Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FASE MAKKAH DAN MADINAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Mohamad Erihadiana, Dr., M.Pd

Arif Nursihah, MA

Disusun Oleh :

Fitri Ariliyani 1192010058


Dinda febriyani 1192010045
Lilis Karomah 1192010083
Indra Nuryana 1192010073

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah SWT, zat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula
salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Amin.
Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung khususnya jurusan
Manajemen Pendidikan Islam. Kami menyusun makalah ini berdasarkan fakta yang kami dapat
berbagai sumber-sumber dan literature-literatur yang dijamin kebenarannya. Kami berterima
kasih kepada semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya makalah ini. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Demikian pentingnya mata kuliah
sejarah peradaban islam bagi mahasiswa pendidikan agama islam, maka perlu diadakan makalah
yang mampu merangsang kreativitas para mahasiswa.
Semoga kehadiran makalah ini dapat memberi mamfaat bagi kita semua dalam
menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Kamis, 26 Maret 2020

Penulis

                                                     

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Fase Mekkah..................................................................................................3
B. Fase Madinnah..............................................................................................7

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan..................................................................................................11
2. Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Islam pada masa Rasulullah Saw melalui dua periode yang dipisahkan
oleh hijrahnya beliau dan kaum Muslimin dari Mekkah ke Yatsrib . Periode pertama dinamakan
periode Mekkah, yaitu suatu periode yang ditandai dengan munculnya benih masyarakat dan
peletakan dasar-dasar Islam yang fiundamental. Periode yang kedua disebut periode Madinah,
yaitu suatu tatrapan penyempurnaan pembentukan masyarakat Islam serta penjelasan segala
sesuatu yang pada era sebelumnya masih bersifat global, dan penyempurnaan perundang-
undangan dan tata aturan dengan melahirkan prinsip-prinsip baru, serta menerapkan
prinsipprinsip tersebut kedalam bentuk aktualisasi. Maka pada periode kedua inilah nampak
masyarakat Islam sebagai suatu unit (kesatuan) yang bergerak menuju kepada suatu tujuan.

Sejak awal perkembangan islam tumbuh dalam pergumulan dengan pemikiran dan
peradaban umat manusia yang dilewatinya. Karena terlibat dalam proses drasetika yang
didlamnya terjadi pemberian chikal bakal dan pembentukan peradaban islam di bangun dengan
menjadikan agama islam sebagai dasar pembentukannya. Karena, melihat realitas peradaban
islam sebelumnya sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, dan seni tapi
semua itu masih sangat ironis dan sangat sederhana akan tetapi stelah islam datang yang
merupaka rahmatul lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan kehidupan umatpun makin terarah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peradaban masyarakat arab pra islam?


2. Bagaimana sistem dakwah rasululloh?
3. Bagaimana sistem pendidikan sosial, politik,dan ekonomi yang dilakukan rasululloh?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mahasiswa mampu memahami tentang peradaban masyarakat arab sebelum islam


dating
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang tata cara atau sistem dakwah rasululloh
3. Mahasiswa mampu mengetahui pendidikan sosial, politik,dan ekonomi yang
dilakukan rasululloh.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fase Mekkah

Rasulullah SAW merupakan nabi terakhir sekaligus rasul yang diangkat pada tanggal 17
Ramadhan atau 13 tahun sebelum hijrah (610 M) dengan usia 40 tahun. Muhammad diangkat
menjadi rasul oleh Allah SWT ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan
wahyu yang pertama yaitu Surah Al-'Alaq ayat 1-5, yang dikenal dalam sejarah islam sebagai
Nuzul-ul-Qur'an. Setelah itu selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur wahyu
berupa ayat Al-Qur'an diturunkan kepada beliau sebanyak 4726 ayat meliputi 89 surah, salah
satunya Surah Al-Muddatsir ayat 1-7 yang turun setelah wahyu pertama. Dimana Surah Al-
Mudatrsir diturunkan dengan isi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW berdakwah
menyiarkan agaman Islam kepada seluruh umat manusia. Sedangkan isi ajaran-ajaran yang
disampaiakan oleh Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah tentang Keesaan Allah SWT,
Hari Kiamat sebagai hari pembalasan, Kesucian jiwa dan persaudaraan dan persatuan.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
mampu meninggalkan kejahiliyannya dalam bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi
umat yang mempercayai kebenaran utusan Allah SWT dan ajaran agama Islam yang
disampaikannya sekaligus agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat
tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka dalam berdakwah Rasulullah SAW mempunyai strategi
dakwah yang beliau lakukan, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi dan dakwah secara
terang-terangan.

