Nama Penyusun:
1. Niswatun Nadila Aulia
2. Ana Nilna Nabila
3. Azmi Azinuddin Darusalam
4. Muhammad Rifqi Pontho
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Sosial Politik Masa Kemunduran Pendidikan Islam............4
B. Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Islam..................................................5
C. Objek-objek Kemunduran Pendidikan Islam.................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika ditelusuri perjalanan sejarah peradaban Islam dapat diketahui bahwa telah
pernah terjadi kebangkitan peradaban Islam pada abad klasik, terkhusus pada dua
Daulah, yaitu Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Umayyah di Cordova.
Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan pada saat itu mengalami perkembangan
dan kebangkitan yang sangat pesat.1
Dan Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh penganut agama Islam
sebagai suatu kegiatan pendidikan yang bersumber dari pokok ajaran Islam Al-
Quran dan Al-Hadits sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai dirintis
sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami pasang
dan surut.
Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu
puncak kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang luasnya lembaga-
1
Syamruddin Nasution. Penyebab Kemunduran Peradaban Islam Pada Abad Klasik.
Jurnal An-nida : Jurnal Pemikiran Islam (UIN Sultan Syarif Qasim Riau : Juni 2017 Vol. 41
No.1). hlm 1
iv
lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal di berbagai pusat
kebudayaan Islam.
Hal ini dipengaruhi oleh jiwa dan semangat kaum Muslimin pada waktu itu
yang sangat dalam penghayatan dan pengamalannya terhadap ajaran Islam.
Namun pendidikan Islam yang pernah mengalami masa puncak tersebut, lambat
laun mulai mengalami kemerosotan jika dibandingkan dengan masa sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi sosial politik masa kemunduran pendidikan islam?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab kemunduran pendidikan islam ?
3. Apa saja objek-objek Pendidikan islam pada masa kemunduran ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kondisi sosial politik masa kemunduran islam
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemunduran islam
3. Untuk mengetahui objek-objek masa kemunduran islam
v
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Islam dibagi kepada beberapa periode, yaitu periode klasik (650-1250
M), merupakan zaman kemajuan dan dibagi pula ke dalam dua fase. Pertama fase
ekspansi in- tegrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Kedua, fase disintegrasi
(1000-1250 M). Pada fase ini keutuhan umat dalam bidang politik mulai pecah,
kekuasaan khalifah mulai menu run. Baghdad diserang dan dihancurkan oleh
Hulagu Khan di tahun 1258M.
Periode pertengahan (1250- 1800 M) di bagi kepada dua fase. Pertama, fase
kemunduran (1250-1500 M), di zaman ini disintegrasi semakin memuncak
Perbedaan Arab dan Parsi, Syiah dan Sunni semakin tajam. Kedua, fase Tiga
Kerajaan Besar (1500-1800 M) yang dibagi kepada zaman kemajuan (1500-1700
M), dan fase kemunduran (1700-1800 M) (Na- sution, 1996: 13)2.
Periode modern (1800 M dan seterusnya). Merupakan zaman kebangkitan
umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon di tahun 1798, menyadarkan
umat Islam atas ke- lemahan mereka dan menyadari pula betapa bangsa Barat
telah lebih maju jauh dari umat Islam.Dari perjalanan sejarah umat Islam tersebut
dapat dilihat bahwa umat Islam telah mengalami pasang naik (kema- juan) dan
pasang surut(kemunduran), baik kemunduran (1250-1500), maupun fase
kemunduran II (1700-1800). Pada fase kemunduran ditandai dengan munculnya
disintegrasi, perpecahan muncul disebabkan karena, ras, maupun karena paham
keagamaan. Pada periode kemunduran ini pula munculnya paham taklid dan
fatalisme.
Di samping itu, datang pula tekanan dan ekspansi ke- kuatan luar untuk
menekan Islam, hal ini membuat umat Islam (kerajaan Islam) tidak berdaya
menghadapinya. Misal- nya, penyerbuan bangsa Mongol yang dipimpin oleh
Hulagu Khan terhadap Baghdad dan menghancurkannya. Serangan bangsa
Afghan terhadap Kerajaan Safawi di Parsi, serangan raja-raja India terhadap
Kerajaan Mughal di India sehingga wilayah kerajaan ini semakin mengecil,
2
Haidar Putra Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2004), Hal 137
vi
begitu juga kerajaan Turki Usmani selalu kalah dalam peperangan menghadapi
bangsa Eropa setelah abad kedelapan belas. Kenyataan-ke- nyataan ini semua
membuat ketidakberdayaan umat Islam dalam bidang politik, dan hal ini sangat
berpengaruh bagi kewibawaan politik umat Islam. Di samping itu, kehidupan
spiritual dalam bentuk sufi dan tarikat menunjukkan perhatian yang tinggi bila
diban- dingkan dengan kehidupan intelektual. Berkembang pula pendapat di kala
itu bahwa pintu ijtihad tertutup. Karena tidak ada lagi pemikir Muslim yang
tangguh yang muncul sebagaimana pada masa-masa yang lalu. Kemacetan
berpikir ini menyebabkan ilmu tidak berkembang.
Selain dari itu yang tidak kalah tragisnya adalah negeri- negeri yang mayoritas
penduduknya beragama Islam dijajah oleh penjajah Barat. Sejak abad ke-17 M,
penjajah Barat telah banyak memainkan peranannya memperlemah masyarakat
Muslim. Kerajaan Islam Mughal mengalami kehancuran di- sebabkan karena
serangan raja-raja Hindu dan juga intervensi Inggris. Begitu juga halnya dengan
kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, tidak berdaya dalam menghadapi penjajah
Barat. Malaka jatuh ke tangan Portugis di tahun 1511, mengikut pula kerajaan
Islam Lainnya di Indonesia.3
3
Haidar Putra Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2004), Hal 139
vii
(intelektual) secara maksimal, pada gilirannya tidak lagi muncul intelektual
Muslim yang mampu memproduk ilmu pengetahuan.
Selain dari itu, ada yang berpendapat dikarenakan timbulnya disintegrasi
(perpecahan) di kalangan umat Islam. Perpecahan itu bisa dipicu disebabkan
karena paham ke agamaan.(fikih, teologi, sufisme) dan bisa karena faktor ras,
suku yaitu antara Arab dengan Parsi, Turki dan lain sebagainya. Perpecahan itu
juga tidak bisa lepas dari faktor intern keluarga kerajaan dalam rangka untuk
menduduki posisi kekhalifahan.Mungkin faktor kemunduran itu tidak hanya satu,
bisa berakumulasi, antara politik, sosial, ekonomi, dan pemaham an keagamaan.
Yang jelas, terlihat bahwa pada era tertentu setelah abad ketiga belas mulailah
tampak tanda – tanda kemunduran tersebut terutama dibidang sains dan sikap
terhadap sains4.
Dalam sejarah kehancuran total yang dihadapi kota-kota pendidikan dan
kebudayaan Islam yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi pendidikan Islam
dan melemahnya pemikiran Islam yaitu disebabkan :
1) Berlebihannya filsafat Islam yang bersifat sufistik
Dalam hal ini dijelaskan tentang 2 pola intelektual yang saling berlomba
mengembangkan diri dan memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan
pola pendidikan umat Islam yang muncul dalam sejarah panjang dunia Islam.
Dari pola pikir yang bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri pada wahyu
yang kemudian berkembang menjadi pola sufistik dan mengembangkan pola
pendidikan sufi.5
4
Haidar Putra Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dan Faktor-faktor penyebab kemunduran
, (Jakarta : Kencana, 2004), Hal 140 - 143
5
Sultan Habib. Pendidikan Islam Masa Kemunduran. Jakarta : 12-Agustus-2011. hlm 2-3
viii
2) Sedikitnya kurikulum Islam
Dalam hal ini menjelaskan tentang sedikitnya materi kurikulum dan mata
pelajaran umum yang ada di madrasah-madrasah, seperti menafikan perhatian
kepada ilmu-ilmu kealaman dan hanya terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan
yang ditambah dengan sedikit gramatikal dan bahasa sebagai alat yang
diperlukan.
ix
berkuasa. peradaban Abbasiyah, tidak pernah berubah menjadi maju[3]. Karena,
sepanjang masa itu, khalifah-khalifah tidak lagi mempunyai kekuasaan mutlak
terhadap peradaban Abbasiyah yang dipegangnya Ilmu pengetahuan yang
berkembang zaman Kemunduran Abbasiyah.
x
mempertahankan keberlangsungan aliran sunni di kekuasaan Abbasiyah.
Ilmu pengetahuan yang diajarakan di Madrasah Nizamiyah berorientasi ilmu
keagamaan dan sedikit ilmu kealaman. Menurut Mahmud Yunus kurikulum
(matapelajaran) yang diajarkan di Madrasah Nizamiyah adalah ; Al-Qur’an,
Sastra Arab, Sejarah Nabawiyah, Fikih, Ushul Fikih dengan menitik beratkan
pada mazhab Syafi’I dan teologi Asy-‘Ariyah[28].
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Islam Zaman Kemunduran Islam (Akhir Abbasyah) mengalami
statganitas dan menurun secara drastis, karena perhatian penguasa tidak banyak
dicurahkan untuk pengembangan bidang pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Perhatian penguasa banyak terfokus keranah politik, bagaimana
mempertahankan kekuasaan. Tarik- menarik pengaruh kekuasaan di pusat
pemerintahan Bagdad antara dinasti Seljuq dan Buaihi bisa dikatakan sebagai
penyebabnya. atas pengaruh kedua dinasti yang mendominasi Abbasiyah,
khalifah hanyalah sebagai symbol atau boneka yang tidak punya power atas
kuasa kekuasaan yang diembannya sebaga seorang penguasa Abbasiyah.
Untuk pengembangan keilmuan di masa dinasti Seljuq dan Buaihi ini ilmu
tidak banyak jumlah, di antara ilmuan yang terlahir di zaman ini adalah ; Abd al-
Rahman Sufi, Ad-Dawlah, Al-Kafi dan Abu al Wafa’, Ibnu Sina, Jabir ibn
Hayyan, Abu Raihan Muhammd al Baituni, Abu Hamid Muhammad ibn al-
Ghazali, Abul Ma’ali al-Juwaini. sedangkan lembaga pendidikan yang ada
diantaranya ; Perpustakan, Madrasah Nizamiyah dan Istana di zaman Buaihi.
Ilmu pengetahuan yang berkembang adalah ; fisika, ilmu bintang
(astronomi), matematika, ilmu Alam, Ilmu medis (kedokteran), Penelitaian
Tanah, Sejarah Sastra, cara memelihara binatang, bercocok tanam, dan beberapa
segi dari sejarah kealaman dan ilmu Kimia. Untuk ilmu aqliah berkembang, fikih,
ushul fikih yang beorientasi aliran Syi’ah, dan teologi, tafsir al-Qur’an, ‘Ulumu
al-Qur’an, Hadis, Tasauf, Sastra Arab, Sejarah Nabawiyah, kajian-kajian Islam,
Ilmu Hisab, Faraid, dan ilmu kalam.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Daulay Haidar Putra, Pasa Nurgaya, Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2004),
Hal 137
Daulay Haidar Putra, Pasa Nurgaya, Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2004),
Hal 139
xiii