Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STRATEGI MAKE A MATCH

Makalah Ini disusun ntuk memenuhi tugas Mata kuliah :

STRATEGI PEMBELAJARAN SKI

DOSEN PEMBIMBING:

SYAHRUL HASIBUAN, M.Pd.I

Disusun Oleh :

RETNO LIANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ROKAN (STAIR)

BAGAN BATU

KABUPATEN ROKAN HILIR

TAHUN AJARAN 2022/ 2023


2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maha pengasih,
maha penyayang, maha segala-galanya yang dengan segala rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga
dan sahabat-sahabat beliau yang telah membimbing ummat manusia dari alam gelap
gulita menuju alam yang terang benderang.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta
menambah wawasan kita tentang Strategi Make A Match. Penulisan makalah ini
didasarkan pada data sekunder dari beberapa informasi baik dari buku maupun
internet yang membahas tentang Strategi Make A Match.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..................................................................................................................3

A. MAKE A MATCH ( MENCARI PASANGAN).........................................................3

B. DINASTI AL-AYYUBIYAH......................................................................................5

BAB III....................................................................................................................................7

PENUTUP...............................................................................................................................7

A Kesimpulan......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa
melakukan kegiatan belajar , untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan. dalam merancang kegiatan pembeajaran ini, seorang guru
semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran, yang ingin
dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan
disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta
penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipilih untuk melakukan
mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
telah dimiliki siswa. Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih
dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran , seorang guru harus terlebih
dahulu memahami berbagai pendakatan, strategi, dan model pembelajaran.
Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk
dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat model pembelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Perlu dipahami bahwa setiap
pendekatan pembelajaran memiliki pandangan yang berbeda tentang konsepsi
dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan tentang
siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses
pembelajaran akan berbeda walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam
makalah ini kami menekankan model pembelajaran Make a Match & talking
Stick yang membahas tentang model belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

1
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata.

Model pembelajaran talking stick merupakan metode pembelajaran


yang memanfaatkan tongkat sebagai media pembelajarannya. Guru
memberikan tongkat pada salah satu siswa dan siswa yang memegang tongkat
wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya. Metode
pembelajaran  talking stick ini dapat membuat anak didik ceria, senang, dan
melatih mental anak didik untuk siap pada situasi dan kondisi apapun.
Sedangkan model Pembelajaran make a match merupakan model
pembelajaran yang menggunakan kartu atau yang lainnya dengan tujuan siswa
dapat mencari pasangan,( pertanyaan-jawaban), model pembelajaran yang
membuat aktif dan menyenangkan dalam bermain. 

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi Model Make a match?
2. Apa kekurangan dan kelebihan model Make a Match?
3. Bagaimana Langkah-langkah model Make a Match?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui definisi Model Make a match?
2. Agar mengetahui kekurangan dan kelebihan model Make a Match?
3. Agar mengetahui Bagaimana Langkah-langkah model Make a Match?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKE A MATCH ( MENCARI PASANGAN)


Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan Loma Curran. Ciri utamanya adalah siswa diminta
mencari pasangan kartu yang merupakanan jawaban atau pertanyaan materi
tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia. (Shoimin, 2014:
98)

Karakteristik model pembelajaran make a match adalah memiliki


hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.
Pelaksanaan model make a match harus didukung dengan keaktifan siswa
untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban
atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang pembelajarannya dengan
model make a match aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat
mempunyai pengalaman belajar yang bermakna. (Shoimin, 2014: 98)

a. Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match

1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi riview, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

3
4. setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.

7. Kesimpulan/penutup (Shoimin, 2014: 98-99)

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match

Kelebihan Model Make A Match menurut Huda(2013:253) sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik;
2. Karena ada unsur permainan, mitode ini menyenangkan
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar

Adapun kelemahan model ini menurut Huda (2013:253- ) adalah:

1. Jika model ini tidak dipersiapkan dengan baik maka akan banyak waktu yang
terbuang
2. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya.
3. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang
kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang
tidak mendapat pasangan karena mereka bisa malu
5. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan
4
B. Dinasti Al-Ayyubiyah
Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah,
sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti Ayyubiyah didirikan
oleh Salahuddīn al-Ayyubi. Penamaan al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama
belakangnya Al-Ayyubi, diambil dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. Nama
besar dinasti ini diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan
kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang
bermazhab Syi’ah. 
Salahuddīn Al-Ayyubi memulai karir politiknya ketika ia masih muda.
Ketika itu Sang Ayah yang bernama Najmuddin bin Ayyub menjabat sebagai
komandan pasukan di kota Ba’labak (sebelah utara Suriah). Najmuddin bin Ayyub
ditunjuk menjadi  komandan oleh panglima yang berkuasa saat itu yaitu Nuruddin
Zanki.
Pada tahun 1164 M, Shalahuddin Al-Ayyubi mengikuti ekspedisi
pamannya Asaduddin Syirkuh ke Mesir. Lima tahun kemudian tepatnya pada tahun
1169 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi diangkat menjadi wazir (Gubernur) oleh
penguasa Dinasti Fathimiyah  dalam usia 32 tahun, menggantikan pamannya
Asaduddin Syirkuh yang wafat setelah dua bulan menjabat sebagai wazir. Sebagai
Perdana Menteri Shalahuddin mendapati gelah Al-Malik An-Nasir artinya ‘penguasa
yang bijaksana’.
Setelah Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang terakhir
wafat pada tahun 1171 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berkuasa penuh untuk
menjalankan peran keagamaan dan politik. Maka sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah
mulai berkuasa hingga sekitar 75 tahun lamanya.
Setelah Shalahudin menguasai Dinasti Fathimiyah, ia menghapus
tradisi mendoakan khalifah Fathimiyah dalam khutbah Jum’at dan menggantinya
dengan mendoakan khalifah Dinasti Abbasiyah yaitu Al-Mustadhi yang berkuasa

5
sejak 566-575H/ 1170-1180M. Namun ia tidak mengusik atau melarang rakyat yang
mengikuti faham Syi’ah. Kemudian pada bulan Mei tahun 1175M, sejak Dinasti
Ayyubiyah berkuasa di Mesir, khalifah Abbasiyah, Al-Mustadhi memberikan
beberapa daerah seperti Yaman, Palestina, Suriah Tengah, dan Maghribi kepada
Shalahuddin. Shalahuddin mendapat pengakuan dari Khalifah Abbasiyah  sebagai
penguasa Mesir, Afrika Utara, Nubia, Hejaz, dan Suriah Tengah. Satu dasa warsa
(sepuluh tahun) kepemimpinannya kemudian ia berhasil menaklukkan Mesopotamia
(Iran) dan berhasil mengangkat para penguasa setempat menjadi pemimpinnya.

TOKOH-TOKOH  PENGUASA DINASTI AL-AYYUBIYAH

Selama lebih kurang 75 tahun dinasti Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang


penguasa yakni sebagai berikut:
1. Shalahuddin Yusuf  Al-Ayyubi (564-589 H/ 1171-1193 M)
2. Malik Al-Aziz Imaduddin (589-596 H/1193-1198 M)

3. Malik  Al-Mansur Nasiruddin (595-596 H/ (1198-1200 M)

4. Malik  Al-Adil Saifuddin (596-615 H/1200-1218 M)

5. Malik  Al-Kamil Muhammad (615-635 H/ 1218-1238 M)

6. Malik  Al-Adil Saifuddin (635-637 H/ 1238-1240 M)

7. Malik  As-Saleh Najmuddin (637-647 H/ 1240-1249 M)

8. Malik  al-Mu’azzam Turansyah (647 H/ 1249-1250 M)

9. Malik  al-Asyraf Muzaffaruddin (647-650 H/ 1250-1252 M)

Diantara urutan 9 (sembilan) penguasa tersebut  terdapat beberapa


penguasa yang menonjol, yaitu: Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M),

6
Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M), dan Malik Al-Kamil
Muhammad (1218-1238 M)

7
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan
Model pembelajaran make a match memiliki Ciri utamanya adalah siswa
diminta mencari pasangan kartu yang merupakanan jawaban atau pertanyaan materi
tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia, Karakteristik modelpembelajaran
make a match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang
gemar bermain. Pelaksanaan model make a match harus didukung dengan keaktifan
siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban
atau pertanyaan dalam kartu tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2015. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran


Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Huda, Miftahul, 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

http://www.madrasahmuba.com/2020/03/menelusuri-jejak-sejarah-
berdirinya.html

Anda mungkin juga menyukai