Anda di halaman 1dari 12

BATAS-BATAS PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

KOIY SAHBUDIN HARAHAP, MA

DI SUSUN OLEH

LINDA SARI ( 1212.22.3448 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ROKAN ( STAIR )

BAGAN BATU

KEC. TANAH PUTIH KAB. ROKAN HILIR

2023

0
KATA PENGANTAR

Alhamdullah Alrabbi Al’alamin Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah


SWT yang telah memberikan nikmatnya dan seizin-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Yang berjudul”Batas-Batas
Pendidikan Islam”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang penulis miliki,
kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
makalah ini..
Dan penulis ucapakan terima kasih kepada bapak dosen sehingga kita dapat
menyelesaiakan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ilmu Pendidikan Islam”. Penulis memohon maaf karena banyaknya
kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Dan penulis sangat berbesar hati dan
berlapang dada apabila bapak dosen serta teman-teman berkenan untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun.
Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita pada khususnya dan
masyarakat bangsa pada umumnya, terima kasih

Menggala, Desember 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB 1 ................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Batas-batas Pendidikan Islam .................................................................... 2

BAB III................................................................................................................ 8

PENUTUP ........................................................................................................... 8

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memang dianjurkan bagi kita semua baik laki-laki atau pun
perempuan dalam hal menuntut ilmu, karena mencari ilmu merupakan suatu
kewajiban dalam kehidupan kita, karena tanpa ada pendidikan kita tidak mungkin
mengetahui yang namanya pengetahuan, berupa yang halal dan yang haram dan
sebaginya, sebagaimana yang sabdakan oleh nabi Muhammad SAW: Artinya :
mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi tiap orang islam laki-laki maupun
perempuan.

Dari hadis itu sudah sangat jelas bahwa kita diwajibkan untuk menuntut
ilmu dan tidak memangdang harus laki-laki saja, atau hanya perempuan saja,
makadari itu kita harus mencari ilmu.

Dalam mencari ilmu tentu kita tidak tau sejak kapan untuk mencari ilmu
dan kapan akhir dari mencari ilmu itu, maka dari kami dari kelompok 3
insyaallah akan mengulas beberapa hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian batas awal dan batas akhir dalam mencari ilmu…..?
2. Batas penddidikan dari beberapa tokoh……?
3. Tanggapan agama tentang batas akhir belajar……?
4. Tahapan berfikir dalam pembelajaran……?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Batas-batas Pendidikan Islam


1. Pengertian Batas – Batas Pendidikan
Batas – Batas Awal Pendidikan yang dimaksud disini Ialah hal-hal yang
menyangkut masalah kapan pendidikan itu dimulai dan kapan pendidikan itu
berakhir.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian batas - batas awal pendidikan :
1) Al-Abdori Menyatakan bahwa anak dimulai di didik dalam arti
sesungguhnya setelah berusia 7 tahun, oleh karena itu beliau
mengkeritik orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia yang
masih terlalu muda.
2) Dr. Asma Hasan Fahmi Mengemukakan bahwa dikalangan ahli didik
Islam berbeda pendapat tentang kapan anak mulai dapat di didik
sebagian diantara mereka mengatakan setelah anak berusia 4 tahun.
3) Athiyah Al-‘Abrasy Mengatakan anak di didik itu dimulai setelah anak
berusia 5 tahun, yaitu dengan membaca Al-Qur’ an, mempelajari Sya’
ir.
4) Zakiyah Derajat Meninjau dari segi psikologi, beliau menjelaskan
bahwa usia 3-4 tahun dikenal sebagai masa pembangkang. Dari segi
pendidikan justru pada masa itu terbuka peluang ketidak patuhan yang
sekaligus merupakan landasan untuk menegakkan kepatuhan yang
sesungguhnya. Setelah itu anak mulai memiliki kesadaran batin atau
motivasi dalam perilakunya. Di sini pula mulai terbuka
penyelenggaraan pendidikan artinya sentuhan–sentuhan pendidikan
untuk menumbuh kembangkan motivasi anak dalam perilakunya kearah-
arah tujuan pendidikan.

2
Pendididkan itu dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan
kearah pendidikan yang nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak
dilahirkan, sedangkan pendidikan sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pada
pendidikan yang sesungguhnya dari anak dituntut pengertian bahwa ia harus
memahami apa yang dikehendaki oleh pemegang kewibawaan dan menyadari
bahwa hal yang di ajarkan adalah perlu baginya. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa diri utama dari pendidikan yang sesungguhnya ialah adanya kesiapan
interaksi edukatif antara pendidik dan terdidik Oleh karena itu manusia
seyogyanya dibimbing dan diarahkan sejak awal pertumbuhannya agar
kehidupannya berjalan mulus. Bimbingan yang dilakukan sejak dini mempunyai
pengaruh amat besar sekali bagi kehidupan masa dewasa. 1
Faktor – Faktor yang Membatasi Kemampuan Pendidikan
a. Faktor anak didik Arti anak didik dalam pengertian pendidikan pada
umumnya ialah tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dan
sesorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
(Barnadib Imam Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan sistematiS. 2
Ali Fikhry, seorang sarjana pendidikan yang sangat terkenal memberikan
batasan-batasan pendidikan sebagai berikut:
1. ada masa kanak-kanak yang dimulai pada umur 7 tahun
2. Masa berbicara/kritik yang dimulai umur 8 – 14 tahun
3. Masa akil baligh, antara umur 15 – 21 tahun
4. Masa pematangan menuju kedewasaan, yaitu antara umur 21–29 tahun
5. Masa pemuda kedua, yaitu antara umur 36 – 42 tahun (masa produktif)
6. Masa menikmati hasil perjuangan, yaitu antara 45 – 56 tahun
7. Umur 60 tahun ke atas sampai meninggal dunia.

2. Batas Pendidikan Menurut Beberapa Tokoh

1
Suharto, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan, Jogjakarta: Ar-
Ruzz. Hal 4
2
Ubhiyati, Nur . 1997. Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV Pustaka Setia

3
Pada pendidikan yang sesungguhnya dari anak dituntut pengertian bahwa ia
harus memahami apa yang dikehendaki oleh pemegang kewibawaan dan
menyadari bahwa hal yang diajarkan adalah perlu baginya. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa cirri utama dari yang sesungguhnya ialah adanya kesiapan
intraksi edukatif dari pendidik dan terdidik.
Sebelum mengemukakan batas pendidikan Islam, untuk perbandingan akan
diutarakan terlebih dahulu beberapa pendapat ahli tentang batas pendidikan.
Pendapat-pendapat tersebut dikemukakan oleh M.J. Langeveld, Ki Hajar
Dewantara. J.J.Rousseau.
1. M. J. Langeveld Ia berpendapat bahwa pendidikan bagi seorang anak
dapat dimulai pada saat ia mengenal kewibawaan dan berakhir bila anak
telah dapat bertanggung jawab (mencapai kedewasaan).Dengan
demikian, sebelum anak mengenal kewibawaan pendidikannya, ia belum
bisa atau belum siap menerima pendidikan. Bila anak sudah menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab, Ia tidak membutuhkan
pendidikan lagi.
2. 2. Ki Hajar Dewantara Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan
dimuali sejak anak lahir dan berakhir setelah tercapainya kedewasaan
(berumur 24 tahun). Begitu anak lahir ia sudah dapat menerima
pengaruh edukatif dari pendidikannya, sekalipun ia belum menyadari
pengaruh tersebut. Pendidikan sudah dapat memulai pembentukan dan
pembinaan kepribadian anaknya sejak hari kelahirannya. Setelah anak
itu menajdi orang dewasa, berakhirlah proses pendidikan. Ia sudah
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kekuatannya sendiri.
3. 3. J. J. Rousseau memandang bahwa pendidikan itu mempunyai
pengaruh positif dan pengaruh negatif terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pendidikan dalam arti negatif dimuali sejak anak lahir
hingga umur 12 tahun. Sedangkan pendidikan dalam arti positif dimulai
sejak anak berumur 12 tahun sampai terwujudnya kedewasaan yang
umur 20 tahun. Rousseau berpendapat, bahwa sejak lahir menjelang
umur 12 tahun. Anak mempunyai motivasi sendiri (intrinsic motivation)

4
untuk berkembang. Bahkan campur tangan orang dewasa dalam
mempengaruhi anak akan merusak kesucian anak. Berbeda halnya bila
anak telah mencapai umur 12 tahun. Pendidikan perlu mendidiknya,
mempengaruhinya dalam memberikan motivasi (ekstrinsic motivation)
untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berguna sampai ia
dewasa (berumur 20 tahun).
Batas ialah suatu yang menjadi hijab atau ruang lingkup; awal dan akhir
berarti memiliki permulaan dan akhir. Sedangkan pendidikan adalah
pengaktualisasian fitrah insaniyah yang manusiawi dan potensial agar manusia
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (individual, sosial, religius).

3. Tanggapan Agama Tentang Batas Akhir Belajar


Adapun tujuan akhir pendidikan Islam menurut Imam al-Gazali adalah
untuk mencapai keutamaan dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah). Sejalan
dengan hal di atas jelaslah bahwa batas pendidikan versi Langevel agak realistik
pragmatik, maka batas pendidikan Islam lebih idealistik dan pragmatik menurut
Islam, pendidikan itu berlangsung dari buaian sampai ke liang lahat. Sebagaimana
Hadis Nabi saw.:3
Artinya: Tuntutlah ilmu pengetahuan semenjak dari buaian hingga ke liang
lahat (al-Hadis).
Muhammad Munir Mursa mengatakan bahwa pendidikan islam tidak
terbatas pada suatu priode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung sepanjang
hayat. Ia merupakan pendidikan ” dari buaian hingga liang lahat “ selalu
memperbarui diri, serta terus menerus mengembangkan kepribadian dan
memperkaya kemanusiaan. Dengan perkataan lain, ia senantiasa membimbing
manusia untuk maju.
Di Indonesia sendiri, konsep pendidikan seumur hidup baru mulai
disosialisasikan melalui kebijaksanaan pemerintah (TAP MPR No. IV/MPR/1973

3
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam,Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

5
jo. TAP No. UV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional, antara lain:
a. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.
b. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
4. Tahapan Berfikir Dalam Pembelajaran
Setelah kita mengetahui batas awal dan akhir dalam pembelajaran mari kita
sedikit membahas tentang tahapan dalam berfikir secara umum, seperti yang telah
kita ketahui bahwa seorang pengajar harus mengetahui dan perlu memperhatikan
sampai mana pengetahuan murid-muridnya karna setiap kemampuan muridnya
tidaklah sama maka dari itu setidaknya seorang pengajar memikirkan dua macam
ketentuan berikut :
1. Tingkat kesulitan : hal ini berkaitan dengan kemampuan murid dalam
artian umum, dan biasanya dapat di tinjau dari segi umur (fisik).
2. Tingkat kemampuan berfikir : ketentuan yang ke dua ini juga tidak
kurang pentingnya untuk diperhatiakn oleh seorang pengajar yakni
kematangan ataupun kemampuan berfikir atau memecahkan suatu
masalah sesuai dengan hasilproses pembelajaran yang telah dilalui oleh
murid (fikiran).
Jika di tinjau dari tingkatan atau tahapan dalam pembelajaran secara khusus
setidaknya bisa di golongkan menjadi 5 tahapan yakni:
a) Tahap reception learning
Pada tahapan ini pembelajaran yang berlangsung dengan cara reseptif atau
menerima informasi saja.
b) Tahap komprehensi
Dalam bahasa inggris pembelajaran ini disebut dengan julukan concept-
learning maksudnya ialah ketika seorang mempunyai informasi tentang suatu hal
tidak hanya berhenti dan menerima informasi tersebut secara langsung tapi dia
harus bisa mengkaji informasi tersebut.

6
c) Tahap aplikasi
Ketika memasuki tahaf ini maka lebih tinggi sedikit proses berfikir yang
telah dilakukan karna dalam tahap ini bukan hanya menerima dan menganalisis
tapi juga menerapkan dan membandingkan dengan informasi lainnya untuk
melatih para murid merumuskannya sendiri.
d) Tahap analisa dan sintesa
Dalam tahap ini lebih detail lagi yakni proses berfikir menguraikan dan
menggabungkan, maksudnya murid harus dapat menerangkan kaitan-kaitan yang
ada dalam hal yang telah di ajarkan (sintesa) . dan pekerjaan tersebut baru bisa
dilakukan jika sang murid telah melakukan analisa terlebih dahulu. Setelah
menganalisa kemudian mengaitkan informasi satu dengan lainnya baru kemudian
sang murid harus bisa merangkai kaitan-kaitan tersebut menjadi kesatuan.
e) Tahap evaluasi
Dan inilah akhir tahapan dalam berfikir yakni sang murid harus dan dipaksa
berfikir sendiri dalam mencari cara untuk menyelesaikan dan mencari jalan
pemecahan suatu masalah dengan cara yang kreatif. Dan yang tidak kalah
pentingnya dalam Tahap ini ialah sang murid harus mendapatkan pengetahuan
baru dan murid harus dapat menghasilkan kreasi baru, jika seorang murid masih
belum bisa menghasilkannya maka dia masih belum sempurna menjalani tahapan
ke empat, kecuali ketika sorang murid harus mengetahui informasi-informasi
baru.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Batas pendidikan di awali dengan masa kanak-kanak yang dimulai pada
umur 7 tahun, Masa berbicara/kritik yang dimulai umur 8 – 14 tahun, Masa akil
baligh, antara umur 15 – 21 tahun, Masa pematangan menuju kedewasaan, yaitu
antara umur 21–29 tahun, Masa pemuda kedua, yaitu antara umur 36 – 42 tahun
(masa produktif), Masa menikmati hasil perjuangan, yaitu antara 45 – 56 tahun,
Umur 60 tahun ke atas sampai meninggal dunia.
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam menurut Imam al-Gazali adalah
untuk mencapai keutamaan dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah). Sejalan
dengan hal di atas jelaslah bahwa batas pendidikan versi Langevel agak realistik
pragmatik, maka batas pendidikan Islam lebih idealistik dan pragmatik menurut
Islam, pendidikan itu berlangsung dari buaian sampai ke liang lahat. Sebagaimana
Hadis Nabi saw.
Artinya: Tuntutlah ilmu pengetahuan semenjak dari buaian hingga ke liang lahat

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurahman Shaleh. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Alquran. Cet.


II: Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

Al-Attas, Syekh Muhammad Naquib. The Concept of Education in Islam, yang


diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan judul, Konsep Pendidikan Islam,
Suatu Kerangka Fikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Mizan, 1990.

Al-Bustamy, Fuad Ifram. Munjib al-Thullab. Beirut, al-Maktabah asy-Syarkiyyah,


1986.

Suharto, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan: Sebuah pengantar


pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Ubhiyati, Nur . 1997. Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV Pustaka Setia

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai