Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Tentang
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

Oleh
Kelompok 10:
Triyola Monika 1814040061
Mellyoni 1814040072

Dosen Pembimbing:
Marhamah S. Ag, M. Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA-B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi limpahan
rahmat dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul
Peran guru dalam Pengembangan Kurikulum .

Shalawat dan salam buat nabi junjungan alam yakni nabi Muhammad saw yang telah
membimbing kita menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam kesempatan ini pemakalah ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis menyusun dan menyelesaikan makalah ini, terutama kepada
pembimbing dan teman-teman

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, kepada pembimbing dan
teman-teman mohon saran-sarannya apabila menemukan kejanggalan dalam makalah ini, untuk
dijadikan pegangan dan upaya peningkatan selanjutnya lebih baik.

Akhirnya,pemakalah berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
sempat membaca makalah ini pada umumnya dan bagi pemakalah sendiri khususnya

Padang, 3 Mei 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna Guru dan Pengembangan Kurikulum ...................................................................2


B. Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................9

B. Saran...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, kurikulum disusun dan berlaku secara Nasional untuk semua sekolah pada
jenjang yang sama. Ini dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita Nasional Bangsa Indonesia.
Setiap kurikulum selalu berisikan sesuatu yang dicita-citakan dalam bidang pendidikan artinya
hasil belajar yang diinginkan agar dimiliki oleh anak didik. Kurikulum memegang kedudukan
kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Dalam suatu
lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki peranan yang begitu penting dalam
pengembangan kurikulum adalah guru.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat langsung dalam
mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga pembelajaran dapat
berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Meskipun ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti menyurutkan peranan guru. Bahkan,
hasil-hasil teknologi tersebut akan menambah beban tugas dan tanggung jawab guru. Oleh
karena itu, guru memegang peran penting dalam pengembangan kurikulum

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Guru dan Pengembangan Kurikulum ?
2. Bagaimana Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Guru dan Pengembangan Kurikulum
2. Untuk mengetahui bagaimana Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Guru dan Pengembangan Kurikulum


a) Makna Guru
Guru merupakan titik sentral, yaitu sebgaia ujung tombak di lapangan dalam
pengembangan kurikulum. Guru memegang peranan yang sangat penting, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana pelaksana, dan
pengembang kurikulum bagi kelasnya. Gurulah yang mengolah, meramu kembali kurikulum
dari pusat atau dari daerah untuk disajikan di kelasnya. Karena guru merupakan barisan
pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi
dan penyempurnaan kurikulum.
Guru bukan hanya berperan sebagai guru di dalam kelas, ia juga seorang
komunikator, pendorong (motivator) belajar, pengembangan alat-alat (media) belajar,
pencoba, penyusun organisasi, manajer system pembelajaran, pembimbing baik di sekolah
maupun di masyarakat dalam hubungan dengan pelaksanaan pendidikan seumur hidup ( long
life education). Berkat keahlian, keterampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru
mampu menciptakan situasi belajar yang aktif, menggairahkan penuh kesungguhan dan
mampu mendorong kreatifitas anak.
b) Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau
pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik,
kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri. Sejalan dengan perkembangan pendidikan, pengertian kurikulum tidak
lagi diartikan dalam arti sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari
itu, kurikulum bisa meliputi semua aktivitas yang dilakukan di sekolah dalam rangka untuk
mempengaruhi anak didik dalam belajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Termasuk di
dalamnya adalah kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar-
mengajar, mengevaluasi program pengembangan pengajaran, dan lain sebagainya.

2
Menurut Nana Sudjana, kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-
citakan, untuk anak didik. Artinya hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki
anak didik. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diharapkan disusun dan ditulis
dalam bentuk program pendidikan yakni kurikulum, yang bentuk wujudnya adalah buku
kurikulum serta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau
tujuan apa yang diinginkan, bahan mana yang harus diberikan, dan pada tingkat atau kelas
berapa bahan itu diberikan. Semua itu dituangkan dalam bentuk Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP).

Dari definisi di atas, pemakalah dapat memberikan kesimpulan bahwa kurikulum


merupakan bagian dari suatu sistem pengelolaan yang menyangkut perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dijadikan pedoman atau panduan bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, kurikulum merupakan suatu
program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang
berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pengembangan kurikulum
adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan
spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen
situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan
spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur
pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan
garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan :

1. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan karena beberapa hal. Pertama,
keterbatasan waktu. Kedua, kekurang sesuaian pendapat, baik antara sesama guru
maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga, karena pengetahuan dan
kemampuan guru itu sendiri.

