Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai agama universal mengajarkan kepada umat manusia

berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi. Salah satu diantara

ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan

pendidikan, karena menurut ajaran Islam pendidikan adalah merupakan kebutuhan

hidup manusia yang mutlak harus dipatuhi, demi mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan dunia dan akhirat.1

Pendidikan menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas

kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab,

kemudian pertanggungjawaban itu baru bisa dituntut kalau ada aturan dan

pedoman pelaksanaan. Oleh karenanya, Islam tentunya memberikan garis garis

besar tentang pelaksanaan pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep

yang mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tanggung jawab manusia untuk

menjabarkan dengan mengaplikasikan konsep-konsep dasar tersebut dalam

praktek pendidikan.2

KH. Ahmad Dahlan merupakan tipe man of action sehingga sudah pada

tempatnya apabila cukup mewariskan banyak amal usaha bukan tulisan. Dengan

usaha beliau di bidang pendidikan, beliau dapat dikatakan sebagai suatu "model"

dari bangkitnya sebuah generasi yang merupakan "titik pusat" dari suatu

1
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet 2, (Jakarta :
____________
Bumi Aksara, 1991), hlm 98
2
____________ Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam..., Hlm 148

1
pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi

golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem pendidikan dan

kejumudan paham agama Islam. Berbeda dengan tokoh-tokoh nasional pada

zamannya yang lebih menaruh perhatian pada persoalan politik dan ekonomi, KH.

Ahmad Dahlan mengabdikan diri sepenuhnya dalam bidang pendidikan. Titik

bidik pada dunia pendidikan pada gilirannya mengantarkannya memasuki jantung

persoalan umat yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah

1. bagaimana Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H. Ahmad Dahlan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Konsep Pendidikan Islam

Secara umum, ide-ide pembaharuan KH. Ahmad Dahlan dapat

diklasifikasikan kepada dua dimensi, yaitu : Pertama, berupaya memurnikan

ajaran Islam dari khurafat, tahayul, dan bid’ah yang selama ini telah bercampur

dalam akidah dan ibadah umat Islam. Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar

dari jaring pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin Islam

dalam rumusan dan penjelasan yang diterima rasio.3

Pemikiran dan perjuangannya memang banyak mengadopsi pemikiran dan

perjuangan tokoh-tokoh Islam yang berasal dari Timur Tengah. Di antara para

pemikir Islam Timur Tengah yang menjadi motivator dan inspirator bagi KH.

Ahmad Dahlan dalam mengambil kesimpulan adalah Ibnu Taimiyah, Muhammad

Abduh, dan Muhammad Rasid Ridha. Selain itu, beliau mendapat pula inspirasi

dan motivasi dari Jamaluddin al Afghani asal Afganistan dan Kiai Saleh darat dari

Semarang.4

KH. Ahmad Dahlan adalah tokoh yang tidak banyak meninggalkan

tulisan. KH. Ahmad Dahlan lebih menampilkan sosoknya sebagai manusia amal

3
____________ Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Hlm 103-104.

____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat (1869-


4

1923) Cetakan III, (Yogyakarta: Garasi House Of Book, 2000), Hlm 43.

3
atau praktisi dari pada filosof yang banyak melahirkan pemikiran dan gagasan

tetapi sedikit amal. Sekalipun demikian tidak berarti bahwa KH. Ahmad Dahlan

tidak memiliki gagasan. Amal usaha Muhammadiyah merupakan refleksi dan

manisfestasi pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dan

keagamaan.

Istilah pendidikan di sini dipergunakan dalam konteks yang luas tidak hanya

terbatas pada sekolah formal tetapi mencakup semua usaha yang dilaksanakan

secara sistematis untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan, nilai dan

keterampilan dari generasi terdahulu (tua) kepada generasi muda. Dalam konteks

ini termasuk dalam pengertian pendidikan adalah kegiatan pengajian, tabligh, dan

sejenisnya.

Pada bagian ini akan dibahas pemikiran pendidikan Islam KH. Ahmad

Dahlan sebagaimana yang dikemukakan dalam ceramah dan pengajian yang

tercermin dalam amal usaha Muhammadiyah terutama pendidikan (sekolah,

madrasah, dan pesantren). Dalam pemikirannya terhadap pendidikan Islam, KH.