Dakwah Rasul secara sembunyi ini menyerukan agama islam kepada para kerabat,
sahabat, hingga orang-orang sekitar rumah tangganya. Orang-orang yang telah masuk Islam pada
saat itu disebut Assabiqulanl Awwalun atau pemeluk Islam generasi pertama, yang terdiri dari:

v
Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar Ash-Shidiq dan
Ummu Aiman.

Sedangkan dakwah secara terang-terangan dimulai sejak tahun ke-4 kenabian setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-
terangan. Dua tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini adalah mengundang
kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk menghadiri jamuan makan sekaligus mengajak
agar masuk Islam. Sedangkan tahap selanjutnya Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk
Mekah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Selain itu Rasulullah SAW menyampaikan dakwahnya
kepada para penduduk di luar kota Mekah. Diantara orang-orang yang msuk Islam diluar Mekah
antara lain Abu Zar Al-Giffari dan Tufail bin Amr Ad-Dausi. Sedangkan dari kalangan orang
kafir yang masuk Islam ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.

Dalam menjalankan dakwahnya, Rasulullah tidak hanya menemukan orang-orang yang


mempercayai sekaligus masuk Islam, melainkan ada beberapa orang yang menolak dan
menentang dengan hadirnya ajaran Islam ini, salah satunya kaum Quraisy. Adapun sebab-sebab
kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW diantaranya:

1. karena mereka keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang

2. mereka menolak adanya kehidupan setelah kematian, mereka berat meninggalkan agama dan
tradisi hidup masyarakat warisan leluhur mereka

3. dan mereka menentang keras dan berusaha mengehntikan dakwah Rasulullah SAW sebab
Islam melarang menyembah berhala.

Dalam mengahadapi tantangan dari kaum Quraisy, salah saru cara Nabi SAW dengan
menyuruh 16 orang sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah karena raja di sana memberikan
jaminan keamanan.

Mula-mula Rasulullah mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi kepada sanak


keluarganya. Sedikit demi sedikit jangkauan dakwahnya diperluas hingga ke kerabat dan
tetangganya. Kemudian setelah turun perintah Allah maka Rasulullah mendakwahkan Islam
kepada masyarakat Makkah secara luas dan terang-terangan. Banyak penduduk Makkah yang
menentang dan memusuhi dakwah Rasulullah pada masa-masa awal. Ada banyak alasan dan

vi
motif yang mendasari mengapa mereka tidak mau menerima Islam. Mulai dari masalah teologi,
kedudukan sosial, pengaruh hingga masalah ekonomi. Mereka khawatir jika masuk Islam maka
apa yang mereka miliki itu akan lenyap.  Mereka juga menunjukkan permusuhan yang nyata
pada masa-masa awal Islam. Berbagai macam cara mereka tempuh untuk menghentikan dakwah
Islam yang dibawa Rasulullah. Mulai dari penyiksaan, ancaman pembunuhan, hingga tawaran
harta benda. Semua upaya telah dilakukan kafir Makkah, namun tidak berhasil. Rasulullah tetap
saja mendakwahkan Islam di Makkah hingga 13 tahun lamanya, meski nyawanya dan nyawa
umatnya menjadi taruhannya. Lantas, apa saja yang didakwahkan Rasulullah selama 13 tahun di
Makkah? Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan Al-Qur’an dan
Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018), Rasulullah menekankan pada sisi kepercayaan
selama berdakwah di Makkah. Ada dua sisi kepercayaan yang menjadi titik berat Rasulullah.
Pertama, kepercayaan tentang keesaan Allah. Pada saat itu, masyarakat Arab dijangkiti ‘penyakit
syirik.’ Mereka tidak lagi menyembah Allah Yang Satu sebagaimana yang diajarkan nabi dan
rasul terdahul, akan tetapi mereka menyembah banyak berhala. Jadi mereka menyembah apa
yang mereka buat sendiri. Memang ada orang yang menyembah Allah Yang Satu (hanif), namun
jumlahnya tidak banyak dan mereka ‘tidak memiliki kekuatan’. Oleh sebab itu, Rasulullah
menyerukan kepada masyarakat Makkah untuk kembali ke ajaran tauhid. Menyembah hanya satu
Tuhan, Allah.  

