DAN MODERN
NAMA ANGGOTA :
ERMAWATI
GUNAWAN. S
MUHAMMAD FARHANSYAH
SITI MAYSARAH
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami mendapatkan petunjuk,
kekuatan, dan kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Perkembangan Islam”
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kejayaan islam merupakan suatu hal yang tidak boleh kita lupakan
sebagai seorang umat muslim, karena islam sekarang yang kita rasakan tidak
terlepas dari peran orang-orang/tokoh-tokoh yang pernah terlibat di dalamnya.
Perkembangan kejayaan islam sendiri sangat berpengaruh pada kehidupan umat
islam di zaman sekarang.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa pada zaman kejayaan islam dahulu
terutama di masa klasik maupun modern, peradaban islam menjadi acuan kiblat
orang-orang barat seperti dunia kedokteran. Pada masa kejayaan islam, Ibnu Sina
yang biasa kita kenal dengan “Bapak Kedokteran” banyak sekali melahirkan
perkembangan-perkembangan dalam dunia medis. Dan dari sanalah banyak
orang-orang barat menjadikan Peradaban Islam sebagai Arah kiblat peradaban
kala itu.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembagian Periodesasi sejarah Islam?
2. Bagaimana perkembangan budaya dan juga Pendidikan di masa kejayaan dan
modern?
3. Apa yang menyebabkan mundurnya keyajaan perkembangan islam?
4. Mengapa Bangsa barat bisa lebih cepat berkembang daripada islam?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pembagian periodesasi sejarah islam!
2. Mengetahui secara luas kemajuan dan juga kebudayaan pada zaman kejayaan
dan modern!
3. Mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan dari mundurnya kejayaan islam
di masa kejayaan (Klasik) dan juga di masa modern!
4. Mengetahui bagaimana perkembangan islam di masa modern!
5. Menjelaskan alasan bangsa barat lebih cepat berkembang daripada islam!
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian Periodesasi
Penulis Barat banyak yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban”
Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” Arab. Untuk masa periode klasik,
pendapat itu mungkin dapat dibenarkan. Karena, pada masa itu pusat pemerintahan
hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat. Peranan bangsa Arab di
dalamnya sangat dominan. Semua wilayah kekuasaan Islam mengunakan bahasa
Arab sebagai bahasa administrasi.
Akan tetapi pada masa periode pertengahan dan periode modern sudah
terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam non-Arab,
seperti peradaban Persia, Turki, Urdu di India. Peran Arab pada masa ini sudah
jauh menurun. Bahkan tiga kerajaan besar Islam pada periode pertengahan tidak
satupun yang dikuasai oleh bangsa Arab. Namun meskipun sejak periode
pertengahan sudah terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-
peradaban” Islam non-Arab, semuanya masih dipersatukan oleh Islam yang
menjadi landasannya. Oleh karena itu, dinamai “kebudayaan” dan “peradaban”
Islam, bukan “kebudayaan” Arab dan “peradaban” Arab
1. Periode Klasik
Dalam periode ini merupakan masa kemajuan islam, keemasan dan
kejayaan islam dibagi menjadi kedalam dua fase. Pertama, adalah fase
ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650-1000 M). Dimasa inilah daerah
islam meluas melalui afrika utara sampai dengan ke Spanyol di belahan barat
dan melalui Persia ke India di belahan Timur.
5
Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Ibn Hayyam, al-
Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-
lainnya.1
Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat
Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah menurun dan
akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun
1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang2.
2. Periode Pertengahan
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran
(1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kejayaan Islam
pada tiga kerajaan besar ini terlihat dalam bentuk arsitek sampai sekarang dapat
dilihat di Istambul, Iran dan Delhi. Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang
sekali. Masa kemunduran, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-
serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan
raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa. Umat Islam semakin
mundur dan statis. Dalam pada itu, Eropa bertambah kaya dan maju. Penjajahan
Barat dengan kekuatan yang dimilikinya meningkat ke dunia Islam. Akhirnya
Napoleon menduduki Mesir di tahun 1748 M. Saat itu Mesir adalah salah satu
pusat peradaban Islam yang terpenting.4
1
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah pemikiran dan Gerakan
(Jakarta: Bulan Bintang, 1982 ), hlm. 12
2
Ibid, hlm.12
3
Ibid, hlm. 13
4
Ibid, hlm. 13
6
3. Periode Modern
Periode Modern (1800 - Sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat
islam. Jatuhnya mesir ke tangan bangsa Barat menginsafkan dunia islam akan
kelemahannya dan juga menyadarkan umat islam bahwa di bangsa Barat telah
timbul peradabab baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi umat
islam. Raja – raja dab para pemuka islam mulai memikirkan bagaimana
meningkatkan mutu dan kekuatan umat islam Kembali.5
Dengan demikian, keadaan menjadi berbalik serratus delapan puluh
derajat. Kalua di periode Klasik, bangsa barat kagum dengan kebudayaan dan
peradaban umat islam, tetapi di periode modern ini umat islam yang heran
melihat kebudayaan dan kemajuan bangsa barat. Karena umat islam heran
melihat alat-alat untuk ilmiah seperti teleskop, mikroskop, alat-alat untuk
percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan huruf latin, arab dan
Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon.6
Jadi, di periode modern ini, timbulah pemikiran-pemikiran, ide-ide
mengapa umat islam lemah, mundur, dan bagaimana, mengatasinya, dan perlu
adanya pembaharuan dalam islam. Dapat dilihat dari dari perjalanan sejarah
naik naik turunnya peradaban islam mulai dibentuk pada masa nabi, mengalami
pertumbuhan di masa Daulah Umayyah di Suria, dan masa puncak di masa
dinasti Abbasiyah di Baghdad dan Dinasti Umayyah di Spanyol, serta
memasuki masa kemundurannya pada periode pertengahan, hal ini
menimbulkan kesadaran bagi umat Islam untuk Kembali bangkit di periode
modern.
