Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


Tentang
POLA PENDIDIKAN ISLAM ZAMAN RASUL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Disusun Oleh:
Kelompok I
ELTHA SAVITTA PUTRI (2214050005)
HANIF SRI WAHYUNI (2214050024)
SURIANI (2214050028)

Dosen Pengampu:
Dr. Martias, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN IMAM BONJOL
PADANG
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pola
Pendidikan Islam Zaman Rasul” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
dari Bapak Dr. Martias, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag pada mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi pembaca tentang Sejarah Pendidikan Islam.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Martias,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
yang telah memberikan tugas ini dan memberikan arahan dalam penyusunan
makalah ini. Sehingga kami dapat memahami materi-materi pada mata kuliah ini
dengan baik.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
meyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 2 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Periode pra Islam...............................................................................3
B. Periode Mekkah.................................................................................4
C. Periode Madinah................................................................................9
BAB III : PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran dan Kritik...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasulullah SAW sebagai suri teladan dan rahmatan lil’alamin bagi orang
yang mengharapkan rahmat. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi
nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah
SAW dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan di mana
pun tidak dapat melakukan hal yang sama.
Hasil pendidikan Islam pada periode Rasulullah terlihat dari kemampuan
murid-muridnya (para sahabat) yang luar biasa dan periode Rasulullah fase pra
Islam, Mekkah dan Madinah, para aktivitis pendidikan dapat menyerap berbagai
teori dan prinsip dasar yang berkaitan dengan pola-pola pendidikan dan interaksi
sosial yang lazim dilaksanakan dalam setiap manajemen pendidikan Islam.
Gambaran dan pola pendidikan Islam di zaman Rasulullah SAW periode
pra Islam, Mekkah dan Madinah adalah sejarah masa lalu yang perlu diungkap
kembali, sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi
menyukseskan pelaksanaan proses pendidikan agama Islam. Pola pendidikan
Islam di masa Rasulullah saw tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi,
kurikulum, pendidikan, peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang
bertalian dengan pelaksanaan pendidikan Islam, baik secara teoritis dan praktis.
Maka dari itu, makalah ini akan memaparkan secara jelas dan ringkas
informasi mengenai pendidikan Islam zaman Rasulullah di periode pra Islam,
Mekkah dan Madinah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah periode pra Islam?
2. Bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah periode Mekkah?
3. Bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah periode Madinah?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah
periode pra Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah
periode Mekkah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan zaman Rasulullah
periode Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pola pendidikan zaman Rasulullah periode pra Islam


Pola pendidikan Islam pada periode pra-Islam di Mekkah dan Madinah
tidak memiliki pola formal seperti yang ada saat ini. Namun, ada beberapa pola
pendidikan yang dapat diidentifikasi berdasarkan kehidupan Rasulullah dan
pengajaran-pengajarannya, antara lain:
1. Pengajaran langsung dari Rasulullah
Rasulullah secara langsung memberikan pengajaran agama kepada
para sahabatnya. Mereka belajar melalui pengamatan, mendengarkan
ceramah, dan bertanya langsung kepada Rasulullah. Pola ini sangat efektif
dalam menyampaikan pesan-pesan agama kepada umat Islam saat itu.1
2. Pendidikan melalui Al-Qur'an
Al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam. Pada masa itu,
Rasulullah dan para sahabatnya mempelajari dan menghafal Al-Qur'an secara
langsung dari wahyu yang diterima oleh Rasulullah. Mereka belajar melalui
membaca, menghafal, dan memahami pesan-pesan yang terkandung dalam
Al-Qur'an.2
3. Pendidikan melalui pengalaman dan contoh
Rasulullah adalah contoh teladan bagi umat Islam. Para sahabat
belajar dari perilaku dan tindakan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka mengamati dan meniru sikap, perilaku, dan ibadah yang dilakukan
oleh Rasulullah.3
4. Pendidikan melalui komunitas Muslim
Masyarakat Muslim pada masa itu memiliki peran penting dalam
pendidikan agama. Mereka belajar melalui diskusi, pertemuan kelompok, dan
berinteraksi dengan sesama Muslim. Para sahabat saling bertukar

1
Muhammad Husni Thamrin, "Pendidikan Islam di Masa Rasulullah," Jurnal Pendidikan
Islam Vol. 1, No. 1 (2015): 23.
2
Ibid., 25.
3
Ibid., 26.

3
4

pengetahuan dan pengalaman dalam memahami dan mengamalkan ajaran


Islam.4
Meskipun tidak ada pola pendidikan formal pada masa itu, pola-pola ini
membentuk dasar pendidikan Islam yang kuat. Mereka menekankan pentingnya
pemahaman agama, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan
pembentukan karakter yang baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, pola pendidikan Islam mengalami
perubahan dengan adanya sistem pendidikan formal seperti madrasah dan
pesantren. Namun, pola-pola pendidikan yang ada pada masa pra-Islam tetap
menjadi dasar yang penting dalam pendidikan Islam sampai saat ini.