Ahmad Dahlan lebih menitikberatkan pemikirannya pada konsep tujuan

pendidikan Islam dan konsep tehnik penyelenggaraannya saat itu. Cita-cita atau

tujuan KH. Ahmad Dahlan dalam pendidikan adalah KH. Ahmad Dahlan ingin

membentuk manusia muslim yang :5

a. Alim dalam ilmu agama.

b. Berpandangan luas, dengan memiliki pengetahuan umum.

5
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ..., Hlm 74

4
c. Siap berjuang, mengabdi untuk Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai

keutamaan pada masyarakat.

KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna

adalah melahirkan individu yang utuh, yakni menguasai ilmu agama dan ilmu

umum, material dan spiritual serta dunia akhirat. 6

B. Relevansi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam Konteks Pendidikan


Islam di Abad 21

Pendidikan adalah amal usaha Muhammadiyah yang diadakan pertama

kali oleh KH. Ahmad Dahlan, bahkan sebelum Muhammadiyah lahir dan

berkembang oleh pendirinya sendiri. Kini setelah lebih dari tujuh puluh tahun,

pendidikan itulah yang merupakan amal usaha yang paling besar, banyak dan

berpengaruh, di samping usaha dakwah melalui jalan non formal seperti pengajian

rutin, jumlahnya agak jauh lebih besar dari amal usaha Muhammadiyah melalui

sekolahan tersebut. Amal usaha ini merupakan warisan terbesar dari hasil

pemikiran KH. Ahmad Dahlan, hingga kini berbagai amal usaha, khususnya di

bidang pendidikan berkembang dan meluas.7 Zaman selalu maju dan berubah,

demikian pula manusia tak hentihentinya mencari yang baru, guna

menyempurnakan hidupnya. Agama Islam diyakini ajarannya cocok untuk segala

zaman. Oleh karena itu, memerlukan pembaharuan cara memahaminya. Di antara

usaha yang telah dilakukan KH. Ahmad Dahlan melalui pendidikan

Muhammadiyah dan tarjih, di samping muktamar Muhammadiyah selalu berusaha

6
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ,Hlm 122.

____________ Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual dan Amal


7

Usaha Muhammadiyah, Op Cit, hlm 94

5
mendapatkan cara-cara baru dalam melaksanakan ajaran Islam, sehingga bisa

lebih dipahami dan diamalkan oleh umat Islam Indonesia. 8 Apalagi dalam

kehidupan abad 21 telah menuntut manusia unggul dan hasil karya unggul juga.

Hal ini disebabkan karena masyarakat abad 21 adalah masyarakat terbuka yang

memberikan berbagai jenis kemungkinan pilihan. Dengan sendirinya, hanya

manusia unggul yang dapat survive dalam kehidupan yang penuh persaingan dan

menuntut kualitas kehidupan.

KH. Ahmad Dahlan adalah pencari kebenaran hakiki yang menangkap apa

yang tersirat dalam Tafsir al Manar (karya tulis Muhammad Abduh). Sehingga,

meskipun KH. Ahmad Dahlan tidak punya latar belakang pendidikan Barat, beliau

membuka lebar-lebar gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam sendiri,

menyerukan ijtihad dan menolak taqlid. KH. Ahmad Dahlan dapat dikatakan

sebagai suatu ”model” dari bangkitanya sebuah generasi yang merupakan titik

pusat dari suatu pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan

yang dihadapi golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem

pendidikan dan kejumudan paham agama Islam.9

Pendidikan di Indonesia saat itu terpecah menjadi dua. Yaitu, pendidikan

sekolah-sekolah barat yang sekuler, yang tak mengenal ajaranajaran yang

berhubungan dengan agama, dan pendidikan di pesantren yang hanya mengajar

ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama. Dihadapkan pada dualisme sistem

8
____________ 207 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ;
Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1995), hlm 97.
9
____________ Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ..., hlm 121

6
pendidikan ini, KH. Ahmad Dahlan gelisah dan bekerja keras sekuat tenaga untuk

mengintegrasikan, atau paling tidak mendekatkan kedua sistem pendidikan itu.

