Dosen Pengampu :
Oleh
RASIKIN
NIM: 21.01.00.026
JAKARTA
2022M/1444H
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, hanya dengan Rahmat dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan atas junjungankita Nabi Muhammad SAW. Dengan perjuangan beliaulah
kita bisa menikmati Iman dan Islam.
Makalah dengan judul di atas kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam. Penulis sadar dalam penulisan makalah ini tentunya banyak
kekurangan karena pada hakikatnya kesempurnaan itu hanyalah milikAllah SWT.
Semoga buah karya kami ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ...........................................................................................................................1
LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimmiyah .................................................................................. 2
B. Kemajuan Yang Dicapai Dinasti Fatimmiya............................................................................ 4
C. Penyebab Kemunduran Dinasti Fatimmiyah .............................................................................. 7
D. Penyebab Runtuhnya Dinasti Fatimmiyah ............................................................................... 9
BAB III ..........................................................................................................................................10
PENUTUP ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Fatimiah adalah salah satu dari Dinasti Syi’ah dalam sejarah Islam. Dinasti ini
didirikan di Tunisia pada tahun 909 M, sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu
yang berpusat di Baghdad, yaitu Dinasti Abbasiyah. Dinasti Fatimiah didirikan oleh Sa’id bin
Husain. Berakhirnya kekuasaan Dinasti Abasiyah di awal abad kesembilan ditandai dengan
munculnya disintegrasi wilayah. Di berbagai daerah yang selama ini dikuasai,
menyatakanmelepaskan diri dari kekuasaan pemerintah di Baghdad dan membentuk daulah-
daulah kecil yang berdiri sendiri dan otonomi. Di bagian timur Baghdad, muncul dinasti
Tahiriyah, Saariyah,Samaniyah, (asaniyah, Buhaihiyah, dan Bani Saljuk. Sementara ini di bagian
barat, muncul dinasti Idrisiyah, Aglabiyah, Tuluniyah, Fatimiyah, Ikhsidiyah, dan hamdaniyah.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 850 M Afrika utara meliputi wilayah hikriyah (Tunisia) dan sebagian pulau
Sisiliah yang merupakan bagian Daulah Abbasiyah masih dikuasai oleh Bani Aglab. Wilayah
disebelah baratnya berkuasa Bani Rustamiyah di Aljasair dan bani Idris di Maroko dan
Spanyol masih berada dibawah kekuasaan Bani umayah II. Semua dinasti ini berkuasa sampai
tahun 909 M.
Namun sesudah tahun 909 M muncul sebuah dinamika baru, terbentuknya sebuah Dinasti
Fatimiah di Tunusia (909 M- 1171 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika utara, Mesir, dan
Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti Abbassiyah.
Sejarah kemunculan dinasti Fatimiyah tidak terlepas juga dari gerakan-gerakan militan
dan prontal yang dilakukan oleh Syi‟ah Ismailiyah yang dipimpin oleh Abdullah ibn Syi‟i
dengan terampil dan terorganisir. Padatahun 909, gerakan tersebut berhasil mendirikan dinasti
Fatimiyah diTunisia (Afrika Utara) dibawah pimpinan Sa‟id ibn al-Husain setelah mengalahkan
dinasti Aghlabiah di Sijilmasa.
Dinasti Fatimiyah membangun tiga ibu kota yaitu Raqadah, al Mahdiyah dan Kairo
dibawah 14 khalifah selama 262 tahun , yaitu sejak tahun 909 hingga 1171. Kejayaan itu
dapat dilihat dalam bidang agama dengan toleransi yang tinggi, pendidikan dengan
pembangunan universitas dan perpustakaan. Kebudayaan dan peradaban dengan kota Kairo
sebagai bukti, arsitektur dengan masjid al-Azhar dan kesenian dengan produk tekstil, tenunan,
keramik dan penjilidan. Ubaidillah Al Mahdi mendirikan Dinasti Fatimiah yang lepas
dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Al
Azis. Dinasti Fatimiah berakhir setelah Al Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiah, jatuh sakit.
Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan garis lurus dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan
2
Fatimiah binti RasulullahSAW. Menurut mereka, Abdullah Al Mahdi sebagai pendiri Dinasti ini
merupakan cucu Ismail bin Ja’far Ashadik, Sedangkan Ismail merupakan Imam Syi’ah yang
ketujuh. Setelah Imam Ja’far Ash Shadik wafat, Syi’ah terpisah menjadi dua cabang.
