Anda di halaman 1dari 13

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PENGELOLAAN KELAS

untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas

dosen pengampu : Dede Haryanto, M.Pd

di susun oleh :

Muhammad Abdul Basit

Ita Nurfuadah

Neng Fitri Aulia

Mira Nurmala

Siti Muniroh

Ai Via Nurhasanah

PROGRAM STUDI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AZZAHRA

TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kepada Illahi Robbi yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan barokah nya kepada kita semua khususnya kepada penyusun
yang alhamdulillah telah diberikan suatu anugerah yang sangat luar biasa, yaitu penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “alternatif pemecahan masalah pengelolaan kelas ” ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari sekali akan kekurangan-kekurangan yang
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan petunjuk yang menuju
kearah penyusun yang lebih baik selalu penyusun harapkan dan akan penyusun terima dengan
hati terbuka.

Alhamdulillahirobbil’alamin makalah ini dapat terselesaikan, tentunya tidak lepas dari


peran aktivitas semua pihak baik dari segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga dengan apa yang penyusun buat dapat
bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Semoga senantiasa semua ini mendapatkan rahmat dan
ridho dari Allah SWT, amin ya robbal’alamin.

Walhamdulillahirobbil’alam

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Pembahasan 1

BAB II 2

PEMBAHASAN 2

A. Permasalahan Dalam Pengelolaan Kelas 2

B. Cara Penyelesaian Permasalahan Pengelolaan Kelas 2

C. Beberapa Model Penyelesaian Masalah 3

D. Berbagai pendekatan dalam pengelolahan kelas 5

a. Pendekatan Kekuasaan 5

b. Pendekatan ancaman 5

c. Pendekatan Kebebasan. 5

d. Pendekatan Resep. 5

e. Pendekatan Pengajaran 6

f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku. 6

g. Pendekatan Proses Kelompok 6

h. Pendekatan Eklektis atau Puralistik 7

BAB III 8

PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-
tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa
adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan
mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah
contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas
sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah
pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang penyelesaian
masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan dalam pengelolaan kelas ?
2. Bagaimana cara penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan kelas ?
3. Model dan pendekatan dalam pengelolahan kelas?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui permasalahan yang terdapat pada pengelolaan kelas
2. Untuk mengetahui cara penyelesaian permaslahan dalam pengelolaan kelas
3. Supaya mengetahui model dan pendekatan dalam pengelolaan kelas

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan Dalam Pengelolaan Kelas


Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar
tujuan dari pembelajaran dapat terwujud. Pada saat mengajar seorang guru akan menghadapi
beberapa masalah dalam kelasnya.

Masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu masalah
pengajaran dan masalah pengelolaan kelas.

Menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12), masalah pengelolaan kelas dibagi menjadi dua
kategori masalah, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru akan tepat jika guru tersebut dapat mengidentifikasi masalah dengan tepat
dan dapat menentukan strategi penanggulangan yang tepat pula.

Masalah individu akan muncul karena dalam setiap individu ada kebutuhan untuk diterima dalam
kelompok dan ingin mencapai harga diri. Ketika kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi melalui
cara-cara yang wajar maka individu tersebut akan berusaha mendapatkannya dengan cara-cara
yang tidak baik. Rodolf Dreikurs dan Cassel yang dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni
mengelompokannya menjadi empat, yaitu:

a. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain ( attention getting behaviors).
b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors).
c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors).
d. Peragaan ketidakmampuan (passive behaviors).

Sedangkan masalah kelompok, menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan
tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu:

a. Kelas kurang kohensif.


b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
c. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya.
d. Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.

2
e. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
f. Semangat kerja rendah.
g. Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

B. Cara Penyelesaian Permasalahan Pengelolaan Kelas


Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :

1. Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lampau. Biasanya cara ini


digunakan pada masalah-masalah yang muncul secara berkala yang hanya berbeda dalam
bentuk penampilan.
2. Penyelesaian masalah secara intuitif. Masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal tetapi
berdasarkan firasat atau intuisi.
3. Penyelesaian masalah dengan cara trial dan eror. Dilakukan dengan cara coba-coba,
sehingga ditemukan penyelesaian yang tepat.
4. Penyelesaian masalah dengan otoritas. Dilakukan berdasarkan kewenangan seseorang.
5. Penyelesaian masalah secara metafisik. Masalah-masalah yang dihadapi di dalam dunia
empirik diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang bersumber dalam
dunia supranatural atau dunia mistik atau dunia ghaib.
6. Penyelesaian masalah secara ilmiah ialah penyelesaian masalah secara rasional melalui
proses deduksi dan induksi. Penyelesaian masalah yang dibicarakan dalam strategi
belajar mengajar di sini adalah penyelesaian masalah secara ilmiah.

