Anda di halaman 1dari 3

D.

Kepribadian dan Temperamen

Sangat penting untuk menyadari adanya variasi individual dalam kognisi,

dan juga penting untuk memahami variasi individual dalam personalitas


(kepribadian)dantemperamennya.

a)Kepribadian

Kepribadian atau personalitas adalah pemikiran,emosi,dan perilaku

tertentu yang menjadi ciri dari seseorang dalam menghadapi dunianya.

Lima faktor utama dalam kepribadian yaitu openness, conscientiousness,


extraversion,agreableness,danneuroticsm.

1.Openness(keterbukaankepadapengalaman)

a. Imajinatif atau praktis

b. Tertarik pada variasi atau rutinitas

c. Indenpenden atau mudah menyesuaikan diri

2.Conscientiousness(kepatuhan)
a. Rapi atau tidak rapi
b. Perhatian atau cereboh

c. Disiplin atau impulsif

3.Extraversion

a. Terbuka secara sosial atau menyendiri


b. Suka bersenang atau bersedih

c. Kasih sayang atau sebaliknya

4.Agreableness(kepekaannurani)
a. Berhati lembut atau kasar

b Percaya atau curiga

c. Membantu atau tidak kooperatif

d. Neuroticism (stabilitasemosional)

e. Tenang atau cemas

f. Merasa aman atau tidak aman


g. puas pada diri atau mengasihani diri sendiri

Menurut konsepi interaksi orang-situasi, cara terbaik untuk mengkarakterisi kepribadian individual
bukan hanya berdasarkan pada ciri bawaan personal atau karakter saja, namun juga dengan situasinya.
Interaksi orang-situasi adalah pandangan yang menyatakan bahwa cara terbaik untuk
mengkonseptualisasikan kepribadian bukan hanya dari segi ciri atau karakteristik pesonal saja, tetapi
juga dari segi situasinya. Teori interaksi orang-situasi memperkirakan bahwa murid yang ekstravert akan
mampu beradaptasi dengan baik jika dia diminta untuk bekerja sama dengan murid lain, sedangkan 
murid yang introvert akan mampu beradaptasi dengan lebih baik jika dia diminta mengerjakan tugas
secara sendirian.

b) Temperamen

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan atau
respons. Klasifikasi yang paling terkenal adalah klasifikasi oleh Alexander Chess dan Stella Thomas.
Mereka percaya bahwa ada tiga tipe atau jenis tempramen:

1. Anak mudah (easy child) biasanya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah
beradaptasi dengan pengalaman baru.

2. Anak sulit (difficult child) cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan
lamban dalam menerima pengalaman baru.

3. Anak lamban bersikap hangat (slow-to-warm-up child) biasanya beraktivitas lamban, agak negatif,
menunjukan kelambanan dalam beradaptasi, dan intensitas mood yang rendah.

E. Pendidikan Multikultural

Secara etimologis pendidikan multikultural didefinisikan pendidikan yang memerhatikan keragaman


budaya para peserta didik. Dalam sisi lain Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang
membantu para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan me ngenal, menerima,
menghargai,dan merasakan keragaman kultural (Suparlan, 2002, Ramsey, 2008; Yoon, 2012; Mahfud,
2009).

Maka dari itu Menurut definisi ini pendidikan multikultural lebih bersifat luas, dalam arti tidak terbatas
pada salah satu dari aspek pendidikan, melainkan mencakup semua aspek pendidikan, seperti aspek
pendidik, peserta didik, tujuan, materi, kurikulum, metode, dan evaluasi. Dalam hubungan ini, semua
aspek pendidikan haruslah diarahkan untuk mengembangkan peserta didik dalam rangka mengenal,
menerima, dan menghargai keragaman kultural yang ada di sekolah. Dengan kata lain, kemampuan
peserta didik dalam mengenal, menerima, dan menghargai keragaman kultural dapat dikembangkan
melalui rumusan tujuan, materi, dan metode pembelajaran.
Adapun tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik, respek,
apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.

Karakteristik dari Pendidikan Multikultural ada tiga karakteristik pendidikan multikultural, yaitu:

(1) berprinsip pada demokrasi, ke setaraan, dan keadilan;

(2) ber orientasi kepada kemanusiaan, kebersamaan, dan ke damaian

(3) mengembangkan sikap mengakui, menerima, dan menghargai keragaman

budaya.

sumber :

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/view/3327

Santrock, John W, Psikologi Pendidikan: Perbedaan Individual dalam Belajar, ed: 2, cet, 4 (Jakarta:
Kencana,2011).

Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006).

Rasimin,Pembelajaran Multikultural dan Kompetensi Mahasiswa(Institut Agama Islam Negeri Salatiga :


Vol. 11, No.1, Juni 2017)

Anda mungkin juga menyukai