B. Pola pendidikan zaman Rasulullah periode Mekkah


a. Tahapan Pendidikan Islam pada periode Mekkah
Pola pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan
tahapan-tahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam
ini pada tiga tahap, yaitu:
1. Tahapan Pendidikan Islam Secara Rahasia dan Perseorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) Al-
Qur’an surat 96 Ayat 5, pola pendidikan yang dilakukan adalah secara
sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial-politik yang belum stabil,
dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. 5 Mula-mula istirinya
sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang
berumur 10 tahun. Kemudian, Abu Bakar, sahabat karibnya sejak kanak-
kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya.
Ummu Aiman, pengasuh nabi sejak ibunya Aminah masih hidup, juga
termasuk orang yang pertama masuk Islam.
Sebagai seorang pedagang yang berpengaruh, Abu Bakar berhasil
mengislamkan beberapa orang teman dekatnya, seperti Usman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan

4
Ibid., 28.
5
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 32. 2
5

Thalhah bin Ubaidillah. Mereka dibawa Abu Bakar langsung kepada Nabi
dan masuk Islam di hadapan Nabi sendiri.6 Mereka diberi gelar As
sabiqunal awwalun, yaitu orang yang pertama masuk Islam. Mereka
mendapat pelajaran Islam dari Rasulullah SAW. Secara langsung di
tempat yang tersembunyi, di rumah Arqam bin Arqam, di kota Mekkah.7
2. Tahap Pendidikan Islam Secara Terang-Terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga
tahun, sampai turun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah
secara terbuka dan terang-terangan. Ketika wahyu tersebut turun beliau
mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul dibukit Shafa,
menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di kemudian hari
(hari kiamat) bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya.
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh
Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan
untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan
dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk agama Islam. Di
samping itu, keberadaan rumah Arqam bin Arqam sebagai pusat dan
lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh Kafir Quraisy.
3. Tahap Pendidikan Islam untuk Umum
Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada
keluarga dekat, kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang
diharapkan. Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan
yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat
manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala “internasional” tersebut
didasarkan kepada perintah Allah, surat Al-Hijr Ayat 94-95. Sebagai
tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim haji Rasulullah
mendatangi kemah-kemah para jamaah haji. Pada awalnya tidak banyak

6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 19.
7
Slamet, Modul Pendidikan Agama Islam: Semester Gasal SMA/MA Kelas X, (Surakarta:
Hayati Tumbuh Subur), h. 53.
6

yang menerima, kecuali sekelompok jamaah haji dari Yastrib, kabilah


Khazraj yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar Islam
memancar ke luar Mekkah.8
Penerimaan masyarakat Yastrib terhadap ajaran Islam secara
antusias tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu:
1) Adanya kabar dari kaum Yahudi akan lahirnya seorang Rasul.
2) Suku Aus dan Khazraj mendapat tekanan dan ancaman dari
kelompok yahudi.
3) Konflik antara Khazraj dan Aus yang berkelanjutan dalam
rentang waktu yang sudah lama.
Oleh karena itu, mereka mengharapkan seorang pemimpin yang
mampu melindungi dan mendamaikan mereka.9
b. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidik pada periode Mekkah diajarkan Rasulullah meliputi
pendidikan tauhid dan materi pengajaran Al-Qur’an:
1. Materi pendidikan tauhid
Materi ini lebih difokuskan untuk memurnikan ajaran agama
tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim yang telah diselewengkan oleh
masyarakat Jahiliah. Secara teori sari ajaran tauhid terdapat dalam
kendungan surat Al-Fatihah Ayat 1-7 dan surat Al-Ikhlas Ayat 1-5.
Secara praktis pendidikan tauhid diberikan melalui cara-cara yang
bijaksana, menuntun akan pikiran dengan mengajak umatnya untuk
membaca, memperhatikan dan memikirkan kekuasaan, kebesaran Allah
dari diri manusia sendiri. Kemudian beliau mengajarkan cara bagaimana
mengaplikasikan pengertian tauhid tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah langsung menjadi contoh bagi umatnya. Hasilnya kebiasaan
masyarakat Arab yang memulai perbuatan atas nama berhala, diganti

