Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Madinah”

Dosen Pengampu :

Dr. Usman, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Rayhan Syahwana (12101188)

Hasan Iroqi (12101185)

Yoga Pradana (12101205)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita kepada kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah sehingga kami bisa menyusun tugas makalah
“SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM” dan tidak lupa kita selalu shalawat dan
salam selalu kita curahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai zaman kesucian. Adapun
maksud dan tujuan pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah
Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Madinah” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Bapak Dr. Usman,
M.Pd.I.

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca. Tidak terlepas juga dari semua itu, kami juga menyadari
masih banyak nya kekurangan sehingga kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran pembaca supaya dapat mengembangkan
perbaikan penyusunan pada makalah kami untuk kedepannya.

Pontianak, 2 April 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah............................................................ 3


B. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Madinah............................. 4
C. Perbedaan Pendidikan Islam Periode Mekkah dan Madinah.......................... 6
D. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode
Madinah.................................................................................................................. 7
E. Metode Pengajaran Rasulullah SAW.................................................................. 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan........................................................................................................... 10
3.2. Saran...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi semua orang
yang ada di muka bumi ini. Begitu juga dalam dunia islam dari dulu sampai
sekarang pendidikan islam sangat penting diajarkan kepada anak-anak zaman
sekarang karena selain lebih mengenal agama, juga sebagai pembentuk
karaker yang berakhlak yang baik sesuai dengan aturan-aturan islam.
Dalam pendidikan islam Rasulullah SAW. merupakan pendidik pertama
dan terutama dalam dunia pendidikan islam. Untuk mewujudkan pendidik
profesional berdasarkan roh islam, perlu melihat sisi kehidupan atau profil
Rasulullah sebagai pendidik ideal, karena hakikat diutusnya Rasulullah ke atas
muka bumi adalah sebagai uswat al-hasanat dan  rohmat lil-alamin.
Hasil pendidikan islam periode Rasulullah terlihat dari kemampuan murid-
muridnya (para sahabat) yang luar biasa. Misalnya: Umar Ibn Khattb ahli
hukum dan pemerintahan, Abu Hurairah ahli hadis, Salman Al Farisi ahli
perbandingan agama (Majusi, Yahudi, Nasrani, dan Islam) dan Ali Ibn Abi
Thalib ahli hukum dan tafsir Al-Qur’an kemudian murid dari para sahabat
Rasulullah, tabi-tabi’in, banyak yang menjadi ahli dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan sains, teknologi, astronomi, filsafat yang menghantarkan islam
ke pintu gerbang zaman keemasan terutama pada fase awal kekuasaan dinasti
Abbasiyah.
Seokarno dan Supardi dalam Saleh berpendapat bahwa pendidikan islam
terjadi sejak Nabi Muhammad menjadi rasul Allah di Mekkah dan beliau
sendiri sebagai gurunya. Pendidikan masa ini merupakan prototype yang
terus-menerus dikembangkan oleh umat islam untuk kependidikan pada
zamannya. Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rasulullah setelah mendapat
perintah dari Allah agar beliau menyeru kepada Allah, sebagaimana yang
termaktub dalam Al-Quran Surah Al-Muddatsir menyeru berarti mengajak,
mangajak berarti mendidik.

1
Pada zaman Rasulullah SAW. ada dua periode yang dilewati oleh Nabi
kita, pertama pada periode Mekkah dan periode Madinah, penulis ingin
membahas lebih mendalam mengenai pendidikan islam masa Rasulullah
periode madinah dengan judul “Sejarah Pendidikan Islam pada Masa
Rasulullah Periode Madinah”.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang bisa kita kaji dan kita bahas lebih mendalam yaitu :
 Bagaiamana pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW ?
 Bagaimana pendidikan islam pada masa Rasulullah periode madinah ?
 Bagaimana perbedaan pendidikan islam periode makkah dan madinah ?
 Bagaimana kurikulum pendidikan pada masa Rasulullah ?
 Bagaimana metode pengajaran yang digunakan oleh Rasulullah ?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui bagaimana pendidikan islam pada masa Rasulullah
SAW.
 Untuk memahami bagaimana pendidikan islam pada masa Rasulullah
periode madinah.
 Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pendidikan islam periode
makkah dan madinah.
 Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan pada masa
Rasulullah SAW.
 Untuk memahami bagaimana metode pengajaran yang digunakan oleh
Rasulullah SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah


Sebelum Rasulullah lahir dan islam ada bangsa arab dikenal dengan
sebutan “Kaum Jahiliyah” yakni kaum yang masih ada dalam kegelapan
khususnya masalah kegamaan dan tauhid. Kaum Quraisy penduduk Mekah
sebagai bangsawan di kalangan Bangsa Arab hanya memiliki 17 orang yang
pandai baca tulis, suku Aus dan Khozroj penduduk Yastrib (Madinah) hanya
memiliki 11 orang yang pandai membaca. Hal ini menyebabkan bangsa Arab
sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lainnya.
Dalam masalah ilmu pengetahuan perhatian Rasulullah sangat besar.
Rasulullah SAW memberi contoh revosioner bagaimana sehausnya
mengembangkan ilmu. Beliau mendapatkan hal-hal yang akan menjadi
landasan dasar dalam usahanya, yaitu wahyu pertama di Gua Hira di Mekah
pada tahun 610 M. Wahyu itu yakni Q.S.Al-Alaq yang artinya : “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Mulia. (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)” (QS. Al-‘Alaq : 1-5). 
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua Q.S.Al-Mudatsir yang
artinya : “Wahai orang yang berselimut! (1) Bangunlah, lalu berilah
peringatan, (2) dan agungkanlah Tuhanmu, (3) dan bersihkanlah pakaianmu,
(4) dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, (5) dan janganlah engkau
(Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. (6) Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (7)” (Al-Muddasir: 1-7).
Dengan turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi
tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan selimut dan menyingsingkan
lengan baju untuk memberi peringatan kepada kaumnya sebagai tugas
mendidik dan mengajarkan agama Islam. Pendidikan pada masa Rasulullah
SAW dapat dibedakan menjadi dua periode, baik dari segi waktu dan tempat

3
penyelenggaraan maupun dari segi isi dan materi pendidikannya, kedua
periode tersebut yaitu: (1) Periode Mekah, sebagai periode awal pembinaan
pendidikan Islam dengan Mekah sebagai pusat kegiatannya. (2) Periode
Madinah, sebagai periode lanjutan (penyempurnaan atau pembinaan)
pendidikan Islam di Madinah sebagai pusat kegiatannya.

B. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Madinah


Pendidikan islam di Madinah adalah sebagai pendidikan permulaan dan
pengemabangan yang dilaksanakan sedikit lebih maju dan berkembang
dibandingkan pendidikan di Makkah. Evaluasi dan pemberian ijazah
sebagaimana yang dikenal pada saat ini belum ada di Madinah saat itu. Namun
kepada sahabat yang dinyatakan sudah menguasai materi pelajaran di berikan
oleh Nabi Muhammad SAW, diberikan hak untuk mengajar di berbagai
wilayah kekuasaan Islam.
Berbeda dengan periode di Makkah, pada periode Madinah Islam
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai
kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala
Negara. Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam
Islam di Madinah adalah sebagai berikut:
1)  Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju satu kesatuan
sosial dan politik. Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar
terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern (kedalam), dan
ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan
politik). Dasar-dasar tersebut adalah : Nabi Muhammad saw mengikis
habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku, dengan jalan
mengikat tali persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan dua-
dua orang, mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara
Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah
kokohlah persatuan kaum muslimin. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk

4
berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-
masing seperti waktu di Makkah. Untuk menjalin kerjasama dan saling
menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil
dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang
merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab
sosial, bnaik secara materil maupun moral. Suatu kebijaksanaan yang
sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di
Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu,
yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan.
Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyarakat
berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi
Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at. Rasa harga diri dan
kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad
SWA menapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat
dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah, karena dengan demikian
mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas. Setelah selesai Nabi
Muhammad mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi
bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi,
penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi
bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong , bantu-membantu,
terutama bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka harus
memperhatikan negri bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum
Yahudi merdeka memeluk agamanya dan bebas beribadat menurut
kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian persahabatan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW.

2) Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan. Materi pendidikan sosial


dan kewarnegaraan Islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci
lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama
periode Madinah. Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur,

5
pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya
di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun
dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.

3)  Pendidikan anak dalam Islam. Dalam Islam anak merupakan pewaris


ajaran Islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan gnerasi
muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan Islam ke
seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan
dalam Al-Qur’an berkaitan dengan itu. Diantara peringatan-peringatan
tersebut antara lain : Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar
kita menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari
kehancuran (api neraka); Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT
memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan kemuliaan antara lain
adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah SWT, agar
dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.  Adapun
garis-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan
oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah
SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah :
a) Pendidikan Tauhid,
b) b) Pendidikan Shalat,
c) c) Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat,
d) d) Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga,
e) e) Pendidikan kepribadian,
f) f) Pendidikan kesehatan,
g) g) Pendidikan akhlak.

C. Perbedaan Pendidikan Islam Periode Makkah dan Madinah


Pendidikan islam periode mekkah dan madinah pada masa Rasulullah
SAW. sangat lah berbeda diantara nya adalah :

6
1) Pada Periode Makkah
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Makkah adalah
pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke
dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar
tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari.

2) Pada Periode Madinah


Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat
dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan
kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang
pendidikan sosial dan politik agar dijiwai, merupakan cermin dan pantulan
sinar tauhid tersebut. Terdapat perkembangan dalam pendidikan periode
madinah, yaitu:
 Perinsip pendidikan kesehatan (jasmani)
 Perinsip pendidikan sosial
 Perinsip pendidikan politik dan pemerintah

D. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Madinah


Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada masa Rasulullah terasa
sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa dibatasi
dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang
mengandung nilai-nilai pendidikan dan Rasulullah menyampaikan ajarannya
dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat
lainnya. Pada periode Madinah kurang lebih selama 10 tahun, usaha
pendidikan Rasulullah yang pertama adalah membangun “institusi” masjid.
Melalui pendidikan masjid ini, Rasulullah memberikan pengajaran dan
pendidikan Islam. Ia memperkuat persatuan di antara kaum muslim dan
mengikis habis sisa-sisa permusuhan, terutama antar penduduk Anshar dan
penduduk Muhajirin.

7
Secara umum, materi pendidikan berkisar pada empat bidang: pendidikan
keagamaan, pendidikan akhlak, pendidikan kesehatan jasmani, dan
pengetahuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Pada bidang keagamaan
tediri dari keimanan dan ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan zakat.
Pendidikan akhlak lebih menekankan pada penguatan basis mental yang telah
dilakukan pada periode Mekah. Pendidikan kesehatan jasmani lebih
ditekankan pada penerapan nilai-nilai yang dipahami dari amaliah ibadah,
seperti makna wudlu, shalat, puasa, dan haji. Sedangkan pendidikan yang
berkaitan dengan kemasyarakatan meliputi pada bidang sosial, politik,
ekonomi, dan hukum. Masyarakat diberi pendidikan oleh Rasul tentang
kehidupan berumah tangga, warisan, hukum perdata dan pidana, perdagangan,
dan kenegaraan serta lain-lainnya. Rasulullah melaksanakan pendidikan Islam
di Masjid Nabawi yaitu di salah satu sudut masjid yang disebut dengan
Suffah. Namun demikian tidak menutup kemungkinan Rasulullah memberikan
pembelajaran di luar masjid.
Di sisi lain, materi pembelajaran pendidikan Islam di Madinah ditambah
dengan pembelajaran baca tulis. Rasulullah SAW pernah memerintahkan
tawanan perang Badar yang terdiri dari kaum Quraisy untuk mengajarkan
membaca dan menulis bagi kaum muslimin yang belum dapat membaca dan
menulis sebagai tebusan atas status tawanan mereka di kuttab. Selain itu
Rasulullah juga memerintahkan beberapa sahabat seperti al Hakam Ibn Sa‘id
untuk mengajar pada sebuah kuttab ketika Rasulullah berada di Madinah.26Ini
memberikan gambaran bahwa ketika zaman Rasulullah SAW telah
dilaksanakan pendidikan di luar pengajaran Al-Qur‘an dan pokok-pokok
ajaran Islam. Dengan demikian, pada zaman Rasulullah SAW tidak hanya
dkenal pendidikan Islam, tetapi juga membaca dan menulis yang
menggunakan guru-guru beragama non Islam.