Cabang pertama meyakini Musa AlKhazim sebagai imam ketujuh pengganti Imam Ja’far, sedang
sebuah cabang lainnya mempercayai Ismail bin Muhammad Al Maktum sebagai Imam Syi’ah
ketujuh. Cabang Syi’ah kedua ini dinamai Syi’ah Ismailiyah. Syi’ah Ismailiyah tidak menamp
akkan gerakannya secara jelas, sehingga muncullah Abdullah bin Maimun yangmembentuk
Syi’ah Ismailiyah sebagai sebuah sistem gerakan politik keagamaan. Ia berjuang mengorganisir
propaganda Syi’ah Ismailiyah dengan tujuan menegakkan kekuasaan Fatimiah.
Secara rahasia ia mengirimkan misionari ke segala penjuru wilayah muslim untuk menyebarkan
ajaran Syi’ah Ismailiyah. Kegiatan ini menjadi latar belakang berdirinya Dinasti Fatimiah di
Afrika dan kemudian berpindah ke Mesir. Sebelum Abdullah bin Maimun wafat pada tahun 874
M, ia menunjuk pengikutnya
yang paling bersemangat yakni Abdullah AlHusain sebagai pemimipin Syi’ah Ismailiyah. Ia
menyeberang keArika utara, dan berkat propagandanya yang bersemangat ia berhasilmenarik si
mpatisan suku Barbar, khususnya dari kalangan Khitamah menjadi pengikut setia gerakan ahli
bait ini. Pada saat itu penguasa Afrika utara, yakni Ibrahim bin Muhammad, berusaha
menekan gerakan Ismailiyah ini, namun usahanya sia-sia. Ziyadatullah putranya dan pengganti
Ibrahim bin Muhammad tidak berhasil menekan gerakan ini.
3
Adapun para penguasa Dinasti Fatimiah secara keseluruhan ada empat belas khalifah, akan
tetapi hanya beberapa yang akan kita bahas disini yaitu sebagai berikut
Di antara kejayaan Islam pada masa Dinasti Fatimiyah adalah kemakmuran di bidang
ekonomi dan berkembangnya Masjid Agung al-Azhar menjadi lembaga pendidikan universitas di
Kairo. Pembangunan pusat pembelajaran Dār al-‘Ilm yang melakukan pengkajian ilmu-ilmu
keislaman, astronomi, dan kedokteran, juga merupakan bagian penting dari kejayaannya. Buku
tentang optik dan penyembuhan mata, pintu-pintu gerbang yang megah, lukisan, ukiran, produk
4
tekstil dan keramik, serta seni penjilidan yang bernilai tinggi merupakan karya penting lain yang
dihasilkan pada masa dinasti ini. Bahkan kristal peninggalan dinasti ini yangditemukan dalam
kapal karam di Pantai Utara Cirebon, telah menghebohkan publik Indonesia bukan hanya karena
tingginya nilai seni yang dimilikinya, melainkan juga karena konsumen produk ini telah
merambah ke wilayah yang sangat jauh dari asalnya. Hal ini menunjukkan eksistensi Dinasti
Fatimiyah yang telah menjalin hubungan dagang dengan dunia luar. Sisi menarik yang perlu
diungkapkan dalam bidang politik dan kenegaraan pada masa Dinasti Fatimiyah adalah adanya
fenomena upaya penyatuan antara agama dan negara. Hal ini terlihat dari sejarah kemunculannya
yang menganggap pemimpinnya sebagai Imam Mahdi. Golongan Fatimiyah tidak hanya
menolak kekuasaan Abbasiyah di Bagdad dan Umayyah di Spanyol tetapi menyatakan bahwa
merekalah yang sebenarnya paling berhak memerintah seluruh kerajaan Islam. Namun demikian,
dalam pelaksanaannya, model kepemimpinan imam-imam Dinasti Fatimiyah cenderung
menunjukkan sikap materialistik berupa kemakmuran di hadapan publik.
