Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHARUAN DI INDIA/PAKISTAN II

(Mengkaji Pembaharuan Pemikiran Gerakan Mujahidin dan Sekolah


Deoband Serta Sayyid A. Khan dan Gerakan Aligar)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemikiran Modern Dalam


Islam

Dosen Pengampu

Abusiri, Msi

Oleh :

Aidina Rizqi

Yusuf Salam

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hikmah

Yayasan Pendidikan Islam Al Mahbubiyah

Jakarta

2022M/1444 H
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang,
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan taufik,
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pembaharuan di India/Pakistan
II”

Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Hingga kelak dapat menjadi tabungan amal jariyah di akhirat bagi kami.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang turut
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah kami ini, mungkin masih
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kami dari para pembaca, demi
kesempurnaan makalah kami yang berikutnya. Atas perhatian, kami ucapkan
terima kasih.

Jakarta, 25 November 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................... 2

BAB II Pembahasan

A. Gerakan Mujahidin ......................................................................... 3


B. Sekolah Deoband ............................................................................. 7
C. Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh .................................. 9
1. Biografi Sayyid Ahmad Khan .................................................. 9
2. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan .............................................. 10
3. Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan ........................................ 11
D. Gerakan Aligarh .............................................................................. 13

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ...................................................................................... 16

Daftar Pustaka ............................................................................................. 18

iii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Islam di India pernah mengalami kemajuan ketika berdirinya
Kerajaan Mughal. Kerajaan Mughal di India sebagai simbol kejayaan
Islam di India,mengalami kemunduran sejak tahun 1700.Keadaan ini
mendorong pemimpin-pemimpin Islam untuk menyelidiki sebab –
sebab yang membawa kepada kemunduran dan kelemahan umat
Islam, selanjutnya memikirkan jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai kemajuan kembali.
Di antara sebab-sebab tersebut adalah: bahwa Islam yang
dianut bukan lagi Islam yang murni tetapi bercampur- baur dengan
bid’ah, pintu ijtihad telah tertutup hingga menimbulkan sikap taklid
buta terhadap pendapat lama, serta tarekat sufi yang terlalu
dalam,yang menghilangkan dinamika dunia Islam dakeadaan dunia
Islam yang sudah jauh tertinggal dibandingkan barat. Suasana
tersebut menyadarkan pemimpin–pemimpin Islam di India sehingga
melahirkan gerakan pembaharuan di India.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pembaharuan Pemikiran Gerakan Mujtahid ?
2. Apa Itu Sekolah Deoband ?
3. Siapa Sayyid A. Khan dan Gerakan Aligarh ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pemikiran Gerakan Mujtahid.
2. Mengetahui Sekolah Deoband.

1
3. Mengetahui Secara Singkat Sayyid A. Khan dan Gerakan Aligarh

2
Bab II

Pembahasan

A. Gerakan Mujahidin
Gerakan Mujahidin di India muncul dikarenakan keadaan India
pada saat itu tepatnya setelah datangnya inggris ke India, India
menjadi Negara yang modern, keadaan tersebut secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Keadaan perekonomian, terjadinya kapitalisme dagang, yaitu
sejak permulaan pemerintahan East-India Company hingga
permulaan abad kesembilan belas, yang menimbulkan kekacauan
politik dan pedagang-pedagang barat menguras kekayaan India
dan berangsur-angsur menjadikan India Negara yang amat miskin.
2. Keadaan budaya hancur, dan agama sebagaimana biasa dalam
masyarakat yang kacau, menjadi rusak.