8
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 33.
9
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 34.
7

dengan ucapan basmalah. Kebiasaan menyembah berhala, diganti dengan


mengagungkan dan menyembah Allah SWT.10
2. Materi pengajaran Al-Qur’an
Materi ini dapat dirinci kepada: pada awal turunnya Al- Qur’an,
para sahabat mempelajari Al-Qur’an di rumah-rumah. Mereka berkumpul
membaca Al-Qur’an, memahami setiap kandungan ayatnya secara
sembunyi-sembunyi. Tetapi, setelah Umar bin al-Khattab masuk Islam,
mereka kemudian bebas membaca dan mempelajarinya.11 Pada intinya,
(1) materi baca tulis Al-Qur’an, untuk sekarang ini disebut dengan materi
imla’ dan iqra ’. Dengan materi ini diharapkan agar kebiasaan orang Arab
yang sering membaca syair-syair indah diganti dengan membaca Al-
Qur’an sebagai bacaan yang lebih tinggi nilai sastranya. (2) materi
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, yang kemudian hari disebut dengan
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an suci Al-Qur’an. (3) materi
pemahaman Al-Qur’an, saat ini disebut dengan materi fahmi Al-Qur’an
atau tafsir Al-Qur’an: tujuan materi ini adalah meluruskan pola pikir umat
Islam yang dipengaruhi pola pikir jahiliah.12
c. Metode Pendidikan Islam
Metode pengajaran pendidikan yang dilakukan Rasulullah dalam
mendidik sahabatnya antara lain:
1. Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan
memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangan-keterangannya.
2. Dialog, misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’az bin Jabal
ketika Mua’z akan diutus sebagai qadi ke negeri Yaman, dialog
antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur strategi
perang.
3. Diskusi atau tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada
Rasulullah tentang suatu hukum, kemudian Rasul menjawab.
10
Baderiah, Sejarah Pendidikan Islam: Masa Awal Perkembangan dan Realitasnya di
Indonesia, (Cet I;Palopo: LPS Press STAIN Palopo, 2011), h. 12.
11
7 Baderiah, Sejarah Pendidikan Islam: Masa Awal Perkembangan dan Realitasnya di
Indonesia, h. 13.
12
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 34.
8

4. Metode perumpamaan orang mukmin itu laksana satu tubuh,


bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh, lainnya akan
turut merasakannya.
5. Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan
miraj dan kisah pertemuan antara Nabi Musa dan Nabi Khaidir.
6. Metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga
Al-Qur’an dengan menghafalnya.
7. Metode pembiasaan, seperti membiasakan kaum muslimin salat
berjamaah.13
8. Metode uswatun hasanah, metode pendidikan yang diterapkan
Rasulullah bervariasi, sehingga dapat menghilangkan rasa kejenuhan
dan kebosanan.14
d. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam pada periode Rasulullah baik di Mekkah
dan Madinah adalah Al-Qur’an yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi
dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami umat Islam pada saat itu,
karena itu dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional, tetapi juga fitrah dan
pragmatis. Hasil cara yang demikian dapat dilihat dari sikap rohani dan
mental para pengikutnya.15
e. Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam pada periode Mekkah ada dua macam
tempat, yaitu:
1. Rumah Arqam bin Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya
kaum muslimin beserta Rasulullah untuk belajar hukum-hukum dan
dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan
pertama atau madrasah pertama sekali dalam Islam adapun yang
mengajar dalam lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.16

13
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 35.
14
Baderiah, Sejarah Pendidikan Islam: Masa Awal Perkembangan dan Realitasnya di
Indonesia, h. 14.
15
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 36.
16
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 36.
9

2. Kuttab (secara etimologi ‘kuttab’ berasal dari bahasa Arab, kataba,


yaktubu, kitaban) artinya telah menulis, sedang menulis, tulisan).
Kuttab sebagai lembaga pendidikan berfungsi: pertama, untuk
mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab dan
sebagian besar gurunya adalah non-Muslim. Kuttab jenis pertama ini
adalah lembaga pendidikan dasar. Kedua, sebagai pengajaran Al-
Qur’an dan dasar-dasar agama Islam. Gurunya dan kalangan umat
Islam sendiri. Pengajaran pada Kuttab jenis kedua merupakan
lanjutan dari jenis kedua kuttab merupakan lanjutan dari jenis kuttab
pertama.17

C. Pendidikan Islam Periode Rasulullah di Madinah


a. Lembaga Pendidikan Islam
Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu
program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid.
Setelah selesai pembangunan masjid, maka Nabi Muhammad SAW pindah
menempati sebagian ruangannya yang memang khusus disediakan untuknya.
Demikian pula di antara kaum Muhajirin yang miskin yang tidak mampu
membangun tempat tinggalnya sendiri.
Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum
muslimin, untuk secara bersama membina masyarakat baru, masyarakat yang
disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di
masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan
salat berjamaah, membacakan Al-Qur’an, maupun membacakan ayat-ayat
yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu merupakan pusat
pendidikan dan pengajaran.18 Masjid pertama yang dibangun di Madinah yaitu
masjid Quba’ yang oleh Allah disebut sebagai masjid yang dibangun di atas
fondasi ketakwaan. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh seluruh umat

