Disusun oleh:
Deti sofia mutmainnah 23220301
Eka Amalia Safitri 23220339
Manisha Saqiya Aghniy 23220312
Mela Meliani 23220313
Kelas: 2A KPI
PROGRAM KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
Tahun Ajaran 1445 H/2024 M
i
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, puji syukur
kita panjatkan ke hadirat-Nya, atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, seorang utusan yang membawa cahaya petunjuk
bagi umat manusia.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Sejarah Arab Sebelum Islam............................................................. 3
B. Sistem Kehidupan Pra Arab............................................................... 6
C. Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw............................................... 13
D. Penyebaran Islam di Arab dan Pengaruhnya...................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sosial, budaya, politik, dan agama Arab pada masa Nabi
Muhammad SAW sangat terkait dengan latar belakang Islam. Semangat
seperti keberanian, kehormatan keluarga, dan kesetiaan suku sangat
dipegang teguh dalam lingkungan tradisi Arab. Kehidupan sehari-hari
mereka terdiri dari penyembahan berhala, yang merupakan bagian dari
tradisi keagamaan mereka juga.
Pada masa itu, politik Arab diatur oleh struktur suku, dengan
pemimpin suku atau kaum yang paling berkuasa memegang banyak
kekuasaan. Konflik sering muncul sebagai akibat dari persaingan antar-
suku, baik dalam bentuk perang kecil maupun dalam lingkup ekonomi dan
politik yang lebih luas.
Dengan memahami konteks ini, jelas bahwa misi Nabi Muhammad SAW
untuk menyebarkan ajaran Islam tidak hanya membawa perubahan keyakinan,
tetapi juga menghadapi tantangan besar terhadap kebiasaan dan struktur
masyarakat yang sudah ada pada saat itu.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang dapat dibuat dalam penyusunan
makalah ini:
1
A. Bagaimana tradisi, budaya, politik, dan agama masyarakat Arab pada
masa Nabi Muhammad SAW?
B. Bagaimana Islam menyebar dan diterima oleh masyarakat pada masa itu?
C. Bagaimana pengaruh munculnya agama Islam?
C.Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah sejarah peradaban Islam
2. Untuk mengetahui bagaimana tradisi, politik, dan agama masyarakat Arab
pada masa Nabi Muhammad Saw.
3. Untuk mengetahui bagaimana Islam menyebar dan diterima oleh
masyarakat Arab
4. Untuk mengetahui pengaruh munculnya Islam terhadap masyarakat Arab
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Periode klasik, yaitu masa Nabi Adam sampai sebelum diutusnya Nabi
Muhammad Saw.
2. Periode sejarah Rasulullah Saw. (570-632 M)
3. Periode Khulafa’ Rasyidin (632-661 M)
4. Periode pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M)
5. Periode pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M)
6. Periode pemerintahan Mamluk (1250-1517 M)
7. Periode pemerintahan Utsmani (1517-1923 M)
8. Periode dunia Islam kontemporer (1922-2000 M)
1
Musyarif, Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah) (Sulawesi Selatan: KAAFAH
LEARNING CENTER, 2019).
2
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media
Eka Sarana, 2006).
3
Pada makalah ini, pembahasan terkait sejarah peradaban Islam dimulai
dengan uraian tentang sejarah bangsa Arab sebelum Islam. Negeri dan
bangsa Arab adalah yang pertama kali mengenal dan menerima
Islam.Sejarah menunjukkan bahwa, selain membesarkan Islam, bangsa Arab
mampu menjadi bangsa yang besar, kuat, dan bersatu berkat kesetiaan dan
keikhlasannya terhadap Islam. Sejarah juga menunjukkan bahwa berkat
perannya, Islam cepat menyebar ke seluruh dunia.
Salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah
kepercayaan, yang merupakan jalan menuju kehidupan yang abadi. Pada
masa lalu, terdapat berbagai macam kepercayaan di dunia saat ini, yang
berasal dari masa jahiliyah atau sebelum kedatangan Islam, seperti agama
Yahudi, Kristen, Majusi, Panagisme, dan Hunafa'. Penduduk Arab sebelum
kedatangan Islam juga menganut berbagai agama, dan berbagai ideologi dan
keyakinan keagamaan hidup di jasirah Arab3.
3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Ppersada, 2007).
4
Nurul Asrii, Wilayah Jazirah Arab, 2015.
4
Di bagian selatan berbatasan dengan samudra hindia
5
Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah).
5
Kebudayaan mereka tidak berkembang karena peperangan yang terus
menerus. Karena itu, sumber-sumber sejarah pra-Islam Arab ditemukan di
dunia Arab.
2. Segi Budaya
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam
suatu masyarakat, sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis
dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kebudayaan lebih
banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral.
Kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud yaitu:
a. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide,
gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan peraturan.
b. Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
6
Bayu Pamungkas, Bangsa Arab Sebelumnya Datangnya Islam (Inspiratif Kreatif, n.d.).
6
c. Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya. Adapun istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian
dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah7.
7
Din Muhammad Zakariya, “SEJARAH PERADABAN ISLAM (Prakenabian Hingga Islam Di
Indonesia)” (Malang: Intrans Publishing, 2018), 1–42.
8
Pamungkas, Bangsa Arab Sebelumnya Datangnya Islam.
7
Berikut ini agama yang dianut oleh masyarakat Arab sebelum adanya
Islam:
1. Yahudi
Agama ini dianut oleh orang-orang yahudi yang bermigrasi ke
Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi AlQura dan Taima’
menjadi pusat penyebaran agama ini. Ajaran ini juga sampai ke
Yaman. Raja Dzu Nuwas bahkan memeluk agama ini. Ia memerintah
penduduk Najran agar masuk agam yahudi. Bahkan, ia tidak segan-
segan membuat parit yang dipasang api sebagai bentuk hukuman bagi
pengikutnya yang menolak masuk agama yahudi. Mereka yang tidak
mati karena api itu akan dibunuh dengan pedang atau dibuat cacat9.
2. Kristen
Agama ini masuk ke suku-suku Ghasasinah dan Al Munadzirah.
Beberapa gereja terkenal dibangun pada masa ini, diantaranya; gereja
Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Adapun suku Quraisy
yang memeluk agama kristen adalah bani Asad bin Abdil Uzaa, bani
Imri-il Qasy dari Tamim, bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan
sebagian kabilah Qudha’ah.
3. Majusiyah
9
Pamungkas.
10
Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah).
8
Sebagian dari sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di zaman bani
Tamim, termasuk Zaraarah han Haajib bin Zaraarah dan juigfa Al-
Aqra' bin Haabis dan Abu Sud, kakek Waki' bin Hisan. Agama ini juga
masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
4. Paganisme
Kepercayaan ini adalah keyakinan dengan menyembah berbagai
macam patung berhala di sekitar Ka'bah, termasuk bintang dan
matahari, sebagai sesembahan selain Allah. Di Jazirah Arab,
khususnya di Haraan, Bahrain dan Makkah, sebagian besar Bani
Lakhm, Khuzu'ah, dan Quraisy menyembah matahari, dan di Yarnan
juga. Agama pagan sudah ada sejak masa sebelum Ibrahim, dan
penyembahan ini dapat mendekatkan mereka pada Tuhan sebagaimana
yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Ada empat sebutan berhala pada
keyakinan ini, yaitu: Sanam, Wathan, Nusub, dan Hubal.
5. Al Hunafa’
Beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al
Hunafa' tetap menganut agama hanif, menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya, dan menantikan kenabian, meskipun paganisme
menjadi hegemoni di masyarakat Arab pada waktu itu. Selain tiga
agama di atas, Hanafiyah adalah salah satu corak beragama yang ada
sebelum Islam, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim
yang murni yang tidak terpengaruh oleh keinginan untuk menyembah
berhala. Mereka tidak menganut agama Yahudi atau Kristen, tetapi
mengakui keesaan Allah.
9
meminum Arak dan hukuman bagi mereka yang meminumnya,
pengharaman zina dan hukuman bagi pelakunya, dan berdiam diri.
6. Segi Politik
Pada masa jahiliah, masyarakat Arab tidak memiliki pemerintahan
seperti saat ini. Perang sering terjadi antar kaum, kabilah, dan suku,
dan mereka hanya memiliki pimpinan yang mengurus berbagai hal
dalam keadaan perang dan damai11.Bahkan perang terkadang
berlangsung selama bertahun-tahun. Misalnya, Perang Busus terjadi
antara kabilah Bakar dan kabilah Taghlib selama empat puluh tahun
hanya karena perselisihan tentang seekor unta. Perang Dahis juga
terjadi antara pimpinan suku Al-Gubara dan suku Dahis selama empat
puluh tahun hanya karena perselisihan kecil. Dan Perang Fujar terjadi
kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus untuk
menjalankan pemerintahan.
Sebelum Islam, Jazirah Arab tidak pernah dijajah oleh negara lain,
dan tidak pernah ada kesatuan politik di seluruh wilayahnya. Kerajaan-
kerajaan kecil di Jazirah Arab bagian selatan biasanya berkuasa atas
wilayah yang kecil dengan populasi yang terbatas. Mereka lebih suka
bergabung dengan setiap kabilah atau diperintah oleh seorang Syaikh,
yang dianggap sebagai anggota kabilah yang paling tua dan berani.
Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh di
antara semua suku Arab; bahkan hubungan kerjasama antar suku atau
11
A. Hasymy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1984).
10
kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Jazirah Arab, seperti kerajaan Mu’in
Himyar, Saba’ Hirrah, Gassan dan lainnya, sulit untuk terbentuk
karena tidak ada kepentingan bersama.
12
Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah
Pergerakan Islam Di Masa Rasulullah SAW., 16th ed. (Jakarta: Robbani Press, 2010).
11
Beliau lahir dari keluarga miskin, tetapi berdarah mulia dan terhormat. Dia
bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin
Qushay bin Kilab. Keluarga Hasyim ini diceritakan memberikan air minum
kepada jamaah haji yang disebut Siqayah Al Hajj13.
Ibunda Nabi Muhammad Saw, Aminah binti Wahab, adalah dari Bani
Zuhrah. Kilab ibn Murrah kemudian bertemu dengan nasab ayah dan ibunda
Nabi. Ayahnya Abdullah meninggal dunia tiga bulan setelah mereka
menikahi Aminah, sehingga Nabi Muhammad SAW lahir yatim. Nabi
Muhammad kemudian diserahkan kepada Halimah Sa'diyyah, seorang ibu
pengasuh. Nabi Muhammad SAW dibesarkan dalam asuhannya sampai usia
empat tahun, setelah kurang lebih dua tahun berada dalam asuh ibu
kandungnya. Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu ketika dia berusia
enam tahun14.
13
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Kalam Mulia, 2006).
14
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah (Jakarta: Qisthi Press, 2009).
12
sebelum masa turunwahyu ia suka mengasingkan diri pada sebuah
pegunungan di luar kotaMakkah untuk berdoa dalam keheningan15.
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia dua puluh lima tahun, dia pergi
berdagang ke Syam untuk menjual barang-barang yang dimiliki oleh
Khadijah, seorang wanita kaya dan terkenal. Ketika dia mendengar tentang
kejujuran, kredibilitas, dan kemuliaan ahlaknya, Khadijah tertarik untuk
menikahinya. Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar hadir di acara
pernikahan.
15
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000).
16
Samsul Nizar, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Kencana, 2009).
13
Hasil dari kerja kerasnya mulai terlihat. Dimulai dengan hanya beberapa
pengikut Nabi Muhammad SAW, mereka sekarang menjadi lebih banyak.
Mereka terutama wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tidak punya
apa-apa. Meskipun mereka kebanyakan orang yang lemah, semangat mereka
luar biasa17.
Kedua keluarga besar pelindung Nabi itu diboikot oleh musyrikin Quraisy
setelah mereka menyadari hal itu. Tidak lama setelah pemboikotan itu, paman
Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib, dan istri beliau, Khadijah, meninggal
dunia. Oleh karena itu, tahun itu disebut sebagai "am al-huzn", yang berarti
"tahun kesedihan".
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003).
14
muslimin apakah mereka mempercayainya atau tidak. Bagi orang-orang
musyrik Quraisy, peristiwa itu digunakan untuk mengolok-olok Nabi
Muhammad SAW, bahkan menuduhnya sebagai orang yang tidak berpikir
logis.Penduduk Yatsrib yang berhaji ke Makkah menyebabkan perkembangan
besar dalam dakwah Islam setelah peristiwa Isra' dan Mikraj. Mereka yang
berasal dari suku Aus dan Khazraj menjadi Muslim. Mereka meminta Nabi
Muhammad SAW untuk memberikan izin untuk pindah ke Yatsrib atas nama
penduduknya. Mereka berkomitmen untuk membela Nabi Muhammad SAW
dari berbagai bahaya. Mereka juga meminta Nabi untuk menyetujuinya. Nabi
Muhammad SAW pindah ke Yatsrib setelah perjanjian "Aqobah"18.
18
Yatim.
19
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek (Jakarta: UII-Press, 2008).
15
Ukhuwwah islamiyyah, atau biasa disebut persaudaraan Muslim adalah dasar
kedua. Nabi mempersaudarakan kaum Muhajirin, yang hijrah dari Makkah ke
Madinah, dengan Anshar, yang tinggal di Madinah setelah masuk Islam dan
membantu mereka. Maka dari itu, diharapkan setiap Muslim merasa terikat
dalam satu kekeluargaan dan persaudaraan. Dengan melakukan hal ini,
Rasulullah menciptakan jenis persaudaraan baru, yaitu persaudaraan
berdasarkan agama yang menggantikan persaudaraan yang didasarkan pada
darah.
Pada tahun keenam Hijrah, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, Nabi
Muhammad SAW memimpin sekitar seribu kaum Muslimin untuk berangkat
20
Nasution.