7
Kebangkitan dunia Barat ditandai dengan munculnya suatu gerakan, yakni
Renaisans7 yang diartikan kelahiran kembali, kebangkitan kembali peradaban (ilmu
pengetahuan) di Eropa pada abad ke-14 sampai ke-16 M, yang dimulai di Italia yang
dipelopori dari kalangan generasi muda. Latar belakang munculnya gerakan ini tidak
lain ingin melepaskan diri dari genggaman kekuasaan Gereja yang bersifat otoriter,
memaksakan pendapatnya sekalipun bertentangan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, seperti penemuan Galeleo Galilei (1565-1642) tentang pentingnya
akselerasi dalam dinamika bertentangan dengan keputusan gereja, menyebabkan
beliau dijatuhi hukuman mati.8
Kontak pertama Hubungan Bangsa Barat dengan Islam terjadi ketika daerah-
daerah pemerintahan Rumawi Timur (Byzantium), Syiria, dan Mesir jatuh ke tangan
pemerintahan Islam. Keduanya terjadi pada masa pemerintahan ‘Umar bin Khaţţāb.
Syiria jatuh pada tahun 638 M dan Mesir pada tahun 640 M.
Kontak kedua, terjadi satu atau dua abad kemudian ketika beberapa raja
Islam dapat menguasai negeri-negeri Spanyol, Portugal, Perancis, pulau-pulau
penting di Laut Tengah seperti Sardinia, Sisilia, Malta, serta beberapa daerah kecil di
Italia Selatan. Lamanya kekuasaan Islam pada negeri-negeri ini yaitu:
Kontak ketiga, terjadi di Eropa Timur sejak abad ke-14, hingga awal abad
ke-20 M ketika Imperium Turki Uśmani menguasai semenanjung Balkan (Eropa
timur) dan Rusia selatan. Negeri-negeri yang pernah di bawah Imperium Turki di
Eropa antara lain Yunāni, Bulgaria, al-Bania, Rumania, Yugoslavia, Horgarie,
sebagian Rodus, Cyprus, Austria, dan sebagian Rusia, Ukrania.10
7
Renaissance dalam istilah lain disebut a new birth of revival of internest, yakni
suatu kelahiran baru atau suatu pemunculan kembali karena suatu kepentingan.
Lewis Mulford Adams (ed.), Webster’s World University Dictionary (Washington
DC: 1965), 833.
8
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat II (Yogyakarta: Kanisius, 1980),
hlm 14.
9
Hasbullah Bakry, Di Sekitar Filsafat Skolastik Islam, Cet. III (Jakarta: Tintamas,
1973), 77
10
Ibid., 77-78.
8
Dari ketiga periode kontak tersebut, yang paling besar pengaruhnya adalah
pada periode kontak kedua, di mana pada masa ini telah berhasil melahirkan tokoh-
tokoh pemikir yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan dan filsafat. Pada masa
inilah muncul berbagai ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama maupun
ilmu pengetahuan umum, serta lahirnya filsuf-filsuf Islam.
11
al-Nadawi, Masa Khasira al-Alam, 126.
12
Ibid, hlm 77
13
Oemar Amin Hossein, Filsafat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 196-198
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua wilayah Islam menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa administrasi. Budaya Persia menekan budaya Arab.
Kejayaan Islam di tiga kerajaan besar itu terlihat dalam wujud
arsiteknya yang sampai sekarang bisa dilihat di Istanbul, Iran dan
Delhi. Para raja dan pemimpin Islam mulai memikirkan
bagaimana meningkatkan kualitas dan kekuatan umat Islam
kembali. Hal ini menimbulkan kesadaran bagi umat Islam untuk
bangkit kembali pada periode modern. Menurut Nourouzzaman
Shiddiqy, sejarah peradaban Islam terbagi menjadi tiga periode;
pertama, periode klasik (+650–1258 M); kedua, periode abad
pertengahan (kejatuhan Bagdad hingga akhir abad ke-17 M) dan
periode modern (dari abad ke-18 hingga sekarang) Peran bangsa
Arab pada masa ini sudah sangat menurun. Pada masa ini
integritas umat Islam di bidang politik mulai pecah. Perbedaan
antara Sunni dan Syi'ah serta antara Arab dan Persia menjadi lebih
jelas. Umat Islam di Spanyol terpaksa masuk Kristen atau
meninggalkan daerah tersebut. Sebab, saat itu pusat pemerintahan
hanya satu dan selama beberapa abad sangat kuat. Tiga kerajaan
besar adalah Kekaisaran Ottoman di Turki, Kekaisaran Safawi di
Persia dan Kekaisaran Mughal di India. Saat itu Mesir merupakan
salah satu pusat peradaban Islam yang terpenting.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam hingga Abad XX.
Palembang: Akbar Publisher, 2018.
Bakry, Hasbullah. Di Sekitar Filsafat Skolastik Islam. Jakarta: Tirtamas, 1973.
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat II. Yogyakarta: Kanisius, 1980.
Hossein, Oemar Amin. Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan.
Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
Nasution, Syamruddin. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau: Asa Riau,
2017.
11