Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul
“Individual Differencee” yang diampu oleh ibu Dr.Hj. Fitri Sukmawati, S.PSi.,
M.Psi., PSIKOLOGI.
ini dapat selesai dengan waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kepada Ibu yang
telah memberikan tugas pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, Kami sangat
berharap adanya kritik dan saran dari Ibu. Penuh harapan makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan bagi siapa saja pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................
B. MASALAH RUMUSAN..............................................................................................................
C. TUJUAN.........................................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
1. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA INDIVIDUAL DIFFERENCES.....................................
Faktor keturunan ( Hereditas ).................................................................................................
Faktor Lingkungan Status sosial ekonomi orangtua..............................................................
Pola asuh orang tua...................................................................................................................
Urutan kelahiran.......................................................................................................................
Perceraian orangtua..................................................................................................................
2. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU..........................................................................
3. GEJALA-GEJALA YANG TERJADI PADA BERBAGAI ASPEK DALAM DIRI
INDIVIDU..............................................................................................................................................
BAB 1V.....................................................................................................................................................
KESIMPULAN........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia
sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya
manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat
atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual
yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat
dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-
potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang
diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa tidak ada individu yang sama, setiap individu mempunyai perbedaan dengan
individu yang lain. Perbedaan-perbedaan yang terjadi di setiap manusia itu dapat
berwujud perbedaan fisik, sifat, perilaku dan kebiasaan. Perbedaan tersebut juga tidak
akan terjadi dengan sendirinya, melainkan dengan adanya faktor-faktor yang mendorong
terjadinya perbedaan tersebut.1
Dalam makalah ini kami mencoba mengupas secara mendalam tentang perbedaan
individu atau individual differences berikut dengan faktor-faktor pendorong terjadinya
perbedaan, jenis-jenis perbedaan sampai bagaimana cara mengatasi perbedaan individu
satu dengan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
1
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), hal. 15.
1
B. MASALAH RUMUSAN
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi individual differences?
2. Apa saja macam-macam perbedaan individual?
3. Apa saja gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri individu?
4. Bagaimanakah cara mengatasi individual differences dalam kehidupan
bermasyarakat?
C. TUJUAN
1. Kita semua dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi individual
differences.
2. Mengetahui berbagai jenis individual differences.
3. Mengetahui bagaimana gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri
individu.
4. Mengetahui cara-cara mengatasi individual differences dalam kehidupan
bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor yang mempengaruhi perbedaan pada individu satu dengan individu yang lain
adalah:
Faktor keturunan merupakan faktor genetis yang diturunkan oleh orang tua. Pewarisan
genetis ini terjadi pada saat pembuahan, yaitu ketika sel reproduksi perempuan (ovum)
dibuahi olehspermatozoon (sel reproduksi laki-laki). Dalam masing-masing sel
reproduksi baik spermatozoa maupun sel ovum terdapat 23 pasang kromosom (partikel
seperti benang yang masing-masing didalamnya terdapat gen. gen inilah yang membawa
cirri bawaan yang diwariskan orang tua kepada turunannya. Gen ini mengandung
petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini akan mengatur proses
fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk tubuh, kekuatan fisik,
kecerdasan dan berbagai pola perilaku 2
Meliputi: tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua.
Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua
terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian
juga dengan pekerjaan dan penghasilan orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan
membawa aplikasi pada berbedanya aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak, aspirasi
anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu
yang disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi
dapat membawa implikasi salah satunya ada perbedaan pola gizi yang diterapakan dalam
keluarga. Keluarga dengan status tinggi memungkinkan untuk menmberikan asupan
makanan bergizi tinggi pada anak-anaknya.
2
Seomanto, Wasty. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. ( jakarta: Rineka Cipta v, 2006), hal 69.
3
Pola asuh orang tua
Adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh
yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Berkaitan dengan pola
asuh ini terdapat tiga macam pola asuh orangtua, yaitu otoriter, permisif, dan
autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada
pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan.
Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekak keinginan anak.
Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah
gugup. Pola asuh permisif merupakan bentuk asuhan dimana orangtua member
kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntuk
untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Sementara itu pola asuh
authoritaif bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam
arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menetukan
perilakunya sendiri agar dapat disiplin. Budaya
Budaya dan kebudayaan sebagai sebuah rangkaian tidakan dan aktivitas manusia
yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud. Wujud ideal yang berupa norma, nilai,
gagasan dan peraturan. Wujud sistem sosial berhubungan dengan pembentukansuatu
pola tertentu. Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Ketiga wujud
kebudayaan tersebut mempengaruhi perilaku manusia.
Urutan kelahiran
4
Perceraian orangtua
Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis
kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara
gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender
termasuk dalam peran hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat dan atribut lain yang
menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki dan perempuan dalam kebudayaan yang ada.
Hubungan antara gender dan prestasi di kelas banyak menarik minat para peneliti.
Meskipun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam perkembangan fisik,
emosional, dan intelektual, namun sebenarnya tidak ada bukti yang berhubungan dengan
hal tersebut. Faktor sosial dan cultural merupakan alas an utama yang menyebabkan
terdapat perbedaan gender dalam prestasi akademik. Factor tersebut meliputi familiaritas
siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan, dll
3
Schultz Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal 33.
5
Perbedaan Kemampuan
Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian juga menyiratkan adanya
karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.
Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan
mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi, atau
keterampilan baru. Gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang
membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang
lain.
Gaya belajar bukanlah sesuatu yang statis. Gaya belajar dapat berubah tergantung pada
aktifitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya belajar berubah hal itu
cenderung menetap untuk sementara waktu sehingga menjadi kebiasaan.
6
Aspek Intelek:
- Perubahan secara kuantitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai
masalah.
- Semakin berkurangnya berpikir konkret dan berkembangnya pikiran abstrak. Berpikir
konkret adalah berpikir yang terikat pada bendanya dan sangat memerlukan bantuan jika
bendanya tidak ada, berpikir abstrak adalah berpikir yang tidak terikat pada benda.
- Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis.
Artinya semakin mampu membuat perencanaan, perkiraan, penaksiran.Aspek Emosi
- Ketidakstabilan emosi pada remaja
- Semakin mampu mengendalikan diri semakin bertambanya usia
Aspek Sosial:
- Semakin berkembangnya sikap toleran, empati, memahami dan menerima pendapat
orang lain.
- Semakin santun dalam menyampaikan pendapat
- Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain
Aspek Bakat Khusus:
- Semakin jelasnya bakat yang dimiliki individu
- Memiliki usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan kemampuan yang ada
Aspek Bahasa:
- Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa
- Dapat memformulasikan bahasa yang baik dan benar dalam meringkas ide dalam
deskripsi singkat
Aspek Nilai, Moral dan Sikap:
- Terbentuknya pandangan hidup yang jelas dan tegas
- Berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku -
serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari hari4
- Berkembangnya sikap menentang kebiasaan yangtidak sesuai dengan norma yang
berlaku.
4
Kartono, Kartini. Teori Kepribadian. ( Bandung: Alumni, 1980), hal. 129
7
4. CARA MENGATASI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
Salah satu cara yang paling efektif untuk menangani setiap perbedaan dalam kelas adalah
dengan membagi jumlah murid menjadi dua bagian yaitu peserta didik yang tergolong lambat
dan peserta didik yang tergolong cepat.
Kita perlu memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik yang tergolong
lambat. Karakteristik peserta didik yang tergolong lambat yang paling sering ditemukan
adalah sebagai berikut.
Seorang anak yang kurang berhasil dapat dilihat dari berbagai factor penyebab. Untuk
meningkatkan belajar matematika anak, anda harus dapat mendiagnosa setiap kekurangan
anak dan mengidentifikasi alasan khusus yang ada. Instruksi efektif untuk peserta didik
lambat adalah :
8
1. Pilih masalah yang melibatkan keterampilan pribadi, seperti masalah uang, waktu dan
pengukuran.
7. Peserta didik yang lambat diberi lebih banyak waktu dan variasi latihan.
Karakteristik peserta didik yang tergolong cepat yang paling sering ditemukan adalah
sebagai berikut.
9
5. Mempunyai komitmen tugas yang tinggi.
Program yang baik untuk siswa berkemampuan yang memadai dapat dilaksanakan
dengan alasan sebagai berikut:
1. Peserta didik akan lebih cepat memahami daripada murid yang lain.
2. Peserta didik dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada rata-ratasiswa lain.
3. Peserta didik dapat menemukan berbagai solusi untuk masalah yang tidak bisa
diselesaikan oleh siswa lain.
Akselerasi adalah cara untuk menyesuaikan dengan kurikulum bagi peserta didik yang
tergolong cepat. Akselerasi memungkinkan murid berbakat untuk maju lebih cepat dari
biasanya.
10
BAB 1V
KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal
yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang
dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan
masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hogan, R., Johnson,. J. Briggs, S (Eds) (1997) Buku Pegangan Psikologi kepribadian.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2006), hal. 15.
Jensen , AR (1998) The G Factor : Ilmu tentang kemampuan mental. Jensen , AR (19898) Faktor
G:
12