C. Beberapa Model Penyelesaian Masalah


Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model. Beberapa di antara
model penyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian masalah menurut David Johnson dan Johnson

Penyelesaian masalah menurut David Johnson dan Johnson dilakukan melalui kelompok.
Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan siswa untuk
diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau kontroversial, masalahnya
dianggap penting (important), urgen dan dapat diselesaikan (solutinable). Bahkan bahan ini dapat
diambil dari kliping atau peristiwa-peristiwa di sekitar siswa. Prosedur penyelesaiannya
dilakukan sebagai berikut:

3
a. Mendefinisikan masalah
b. Mendiagnosis masalah
c. Merumuskan alternatif strategi
d. Menentukan dan menerapkan strategi
e. Mengevaluasi keberhasilan strategi.

Selain cara dan model penyelesaian masalah tersebut di atas, guru juga mempunyai peranan
penting dalam strategi penyelesaian masalah. Karena itu guru harus mempunyai kemampuan
dasar. Kemampuan itu antara lain meliputi :

a. Kemampuan menguasai bahan, yang terdiri dari menguasai bahan bidang studi dan
kurikulum sekolah, menguasai bahan pendalaman/ aplikasi bidang studi.
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar, yang terdiri dari merumuskan tujuan
intruksional, mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar, menyusun dan
memilih prosedur intruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar,
mengenal kemampuan (entery behavior) anak didik, merencanakan dan melaksanakan
pengajaran remidial.
c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar, yang meliputi mengatur tata
ruang kelas untuk pengajaran, menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
d. Kemampuan menggunakan media/ sumber dengan pengalaman belajar, yang meliputi
mengenal, memilih dan menggunakan media, membuat lat-alat bantu pelajaran
sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar,
mengembangkan laboratorium, menggunakan laboratorium dalam proses belajar
mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, sebagai guru adalah penting untuk mengetahui proses yang akan
membantu dalam penyelesaian masalah yang timbul, dalam mengkondisikan kelas. Yang akan
diuraikan sebagai berikut :

a. Hangat dan antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya dan akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelola

4
an kelas.

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang.

c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksiguru dan anak didik
akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik untuk belajar,
apalagi apabila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

d. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklimbelajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak
didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas.

e. Penekanan pada hal-hal positif yaitu penekanan guru terhadap tingkah laku anak didik
ke arah hal-hal positif
f. Penanaman disiplin diri, guru sebaiknya mendorong anak didik untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri dan hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan
melaksanakan tanggung jawabnya. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal apabila
ingin anak didiknya juga ikut berdisiplin dalam segala hal.

D. Berbagai pendekatan dalam pengelolahan kelas


Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena
pengelolahan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan
belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara indifidual.

Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik terkesimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya
interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
pengelolahan kelas. Berbagai pendekatan tersebut seperti uraian berikut:

5
a. Pendekatan Kekuasaan
Proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peran guru disini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Didalamnya ada kekuasaan dalam norma yang
mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru
mendekatinya.

b. Pendekatan ancaman
Proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman.

Misalnya: melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.

c. Pendekatan Kebebasan.
Suatu proses untuk membatu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan
saja dan dimana saja. Peran guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak
didik.

d. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku.


Suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan
berdasarkan perubahan tingkah laku ini, bertolak dari sudut pandang psikologi behavioral yang
mengemukakan asumsi sebagai berikut:

1. Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.
Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana
yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa
mewujudkan tingkah laku yang baik menurut ukuran norma yang berlaku dilingkungan
sekitarnya.
2. Didalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguasaaan
positif, hukuman, penghapusan dan penguatan negative. Asumsi ini mengharuskan
seorang wali/guru kelas melakukan usaha-usaha mengulang-ulangi program atau kegiatan
yang dinilai baik (perangsang) bagi terbentuknya tingkah laku terutama di kalangan para
siswa.
a. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial

6
Berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial didalam kelas sebagai sekelompok
individu cenderung pada psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut
pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau
suasana sosial dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Disini guru adalah kunci
terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan perannya adalah menciptakan hubungan
pribadi yang sehat. Untuk itu terdapat dua asumsi pokok, yaitu:
1. Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti terdapat hubungan
interpersonal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa
dengan siswa, merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
belajar mengjar yang efektif.
2. Iklim sosial dan emosional yang baik tergantung pada guru dalam usahanya
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang didasari dengan hubungan manusiawi
yang efektif.

e. Pendekatan Proses Kelompok


Suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai sistem sosial, dimana proses kelompok
merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusakan agar perkembangan dan
pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan
anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga
teripta kelas yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut :

1. Pengalaman belajar di sekolah bagi siswa berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan
kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh personal di kelas.
2. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang
efektif dan produktif. Berdasarkan asumsi ini berarti seorang wali/guru kelas harus
mampu membentuk dan mengaktifkan siswa bekerjasama dalam kelompok yang sudah
terbentuk di dalam kelas.

f. pendekatan bimbingan konseling


Teknik-teknik atau pendekatan bimbingan dan konseling adalah cara atau metode yang
dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar

7
menyadari dan mengembangkan potensi- potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah
keputusan dan menentukan tujuan hidupnya

g. pendekatan personal
Pendekatan personal merupakan kunci untuk memberikan dan menularkan nilai-nilai
positif yang dimiliki seorang pendidik. Dalam proses pendidikan, terdapat berbagai unsur yang
dapat memengaruhi kesuksesan peserta didik. Salah satunya adalah peran pendidik.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan strategi penyelesaian masalah dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Beberapa cara dalam pemecahan dan penyelesaian masalah adalah berdasarkan


pengalaman masa lampau, secara intuitif, dengan cara trial dan eror, dengan otoritas,
secara metafisik dan secara ilmiah. Ada cara lain dalam pemecahan/ penyelesaian
masalah yaitu menggunakan pendekatan sistem.
2. Beberapa model penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson terdiri dari
mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatifstrategi,
menentukan dan menerapkan strategi, mengevaluasi keberhasilan strategi.
3. Berbagai pendekatan dalam pengelolahan kelas, adalah sebagai berikut:
a) Pendekatan Kekuasaan
b) Pendekatan ancaman
c) Pendekatan Kebebasan.
d) Pendekatan Resep.
e) Pendekatan Pengajaran
f) Pendekatan Perubahan Tingkah Laku.
g) Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
h) Pendekatan Proses Kelompok
i) Pendekatan Eklektis atau Puralistik

B. Saran
Dengan banyaknya alternatif penyelesaian masalah, diharapkan agar menjadi solusi yang
tepat bagi guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran yang nantinya diterapkan dalam proses
belajar mengajar sehingga hasilnya dapat juga dinikmati oleh anak didiknya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Di Akses Dari Google :

Ahmadi, Abu Dan Tri Prasetya, Joko, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Djamarah, Bahri, Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia, 2002.

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cet. II. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003.

Jamarah, Syaiful Bahri Dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
1996.

http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/strategi-pemecahan-dan-
penyelesaian.html diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
http://poenyaecix.wordpress.com/2012/01/20/masalah-pengelolaan-kelas-dan-cara-menghadapi-
masalah-pengelolaan-kelas/ diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[1] http://poenyaecix.wordpress.com/2012/01/20/masalah-pengelolaan-kelas-dan-cara-
menghadapi-masalah-pengelolaan-kelas/ diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[2] Ibid, hlm. 13 diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[3] W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Gramedia, 2002), hlm. 115-122. diakses
taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[4] Abu Ahmadi Dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 21-22. diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[5] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
1996),hlm. 207-208. diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB
[6] Drs. Syaiful Bahri Djamarah (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
hal:179-184 diakses taggal 19/009/2022 jam 09.28 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai