Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN SAINS DAN PERADABAN

ISLAM PADA MASA KEMUNDURAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Sejarah Sains Dan Peradaban Islam Yang di ampuh oleh bapak:

SALAHUDIN

NAMA KELOMPOK 2 :
1. Daniati Ifada : 211010179
2. Fitri Bella : 211010174
3. Fazril H : 211010187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH ILMU KEGURUAN

UIN DATOKARAMA PALU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya
sehingga Makalah ini dapat terwujud. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi sumbangsih. Juga ucapan terima
kasih kepada Bapak SALAHUDIN selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Sejarah Sains Dan Peradaban Islam.

Harapan saya, makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang kemi


perkembangan umat islam dalam sains dan kemunduran . Penulis menyadari, isi
maupun cara penyampaian makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
membaca sehingga penulis bisa mengembangkan makalah menjadi lebih baik
dikemudian hari.

Palu, 16 Mei 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Kemajuan Dunia Islam............................................................ 2


B. Kemunduran Dunia Islam..................................................................... 7
C. Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam............................................ 10
D. Kemunduran Pendidikan Islam.......................................................… 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................…. 14
B. Saran..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, banyak para masyarakat dan khususnya bagi


parapelajar yang acuh tak acuh dengan sejarah Negara, apalagi sejarah
paradaban Islam.Dewasa ini mereka hanya memandang sejarah sebagai
dongeng yang membosankanuntuk di dengar. Padahal, sejarah, apalagi sejarah
peradaban Islam sangat penting bagi mereka, mereka dapat mengambil
pengetahuan diantaranya adalah mengetahui “Kemajuan, Kemunduran dan
Kebangkitan Dunia Islam di berbagai Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Pada zaman dinasti apa saja kemajuan dunia Islam?


2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran umat Islam?
3. Bagaimana periodisasi kebangkitan Islam?
4. Bagaimana Islam pada masa modern?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui sejarah kemajuan Islam.


2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran umat Islam.
3. Mengetahui eriodisasi kebangkitan Islam
4. Mengetahui Islam pada masa modern.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kemajuan Dunia Islam

a) Dinasti Umayyah (661-750 M)

Bani Umayyah adalah keturunan Umayyah bin Abdul Syams, salahsatu suku
Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayyah mendirikan dalamdua periode:
Damaskus dan Cordoba. Dinasti Umayyah dimulai dengannaiknya Muawiyah
sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayyah berhasil mengokohkan
kekhalifahan di Damaskus selama 90 tahun (661 – 750). Penyebutan ”Dinasti”
pada kekhalifahan Bani Umayyah karena Muawiyah mengubah sistem suksesi
kepemimpinan dari yang bersifatdemokratis dengan cara pemilihan kepada yang
bersifat keturunan. Kemajuan-kemajuan diberbagai bidang mulai diraih
kekhalifahanIslam diantaranya adalah:

a. Bidang ekspansi wilayah


b. Bidang bahasa dan sastra Arab
c. Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan
pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan.

Di masa ini gerakan-gerakan ilmiah telah berkembang pula, seperti dalam


bidang keagamaan, sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani
Umayyah mencapai puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka
menurun.

Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayyah telah
tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan.

Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian


Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan

2
terbesar dari orang-orang khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang
tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi
wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah
terakhir Bani Umayyah, dapat dikalahkan di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak
Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri ke Mesir.
Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani
Umayyah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah
kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka
berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota
keluarga Bani Umayyah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri
ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia
membangun kekuasaan Dinasti Bani Umayyah yang baru dengan berpusat di
Cordoba.

Penyebab runtuhnya Dinasti Bani Umayyah :

(a) Mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.

(b) Mendapatkan pertentangan pula dari Talhah dan Zubeir dari Mekkah.

(c) Pertentangan dari golongan Syiah.

(d) Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan.

(e) Persaingan antara kalangan anggota Dinasti Bani Umayyah.

(f) Kehidupan mewah pihak istana, sehingga membuat anak-anak

Khalifa kurang sanggup memikul beban berat.

(g) Munculnya Khalifah Bani Hasyim (satu cabang lain dari Quraisy).

Bekerjasama dengan kaum Syiah untuk melakukan serangan kepada


Bani.Umayyah

Setelah masa pemerintahan Bani Umayyah berakhir pemerintahan kemudian


di pimpin oleh Dinasti Bani Abbas (750 – 754 M ). Perbedaan antara kedua

3
dinasti ini adalah, kalau masa Bani Umayyah merupakan ekspansi daerah
kekuasaan Islam, maka saat dinasti Bani Abbas adalah masa pembentukan dan
perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.

b) Dinasti Abasiyah (750-1258 M)

Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan
pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan
Islam. Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas
(paman Nabi SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah
pendiri daulah ini, pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah
ini yang sebenarnya adalah Abu Ja’far al -Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah
inilah peletak dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah.