16
ke Mekkah untuk mengerjakan Umrah, tetapi penduduk Mekkah menolak
mereka untuk masuk kota. Pada akhirnya, dibuat perjanjian yang disebut
Perjanjian Hudaibiyah, yang mencakup hal-hal berikut:
Islam berkembang melalui upaya ini. Jumlah orang yang beragama Islam
meningkat, dan wilayah yang beragama Islam semakin luas. Sebagian Jazirah
Arab adalah bagian dari wilayah Islam ketika Rasulullah wafat. Negara ini
jelas bukan seperti yang ada di zaman sekarang, tetapi itu adalah negara yang
didirikan oleh Rasul, dengan standar yang maju dan demokrasi Republik.
Dengan upaya ini, Rasulullah memulai masyarakat Islam. Dalam waktu tiga
puluh tiga tahun, Rasulullah telah mengubah Arab dari bangsa Jahiliyah
menjadi bangsa yang beragama Islam, bersatu, berakhlak mulia, dan
berpengetahuan.
21
Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II.
22
Sulthon Mas’ud, “SEJARAH PERADABAN ISLAM” (Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2014),
http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/1667.
17
a) Penyebaran Islam Periode Makkah
Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir dan penutup para nabi.
Dikatakan bahwa sebelum beliau menjadi seorang Nabi, beliau adalah orang yang
tidak cacat (tercela). Beliau juga dikenal sebagai seseorang yang selalu
mengerjakan perbuatan terpuji dan beliau pun menjadi pemersatu umat. Maka
para pemimpin suku menjulukinya sebagai Al-Amin. Memasuki usia
kematangannya, beliau selalu datang ke Gua Hira untuk meminta petunjuk kepada
Allah akan masalah atau problematika yang terjadi di Masyarakat.
23
Mohammad Adnan, “Wajah Islam Periode Makkah-Madinah Dan Khulafaurrasyidin,” Jurnal
Diskursus Islam 5, no. no 1 (June 2019): h. 91-92.
18
Artinya: “Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-
terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik.”24
Ketika Nabi SAW melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian
bertambah, sedang beliau tidak bisa memberikan perlindungan kepada kaum
Muslimin, maka beliau memerintahkan mereka untuk pergi ke Habasyiah, karena
disana terdapat seorang raja yang adil. Dibawah kekuasaannya tidak ada seorang
pun yang dianiaya. Pergilah sampai Allah memberikan jalan keluar. Setelah itu
berangkatlah kaum muslimin ke Habasyiah untuk menghindari fitnah dan berlari
kepada Allah untuk meminta petunjuk. Ini adalah hijrah pertama dalam islam.
Nabi SAW merasakan berbagai siksa dan penderitaan yang diberikan oleh
kaum Quraisy, sehingga beliau pergi ke Thaif mencari perlindungan dan
dukungan dari Bani Tsaqif dan berharap mereka dapat menerima agama yang
beliau bawa. Setibanya di Thaif beliau datang kepada orang-orang yang berkuasa
ditempat tersebut. Beliau menyampaikan Islam dan mengajak mereka untuk
masuk kedalam agama Islam. Namun ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh
mereka. Setelah itu nabi pergi dan berharap mereka tidak menyebar luaskan berita
kedatangan nabi.
Setiap musim haji tiba Rasulullah selalu datang ke kabilah-kabilah yang ada
di Baitul Haram, membacakan kitab dan mengajak mereka untuk mentauhidkan
Allah. Pada tahun kesebelas nabi melakukan hal sama. Ketika berada di Aqabah,
Nabi SAW bertemu dengan kabilah Khazraj yang sudah membuka hati kepada
Allah. Nabi SAW mengajak mereka untuk bercakap-cakap. Rasulullah SAW
memperkenalkan mereka kepada agama Islam dan mereka menerima sebagai
ajarannya. Setelah pembaiatan tersebut di tahun ke dua belas beberapa orang dari
kaum Anshor datang kepada Nabi untuk berbaiat. Setelah pembaiatan para utusan
dari kaum Anshor Kembali ke Madinah. Nabi mengikut sertakan Mus’ab bin
Umair untuk mengajarkan Al-Quran disana.25
24
La Ode Ismail Ahmad Julkaranain Muhammad, “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode
Makkah Dan Madinah,” Jurnal Diskursus Islam 7, no. no 1 (April 1, 2029): h. 86.
25
Julkaranain Muhammad.
19
b).Masa Kerasulan
c).fase madinah
20
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX.
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2006.
Hasan, Hasan Ibrahim. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Kalam Mulia, 2006.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Musyarif. Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah). Sulawesi
Selatan: KAAFAH LEARNING CENTER, 2019.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek. Jakarta: UII-Press, 2008.
———. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003.
23
24