Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Sejarah Sains Dan Peradaban Islam Yang di ampuh oleh bapak:
SALAHUDIN
NAMA KELOMPOK 2 :
1. Daniati Ifada : 211010179
2. Fitri Bella : 211010174
3. Fazril H : 211010187
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya
sehingga Makalah ini dapat terwujud. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi sumbangsih. Juga ucapan terima
kasih kepada Bapak SALAHUDIN selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Sejarah Sains Dan Peradaban Islam.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................…. 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bani Umayyah adalah keturunan Umayyah bin Abdul Syams, salahsatu suku
Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayyah mendirikan dalamdua periode:
Damaskus dan Cordoba. Dinasti Umayyah dimulai dengannaiknya Muawiyah
sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayyah berhasil mengokohkan
kekhalifahan di Damaskus selama 90 tahun (661 – 750). Penyebutan ”Dinasti”
pada kekhalifahan Bani Umayyah karena Muawiyah mengubah sistem suksesi
kepemimpinan dari yang bersifatdemokratis dengan cara pemilihan kepada yang
bersifat keturunan. Kemajuan-kemajuan diberbagai bidang mulai diraih
kekhalifahanIslam diantaranya adalah:
Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayyah telah
tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan.
2
terbesar dari orang-orang khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang
tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi
wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah
terakhir Bani Umayyah, dapat dikalahkan di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak
Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri ke Mesir.
Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani
Umayyah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah
kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka
berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota
keluarga Bani Umayyah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri
ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia
membangun kekuasaan Dinasti Bani Umayyah yang baru dengan berpusat di
Cordoba.
(b) Mendapatkan pertentangan pula dari Talhah dan Zubeir dari Mekkah.
(d) Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan.
(g) Munculnya Khalifah Bani Hasyim (satu cabang lain dari Quraisy).
3
dinasti ini adalah, kalau masa Bani Umayyah merupakan ekspansi daerah
kekuasaan Islam, maka saat dinasti Bani Abbas adalah masa pembentukan dan
perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.
Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan
pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan
Islam. Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas
(paman Nabi SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah
pendiri daulah ini, pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah
ini yang sebenarnya adalah Abu Ja’far al -Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah
inilah peletak dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah.
4
menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan pastilah akan
mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan dengan
menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel Martel.
sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga
saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang
fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti
Fatimiyah.
5
sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia
dilantik menjadi khalifah.
Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat
pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-Aziz (365-
386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan
bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan
di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun
istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu menampung tamu
sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat perhubungan, pertanian
maupun industri mengalami perkembangan pesat.
6
B. Kemunduran Dunia Islam
7
Faktor-faktor kemunduran islam di antaranya adalah:
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yangterjadi
dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya
sekedardiamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan
diamalkansampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam
dapatdiibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru
dikenakan,akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan.
Akibatnya parapengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam
kehidupannya,yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang
sangat menjijikkanseperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan
kehidupan duniawi,dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang
kebetulan sedang sukses.Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah
nafsu untuk berebut kekuasaantanpa disertai etika sama sekali. Kepada
bawahan diperas dan diinjak,sementara terhadap atasan berlaku menjilat
dan memuji berlebihan menjadihiasan mereka.
8
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama
jumud(konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Untukmenghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup
mengikutipendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian
tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat
imam-imammujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut
masih tetapmanusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas
dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abadsebelumnya
merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umatmanusia
dengan terang benderang.
9
C. Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam
10
D. Kemunduran Pendidikan Islam
Sepanjang sejarahnya, sejak awal dalam pemikiran islam telihat dua pola
pemikiran yang saling berlomba mengembangkan diri dan memiliki andil
yang sangat besar dalam pendidikan islam, yaitu : 1. Pola pemikiran yang
bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri pada wahyu yang
berkembang menjadi pemikiran sufustik dan kemudian mengembangkan pola
pendidikan sufi, dan 2.Pola pemikiran rasional yang mementingkan akal yang
mengembangkan pola pendidikan rasional. Pola ini sangat memperhatikan
pendidikan intelektual dan material. Kedua pola pendidikan yang menghiasi
dunia islam tersebut, pada masa kejayaan pendidikan islam merupakan dua
pola pendidikan yang berpadu dan saling melengkapi. Namun setelah umat
islam meninggalkan pola pemikiran yang bersifat rasional dan hanya
mengambil pola pemikiran sufistik, maka pola pendidikan yang
dikembangkannya pun tidak lagi menghasilkan perkembangan kebudayaan
islam yang bersifat material. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa pendidikan
islam mengalami kemunduran atau setidaktidaknya mengalami
kemandegan12. Fazlur Rahman – sebagaimana dikutip oleh Zuhairini –
mengatakan bahwa penutupan pintu ijtihad selama abad ke-4 H/10 M dan 5
H/11 M telah membawa kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu
intelektual, khususnya ilmu yang pertama. Dengan semakin ditinggalkannya
pendidikan intelektual, maka semakin statis perkembangan kebudayaan islam.