Dari keadaan tersebut menyadarkan pemimpin-pemimpin Islam


dan mendorong lahirnya gerakan mujahidin sebagai serangan
terhadap kerusakan agama, dan mengambil bentuk penolakan
terhadap tambahan dan penyimpangan dari islam murni, dengan
keinginan kembali kepada kemurniaan islam sebagaimana pada
zaman Nabi Muhammad SAW.1

Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Syah Waliyullah di abad


kedelapan belas diteruskan oleh anaknya Syah Abdul Aziz (1746-
1823) ke generasi selanjutnya. Syah Abdul Aziz merupakan ulama
terkemuka di zamannya. Ketika umumnya orang berpendapat bahwa

1
H.A. Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan Cet.III (
Bandung:Mizan,1996), hlm. 14

3
belajar bahasa Eropa haram, ia memberi fatwa bahwa belajar bahasa
Inggris bukan boleh saja, tetapi perlu untuk kemajuan umat Islam
India.2

Di waktu itu Inggris telah mulai menanam kekuasaannya di India


dan kemajuan peradaban Barat telah mulai dirasakan rakyat India,
baik yang beragama Islam maupun yang beragama Hindu. Tetapi di
antara kedua umat tersebut, orang-orang Hindu lah yang lebih banyak
menguasai oleh peradaban baru itu, sehingga orang Hindu lebih maju
dari orang Islam dan mereka telah menguasai bahasa tersebut
sehingga mereka lebih banyak berperan dalam bidang administrasi
dan pemerintahan negara dibandingkan dengan umat Islam. Keadaan
umat Islam kalah maju dibandingkan umat Hindu. Hal inilah yang
ingin diatasi oleh Syah Abdul Aziz dan tokoh-tokoh pembaharuan
sesudahnya, terutama Sayyid Ahmad Khan.

Gerakan pembaharuan berikutnya dilanjutkan oleh Sayyid Ahmad


Barelvi Syahid (1786-1831) yang lahir di Rai Bareli. Pada awalnya
dia adalah seorang tentara kavaleri yang handal di masa Nawab Amir
Khan. Setelah Nawab bergabung dengan Inggris, Sayyid Ahmad
keluar dari dunia militer dan berguru dengan Syah Abd Aziz di New
Delhi.3

Setelah cukup memperoleh pengetahuan keagamaan, ia mulai


mengadakan dakwah di muka umum, sehingga namanya mulai
dikenal. Ia berdakwah bukan di Delhi saja, tetapi juga di daerah-
daerah yang terletak jauh dari ibukota. Di Patna,ia mempunyai

2
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
cetakan ke-14 (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2003), hlm. 149
3
Saidul Amin, Pembaharuan Pemikiran Islam di India (Jurnal Ushuluddin Vol. XVIII,
2012), hlm. 87
4
pengikut yang banyak. Di Ramphur, orang-orang Afghanistan turut
mendengar dakwahnya. Di Kalkuta ia disambut dengan meriah oleh
umat Islam yang ada di situ.

Dengan dibantu oleh murid-muridnya, ia mengarang suatu buku


Bernama Sirat al-Mustaqim. Sebagian besar dari buku itu
mengandung pemikiran-pemikiran pembaharuan yang di kemukakan
oleh Syah Waliyullah.

Menurut pendapat Sayyid Ahmad, umat Islam India mundur,


karena agama yang mereka anut tidak lagi Islam yang murni, tetapi
islam yang telah bercampur baur dengan paham dan praktik yang
berasal dari Persia dan India. Umat IslamIndia harus dibawa kembali
ke ajaran Islam yang murni.Untuk mengetahui ajaran murni itu orang
harus kembali kepada Al Qur’an dan Hadits. Dengan Kembali kepada
kedua sumber asli ini bid’ah yang melekat ditubuh islam akan dapat
dihilangkan.

Yang pertama sekali harus dibersihkan ialah tauhid yang dianut


umat Islam India. Keyakinan mereka harus dibersihkan dari paham
dan praktik kaum tarekat sufi seperti kepatuhan tidak terbatas kepada
guru dan ziarah ke kuburan wali untuk meminta syafa’at. Juga dari
paham animisme dan adat istiadat Hindu yang masih terdapat dalam
kalangan umat Islam India.4

Inti pembaharuannnya meliputi dua aspek, politik dan akidah.


Dari segi politik, Sayyid Ahmad Barelvi ingin mengembalikan daerah
kekuasaan islam yang jatuh ke tangan umat Hindu dan Sikh.
Sementara dari segi tauhid, sebagai berikut :
4
Harun Nasution, op. cit., hlm. 150

5
Pertama, Allah disembah secara langsung tanpa perantara. Kedua,
tawassul dan wasilah yang intinya adalah kedudukan manusia di
hadapan Allah adalah sama, sehingga tidak dianjurkan manusia
meminta pertolongan kepada manusia dalam masalah ibadah. Ketiga,
menolak semua bentuk tradisi bid’ah yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Untuk itu pintu ijtihad harus selalu terbuka karena pintu
ijtihad menjadi solusi bagi semua permasalahan di atas.5

Lebih terperinci ajarannya mengenai tauhid mengandung hal-hal


berikut:

1. Yang boleh disembah hanya Tuhan, secara langsung tanpa


perantara dan tanpa upacara yang berlebih-lebihan.
2. Kepada makhluk tidak boleh diberikan sifat-sifat Tuhan.
Malaikat, roh, wali dan lain-lain tidak mempunyai kekuasaan apa-
apa untuk menolong manusia dalam mengatasi kesultan-
kesulitannya. Mereka sama lemahnya dengan manusia dan sama
terbatasnya pengetahuan mengenai Tuhan.
3. Sunnah (tradisi) yang diterima hanyalah sunnah Nabi dan sunnah
yang timbul di zaman Khalifah yang empat. Kebiasaan membaca
tahlil dan menghiasi kuburan adalah bid’ah yang menyesatkan dan
harus dijauhi.6

Ide yang dimunculkan oleh Sayyid Ahmad ialah merubah sistem


pemerintahan dari monarki kepada sistem imamah, yaitu negara
dipimpin oleh seorang imam.Sistem pemerintahan imamah dibentuk
pada tahun 1827, dalam menjalankan tugasnya, imam mengangkat
seorang khalifah sebagai wakilnya di kota-kota penting.

5
Saidun Amin, loc. Cit.
6
Harun Nasution, op. cit., hlm. 150-151
6
Di antara tugas mereka adalah mengumpulkan zakat untuk
pemerintahan imam dan mencari mujahidin untuk meneruskan jihad.
Tetapi tidak dapat bertahan lama karena kepala-kepala suku bangsa
melihat Imamah itu sebagai saingan terhadap kekuasaan mereka.

Pada waktu itu, perlawanan dari golongan Sikh bertambah kuat


dengan bergabungnya golongan non-muslim lainnya, seperti
golongan Barakzai. Sayyid Ahmad terbunuh pada tahun 1831 dalam
suatu pertempuran dengan golongan Sikh di Balekot. Dari peristiwa
inilah Sayyid Ahmad mendapatkan gelar Syahid.

Semenjak terbunuhnya Sayyid Ahmad,pengikutnya terpecah


menjadi dua. Satu golongan mengalihkan perjuangannya dalam
bidang pendidikan, kemudian mendirikan madrasah Darul Ulum
Deoband, segolongan lain meneruskan jihad di bawah pimpinan dua
bersaudara Maulvi Wilayat Ali (wafat 1852) dan Maulvi Inayat Ali
(wafat 1902) anak dari Maulvi Wilayat Ali.7

B. Sekolah Deoband
Nama Deobandi berasal dari kata “Deva” dan “Ban”, sebuah
hutan belantara di bagian provinsi utara India, (Uttar Pradesh) India,
di mana sekolah Darul Uloom “Darul ‘Ulum” Deoband yang
didirikan oleh Maulana Qasim Nanautavi, Maulana Kifayatullah
berada. Deobandi mengikuti fiqh Abu Hanifa dan Aqidah dari Abu
Mansur Maturidi, secara historis Deobandi mengadopsi pemikiran
Shah Wali-Allah, pembaharu Islam di anak benua India pada abad ke