Salah satu strategi Rasulullah ketika menyerukan tauhid kepada masyarakat Makkah
adalah dengan mengajak mereka untuk memperhatikan alam raya dan keteraturannya. Merujuk
pada QS. Al-Anbiya’ ayat 22, Rasulullah menjelaskan kepada mereka bahwa kalau seandainya di
dunia dan langit ada tuhan-tuhan selain Allah, maka keduanya tentu hancur berantakan.
Sementara untuk mengajak mereka meninggalkan sesembahannya, Rasulullah mengingatkan
bahwa berhala yang mereka sembah tidak memiliki kekuatan apapun.  “Hai manusia, telah
dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala
yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun
mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj: 73) Kedua, kepercayaan hari akhirat. Selama di
Makkah, materi lain yang ditekankan Rasulullah adalah soal hari kiamat, kebangkitan manusia
setelah kematian, dan hisab (pertanggungjawaban amal selama hidup di dunia).

vii
Di dalam dakwahnya, Rasulullah menyebutkan beberapa ayat Al-Qur’an yang berkenaan
dengan kebangkitan setelah kematian dan hari kiamat. Namun kafir Makkah tetap tidak mau
percaya. Mereka malah menuntut Nabi Muhammad saw. agar menghidupkan kembali nenek-
moyang mereka yang sudah meninggal. Mereka juga menuntut untuk diberi tahu tentang
kedatangan hari kiamat. Mereka mengacuhkan bukti-bukti yang dipaparkan di dalam Al-Qur’an.
Diantara orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan adalah Ubay bin Khalaf dan al-Ash bin
Wail. Mereka berkeyakinan bahwa kebangkitan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak logis
dan menganggap hal itu khayalan belaka. Bagi mereka, kehidupan hanya ada di dunia ini saja. Di
samping dua hal di atas, ajakan untuk berbudi pekerti luhur dan membantu yang lemah juga
menjadi materi yang ditekankan Rasulullah selama berdakwah di Makkah. Itulah materi ajaran
yang menjadi inti dari dakwah Rasulullah di Makkah. Penolakan dan penentangan tidak
membuat Rasulullah mundur dan berhenti untuk mendakwahkan Islam bagi masyarakat Makkah.

Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekkah dengan membawa misi mendakwahkan
ajaran Islam mendapat tantangan yang berat dan menyakitkan. Kultur masyarakat yang ada pada
waktu itu menganut keyakinan Paganisme (suatu kepercayaan spiritual, atau praktek
penyembahan terhadap patung dan berhala).

Mereka menganut Paganisme dari kakek buyutnya, alias turun temurun di zaman Arab
Jahiliyah. Keyakinan yang sudah kuat dan mengakar di kalangan masyarakat Mekkah tersebut,
mengakibatkan dakwah Rasulullah saw dalam menyampaikan ajaran Islam, selalu mendapat
tantangan serta rintangan dari orang-orang kafir dan ahli kitab. Bahkan tidak sedikit hinaan, dan
perlakuan buruk serta pengusiran terhadap dakwah Rasulullah saw.

Faktor yang menyebabkan kaum kafir dan ahli kitab enggan menerima dakwah yang
dibawa oleh Rasulullah saw, diantaranya adalah; adanya kepentingan agama.Agama menjadi
bagian yang sensitif bagi setiap umat manusia. Karena agama tidak bisa digantikan oleh sebuah
agama baru, kecuali dengan sebuah kesadaran. Bahwa agama lama, atau kepercayaan yang sudah
ada tidak mampu memberikan kepuasan rohani.

Karena agama merupakan hal yang sulit digantikan dalam kehidupan manusia, maka
muncullah penolakan terhadap siapapun yang berusaha menggantikan agama tersebut, baik itu

viii
individu maupun kelompok.Bagi masyarakat Mekkah pada waktu itu yang sangat tertutup, dan
sudah mempunyai kepercayaan warisan nenek moyang.