Para sejarawan membagi Daulah Abbasiyah dalam lima periode;

Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M)

Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M)

Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M)

Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M)

Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M)

c) Dinasti Umayyah di Spanyol (757-1492 M)

Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayyah di Spanyol


dengan sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad pada tahun 711 M
menaklukkan kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam
memperluas wilayah kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732

4
menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan pastilah akan
mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan dengan
menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel Martel.

d) Dinasti Fatimiyah (919-1171 M)

Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai


dengan penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri
sejumlah pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah,
Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah.

Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan


peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul

sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga
saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang
fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti
Fatimiyah.

Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya


mampu bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M).
Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte
Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah
berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq). Dan
Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan pengganti, telah meninggal
terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah menolak
penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal, menurut mereka
masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang
tampuk kepemimpinan spiritual.

Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil


kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama
keluarga dan para pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah,

5
sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia
dilantik menjadi khalifah.

Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di


Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan
roda pemerintahan di Maroko selama 24 tahun yang di pimpin oleh empat orang
khalifah, termasuk Ubaidillah al-Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah
lainnya yang pernah memerintah di Maroko adalah al-Qaim (322-323 H/934-946
M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz (341-362 H/952-975 M).

Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat
pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-Aziz (365-
386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan
bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan
di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun
istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu menampung tamu
sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat perhubungan, pertanian
maupun industri mengalami perkembangan pesat.

Sementara dalam bidang pemerintahan, Khalifah al-Aziz berhasil meredam


berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaannya.
Dinasti ini dapat maju antara lain karena didukung oleh militer yang kuat,
administrasi pemerintahan yang baik, ilmu pengetahuan berkembang, dan
ekonominya stabil. Namun setelah masa al-Aziz Dinasti Fatimiyah mengalami
kemunduran dan akhirnya runtuh, setelah berkuasa selama 262 tahun.

6
B. Kemunduran Dunia Islam

Kemundruan umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitartahun 1250


s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidangterutama dalam
bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam,kemunduran itu oleh
sebagai diyakini karena berasal dari berkembangnyasecara meluas pola
pemikiran tradisional.
Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8 juta km
atau 25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timurhingga sinegal
sebelah barat dan dari utara Turkestan hingga keselatanmozambik, dan jumlah
kaum muslimin lebih dari 1,3 miliyar orang.
Tapi kuantitas umat islam yang begitu besar belum di imbangi
dengankualitasnya, sehimgga kondisi umat islam sangat tertinggal oleh dunia
barat(Kristen).

Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:


1. Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
2. Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
3. Umat islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Umat islam kurang menjalankan jihad.
5. Umat islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal
ketamakanduniawi.
6. Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan umat.
7. Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
8. Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
9. Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.

Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan


kurangmemperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-
negara barat dalam bidang politik dan peradaaban. Menyadari kondisi
yangdemikian umat islam berusaha bangkit untuk mengejar ketinggalan.

7
Faktor-faktor kemunduran islam di antaranya adalah:
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yangterjadi
dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya
sekedardiamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan
diamalkansampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam
dapatdiibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru
dikenakan,akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan.
Akibatnya parapengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam
kehidupannya,yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang
sangat menjijikkanseperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan
kehidupan duniawi,dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang
kebetulan sedang sukses.Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah
nafsu untuk berebut kekuasaantanpa disertai etika sama sekali. Kepada
bawahan diperas dan diinjak,sementara terhadap atasan berlaku menjilat
dan memuji berlebihan menjadihiasan mereka.

Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya , dan pada prinsipnya


musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey,” Bukanlah
Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat Asia danmembawanya
kepada keadaan yang menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an
amir-amir kaum muslimin yang memegang kendalipemerintahan yang
telah menyeleweng dari jalan yang benar. Merekamenggunakan
pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis
mereka”.

8
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama
jumud(konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Untukmenghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup
mengikutipendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian
tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat
imam-imammujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut
masih tetapmanusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas
dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abadsebelumnya
merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umatmanusia
dengan terang benderang.

c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan


Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam
bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan
baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga
pendidikandiporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak berbekas.
Akibatnyaadalah dunia pendidikan tidak mendapatkan ruang gerak yang
memadai.Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak
memberikanruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan
penelitian danpengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan
akademik yangmenjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu
pengetahuan Islam satupersatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang
semula menjadilambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke
kota-kota besarEropa.

