DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH
BAGAN BATU
2023
0
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
BAB III................................................................................................................ 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memang dianjurkan bagi kita semua baik laki-laki atau pun
perempuan dalam hal menuntut ilmu, karena mencari ilmu merupakan suatu
kewajiban dalam kehidupan kita, karena tanpa ada pendidikan kita tidak mungkin
mengetahui yang namanya pengetahuan, berupa yang halal dan yang haram dan
sebaginya, sebagaimana yang sabdakan oleh nabi Muhammad SAW: Artinya :
mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi tiap orang islam laki-laki maupun
perempuan.
Dari hadis itu sudah sangat jelas bahwa kita diwajibkan untuk menuntut
ilmu dan tidak memangdang harus laki-laki saja, atau hanya perempuan saja,
makadari itu kita harus mencari ilmu.
Dalam mencari ilmu tentu kita tidak tau sejak kapan untuk mencari ilmu
dan kapan akhir dari mencari ilmu itu, maka dari kami dari kelompok 3
insyaallah akan mengulas beberapa hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian batas awal dan batas akhir dalam mencari ilmu…..?
2. Batas penddidikan dari beberapa tokoh……?
3. Tanggapan agama tentang batas akhir belajar……?
4. Tahapan berfikir dalam pembelajaran……?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pendididkan itu dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan
kearah pendidikan yang nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak
dilahirkan, sedangkan pendidikan sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pada
pendidikan yang sesungguhnya dari anak dituntut pengertian bahwa ia harus
memahami apa yang dikehendaki oleh pemegang kewibawaan dan menyadari
bahwa hal yang di ajarkan adalah perlu baginya. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa diri utama dari pendidikan yang sesungguhnya ialah adanya kesiapan
interaksi edukatif antara pendidik dan terdidik Oleh karena itu manusia
seyogyanya dibimbing dan diarahkan sejak awal pertumbuhannya agar
kehidupannya berjalan mulus. Bimbingan yang dilakukan sejak dini mempunyai
pengaruh amat besar sekali bagi kehidupan masa dewasa. 1
Faktor – Faktor yang Membatasi Kemampuan Pendidikan
a. Faktor anak didik Arti anak didik dalam pengertian pendidikan pada
umumnya ialah tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dan
sesorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
(Barnadib Imam Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan sistematiS. 2
Ali Fikhry, seorang sarjana pendidikan yang sangat terkenal memberikan
batasan-batasan pendidikan sebagai berikut:
1. ada masa kanak-kanak yang dimulai pada umur 7 tahun
2. Masa berbicara/kritik yang dimulai umur 8 – 14 tahun
3. Masa akil baligh, antara umur 15 – 21 tahun
4. Masa pematangan menuju kedewasaan, yaitu antara umur 21–29 tahun
5. Masa pemuda kedua, yaitu antara umur 36 – 42 tahun (masa produktif)
6. Masa menikmati hasil perjuangan, yaitu antara 45 – 56 tahun
7. Umur 60 tahun ke atas sampai meninggal dunia.
1
Suharto, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan, Jogjakarta: Ar-
Ruzz. Hal 4
2
Ubhiyati, Nur . 1997. Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV Pustaka Setia
3
Pada pendidikan yang sesungguhnya dari anak dituntut pengertian bahwa ia
harus memahami apa yang dikehendaki oleh pemegang kewibawaan dan
menyadari bahwa hal yang diajarkan adalah perlu baginya. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa cirri utama dari yang sesungguhnya ialah adanya kesiapan
intraksi edukatif dari pendidik dan terdidik.
Sebelum mengemukakan batas pendidikan Islam, untuk perbandingan akan
diutarakan terlebih dahulu beberapa pendapat ahli tentang batas pendidikan.
Pendapat-pendapat tersebut dikemukakan oleh M.J. Langeveld, Ki Hajar
Dewantara. J.J.Rousseau.
1. M. J. Langeveld Ia berpendapat bahwa pendidikan bagi seorang anak
dapat dimulai pada saat ia mengenal kewibawaan dan berakhir bila anak
telah dapat bertanggung jawab (mencapai kedewasaan).Dengan
demikian, sebelum anak mengenal kewibawaan pendidikannya, ia belum
bisa atau belum siap menerima pendidikan. Bila anak sudah menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab, Ia tidak membutuhkan
pendidikan lagi.
2. 2. Ki Hajar Dewantara Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan
dimuali sejak anak lahir dan berakhir setelah tercapainya kedewasaan
(berumur 24 tahun). Begitu anak lahir ia sudah dapat menerima
pengaruh edukatif dari pendidikannya, sekalipun ia belum menyadari
pengaruh tersebut. Pendidikan sudah dapat memulai pembentukan dan
pembinaan kepribadian anaknya sejak hari kelahirannya. Setelah anak
itu menajdi orang dewasa, berakhirlah proses pendidikan. Ia sudah
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kekuatannya sendiri.
3. 3. J. J. Rousseau memandang bahwa pendidikan itu mempunyai
pengaruh positif dan pengaruh negatif terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pendidikan dalam arti negatif dimuali sejak anak lahir
hingga umur 12 tahun. Sedangkan pendidikan dalam arti positif dimulai
sejak anak berumur 12 tahun sampai terwujudnya kedewasaan yang
umur 20 tahun. Rousseau berpendapat, bahwa sejak lahir menjelang
umur 12 tahun. Anak mempunyai motivasi sendiri (intrinsic motivation)
4
untuk berkembang. Bahkan campur tangan orang dewasa dalam
mempengaruhi anak akan merusak kesucian anak. Berbeda halnya bila
anak telah mencapai umur 12 tahun. Pendidikan perlu mendidiknya,
mempengaruhinya dalam memberikan motivasi (ekstrinsic motivation)
untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berguna sampai ia
dewasa (berumur 20 tahun).
Batas ialah suatu yang menjadi hijab atau ruang lingkup; awal dan akhir
berarti memiliki permulaan dan akhir. Sedangkan pendidikan adalah
pengaktualisasian fitrah insaniyah yang manusiawi dan potensial agar manusia
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (individual, sosial, religius).
3
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam,Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
5
jo. TAP No. UV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional, antara lain:
a. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.
b. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
4. Tahapan Berfikir Dalam Pembelajaran
Setelah kita mengetahui batas awal dan akhir dalam pembelajaran mari kita
sedikit membahas tentang tahapan dalam berfikir secara umum, seperti yang telah
kita ketahui bahwa seorang pengajar harus mengetahui dan perlu memperhatikan
sampai mana pengetahuan murid-muridnya karna setiap kemampuan muridnya
tidaklah sama maka dari itu setidaknya seorang pengajar memikirkan dua macam
ketentuan berikut :
1. Tingkat kesulitan : hal ini berkaitan dengan kemampuan murid dalam
artian umum, dan biasanya dapat di tinjau dari segi umur (fisik).
2. Tingkat kemampuan berfikir : ketentuan yang ke dua ini juga tidak
kurang pentingnya untuk diperhatiakn oleh seorang pengajar yakni
kematangan ataupun kemampuan berfikir atau memecahkan suatu
masalah sesuai dengan hasilproses pembelajaran yang telah dilalui oleh
murid (fikiran).
Jika di tinjau dari tingkatan atau tahapan dalam pembelajaran secara khusus
setidaknya bisa di golongkan menjadi 5 tahapan yakni:
a) Tahap reception learning
Pada tahapan ini pembelajaran yang berlangsung dengan cara reseptif atau
menerima informasi saja.
b) Tahap komprehensi
Dalam bahasa inggris pembelajaran ini disebut dengan julukan concept-
learning maksudnya ialah ketika seorang mempunyai informasi tentang suatu hal
tidak hanya berhenti dan menerima informasi tersebut secara langsung tapi dia
harus bisa mengkaji informasi tersebut.
6
c) Tahap aplikasi
Ketika memasuki tahaf ini maka lebih tinggi sedikit proses berfikir yang
telah dilakukan karna dalam tahap ini bukan hanya menerima dan menganalisis
tapi juga menerapkan dan membandingkan dengan informasi lainnya untuk
melatih para murid merumuskannya sendiri.
d) Tahap analisa dan sintesa
Dalam tahap ini lebih detail lagi yakni proses berfikir menguraikan dan
menggabungkan, maksudnya murid harus dapat menerangkan kaitan-kaitan yang
ada dalam hal yang telah di ajarkan (sintesa) . dan pekerjaan tersebut baru bisa
dilakukan jika sang murid telah melakukan analisa terlebih dahulu. Setelah
menganalisa kemudian mengaitkan informasi satu dengan lainnya baru kemudian
sang murid harus bisa merangkai kaitan-kaitan tersebut menjadi kesatuan.
e) Tahap evaluasi
Dan inilah akhir tahapan dalam berfikir yakni sang murid harus dan dipaksa
berfikir sendiri dalam mencari cara untuk menyelesaikan dan mencari jalan
pemecahan suatu masalah dengan cara yang kreatif. Dan yang tidak kalah
pentingnya dalam Tahap ini ialah sang murid harus mendapatkan pengetahuan
baru dan murid harus dapat menghasilkan kreasi baru, jika seorang murid masih
belum bisa menghasilkannya maka dia masih belum sempurna menjalani tahapan
ke empat, kecuali ketika sorang murid harus mengetahui informasi-informasi
baru.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Batas pendidikan di awali dengan masa kanak-kanak yang dimulai pada
umur 7 tahun, Masa berbicara/kritik yang dimulai umur 8 – 14 tahun, Masa akil
baligh, antara umur 15 – 21 tahun, Masa pematangan menuju kedewasaan, yaitu
antara umur 21–29 tahun, Masa pemuda kedua, yaitu antara umur 36 – 42 tahun
(masa produktif), Masa menikmati hasil perjuangan, yaitu antara 45 – 56 tahun,
Umur 60 tahun ke atas sampai meninggal dunia.
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam menurut Imam al-Gazali adalah
untuk mencapai keutamaan dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah). Sejalan
dengan hal di atas jelaslah bahwa batas pendidikan versi Langevel agak realistik
pragmatik, maka batas pendidikan Islam lebih idealistik dan pragmatik menurut
Islam, pendidikan itu berlangsung dari buaian sampai ke liang lahat. Sebagaimana
Hadis Nabi saw.
Artinya: Tuntutlah ilmu pengetahuan semenjak dari buaian hingga ke liang lahat
8
DAFTAR PUSTAKA
Ubhiyati, Nur . 1997. Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV Pustaka Setia
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.