E. Metode Pengajaran Rasulullah SAW


Metode pengajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena

8
itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar. Untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan
dalam mengajar para sahabatnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai
macam metode. Hal itu dilakukan untuk menghindarkan kebosanan dan
kejenuhan siswa. Di antara metode yang di terapkan Rasulullah ialah:
1) Metode ceramah. Menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan
memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangannya.
2) Dialog. Misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’az Ibn Jabbal ketika
Mu’az akan diutus sebagai kadi kenegri yaman, dialog antara Rasulullah
dengan para sahabat untuk mengatur strategi perang.
3) Diskusi atau Tanya jawab. Sering sahabat bertanya kepada Rasulullah
tentang suatu hukum, kemudian Rasul menjawabnya.
4) Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana suatu tubuh
maka anggota tubuh, lainnya akan turut merasakannya.
5) Metode demonstrasi. Membiasakan kaum muslimin shalat berjamaah.
6) Metode hafalan misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga Al-
qur’an dengan menghafalnya.
7) Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan mi’raj dan
tentang kisah pertemuan antara nabi Musa dan nabi Khaidir.
8)   Metode eksperimen, sosiodrama dan bermain peranan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di
Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai
oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah tidak
mudah sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di
batasi dinding kelas. Beliau menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di
rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Metode pendidikan yang Rasulullah terapkan dan kembangkan dalam
menyampaikan materi yaitu ceramah dialog, diskusi perumpamaan,
demonstrasi dan hapalan, kisah dan eksperimen. Rasulullah SAW telah
melakukan serangkaian kebijaksanaan yang sangat strategis dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pendidik. Proses transformasi ilmu
pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai spiritualisme yang dilakukan beliau
merupakan mukjizat yang luar biasa.
B. Saran
Setelah mengemukakan permasalahan yang ada di atas, penulis berharap
agar para pembaca memberikan saran dan kritikan yang membangun dan
memotivasi mengenai isi dan hasil tugas makalah yang penulis buat supaya
penulis bisa terus memperbaiki kesalahan yang masih banyak di dalam
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Mukti, Madrasah dan Pesantren; Sejarah Pertumbuhan dan


Perkembangannya, dalam Asnil Aidah Ritonga dan Marliyah, Ed. Terbuai
dalam Studi Sejarah dan Pembaruan Pendidikan Islam, (Bandung:
Citapustaka Media, 2010)
Alavi, SM Ziauddin. Pemikiran Pendidikan Abad Klasik dan Pertengahan,
terj. Abuddin Nata. Montreal: t.p., 2000.
Asari, Hasan, Menyingkap Zaman Keemasan Islam: Kajian atas Lembaga-
lembaga Pendidikan, cet. 3. Bandung: Citapustaka Media, 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan:
Depdikbud, Pendidikan dari Zaman ke Zaman, Jakarta: Depdikbud, 1979.
Ma’ruf Amari dan Hadi Nur, Mengkaji Ilmu Tafsir. (Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2014)

11

Anda mungkin juga menyukai