9
C. Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam

Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul disekitar


abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengahmengalami
kemunduran dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya.Ditengah-tengah
kemelut yang melanda Baghdad disebabkan karena invasiyang dilakukan oleh
tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan.

Secara umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakuisejarawan,


yakni masa klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa awalpertumbuhan
serta perkembangan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.Sebagai pemimpin
agam, saat itu Rasulullah masih dalam masa dakwah danpenyebarluasan agama
Islam, Islam pertengahan (1250-1800 M) setelah beberapa abad umat Islam
menguasai dunia, di awal abad ke-13 kekuasaanIslam mulai terguncang. Banyak
kerajaan-kerajaan kecil yang mulai beranimelakukan serangan-serangan karena
merasa tidak lagi diperhatikan daningin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada
saat itu. Dan puncak darikeruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah
kehancuran Bagdadsebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu khan (cucu
Jengis Khan).Ia adalah , serta modern (1800-sekarang). Periode ini merupakan
zamankebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan
duniaIslam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahw di Barat
telahtimbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam

10
D. Kemunduran Pendidikan Islam

Sepanjang sejarahnya, sejak awal dalam pemikiran islam telihat dua pola
pemikiran yang saling berlomba mengembangkan diri dan memiliki andil
yang sangat besar dalam pendidikan islam, yaitu : 1. Pola pemikiran yang
bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri pada wahyu yang
berkembang menjadi pemikiran sufustik dan kemudian mengembangkan pola
pendidikan sufi, dan 2.Pola pemikiran rasional yang mementingkan akal yang
mengembangkan pola pendidikan rasional. Pola ini sangat memperhatikan
pendidikan intelektual dan material. Kedua pola pendidikan yang menghiasi
dunia islam tersebut, pada masa kejayaan pendidikan islam merupakan dua
pola pendidikan yang berpadu dan saling melengkapi. Namun setelah umat
islam meninggalkan pola pemikiran yang bersifat rasional dan hanya
mengambil pola pemikiran sufistik, maka pola pendidikan yang
dikembangkannya pun tidak lagi menghasilkan perkembangan kebudayaan
islam yang bersifat material. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa pendidikan
islam mengalami kemunduran atau setidaktidaknya mengalami
kemandegan12. Fazlur Rahman – sebagaimana dikutip oleh Zuhairini –
mengatakan bahwa penutupan pintu ijtihad selama abad ke-4 H/10 M dan 5
H/11 M telah membawa kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu
intelektual, khususnya ilmu yang pertama. Dengan semakin ditinggalkannya
pendidikan intelektual, maka semakin statis perkembangan kebudayaan islam.
Ketidak mampuan intelektual dalam memecahkan berbagai permasalah yang
baru yang timbul akibat perubahan zaman, ikut merealisasi 11 12 Dr. Badri
Yatim, M.Ag., op.cit., hlm.101. Dra. Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008, cet. 9) hlm. 109.9 dengan adanya
pernyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup, sehingga terjadilah kebekuan
intelektual secara total13.

11
Lenyapnya metode berfikir rasional yang telah dikembangkan oleh kaum
Mu'tazillah ini mulai terjadi ketika khalifah al-Mutawakkil menyatakan bahwa
aliran Mu'tazilah tidak lagi menjadi madzhab negara dan digantikan dengan
aliran Asy'ariyah, ditambah dengan sikap anti pati umat islam terhadap aliran
Mu'tazilah. Ketika golongan Sunni memegang otoritas politik, tokoh-tokoh
Mu'tazillah diusir. Umat islam menjadi antipati terhadap ilmu-ilmu aqliyyah.
Akibatnya, perkembangan ilmu rasional menjadi sedikit14. Antipati terhadap
Mu'tazilah menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap kurikulum. Untuk
mengembalikan paham Ahlussunnah sekaligus memperkokohnya,
ulamaulama melakukann kontrol terhadap kurikulum di lembaga pendidikan.
Materi-materi yang diajarkan pun hanya terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan.
Lembaga-lembaga pendidikan tidak lagi megajarkan ilmu-ilmu filosofis,
termasuk ilmu-ilmu pengetahuan. Dengan dicurigainya pemikiran rasional
daya penalaran umat Islam mengalami kebekuan sehingga pemikiran kritis,
penelitian, dan ijtihad tidak lagi dikembangkan. Akibat dari itu semua, tidak
ada lagi ulama-ulama yang menghasilkan karya-karya yang mengagumkan.
Mereka tidak mau berusaha untuk memunculkan gagasan keagamaan yang
cemerlang dan hanya mencukupkan diri dengan karya-karya masa lampau.
Usaha yang mereka tempuh hanyalah sebatas mensyarahi atau menta'liq yang
bertujuan untuk memudahkan pembaca untuk memahaminya atau menambah
penjelasan dengan mengutip pendapat ulama lainnya15. Kondisi ini
diperparah lagi oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol pad pertengahan
abad ke-13 M, yang menghancurkan kerajaan Abbasiyyah. Dalam peristiwa
itu umat islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan 13 Lih. Ibid.,
hlm. 111. Hanun Asrohah, M.Ag., op.cit., hlm. 94. 15 Ibid., hlm. 121 14 buku-
buku ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya.16 Hancurnya pusat-
pusat kebudayaan islam (red : Baghdad dan Granada) menimbulkan rasa
lemah dan putus asa dikalangan masyarakat kaum muslimin, sehingga
menimbulkan gaya hidup yang fatalistis dalam masyarakat dan
mengembalikan segala urusan pada Tuhan.