Cita-cita pendidikan yang digagas Dahlan adalah lahirnya manusiamanusia

yang baru yang mampu tampil sebagai ulama intelek atau antelek ulama, yaitu

seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani

dan rohani. Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem

pendidikan tersebut, KH. Ahmad Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu

memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Barat yang sekuler, dan mendirikan

sekolah-sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama

diajarkan.10

Kedua tindakan itu di abad 21, sudah menjadi fenomena umum, yang

pertama sudah diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak dilakukan oleh

yayasan pendidikan Islam lain. Namun, ide KH. Ahmad Dahlan tentang model

pendidikan integralistik yang mampu melahirkan muslim ulama intelek masih

terus dalam proses pencarian. Sistem pendidikan integralistik inilah sebenarnya

warisan yang mesti dieksplorasi terus sesuai dengan konteks ruang dan waktu,

masalah tehnik pendidikan bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu

pendidikan atau psikologi perkembangan.11

Dalam rangka menjamin kelangsungan sekolahan yang KH. Ahmad

Dahlan dirikan, maka beliau mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada

1912. Ini lah warisan dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang berkembang

10
____________ Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan, hlm 122
11
____________ Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahla,  hlm 122

7
hingga abad 21. Metode pembelajaran yang dikembangkan KH. Ahmad Dahlan

bercorak kontekstual melalui proses penyadaran. Contoh klasik adalah ketika KH.

Ahmad Dahlan menjelaskan surat al Maun kepada santri-santrinya secara

berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan supaya

manusia itu harus saling memperhatikan dan menolong fakir miskin, dan harus

mengamalkan isinya. Setelah santri-santri itu mengamalkan perintah itu, baru

diganti surat berikutnya. Ada semangat yang mesti dikembangkan oleh pendidik

Muhammadiyah, yaitu bagaimana merumuskan sistem pendidikan ala al Maun

sebagaimana dipraktikkan KH. Ahmad Dahlan. 12

Anehnya, yang diwarisi oleh warga Muhammadiyah adalah tehnik

pendidikannya, bukan cita-cita pendidikan, sehingga tidak aneh apabila ada yang

tidak mau menerima inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan dianggap sebagai

bid’ah. Sebenarnya, yang harus ditangkap dari KH. Ahmad Dahlan adalah

semangat untuk melakukan perombakan atau etos pembaruan, bukan bentuk atau

hasil ijtihadnya.13

Usia pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang digagas dalam bentuk

pendidikan Muhammadiyah kini hampi satu abad. Dalam rentang waktu yang

cukup panjang itu, pendidikan Muhammadiyah yang didalamnya terdapat gagasan

pemikiran KH. Ahmad Dahlan menghadapi berbagai gelombang perubahan;

perubahan sosial-budaya dan perubahan sosial ekonomi.

12
____________ Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan...,  Hlm. 123
13
____________ Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan...,  Hlm. 123

8
Perubahan-perubahan itu dari waktu ke waktu kian cepat dan tidak jarang

mengejutkan. Karena itu, pendidikan Muhammadiyah dituntut selalu siap

mengantisipasi segala kecenderungan global yang terjadi di luar lingkungan

lembaga pendidikannya.14 Oleh karena itu, KH. Ahmad Dahlan tidak

meninggalkan pemikiran dalam bentuk tulisan, karena dikhawatirkan kelak warga

Muhammadiyah hanya berpegang teguh pada apa yang ditulisnya tanpa

mengembangkan inisiatif dalam mencari yang terbaik terhadap berbagai segi

kehidupan umat Islam.

Ada indikasi bahwa pendidikan Muhammadiyah mengalami kebekuan

(jumud) dalam tiga dasawarsa terakhir ini. Spirit pembaruan yang dulu diwariskan

KH. Ahmad Dahlan tidak lagi dihidupkan. Dengan perkataan lain, bahwa telah

terjadi diskontinuitas pembaruan dalam tubuh pendidikan Muhammadiyah. Yang

berjalan saat ini, di abad 21 adalah sekedar melanjutkan gagasan awal pendidikan.

Gagasan-gagasan segar yang berusaha melakukan pembaruan dalam ukuran

tertentu memang sudah ada, tetapi sering hanya berhenti pada tataran pemikiran,

belum sampai pada aksi seperti yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan.15

Usaha-usaha yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan meski diakui sangat

terbatas, tetapi gerakannya dalam rangka memperbarui sistem pendidikan boleh

dikatakan sebagai revolusi besar dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Di

abad 21, usaha-usaha pembaruan KH. Ahmad Dahlan secara praktisnya sebagai

berikut; memindahkan model pendidikan langgar dan pesantren ke sekolah-

14
Khozin, Menggugat
____________ Pendidikan Muhammadiyah,
(Malang : UMM Press, 2005), hlm 53.
15
____________ Khozin, Menggugat .., hlm 54

9
sekolah, yaitu dengan memperkenalkan ruangan yang memakai kursi, bangku,

kurikulum yang terdiri dari pengetahuan umum dan agama.16

Dalam abad 21, boleh dikatakan hampir tidak ada kekhasan yang

membedakan antara pendidikan Muhammadiyah dengan pendidikan lain.