Masa Kemajuan Dinasti Fatimiyah Setelah lama membangun kekuatan dan menjalankan
pemerintahan yang semula di Afika Utara, kemudian ke Mesir, dan Syiriah. Pada mulanya pusat
pemerintahannya adalah di al-Mahdiyah yang kemudian melakukan ekspansi ke Barat juga ke
Timur, dan ke Mesir. Kemudian di Mesir mereka membangun kota baru dengan nama Kairo.
Dinasti Fatimiyah dapat menguasai Mesir boleh dikatankan dalam waktu yang relatif cepat dari
sejak berdirinya, yang mana keadaan ini kemudian mendorong sesegera mungkin melakukan
perubahan dalam segala aspek kehidupan. Kejayaan Dinasti Fatimiyah ini terjadi setelah berhasil
menguasai Mesir, bahkan kejayaannya lebih kurang selama 200 tahun. Mesir menjadi pusat
kekuasaan yang mencakup Afrika Utara, Sisilia, Pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah,
Zainal Abidin Ahmad, Yaman, dan Hijaz. Pada era itu Kairo menjelma menjadi pusat intelektual
dan kegiatan ilmiah baru. Bahkan, pada masa pemerintahan Abu Mansur Nizar Al-Aziz (975 M -
996 M), Kairo mampu bersaing dengan dua ibu kota Dinasti Islam lainnya yakni, Baghdad di
bawah Dinasti Abbasiyah dan Cordoba pusat pemerintahan Umayyah di Spanyol. Kini,
Universitas Al-Azhar menjadi salah satu perguruan tinggi terkemuka yang berada di kota itu.
Pada masa pemerintahan Fatimiyah, persoalan agama dan negara tidak dapat dipisahkan. Agama
dipandang sebagai pilar utama dalam menegakkan daulah/negara. Untuk itu, pemerintah
5
Fatimiyah sangat memperhatikan masalah keberagamaan masyarakat meskipun mereka berstatus
sebagai warga negara kelas dua seperti orang Yahudi, Nasrani, Turki, Sudan.
Perkembangan dan kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Fatimiyah berkuasa yakni :
Kemajuan Administrasi Pemerintahan pengelolaan negara yang dilakukan Dinasti Fatimiyah
ialah dengan mengangkat para menteri. Dinasti Fatimiyah membagi kementrian menjadi dua
kelompok.
Dari mesir Dinasti Fatimiyah tumbuh semakin luas sampai ke Palestina, dan kemudian
propaganda Syiah Ismailiyah semakin tersebar luas melalui sebuah gerakan agen rahasia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dinasti Fatimiyah memiliki perhatian besar terhadap ilmu
pengetahuan. Fatimiyah membangun masjid Al Azhar yang akhirnya di dalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan sehingga berdirilah Universitas Al Azhar
yang nantinya menjadi salah satu perguruan Islam tertua yang dibanggakan oleh ulama Sunni. Al
Hakim berhasil mendirikan Daar al Hikmah, perguruan Islam yang sejajar dengan lembaga
pendidikan Kordova dan Baghdad. Perpustakaan Daar al Ulum digabungkann dengan Daar al
Himmah yang berisi berbagai buku ilmu pengetahuan. Beberapa ulama yang muncul pada saat
itu adalah sebagai berikut:
6
1. Muhammad al Tamimi (ahli Fisika dan Kedokteran)
2. Al Kindi (ahli sejarah dan filsafat)
3. Al nu”man (ahli hukum dan menjabat sebagai hakim)
4. Ali bin Yunus (ahli Astronomi)
5. Ali Al Hasan bin al Khaitami (ahli Fisika dan Optik)
Fatimiyyah adalah Dinasti syiah yang dipimpin oleh 14 Khalifah atau imam di Afrika dan
Mesir tahun 909–1171 M, selama lebih kurang 262 tahun. Para khalifah tersebut adalah :
Dari beberapa khalifah yang memimpin Dinasti Fatimiyah, dari periode yang pertama
sampai yang ke enam mengalami kemajuan dan sejak dipimpin dari khalifah periode ke tujuh
sampai ke empat belas mengalami kemunduran. Kemunduran Dinasti Fatimiyah berawal pada
pemerintahan Khilafah Al Hâkim. Ketika diangkat menjadi khalifah ia baru berumur 11 tahun.
