a)Kepribadian
1.Openness(keterbukaankepadapengalaman)
2.Conscientiousness(kepatuhan)
a. Rapi atau tidak rapi
b. Perhatian atau cereboh
3.Extraversion
4.Agreableness(kepekaannurani)
a. Berhati lembut atau kasar
d. Neuroticism (stabilitasemosional)
Menurut konsepi interaksi orang-situasi, cara terbaik untuk mengkarakterisi kepribadian individual
bukan hanya berdasarkan pada ciri bawaan personal atau karakter saja, namun juga dengan situasinya.
Interaksi orang-situasi adalah pandangan yang menyatakan bahwa cara terbaik untuk
mengkonseptualisasikan kepribadian bukan hanya dari segi ciri atau karakteristik pesonal saja, tetapi
juga dari segi situasinya. Teori interaksi orang-situasi memperkirakan bahwa murid yang ekstravert akan
mampu beradaptasi dengan baik jika dia diminta untuk bekerja sama dengan murid lain, sedangkan
murid yang introvert akan mampu beradaptasi dengan lebih baik jika dia diminta mengerjakan tugas
secara sendirian.
b) Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan atau
respons. Klasifikasi yang paling terkenal adalah klasifikasi oleh Alexander Chess dan Stella Thomas.
Mereka percaya bahwa ada tiga tipe atau jenis tempramen:
1. Anak mudah (easy child) biasanya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah
beradaptasi dengan pengalaman baru.
2. Anak sulit (difficult child) cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan
lamban dalam menerima pengalaman baru.
3. Anak lamban bersikap hangat (slow-to-warm-up child) biasanya beraktivitas lamban, agak negatif,
menunjukan kelambanan dalam beradaptasi, dan intensitas mood yang rendah.
E. Pendidikan Multikultural
Maka dari itu Menurut definisi ini pendidikan multikultural lebih bersifat luas, dalam arti tidak terbatas
pada salah satu dari aspek pendidikan, melainkan mencakup semua aspek pendidikan, seperti aspek
pendidik, peserta didik, tujuan, materi, kurikulum, metode, dan evaluasi. Dalam hubungan ini, semua
aspek pendidikan haruslah diarahkan untuk mengembangkan peserta didik dalam rangka mengenal,
menerima, dan menghargai keragaman kultural yang ada di sekolah. Dengan kata lain, kemampuan
peserta didik dalam mengenal, menerima, dan menghargai keragaman kultural dapat dikembangkan
melalui rumusan tujuan, materi, dan metode pembelajaran.
Adapun tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik, respek,
apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.
Karakteristik dari Pendidikan Multikultural ada tiga karakteristik pendidikan multikultural, yaitu:
budaya.
sumber :
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/view/3327
Santrock, John W, Psikologi Pendidikan: Perbedaan Individual dalam Belajar, ed: 2, cet, 4 (Jakarta:
Kencana,2011).
Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006).