Pendidikan Muhammadiyah sangat konvensional dan kehilangan daya

pembaruannya. Hal ini jelas terlihat dari sikap konservatif yang mengukur

pembaruan pendidikan dari format pembaruan yang dilakukan Sang Suhu (KH.

Ahmad Dahlan), dan bukan pada spirit pembaruannya. Akibatnya, pendidikan

Muhammadiyah kurang mampu merespon dinamika eksternal karena tidak

mampu menawarkan solusi kreatif terutama pada tingkat kelembagaan dan

kurikuler.

Format pembaruan pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan

memang tergolong modern dan kreatif untuk masa itu, tetapi semuanya segera

menjadi usang seiring dengan perkembangan waktu yang sudah modern. Isyarat

kecenderungan global yang senatiasa berubah cepat ini sebenarnya sudah

didengungkan oleh KH. Ahmad Dahlan kepada generasi awal Muhammadiyah.

Dalam kaitan ini sebagaimana dikutip oleh Khozin dalam bukunya ”Menggugat

Pendidikan Muhammadiyah”, disini dinyatakan bahwa KH. Ahmad Dahlan

menasihatkan: Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang

akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan di

16
____________ Khozin, Menggugat ..., hlm 55

10
mana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah meester,

insinyur, dan lain-lain dan kembalilah kepada Muhammadiyah.17

17
____________ Khozin, Menggugat ...,57-58

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang konsep pendidikan Islam dapat terlihat

pada usaha beliau yang menampilkan wajah pendidikan Islam sebagai suatu

sistem pendidikan yang integral. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang hendak

mengintegrasikan dikotomi ilmu pengetahuan, menjaga keseimbangan,

bercorak intelektual, moral dan religius dapat terlihat pada aspek pemikiran

KH. Ahmad Dahlan yang meliputi : a) tujuan pendidikan Islam; beliau

berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang sempurna adalah

melahirkan individu yang utuh, dapat menguasai ilmu agama dan ilmu umum,

material dan spiritual; b) materi atau kurikulum pendidikan Islam; beliau

melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu memberi pelajaran agama di sekolah-

sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri di

mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama diajarkan. Materi

pendidikan Islam menurut KH. Ahmad Dahlan itu meliputi pendidikan moral,

pendidikan individu, dan pendidikan kemasyarakatan; dan c) metode atau

tehnik pengajaran; beliau lebih banyak mengadopsi sistem pendidikan sekolah

Barat yang sudah maju.

2. Relevansi pemikiran KH. Ahmad Dahlan pada konteks pendidikan Islam di

abad 21 nampak sebagiannya masih ada yang sesuai dan sebagian lainnya ada

12
yang perlu disempurnakan jika diaplikasikan di abad 21. Di antara pemikiran

KH. Ahmad Dahlan yang memiliki keterkaitan dalam pendidikan Islam abad

21 adalah aspek tujuan pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan Islam,

karena pemikiran KH. Ahmad Dahlan hendak menyinergikan antara aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Apalagi di abad 21, arah pendidikan Islam

itu sendiri tidak hanya menjadikan manusia memiliki kemampuan secara

kognitif, afektif, dan psikomotorik tetapi dalam diri seseorang harus tertanam

sikap dan pribadi yang berakhlak karimah. Dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan

tentang konsep pendidikan Islam sarat dengan ide-ide yang berkenaan dengan

upaya menanamkan nilai-nilai kepribadian, etika, dan moral dalam diri anak

didik. Walaupun pemikiran KH. Ahmad Dahlan telah ada sejak masa

penjajahan, namun tak mengurangi para generasinya untuk mengembangkan

dan melanjutkan semangat pembaharuan KH. Ahmad Dahlan.

13
DAFTAR PUSTAKA

A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2005
Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat (1869-1923) Cetakan III,
Yogyakarta: Garasi House Of Book, 2000.
Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual dan Amal Usaha Muhammadiyah,
Yogyakarta : PT. Percetakan Persatuan, 1990.
Abdurrahman Masud, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Cet 1, Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2001.
Hery Noer Aly, Dkk, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani,
2003.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ; Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995.
Khozin, Menggugat Pendidikan Muhammadiyah, Malang : UMM Press, 2005
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

14

Anda mungkin juga menyukai