12
Seseorang yang frustasi dan fatalis tidak lagi percaya pada kemampuannya
untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan kemsyarakatan. Mereka
lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk itulah
kebanyakan dari umat islam pada masa itu masuk ke tarekat-tarekat dengan
hanya berdzikir dan berdoa semoga Allah menghapus penderitaan mereka dan
mengembalikan kejayaan yang pernah diraih. Berpikir secara ilmiah dan
naturalis tidak lagi diterapkan. Oleh karena itu berkembanglah tahayyul dan
khurafat di kalangan masyarakat.17 M.M. Sharif – sebagaimana dikutip oleh
Zuhairini18 – mengatakan bahwa diantara sebab melemahnya pemikiran islam
tersebut antara lain : 1. Telah berkelebihan filsafat Islam yang bercorak sufi
yang dimasukkan oleh al-Ghozali yang mengarah pada bidang rohaniah
sehingga menghilang ke alam mega tasawuf yang kemudian menjadi satu
aliran penting di dunia timur. 2. Umat Islam, terutama pemerintahnya
melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tanpa memberi kesempatan
untuk berkembang. Pada masa ini para ahli ilmu umumnya terlibat dalam
urusan pemerintahan sehingga melupakan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Terjadinya pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar yang
mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan pengetahuan dan
kebudayaan. Sementara itu obor pikiran islam telah berpindah tangan kepada
kaum Masehi, yang telah mengikuti jejak kaum muslim. Ini terjadi 16 Lih.
Hanun Asrohah, M.Ag., op.cit., hlm. 123. Ibid., hlm. 125. 18 Dra. Zuhairini,
dkk., op.cit., hlm. 110 17 11 di wilayah barat akibat adanya perkembangan
filsafat yang bercorak rasional yang dikembangkan oleh Ibn Rusyd yang
kemudian menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran barat setelah
islam di Andalusia hancur.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar umat Islam mengalami kemunduran dikarenakan


kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi
Negara-negara barat dalam bidang politik dan peradaban. Pada akhirnya
makna yang terkandung dalam makalah ini adalah, bahwa sebagai umat
Islam patut berbangga diri telah mendapat hidayah dan takdir dilahirkan
sebagai umat Islam. Sedemikian hebatnya kejayaan Islam dimasa lampau
mulai dari kebudayaan, ilmu pengetahuan hingga sistem pemerintahan
yang sudah tertata rapi dan mempunyai sistem pemerintahan yang
demokratis. Isi Al-Quran yang demikian berarti bagi kehidupan manusia,
sebagai tuntunan dunia akhirat telah mengatur aturan-aturan main dalam
menjalankan tugasnya manusia di bumi ini untuk selalu melakukan
kebaikan dan ibadah yang semata-mata dilakukan karena ingin mendapat
Ridha-Nya.

B. Saran

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah
SWT dan meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai
umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala
larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan
agama Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami kemunduran
dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Harun, M.Ag., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1999)

Dirasah Islamiyyah II, (Jakarta ; RajaGrafindo Persada, 2003)

Muchtarom, Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,


2008)

Yatim, Dr. Badri, M.A., Sejarah Peradaban Islam

Yunus, Prof. DR. H. Mahmud, Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung,


1992)

15

Anda mungkin juga menyukai