Kehadiran ajaran baru yaitu agama Islam, yang dibawa oleh Rasulullah saw adalah
ancaman bagi keberadaan agama atau kepercayaan yang sudah dianutnya.

Faktor lain yang menyebabkan dan mempengaruhi adanya penolakan terhadap dakwah
Rasulullah saw di periode awal Islam, adalah kepentingan politik. Politik adalah salah satu
sarana bagi seseorang, untuk menjadi sosok yang berpengaruh dihadapan masyarakat, baik itu di
bidang ekonomi, social maupun budaya.

Hadirnya Rasulullah saw yang mengajak orang-orang untuk memeluk Islam, dianggap
sebagai sebuah ancaman bagi orang-orang yang telah menjadi tokoh besar waktu itu, dan
mempunyai massa banyak. Sehingga munculnya Rasulullah saw, dianggap sebagai ancaman bagi
mereka yang mempunyai pengaruh dan jabatan strategis di tengah masyarakat.

Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor, kenapa dakwah Rasulullah saw mendapat
banyak penolakan di kalangan masyarakat Mekkah pada waktu. Hal ini tidak lain karena
kepentingan ekonomi menjadi sangat erat kaitannya dengan hajat kehidupan masyarakat
Mekkah, dimana pekerjaan umum masyarakat Mekkah sebagai penganut paganisme adalah
membuat patung. Kemunculan dakwah Rasulullah saw dianggap telah mengancam lahan bisnis
mereka, karena ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw melarang penyembahan terhadap
patung.

B. Fasse Madinah

Setelah peristiwa isra’mi’raj ada suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam.
Perke-mbangan mana datang dari jumlah penduduk yatsrib yang berhaji kemekkah. Tatkala
gejala-gejala kemenangan di yatsrib (madinah) nabi menyuruh parasahabatnya untuk berpindah
kesanadalam waktu dua bulan hampir semua kaum muslimin kurang lebih 150 orang, telah
meninggalkan kota mekkah untuk mencari perlindungan kepada kaum muslimin yang baru
masuk keyatsrib.

ix
Dalam perjalanannya mengemban wahyuallah, nabi memerlukan suatu strategi yang berbeda
dimana pada waktu dimekkah nabi lebih menonjolkan dari segi tauhid dan perbaikan akhlak,
tetapi ketika di madinah nabi lebih banyak berkecimpung dalam pembinaan atau pendidikan
sosial masyarakat karena disana beliau diangkat sebagai nabi sekaligus sebagai kepala Negara.

Persoalan yang dihadapi oleh nabi ketika dimadinah jauh lebih kompleks dibanding ketika
dimekkah. Disini umat islam sudah berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan
sesame pemeluk agama yang lain, seperti yahudi dan nasrani. Oleh karena itu pendidikan yang
diberikan oleh nabi juga mencakup urusan-urusan muamalah atau tentang kehidupan masyarakat
dan politik.

Setelah nabi berhijrah kemadinah, dan manusia telah berbondong-bondong masuk ke agama
islam, mulailah nabi membentuk suatu masyarakat baru, dan meletakkan dasar-dasar untuk suatu
masyarakat yang besar yang sedang ditunggu-tunggu oleh sejarah.

a. Pembentukan sistem sosial,politik,dan ekonomi.

Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika dalam Negara diletakan dasar-dasar
islam maka turunlah ayat-ayat al qur’an pada priode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi
tersebut sebagaimana dijelaskan oleh rasululloh dengan perkataan dan tindakannya hiduplah kota
madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi
sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang ketat diantara anggota
masyarakatnya. Dengan demikian bahwa inilah masyarakat islam pertama yang dibangun
rasululloh dengan asas-asasnya yang abadi.