Baderiah, Sejarah Pendidikan Islam: Masa Awal Perkembangan dan Realitasnya di


17

Indonesia, h. 12.
18
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 37.
10

Islam, baik penduduk asli maupun pendatang, bahkan Rasulullah juga ikut
ambil bagian dalam membangun masjid Quba’.19
Suatu kebijakan yang sangat efektif dalam pembinaan dan
pengembangan masyarakat baru di Madinah, adalah disyaratkannya media
komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu salat jumat yang dilaksanakan secara
berjamaah dan adzan. Dengan salat jumat tersebut hampir seluruh warga
masyarakat berkumpul untuk secara langsung untuk secara langsung
mendengar khotbah dari Nabi Muhammad SAW dan shalat jumat
berjamaah.20
b. Materi Pendidikan Islam di Madinah
Pada periode Madinah, materi pendidikan yang diberikan cakupannya
lebih kompleks dibandingkan dengan materi pendidikan periode Mekkah.
Menurut Zuharini, materi pendidikan Islam di Madinah meliputi pendidikan
dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatuan sosialdan politik dan materi
pendidikan sosial dan kewarganegaraan yang terdiri dari pendidikan ukhuwah
antara kaum muhajirin dan kaum ansor.21 Selain itu adapun pendidikan
kesejahteraan keluarga kaum kerabat serta pendidikan hankam (pertahanan
dan keamanan) dakwah islam.22

19
Bahrul Ilmi, Pendidikan Agama Islam untuk Kelas X SMA, (Cet II; Jakarta: Grafindo
Media Pratama, 2007), h. 116.
20
Zuhraini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, dalam Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan
Islam, h. 38.
21
Zuhraini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, dalamSamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
h. 15.
22
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, h. 39.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan, pola pendidikan Islam pada periode pra-Islam di
Mekkah dan Madinah dapat diidentifikasi melalui pengajaran langsung dari
Rasulullah, pendidikan melalui Al-Qur'an, pendidikan melalui pengalaman dan
contoh, serta pendidikan melalui komunitas Muslim. Meskipun tidak ada pola
pendidikan formal pada masa itu, pola-pola ini membentuk dasar pendidikan
Islam yang kuat. Dalam perkembangan selanjutnya, pola pendidikan Islam
mengalami perubahan dengan adanya sistem pendidikan formal seperti madrasah
dan pesantren, namun pola-pola pendidikan pada masa pra-Islam tetap menjadi
dasar yang penting dalam pendidikan Islam sampai saat ini.
Pendidikan Islam periode Rasulullah di Mekkah berjalan 3 tahapan, tahap
rahasia dan perseorangan, tahap terang-terangan dan tahap untuk umum.
Perjalanan panjang dalam penyebaran syiar agama dengan titik berat menanamkan
nilai-nilai ketauhi serta pengajaran Al-Qur’an kedalam pribadi mereka agar
menjadi pembiasaan bagi masyarakat di Mekkah. Bermula dari lembaga
pendidikan di rumah Arqam bin Arqam hingga kuttab menjadi lembaga yang
menanungi pembelajaran pendidikan Islam padasaat itu dengan kurikulum masih
berpusat ke Al-Qur’an. Dengan pembelajaran tersebut beberapa metode
diterapkan Rasulullah diantaranya metode ceramah, dialog, diskusi,
perumpamaan, kisah, hafalan, pembiasaan dan uswatun hasanah.
Pendidikan Islam periode Rasulullah di Madinah merupakan pembinaan
yang menjadi kelanjutan dari pendidikan Islam yang ada di Mekkah. Setelah
mengutamakan ketauhidan dan pengajaran Al-Qur’an yang telah dipahami berahli
ke pendidikan dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatuan sosial dan politik
dan materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan yang terdiri dari pendidikan
ukhuwah antara kaum muhajirin dan kaum ansor. Selain itu adapun pendidikan
kesejahteraan keluarga kaum kerabat serta pendidikan hankam (pertahanan dan
keamanan) dakwah islam.

11
12

B. Saran dan Kritik


Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang membangun
dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Thamrin, Muhammad Husni. 2015. "Pendidikan Islam di Masa Rasulullah,"

Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1, No. 1, 23.

Nizar, S. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Yatim, B. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Slamet. Modul Pendidikan Agama Islam: Semester Gasal SMA/MA Kelas X.

Surakarta: Hayati Tumbuh Subur.

Baderiah. 2011. Sejarah Pendidikan Islam: Masa Awal Perkembangan dan

Realitasnya di Indonesia. Cet I; Palopo: LPS Press STAIN Palopo.

Ilmi, B. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas X SMA. Cet II; Jakarta:

Grafindo Media Pratama.

Zuhraini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, dalam Samsul Nizar, Sejarah

Pendidikan Islam.

Anda mungkin juga menyukai