3
2. Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan dari masyarakat baik dari segi pembiayaan maupun dalam memberikan
umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan.
3. Hambatan yang lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah
biaya. Untuk pengembang kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen
baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak
sedikit.

B. Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum


Menurut Nana Syaodih Sukmadinta, Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan
kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral-desentral.
a. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan, dan evalusasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam
kurikulum mikro. Kurikulum mikro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas
para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun
kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan,
beberapa minggu ataupun beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester,
atau satu catur wulan disebut juga program tahunan, semesteran, catur wulanan, sedangkan
kurikulum untuk beberapa minggu atau hari, disebut satuan pelajaran. Program tahunan,
semesteran, catur wulanan, ataupun satuan pelajaran memiliki komponen yang sama yaitu
tujuan, bahan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan
kedalamannya berbeda-beda.
Tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun
bahan peljaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak,
memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat
evaluasi yang tepat. Suatu kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan sangat
memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan
berstruktur, tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan
penyesuaian-penyesuaian.

4
Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada siswanya tentang apa yang
dicapai pada pelajarannya. Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif, memberikan
pengarahan dan bimbingan. Guru memberikan tugas-tugas individual atau kelompok yang
akan memperkaya dan memperdalam penguasaan siswa. Dalam kondisi ideal guru juga
berperan sebagai pembimbing, berusaha memahami secara seksama potensi dan kelemahan
siswwa, serta membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
b. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah ataupun
kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan
bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini
didasarkan atas karakteristik, kebutuhan perkembangan daerah serta kemampuan sekolah
tersebut. Dengan demikiran kurikulum terutama isinya sangat beragam tiap sekolah atau
wilayah mempunya kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis. Bentuk
kurikulum seperti ini mempunyai beberapa kelebihan di samping juga kekurangan.
Kelebihannya antara lain :
1. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat
2. Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan
professional, finansial maupun manajerial
3. Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanannya.
4. Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri,
mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

Kelemahannya antara lain :

1. Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman, demi


persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat
2. Tidak adanya standar penilaian yang sama, sehingga sukar untuk diperbandingkan
keadaan dan kemajuan syartu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
3. Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah atau wilayah lain

5
4. Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional
5. Belum semua sekolah atau daerah yang mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri
c. Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral
Pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi kedua bentuk kurikulum
tersebut, bentuk campuran antara keduanya bisa digunakan, yaitu bentuk sentral-desentral.
Beberapa waktu yang lampau di perguruan tinggi di Indonesia memakai model
pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi. Tiap universitas, institut, atau
akademi memiliki otonomi untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri, satu
berbeda dengan yang lainnya. Dewasa ini kadar desentralisasinya mulai berkurang, dengan
adanya usaha-usaha ke arah penyeragaman. Untuk beberapa perguruan tinggi sejenis
dikembangkan kerangka kurikulum dan kelompok-kelompok mata kuliah program inti yang
seragam.
Dalam kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan juga yang sentral-desentral,
peranan guru dalam pengembangan kurikulum ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru juga turut berpartisipasi, bukan hanya
menjabarkan kurikulum induk ke dalam program tahunan, program semester, catur wulan
maupun ke dalam satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum secara
keseluruhan untuk sekolahnya. Guru-guru juga ikut andil dalam merumuskan setiap
komponen dan unsur dari kurikulum itu sendiri sehingga mereka mempunyai perasaan turut
memiliki kurikulun dan terdorong untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya
dalam pengembangan kurikulum. Karena itulah guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum
telah diikutsertakan, mereka akan memahami dan betul-betul menguasai kurikulumnya,
dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru
bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi sebagai perencana, pemikir, penyusun,
pengembang, pelaksana, dan evaluator kurikulum.

Sedangkan menurut Murray Printr sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya, peran guru
dalam pengembangan kurikulum di dalam tatanan kelas adalah sebagai berikut:

a. Peran guru sebagai pelaksana (implementer) kurikulum

6
Sebagai implementer, guru berperan untuk menjalankan kurikulum yang sudah ada.
Guru tidak mempunyai ruang untuk menentukan isi kurikulum maupun target dari kurikulum
itu sendiri. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai kebijakan
perumus kurikulum yang dirancang secara terpusat oleh Garis-garis Besar Program
Pengajaran. Dalam GBPP yang berbentuk matriks telah ditentukan mulai dari tujuan yang
harus dicapai, materi yang harus disampaikan, metode dan media yang harus digunakan, dan
sumber belajar serta bentuk evaluasi sampai kepada penentuan waktu kapan materi pelajaran
harus disampaikan semuanya telah ditentukan oleh pemerintah pusat sebagai pemegang
kebijakan.
Dalam pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai tenaga teknis yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan berbagai ketentuan yang sudah ada. Oleh karena itu
tingkat kreativitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru
tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaharuan dalam pengembangan kurikulum.
Mengajar bukan dianggapnya sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau
tugas keseharian.
b. Peran guru sebagai penyelaras (adapter) kurikulum.
Sebagai adapter, guru berperan sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik
kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam pengembangan ini guru diberikan
kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah
dan kebutuhan lokal. Dalam kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
misalnya para perancang kurikulum hanya menetukan standar isi sebagai standar minimal
yang harus dicapai, seperti apa implementasinya, kapan waktunya, dan hal-hal teknis lainnya
ditentukan seluruhnya oleh guru. oleh karena itu, peran guru sebagai adapter lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan peran guru sebagai implementer.
c. Peran guru sebagai pengembang (developer) kurikulum
Sebagai developer, guru sebagai pengembang kurikulum mempunyai wewenang
dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, tetapi juga dapat menentukan metode dan
strategi apa yang akan dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai
pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan

7
siswa. Pelaksanaan peran ini dapat di lihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal
dalam sebagai bagian dari struktur KTSP. Pengembangan kurikulum muatan lokal
sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing tiap satuan pendidikan karena kurikulum
muatan lokal antar sekolah berbeda-beda. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing sekolah.
d. Peran guru sebagai peneliti (researcher) kurikulum
Sebagai researcher, sebagai fase terakhir adalah peran guru sebagai peneliti
kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam peran sebagai peneliti,
guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya
menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektivitas program, menguji strategi dan model
pembelajaran, dan termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target
kurikulum. Salah satu metode yang disarankan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu metode penelitian yang berangkat dari masalah yang dihadapi
guru dalam implementasi kurikulum. Dengan penelitian ini, guru dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya. Dengan demikian, dengan PTK bukan saja dapat menambah wawasan
keilmuwan guru, tetapi guru juga dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

Dari dua pendapat di atas, menurut pemakalah, secara substansi tidak ada perbedaan, seperti
halnya peran guru sebagai pelaksana kurikulum (implementer) seperti yang dikemukakan oleh
Murray Printr itu sama dengan peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat
sentralisasi sebagaimana pendapat Nana Syaodih Sukmadinata, di mana peran guru dalam
pengembangan kurikulum hanya sebagai pelakasana dari kurikulum yang telah disusun oleh tim
khusus di tingkat pusat. Guru tidak mempunyai ruang untuk menentukan isi kurikulum maupun
target dari kurikulum itu sendiri. Begitu juga dengan peran guru sebagai penyelaras (adapter) itu
juga sama dengan peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi, di
mana dalam pengembangan ini guru diberikan wewenang untuk menyusun dan menyesuaikan
kurikulum yang sudah ada sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah tersebut. Sedangkan peran guru sebagai pengembang (developer) dan
peran guru sebagai peneliti (researcher) secara substansi itu juga sama dengan peran guru dalam
pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral, di mana peran guru dalam
pengembangan kurikulum ini jauh lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara

8
sentralisasi maupun desentralisasi, guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran
dari siswa, tetapi juga dapat menentukan metode, dan strategi apa yang akan dikembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru merupakan titik sentral, yaitu sebgaia ujung tombak di lapangan dalam
pengembangan kurikulum. Guru memegang peranan yang sangat penting, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana pelaksana, dan pengembang
kurikulum bagi kelasnya. Karena guru merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan
maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana
kurikulum yang luas dan spesifik
Pengembangan kurikulum dilihat dari segi pengelolaan dapat dibedakan antara lain :
bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral-desentral. Sedangkan Menurut Murray Printr,
peran guru dalam pengembangan kurikulum di dalam tatanan kelas antara lain : sebagai
pelaksana (implementer) kurikulum, sebagai penyelaras (adapter) kurikulum, sebagai
pengembang (developer) kurikulum, dan sebagai peneliti (researcher) kurikulum.
B. Saran
Guru memegang peranan yang cukup penting baik didalam perencanaan maupun
pelaksanaan kurikulum. Guru diharapkan mampu menjadi profesional ketika dihadapkan pada
beberapa keadaan rumit yang berbeda dan mampu mengembangkan kurikulum secara baik dan
benar demi tercapainya pembelajaran yang diberikan kepada siswanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2008. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung :


Sinar Baru Algensindo.

Sanjaya, Wina. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group

10

Anda mungkin juga menyukai