7
Ibid, hlm. 153
7
delapanbelas yang menggabungkan semua disiplin ilmu agama
seperti: Teologi, ilmu Logika (Mantiq), Fiqh, Tasawwuf, Tafsir,
Hadith dan Filsafat. Dalam tempo kurang lebih seratus tahun
Madrasah Deobandi telah berhasil mencetak ratusan siswa yang ikut
mengembangkan ilmu keislaman di Asia Selatan dari Darul Ulum,
sebuah lembaga pendidikan di kawasan Saharanpur, India bagian
utara. Lembaga ini didirikan pada tahun 1867 sebagai maktab biasa,
kemudian menjadi terkenal karna peranan tokoh-tokohnya seperti
M.Q Nanotawi, R.A gangohi, Mahmud Al-Hasan dan A.H Madani
dalam memperjuangkan kepentingan kaum muslimin di Anak Benua
India, dengan cara mereka yang khas. Karena peranannya yang
demikian lembaga ini sering disebut sebagai “Gerakan Deoband”.
Memang , berakhirnya kekuasaan Mughal dan semakin kokohnya
posisi Inggris di anak Benua, telah membuka kesempatan bagi para
para pemuka muslim seperti ulama Deoband guna memperluas
pengaruh di masyarakat.8
Sepeninggalan Sayyid Ahmad Syahid, gerakan intelektual
melawan kolonial Inggris terus dilakukan oleh para pengikut Sayyid
Ahmad Syahid. Pada tahun 1857 madrasah Deoband melalui
Mawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Mawlana Ishaq, seorang
cucu dari Syah Abdul Aziz ditingkatkan menjadi perguruan tinggi.
Ide-ide Syah Waliullah yang kemudian ditonjolkan oleh sayyid
Ahmad Syahid dan gerakan Mujahidin, itulah menjadi pegangan bagi
Deoband.9

8
Ensiklopedi Islam Indonesia, penerbit Djambotan, (Jakarta: 1992), hlm. 210
9
Harun Nasution, op. cit., hlm. 163

8
Ide-ide itu meliputi:
1. Bidang agama, pemurnian ajaran Islam India dari paham-paham
salah yang dibawa tarekat dan dari keyakinan animisme lama dan
pemurnian dari perkatek keagamaan seperti bid'ah.
2. Bidang politik dan pendidikan, Deoband mengambil sikap anti
Inggris. Sikap anti inggris ini dilator belakangi oleh para pendiri
deoband mayoritas pemuka gerakan mujahidin. Mereka
mendirikan deoband untuk menentang pendidikan sekuler inggris
dan juga sebagai reaksi terhadap usaha kristenisasi di India.

C. Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh


1. Biografi Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad lahir pada tahun 1817 dalam keluarga muslim
yang terkemuka di Delhi. Menurut salah satu riwayat, ia berasal
dari keturunan Husain, cucu Nabi Muhammad SAW, Lewat
Fatimah dan Ali. Sayyid Ahmad Khan adalah cucu Sayyid Hadi
salah seorang pembesar istana pada zaman Alamghir II ( 1754-
1759).10
Keluarga Syed, walaupun progresif dan moderat, tapi sangat
dihormati oleh dinasti Mughal waktu itu. Ayahnya, yang
menerima gaji dari pemerintahan Mughal, termasuk seorang Sufi;
kakeknya pernah dua kali menjabat sebagai perdana menteri
imperium Mughal.

10
Ahmad Syaukani, MA., Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam ,Cet.II (
Bandung : CV Pustaka Setia, 2001), hlm. 70

9
Saudaranya mendirikan salah satu percetakan pertama di
Delhi dan pendiri koran pertama dalam bahasa Urdu, bahasa
utama Muslim India utara (Bombay sampai Kashmir dan Pakistan
sekarang). Kematian Ayahnya membuat kehidupan ekonomi
menjadi sulit, dan setelah studi yang tidak terlalu tinggi, diapun
harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dimulai dari
menjadi pegawai di East India Company pada 1838, tiga tahun
kemudian terpilih menjadi wakil hakim dan bekerja di berbagai
tempat11

2. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan

Inti dari pemikiran Sayyid Ahmad Khan adalah merubah


konfrotasi menjadi kompromi, permusuhan menjadi persahabatan.
Sikap menolak semua ide dari barat diubah dengan sikap
kooperatif dengan mempelajari kemajuan peradaban dan
teknologi yang ada pada penjajah tersebut. Baginya perlawanan
terhadap Inggris hanya akan menambah kehancuran umat Islam.12

Pemikiran pemikirannya antara lain:13


a. Kemunduran umat Islam disebabkan karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman dengan menguasai sains
dan teknologi.