Rasululloh membangun tempat-tempat ibadah yang selain didalamnya bertujuan untuk


ibadah tetapi juga untuk mempersatukan kaum muslimin dan musyawarah dalam merundingkan
masalah-masalah yang dihadapi. Selain itu menjadi pusat pemerintahan yang mempersaudarakan
kaum muhajirin dan anshar. Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam
persaudaraan dan kekeluargaan. Rasululloh juga membentuk persaudaraan yang baru yaitu
persaudaraan seagama, di samping persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk
persaudaraan berdasarkan darah. Dan membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang
tidak beragama islam serta membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-
gangguan yang dilakukan oleh musuh.

x
Mengomen tari tentang perubahan nama yatsrib menjadi madinah, dalam pandangan
nurkholis madjdid, bahwa agenda-agenda politik kerasulan telah diletakan dan beliau bertindak
sebagai utusanallah, kepala Negara, komandan tentara dan pemimpin kemasyarakatan. Semua
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dikota hijrah itu merupakan refleksi dari ide yang
terkandung dalam perkataan arab madinnah dalam artiitu sama dengan hadharahb dan tsqarah
yang masing-masing sering diterjemahkan, berturut-turut peradaban dan kebudayan, tetapi
secara etimologis mempunyai arti “pola kehidupan mengembara” oleh karena itu perkataan
madinah dalam peristilahan moderen menunjuk pada semangat dan pengertian civil society,suatu
istilah inggris yang berarti “masyarakatsopan, beradab, danteratur” dalam bentuk Negara yang
baik. Dalam arti inilah harus dipahami kata-kata hikmah dalam bahasa arab (al insanumadniy-un
bi aththabi’i) manusia menurut aturannya adalah bermasyarakat budaya.

b. Sistem militer

Nabi Muhammad tidak mempunyai sengketa dengan siapapun, baik orang quraisy,
yahudi atau suku lain di negeri Arab. Beliau adala seorang yang penuh kebijakan yang mengajak
mereka untuk kembali kejalanallah, jalan ketakwaan, kebijakan dan keadilan.

Suku quraisy menentangnya dan menimbulkan kesulitan yang hebat atas dirinya dan diri
para pengikutnya. Sampai mereka terpaksa meninggalkan kota kediamannya dan mencari
perlindungan di madinah. Tetapi mereka tidak membiarkannya untuk hidup damai di sana dan
menyerang mereka dengan bantuan suku arab lainnya dalam rangka memusnahkan mereka dan
kepercayaannya. Dalam keadaan demikian kalau tidak ada alternatif lain kecuali kecuali mati
atau perlawanan teratur untuk mempertahankan kepercayaannya. Maka Muhammad memilih
yang terakhir tujuannya bukanlah untuk membunuh, tetapi untuk mengajak manusia kejalan
kehidupan yang benar. Dan dasar dari kebijaksanaan parangnya adalah untuk melemahkan
musuh sehingga mereka dapat mengakhiri perlawanan, penolakannya, permusuhannya terhadap
tugas nabi dan bekerja sama dan hidup dalam damai.

c. Sumber keuangan Negara

Dalam al qur’an dan hukum islam di kemukakan bahwa sumber keuangan umat islam
yang utama adalah zakat dan shadaqoh, yang diambil dari kaum muslimin sendiri dan didaya
gunakan untuk berbagai hal, khususnya untuk kaum miskin dan perjuangan di jalan allah.

xi
Namun dengan semakin luasnya kawasan dunia islam, sumber keuangan khalifah
menjadi berbeda. Para khalifah tidak lagi mendasarkan diri pada zakat dan shadaqoh yang pernah
menjadi pemicu kemurtadan sekelompok orang dan hamper memecah belah kesatuan umat islam
yang baru tumbuh sumber khalifah kini digali dengan di dasarkan pada sistem keuangan
Byzantium dan lain-lainnya. Sehingga, di tangan kaum muslimin waktu itu, sistem keuangan dan
sumber pendapatan Negara mengalami perkembangan besar.

Pendepatan khilafah islam, pertama-tama di dasarkan pada sistem perpajakan yang


berasal dari yunani dan di kenal oleh kaum muslimin dengan sebutan al-kharraj. Pajakini di
kenakan terhadap bumi dan lahan pertanian kawasan-kawasan baru milik orang-orang
Byzantium dan Persia. Bumi dan barang-barang tersebut tetap menjadi hak milik mereka sesuai
dengan ketentuan akidah islam yang menghormati hak milik pribadi.

Ketika dinasti abasyiah muncul, sistem tersebut mengalam iperubahan. Bumi pada masa
ini berubah menjadi milik Negara, bukan milik umat islam lagi. Negara pun menjadi berhak
sepenuh nya atas bumi.Akan tetapi sistem ini tidak membuat para petani menjadi budak dan
tidak membatasi kegiatan mereka sepertihalnya yang terjadi di eropa.