Al Hâkim memerintah dengan tangan besi, masanya dipenuhi dengan tindak kekerasan dan
7
kekejaman. Ia membunuh beberapa orang wazirnya, menghancurkan beberapa gereja kristen,
termasuk sebuah gereja yang di dalamnya terdapat Kuburan Suci umat Kristen (1009). Maklumat
penghancuran Kuburan Suci ini ditandatangani oleh sekretarisnya yang beragama Kristen, Ibn
Abdûn. Peristiwa ini merupakan salah satu penyebab terjadinya Perang Salib1.
Ia memaksa umat Kristen dan Yahudi memakai jubah hitam, dan mereka hanya
diperbolehkan menunggangi keledai; Setiap orang kristen diharuskan menunjukkan salib yang
dikalungkan dilehernya, sedangkan orang yahudi diharuskan memasang semacam tenggala
berlonceng. Orang-orang Yahudi dan Nasrani dibunuh dan aturan-aturan tidak ditegakan dengan
konsisten. Ia juga dengan mudah membunuh orang yang tidak disukainya, bahkan pernah
membakar sebuah desa tanpa alasan yang jelas. Kemudian pada tahun 381 H / 991 M ia
menyerang Aleppo dan berhasil merebut Homz dan Syaizar dari tangan penguasa Arab.
Peristiwa ini menimbulkan sikap tidak percaya dari penduduk dan menyeret Daula Fatimiyah
dalam konflik dengan Bizantium. Walaupun pada akhirnya alHâkim berhasil mengadakan
perjanjian damai dengan Bizantium selama sepuluh tahun. Al-Hakim kemudian memilih
mengikuti perkembangan ekstrem ajaran Ismailiyah, dan menyatakan dirinya sebagai penjelmaan
Tuhan. Ia meninggalkan istana dan berkelana hingga akhirnya terbunuh di Mukatam pada 13
Pebruari 1021.
1
Sejarah Islam dan Ummatnya (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) h. 109
8
untuk membangun kembali gereja yang didalamnya terdapat Kuburan Suci, dimana dulu gereja
ini dihancurkan oleh Al Hakim.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sejarah berdirinya dinasti Fatimiyah tidak terlepas dari gerakan-gerakan militan dan prontal
yang dilakukan oleh Syi‟ah Ismailiyah yang dipimpin oleh Abdullah ibn Syi‟i dengan terampil
dan terorganisir. Pada tahun 909, gerakan tersebut berhasil mendirikan dinasti Fatimiyah di
Tunisia (Afrika Utara) dibawah pimpinan Sa‟idibn al-Husain setelah mengalahkan dinasti
Aghlabiah di Sijilmasa. Dinasti Fatimiyah membangun tiga ibu kota yaitu Raqadah, al-Mahdiyah
dan Kairo dibawah 14 khalifah selama 262 tahun yaitu sejaktahun 909 hingga 1171.
Kejayaan dinasti Fatimiyah dimulai sejak pindahnya pemerintahan dari Abu Tamim Ma'add al-
Mu'iz li-Din Allah (952 M - 975) M. dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abu al-
Manshur Nizaral-Aziz (975-996).
Kemunduran dan kehancuran dinasti Fatimiyah disebabkan Para penguasanya selalu tenggelam
dalam kehidupan yang mewah, Adanya pemaksaan ideologi syi‟ah kepada rakyat yang
mayoritas sunni.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ali,K. Sejarah Islam dari Awal hingga Runtuhnya Dinasti Usmani,Tarik Pramodern, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Al- Din al Surur, Jamal Muhammad. Al-Daulah al-Fathimiah fi Mishri, Dar al-fikri. Lebanon:
Dar el-Kutb. 1979
Bakar Istianah Abu, Sejarah Peradaban Islam, Malang : UIN-malang Press, 2008.
Esposito, J.L. The Islamic World: Abbasid Caliphate-Historians, USA: Oxford University Press.
2004.
Farhad Daftary, The Ismailis: Their History and Doctrinnis, New York, Cabrigde, University
Press, 1990.
E. Boswort, Dinasti-Dinasti Islam, diterjemahkan dari The Islamic Dynasties oleh Ilyas
Hasan, Bandung: Mizan, 1993.
Hamka. Sejarah Umat Islam. Cet. V. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD. 2005
11