11
Jhon L.Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, (Bandung; Mizan,
2001), hlm. 46
12
Saidul Amin, op. cit., hlm. 4
13
Drs.Fadil SJ.,M.Ag, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah,
(Malang: UIN Malang Press ( Anggota IKAPI, 2008), hlm. 268

10
b. Ia sangat menghargai kekuatan dan kebebasan akal,
dengan kata lain ia menganut faham Qadariah (Manusia
mempunyai kebebasan untuk mempergunakan daya dan
kekuatan yang diberikan Tuhan).
c. Dalam bidang hukum ia menganut asas relativisme yang
menekankan perubahan hukum mengikuti perkembangan
zaman, oleh karena itu ia menolak hukum potong tangan
bagi pencuri dan rajam bagi penzina, ia menganggap halitu
sesuai dengan zaman primitive.
3. Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa meningkatkan


kedudukan umat Islam India, hanya dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan Inggris.Sebab,saat itu, Inggris merupakan
penguasa yang menjajah India dan masih mempunyai kekuasaan
yang kuat. Menentang kekuasaannya tidak akan membawa
kebaikan bagi umat Islam India, bahkan akan membuat mereka
tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat
Hindu India.

Selain dasar ketinggian dan kekuasaan Barat, termasuk yang


dimiliki Inggris adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
modern. Bagi umat Islam, untuk dapat maju juga dapat menguasai
IPTEK seperti mereka, Jalan yang harus ditempuh umat Islam
untuk memperoleh IPTEK yang diperlukan itu bukan bekerja
sama dengan Hindu dalam menentang Inggris, tapi memperbaiki
dan memperkuat hubungan baik dengan mereka.

Dia berpendapat bahwa Islam adalah agama akal. Ia menolak


segala hal dalam agama yang bertentangan dengan fakta-fakta
11
ilmu pengetahuan yang sudah terbukti kebenarannya. Dia melihat
bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti
perkembangan zaman.Peradaban Islam klasik telah hilang dan
telah timbul peradaban baru di Barat. Dasar peradaban baru
adalah IPTEK Barat dan bangsa Eropa yang mengolah demikian
rupa IPTEK untuk memudahkan mewujudkan keinginan-
keinginan mereka, termasuk dalam menaklukkan umat
Islam.Penaklukan dapat dilakukan dengan mudah, karena umat
Islam tidak memiliki kelebihan di bidang yang dikuasai Bangsa
Barat.14

Langkah pertama dilakukan ialah mendirikan Sekolah Inggris


di Mudarabad (1861) dan Ghazipur (1863).Kedua sekolah ini
didirikan atas sokongan orang ramai, orang-orang ternama, orang
Hindu dan Muslim.Sekolah ini dikatakan mendapat lebih simpati
daripada sekolah Inggris yang didirikan oleh mubaligh Kristian.

Ahmad Khan mengorganisasikan upaya penerjemahan buku-


buku penting, dan pada tahun 1864 membentuk The Translation
Society di Ghazipur yang kemudiannya dikenal sebagai The
Scientific Society.Setelah kembali dari Inggris ia menerbitkan
jurnal berbahasa urdu yaitu Tahdzib al-Akhlaq edisi pertamanya
terbit bulan Desember 1870. Jurnal ini dimanfaatkan untuk
menyebarkan ide-ide pembaharuan Ahmad Khan, maupun tokoh-
tokoh lain yang sejalan dengannya.

