nabi SAW, berbunyi: “Tinta seorang ilmuwan
(yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”.
Dan bahkan Islam menempatkan pendidik setingkat dengan derajat
seorang Rasul. Al-Syawki bersyair:
قُ ْم لِْل ُم َعلِّ ِم َوفِِّه التَّْب ِجْي َل َك َاد املُ َعلِّ ُم اَ ْن يَّ ُك ْو َن َر ُس ْواًل
8
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 115
11
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru
itu hampir saja merupakan seorang rosul.”
9
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), hlm. 87-90
10
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) hlm.
157-158
12
a. Pendidikan Keimanan
Pendidikan ini mencakup keimanan kepada Allah,
Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi/Rasul, Hari Akhir, Qadha’
Qadar. Termasuk di dalamnya adalah materi tata cara ibadah, baik
ibadah mahdhah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji; maupun
ibadah ghairu mahdhah seperti berbuat baik kepada sesama.
Tujuan dari materi ini adalah agar anak/peserta didik memiliki
dasar-dasar keimanan dan ibadah yang kuat.
b. Pendidikan Moral/Akhlaq
Pada materi ini peserta didik dikenalkan atau dilatih mengenai:
1) Perilaku/akhlak yang mulia (akhlakul karimah/mahmudah)
seperti jujur, rendah hati, sabar, dan sebagainya.
2) Perilaku/akhlak yang tercela (akhlakul madzmumah) seperti
dusta, takabbur, khianat, dan sebagainya.
Setelah materi-materi tersebut disampaikan kepada peserta
didik diharapkan memiliki perilaku-perilaku/akhlak yang mulia
dan menjauhi/meninggalkan perilaku-perilaku/akhlak yang tercela.
c. Pendidikan Jasmani
Rasulullah pernah memerintahkan umatnya agar
mengajarkan memanah, berenang, naik kuda dan bela diri kepada
para putra-putrinya. Ini merupakan perintah kepada kita agar
mengajarkan pendidikan jasmani kepada anak-anak (peserta didik).
Tujuan dari materi ini adalah agar peserta didik memiliki jasmani
yang sehat dan kuat, serta memiliki keterampilan dasar seperti
berlari, lompat dan renang.
d. Pendidikan Rasio
Kita semua tahu bahwa manusia dianugerahi oleh Allah
kelebihan di antaranya berupa akal. Supaya akal ini dapat
13
berkembang dengan baik maka perlu dilatih dengan teratur sesuai
dengan umur atau kemampuan anak/peserta didik. Contoh materi
ini adalah berupa pelajaran berhitung atau menyelesaikan masalah
(problem solving). Tujuan materi ini adalah agar peserta didik
dapat menjadi cerdas dan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya.
e. Pendidikan Kejiwaan/Hati Nurani
Selain nafsu dan akal yang harus dilatih/dididik pada diri
manusia adalah kejiwaan atau hati nuraninya. Pada materi ini
peserta didik dilatih agar dapat membina hati nuraninya sehingga
menjadi “tuan” dalam dirinya sendiri dan dapat menyuarakan
kebenaran dalam keadaan apa pun. Selain itu diharapkan agar
peserta didik memiliki jiwa atau hati nurani yang kuat, sabar, dan
tabah dalam menjalani kehidupan ini.
f. Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan
Seperti yang telah kita ketahui, manusia dalam kehidupan
ini memiliki dua hubungan, yaitu hubungan dengan Allah
(hablumminallah) dan hubungan dengan sesama manusia
(hablumminannas). Dengan materi ini diharapkan anak atau
peserta didik memiliki wawasan kemasyarakatan dan mereka dapat
hidup serta berperan aktif di masyarakat secara benar.
g. Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual yang dimaksud disini adalah
pendidikan yang Islami dan sesuai dengan perkembangan usia serta
mental peserta didik. Contoh pendidikan seksual dalam Islami
misalnya dengan memisahkan tempat anak tidur dari kamar
orangtua, memisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan,
mengenalkan dan menjelaskan perbedaan jenis kelamin anak,
14
menjelaskan batasan pergaulan antara lelaki dan perempuan
menurut islam, dan sebagainya.11
11
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
15-18
12
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
141
15
hal/tugas/kewajiban yang rutin, maka perlu diterapkan terhadap
peserta didik adalah pembiasaan.
c. Metode Nasihat
Metode nasihat merupakan metode yang sering digunakan
oleh orang tua, pendidik, da’i terhadap peserta didik dengan cara
memberikan wejangan-wejangan/nasihat-nasihat yang bersifat
membangun diri peserta didik menjadi lebih baik.
d. Metode Memberi Perhatian
Metode ini biasanya berupa pujian dan penghargaan,
sehingga peserta didik senang dan dapat melaksanakan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan.
e. Metode Hukuman
Metode ini digunakan pada saat terpaksa saja, artinya jika
berbagai metode telah kita lakukan, akan tetapi peserta didik masih
tidak menurut, maka satu-satunya cara yaitu dengan memberikan
hukuman, yaitu hukuman yang bersifat memberi pelajaran.13
13
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
18-21
16
8. Kelembagaan dalam Pendidikan Islam
Dalam suatu sistem pendidikan, satu hal yang tidak dapat
dipisahkan yaitu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan adalah
suatu institusi/pranata yang menaungi, mengatur, dan melaksanakan
suatu sistem pendidikan dengan terorganisasi dan terorganisir untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam pendidikan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan Islam merupakan proses transfer pengetahuan dan nilai Islam kepada
peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan,
pengawasan dan pengembangan potensinya.
Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup pendidikan Islam:
A. Dasar dan tujuan pendidikan Islam
B. Peserta didik
C. Pendidik
D. Proses mendidik atau pembelajaran (Ta’lim wa Ta’lum)
E. Materi dan kurikulum pendidikan Islam
F. Metode dalam pendidikan Islam
G. Evaluasi dalam pendidikan Islam
H. Kelembagaan dalam pendidikan Islam.
B. SARAN
Saran dari pemakalah dari pembahasan ini adalah agar pendidik hendaknya
mengetahui konsep dan ruang lingkup pendidikan islam, pendidik melaksanakan
pengajarannya sesuai dengan prinsip- prinsip pendidikan islam, serta sesuai
dengan tujuan
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20