Dalam kaitanya dengan keuangan silam, perlu di kemukakan pula sistem keuangan islam.
Pada mulanya mata uang yang dipakai buka berasal dari kawasan dunia islam, sebab ketika
kaum muslimin baru melebarkan sayapnya, mereka belum lagi mengenal industry mata uang
islam. Karenanya pada mulanya mereka tetap memakai mata uang yang dipakai sebelumnya di
kawasan-kawasan baru yang mereka kuasai.

Mata uang yang benar-benar bercorak islami barulah dibuat pada masa khalifah abdul
malik bin Marwan. Pembuatan mata uang masa itu di dasarkan pemikiran bahwa mata uang
selain memiliki nilai ekonomis juga sebagai pernyataan kedaulatan dinasti islam.

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka kami penyusun menyimpulkan dalm
bentuk beberapa poin diantaranya, yaitu:
1. mekkah adalah seperti wilayah arabia lainnya yaitu kota dengan penduduk dengan masyarakat
pastoral (pengembala) selain itu pedagang-pedagang diantaranya pedagang eceran.
2. sistem dakwah yang dilakukan rasulullah saw. yaitu dengan sembunyi-sembunyi dan terang-
terangan.
3. pendidikan islam di mekkah yang di pelajarinya yaitu tentang tauhid dalam teori dan praktek
juga memperdalam tentang pengajaran al-quran
4. rasulullah membangun tempat-tempat ibadah yang selain di dalamnya bertujuan untuk ibadah
tetapi juga untuk mempersatukan kaum muslimin terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan
kokoh ada solidaritas yang erat di antara anggota masyarakat.
5. sistem militer yang dilakukan rasulullah dengan cara perang dengan tujuan untuk melemahkan
musuh seingga mereka dapat mengakhiri perlawanan, penolakannnya, permusuhannya terhadap
tugas nabi, dan bekerjasama dan hidup dalam damai.
6. sumber keuangan umat islam yang utama adalah zakat dan shodaqoh yang di ambil dari kaum
muslimin sendiri dan di daya gunakan untuk berbagai hal khususnya untuk kaum miskin dan
perjuangan di jalan allah

B. Kritik Dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka penulis sangat
mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih baik nya di masa yang akan datang.
penulis juga menyerahkan kepada pembaca agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan
sejarah peradaban islam terutama periode rasululah saw. dan buku-buku sirah nabawiyyah yang
telah banyak ditulis oleh para ulama dan peneliti sejarah hanya kepada allah kita memohon
pertolongan dan perlindungan. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi azra. historiografi islam kontomporer: wacana aktualitas dan aktor sejarah. jakarta:
PT Gramedia pustaka utama. 2002.
Badri yatim. sejarah peradaban islam: dirasah islamiyyah II. jakarta: PT Rajagrafindo persada.
2003.
Bernad lewis. sejarah di ingat. ditemukan kembali. ditemuciptakan. yogyakarta: ombak. 2009.
Dedi supriadi. sejarah peradaban islam. bandung: pustaka setia. 2009.
jaih mubarak. sejarah peradaban islam.bandung: CV pustaka islamika.2008
K. ali.sejarah islam (tarikh pramodern). jakarta: PT Rajagrafindo. 2007
M. Abdul karim. ilsam nusantara yogyakarta: pustaka book publisher.2007.
M. Abdul karim. sejarah pemikiran dan peradaban islam.yogyakarta:pustaka book
publisher.2007.
M. Riza chamami. islam nusantara: dialog tradisi dan agama faktual. semarang: pustaka zaman.
2015.
M. Riza chamami studi islam kontemporer. semarang: pustaka rizki putra. 2013.
Moh Nurhakimfaktual. semarang: pustaka zaman. 2015.
M. Riza chamami studi islam kontemporer. semarang: pustaka rizki putra. 2013.
Moh Nurhakim. sejarah dan peradaban islam. malang: UMM press. 2004
Musyarifah sunanto. sejarah peradaban islam indonesia. jakarta: PT Rajagrafindo persada. 2005
Harun nasution. islam rasional gagasan dan pemikiran (bandung: mizan. 1995).

xiv

Anda mungkin juga menyukai