14
M. Chabib Thoha, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka
Pelajar,1996), hlm. 34

12
Jurnal ini ternyata sangat berpengaruh sangat luas, tidak saja
sebagai media penyebar ide-ide pembaharuan, tetapi juga dalam
perannya dalam pengembangan sastra urdu.Puncak usaha Ahmad
Khan di bidang Pendidikan adalah pendirian Muhammadan Anglo
Oriental College ( MAOC ), pada tahun1875, di Aligarh. Dan
pada tahun 1920 berganti nama menjadi Aligarh Muslim
University.15

4. Gerakan Aligarh
Gerakan Aligarh muncul setelah wafatnya Ahmad Khan.
Keberadaan Gerakan Aligarh tidak dapat lepas dari ketokohan
Sayyid Ahmad Khan dan Perguruan Tinggi yang didirikannya,
yaitu M.A.O.C16 Melalui (M.A.O.C) ini, ide-ide pembaruan yang
dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan
selanjutnya oleh murid serta pengikutnya yang kemudian
muncullah apa yang dikenal dengan Gerakan Aligarh.17
M.A.O.C. merupakan markas Gerakan Aligarh dengan
potensinya yang telah berkembang menjadi sebuah institusi yang
memainkan peran dalam mencarikan jalan keluar persoalan di
bidang pendidikan,sosial dan politik umat Islam di India.
Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi
terwujudnya pembaruan dikalangan ummat Islam India. Dengan
adanya gerakan ini, ide-ide pembaruan selanjutnya bermunculan
seperti yang dicetuskan oleh Amir Ali, Muhammad Iqbal,

15
Hasan Asari, Modernisasi Islam tokoh Gagasan dan Gerakan, (Bandung :
Citapustaka Media, 2007),hlm. 148

16
Ira M. Lavidus , Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm.
264
17
Ibid., hlm. 276
13
Maulana Abdul Kalam Azad, dan sebagainya. Gerakan ini pula
yang yang meningkatkan umat Islam India untuk bangkit menuju
kemajuan.

Ciri-ciri pokok gerakan Aligarh:

a. Gerakan ini ingin mengadopsi berbagai macam peradaban


Eropa.
b. Gerakan ini menginginkan adanya perbaikan kondisi
sosial, terutama sosial minoritas Muslim India.
c. Gerakan ini menginginkan adanya perubahan pemahaman
keagamaan dari yang bercorak tradisional menuju corak
moderen.
d. Dalam bidang Kurikulum: menggabungkan mata pelajaran
agama dan mata pelajaran umum, seperti ilmu alam,
filsafat, humaniora dan sebagainya.
e. Bahasa yang dipakai sebagai bahasa pengantar adalah
bahasa Inggris. Hal ini didasari bahwa ilmu pengetahuan
di Barat kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris.

Berdirinya lembaga pendidikan MAOC atau dengan sebutan


Aligarh yang digagas Ahmad Khan mempunyai tujuan penting
dalam bidang pendidikan dengan Tujuan untuk melahirkan satu
generasi Muslim yang menguasai ilmu-ilmu modern Barat
namun tetap mempertahankan komitmen yang tinggi terhadap
Islam. Sedangkan dalam bidang kurikulum diajarkan ilmu-ilmu
agama islam dan ilmu-ilmu modern.18

18
Hasan Asari, loc. Cit.
14
Ahmad Khan mengabdikan diri bagi pembaharuan melalui
MAOC selama lebih kurang dua dekade.Selanjutnya ide-idenya
dikembangkan dan disebarkan oleh murid dan pendukungnya.
Dengan demikian gerakan Aligarh ini tetap berkembang
walaupun beliau telah tiada.19

Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat pada tanggal 24 Maret


tahun 1898, ide ide pembaharuan yang dicetuskan Sayyid Ahmad
Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh pengikut dan pada
akhirnya lahirlah sebuah gerakan yang disebut Gerakan Aligarh
Ada beberapa tokoh Aligarh yang berpengaruh dan melanjutkan
ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sayyid Ahmad Khan, di
antaranya20: Nawab Muhsin Al-Mulk, Viqar Al-Mulk, Altaf
Husain Ali, Chiragh Ali, Maulvi Nazir Ahmad, dan Muhammad
Shibli Nu’mani.