Ketidak mampuan intelektual dalam memecahkan berbagai permasalah yang
baru yang timbul akibat perubahan zaman, ikut merealisasi 11 12 Dr. Badri
Yatim, M.Ag., op.cit., hlm.101. Dra. Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008, cet. 9) hlm. 109.9 dengan adanya
pernyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup, sehingga terjadilah kebekuan
intelektual secara total13.
11
Lenyapnya metode berfikir rasional yang telah dikembangkan oleh kaum
Mu'tazillah ini mulai terjadi ketika khalifah al-Mutawakkil menyatakan bahwa
aliran Mu'tazilah tidak lagi menjadi madzhab negara dan digantikan dengan
aliran Asy'ariyah, ditambah dengan sikap anti pati umat islam terhadap aliran
Mu'tazilah. Ketika golongan Sunni memegang otoritas politik, tokoh-tokoh
Mu'tazillah diusir. Umat islam menjadi antipati terhadap ilmu-ilmu aqliyyah.
Akibatnya, perkembangan ilmu rasional menjadi sedikit14. Antipati terhadap
Mu'tazilah menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap kurikulum. Untuk
mengembalikan paham Ahlussunnah sekaligus memperkokohnya,
ulamaulama melakukann kontrol terhadap kurikulum di lembaga pendidikan.
Materi-materi yang diajarkan pun hanya terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan.
Lembaga-lembaga pendidikan tidak lagi megajarkan ilmu-ilmu filosofis,
termasuk ilmu-ilmu pengetahuan. Dengan dicurigainya pemikiran rasional
daya penalaran umat Islam mengalami kebekuan sehingga pemikiran kritis,
penelitian, dan ijtihad tidak lagi dikembangkan. Akibat dari itu semua, tidak
ada lagi ulama-ulama yang menghasilkan karya-karya yang mengagumkan.
Mereka tidak mau berusaha untuk memunculkan gagasan keagamaan yang
cemerlang dan hanya mencukupkan diri dengan karya-karya masa lampau.
Usaha yang mereka tempuh hanyalah sebatas mensyarahi atau menta'liq yang
bertujuan untuk memudahkan pembaca untuk memahaminya atau menambah
penjelasan dengan mengutip pendapat ulama lainnya15. Kondisi ini
diperparah lagi oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol pad pertengahan
abad ke-13 M, yang menghancurkan kerajaan Abbasiyyah. Dalam peristiwa
itu umat islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan 13 Lih. Ibid.,
hlm. 111. Hanun Asrohah, M.Ag., op.cit., hlm. 94. 15 Ibid., hlm. 121 14 buku-
buku ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya.16 Hancurnya pusat-
pusat kebudayaan islam (red : Baghdad dan Granada) menimbulkan rasa
lemah dan putus asa dikalangan masyarakat kaum muslimin, sehingga
menimbulkan gaya hidup yang fatalistis dalam masyarakat dan
mengembalikan segala urusan pada Tuhan.
12
Seseorang yang frustasi dan fatalis tidak lagi percaya pada kemampuannya
untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan kemsyarakatan. Mereka
lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk itulah
kebanyakan dari umat islam pada masa itu masuk ke tarekat-tarekat dengan
hanya berdzikir dan berdoa semoga Allah menghapus penderitaan mereka dan
mengembalikan kejayaan yang pernah diraih. Berpikir secara ilmiah dan
naturalis tidak lagi diterapkan. Oleh karena itu berkembanglah tahayyul dan
khurafat di kalangan masyarakat.17 M.M. Sharif – sebagaimana dikutip oleh
Zuhairini18 – mengatakan bahwa diantara sebab melemahnya pemikiran islam
tersebut antara lain : 1. Telah berkelebihan filsafat Islam yang bercorak sufi
yang dimasukkan oleh al-Ghozali yang mengarah pada bidang rohaniah
sehingga menghilang ke alam mega tasawuf yang kemudian menjadi satu
aliran penting di dunia timur. 2. Umat Islam, terutama pemerintahnya
melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tanpa memberi kesempatan
untuk berkembang. Pada masa ini para ahli ilmu umumnya terlibat dalam
urusan pemerintahan sehingga melupakan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Terjadinya pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar yang
mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan pengetahuan dan
kebudayaan. Sementara itu obor pikiran islam telah berpindah tangan kepada
kaum Masehi, yang telah mengikuti jejak kaum muslim. Ini terjadi 16 Lih.
Hanun Asrohah, M.Ag., op.cit., hlm. 123. Ibid., hlm. 125. 18 Dra. Zuhairini,
dkk., op.cit., hlm. 110 17 11 di wilayah barat akibat adanya perkembangan
filsafat yang bercorak rasional yang dikembangkan oleh Ibn Rusyd yang
kemudian menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran barat setelah
islam di Andalusia hancur.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah
SWT dan meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai
umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala
larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan
agama Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami kemunduran
dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15