19
Ibid., hlm. 152
20
Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan,
1993 ) Hal. 113-114
15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembaharuan Islam di India muncul karena kesadaran para tokoh


muslim India akan kemunduran dan kondisi keterpurukan India pada
masa itu. Pembaharuan tersebut pada dasarnya merupakan upaya para
tokoh pembaharu untuk membangkitkan kembali kejayaan Islam di India

Gerakan Mujahidin di pelopori oleh Sayyid Ahmad mencoba memulai


peperangan terhadap golongan sikh di India Utara. Ide yang dimunculkan
oleh Sayyid Ahmad ialah merubah sistem pemerintahan dari monarki
kepada sistem imamah, yaitu negara dipimpin oleh seorang imam., imam
mengangkat seorang khalifah sebagai wakilnya di kota-kota penting

Inti pembaharuannnya meliputi dua aspek, politik dan akidah. Dari segi
politik, Sayyid Ahmad Barelvi ingin mengembalikan daerah kekuasaan
islam yang jatuh ke tangan umat Hindu dan Sikh.

Madrasah Deoband berawal dari gerakan Mujahidin yang dibentuk oleh


Syah Ahmad Shahid. Gerakan ini dibentuk sebagai wadah penyelesaian
misinya.

Adapun tujuan didirikannya secara terinci, yakni;

1. Mengajarkan al-Qur’an dan hadis, tafsir, aqidah, dan ilmu kalam dan
ilmuilmu yang lain yang menunjang ilmu-ilmu tersebut. Menyadarkan
umat Islam tentang hukum-hukum keagamaan, khidmah kepada
agama dnegan dakwah dan tabligh.
2. Mendidik peserta didik untuk berbuat dan berakhlak Islami dan
membiasakan adanya ruh keagamaan dalam hidup mereka.
16
3. Mencetak lulusan yang dapat berdakwah dengan cara lisan maupun
tulisan.
4. Menghindari keterlibatan dalam pemerintahan dan menjaga
mahasiswanya agar terhindar dari kebebasan berfikir.5)
5. Mendirikan madrasah-madrasah sebagai cabang Dar al `Ulum agar
dapat tetap menyebarkan ilmu.

Inti dari pemikiran Sayyid Ahmad Khan adalah merubah konfrotasi


menjadi kompromi, permusuhan menjadi persahabatan.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa meningkatkan kedudukan umat


Islam India, hanya dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan Inggris.

Gerakan Aligarh muncul setelah wafatnya Ahmad Khan. Keberadaan


Gerakan Aligarh tidak dapat lepas dari ketokohan Sayyid Ahmad Khan
dan Perguruan Tinggi yang didirikannya, yaitu M.A.O.C

Berdirinya lembaga pendidikan MAOC atau dengan sebutan Aligarh


yang digagas Ahmad Khan mempunyai tujuan penting dalam bidang
pendidikan dengan Tujuan untuk melahirkan satu generasi Muslim yang
menguasai ilmu-ilmu modern Barat namun tetap mempertahankan
komitmen yang tinggi terhadap Islam. Sedangkan dalam bidang
kurikulum diajarkan ilmu-ilmu agama islam dan ilmu-ilmu modern

17
DAFTAR PUSTAKA

H.A. Mukti Ali. Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan
Cet.III, Bandung: Mizan, 1996

Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan


Gerakan, cetakan ke-14 Jakarta: PT Bulan Bintang, 2003

Saidul Amin, Pembaharuan Pemikiran Islam di India, Jurnal Ushuluddin


Vol. XVIII, 2012

Ensiklopedi Islam Indonesia, penerbit Djambotan, Jakarta: 1992

Ahmad Syaukani, MA., Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia


Islam ,Cet.II, Bandung : CV Pustaka Setia, 2001

Jhon L.Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Bandung;


Mizan, 2001

Drs.Fadil SJ.,M.Ag, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan


Sejarah, Malang: UIN Malang Press ( Anggota IKAPI), 2008

M. Chabib Thoha, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam, Semarang:


Pustaka Pelajar,1996

Hasan Asari, Modernisasi Islam tokoh Gagasan dan Gerakan, Bandung


: Citapustaka Media, 2007

Ira M. Lavidus , Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta: Bulan Bintang,


1975

18

Anda mungkin juga menyukai