Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“INDIVIDUAL DIFFERENCEE ( PERBEDAAN INDIVIDU)”

Dosen Pengampu:

Dr.Hj. Fitri Sukmawati, S.PSi., M.Psi., PSIKOLOGI.

Disusun oleh:

1. Ardian Aswin (12101206)


2. Muhammad Rian (12101181)
3. Haris Setiawan (121

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN ILMU


KEGURUAN IAIN PONTIANAK TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul
“Individual Differencee” yang diampu oleh ibu Dr.Hj. Fitri Sukmawati, S.PSi.,
M.Psi., PSIKOLOGI.
ini dapat selesai dengan waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kepada Ibu yang
telah memberikan tugas pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, Kami sangat
berharap adanya kritik dan saran dari Ibu. Penuh harapan makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan bagi siapa saja pada umumnya.

Pontianak, 31 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................
B. MASALAH RUMUSAN..............................................................................................................
C. TUJUAN.........................................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
1. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA INDIVIDUAL DIFFERENCES.....................................
 Faktor keturunan ( Hereditas ).................................................................................................
 Faktor Lingkungan Status sosial ekonomi orangtua..............................................................
 Pola asuh orang tua...................................................................................................................
 Urutan kelahiran.......................................................................................................................
 Perceraian orangtua..................................................................................................................
2. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU..........................................................................
3. GEJALA-GEJALA YANG TERJADI PADA BERBAGAI ASPEK DALAM DIRI
INDIVIDU..............................................................................................................................................
BAB 1V.....................................................................................................................................................
KESIMPULAN........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia
sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya
manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat
atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.

Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual
yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat
dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-
potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang
diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa tidak ada individu yang sama, setiap individu mempunyai perbedaan dengan
individu yang lain. Perbedaan-perbedaan yang terjadi di setiap manusia itu dapat
berwujud perbedaan fisik, sifat, perilaku dan kebiasaan. Perbedaan tersebut juga tidak
akan terjadi dengan sendirinya, melainkan dengan adanya faktor-faktor yang mendorong
terjadinya perbedaan tersebut.1

Dalam makalah ini kami mencoba mengupas secara mendalam tentang perbedaan
individu atau individual differences berikut dengan faktor-faktor pendorong terjadinya
perbedaan, jenis-jenis perbedaan sampai bagaimana cara mengatasi perbedaan individu
satu dengan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

1
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), hal. 15.

1
B. MASALAH RUMUSAN
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi individual differences?
2. Apa saja macam-macam perbedaan individual?
3. Apa saja gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri individu?
4. Bagaimanakah cara mengatasi individual differences dalam kehidupan
bermasyarakat?

C. TUJUAN
1. Kita semua dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi individual
differences.
2. Mengetahui berbagai jenis individual differences.
3. Mengetahui bagaimana gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri
individu.
4. Mengetahui cara-cara mengatasi individual differences dalam kehidupan
bermasyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA INDIVIDUAL DIFFERENCES

Faktor yang mempengaruhi perbedaan pada individu satu dengan individu yang lain
adalah:

 Faktor keturunan ( Hereditas )

Faktor keturunan merupakan faktor genetis yang diturunkan oleh orang tua. Pewarisan
genetis ini terjadi pada saat pembuahan, yaitu ketika sel reproduksi perempuan (ovum)
dibuahi olehspermatozoon (sel reproduksi laki-laki). Dalam masing-masing sel
reproduksi baik spermatozoa maupun sel ovum terdapat 23 pasang kromosom (partikel
seperti benang yang masing-masing didalamnya terdapat gen. gen inilah yang membawa
cirri bawaan yang diwariskan orang tua kepada turunannya. Gen ini mengandung
petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini akan mengatur proses
fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk tubuh, kekuatan fisik,
kecerdasan dan berbagai pola perilaku 2

 Faktor Lingkungan Status sosial ekonomi orangtua

Meliputi: tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua.
Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua
terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian
juga dengan pekerjaan dan penghasilan orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan
membawa aplikasi pada berbedanya aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak, aspirasi
anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu
yang disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi
dapat membawa implikasi salah satunya ada perbedaan pola gizi yang diterapakan dalam
keluarga. Keluarga dengan status tinggi memungkinkan untuk menmberikan asupan
makanan bergizi tinggi pada anak-anaknya.

2
Seomanto, Wasty. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. ( jakarta: Rineka Cipta v, 2006), hal 69.

3
 Pola asuh orang tua

Adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh
yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Berkaitan dengan pola
asuh ini terdapat tiga macam pola asuh orangtua, yaitu otoriter, permisif,  dan
autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada
pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan.
Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekak keinginan anak.
Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah
gugup. Pola asuh permisif merupakan bentuk asuhan dimana orangtua member
kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntuk
untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Sementara itu pola asuh
authoritaif bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam
arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menetukan
perilakunya sendiri agar dapat disiplin.   Budaya

Budaya dan kebudayaan sebagai sebuah rangkaian tidakan dan aktivitas manusia
yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud.  Wujud ideal yang berupa norma, nilai,
gagasan dan peraturan. Wujud sistem sosial berhubungan dengan pembentukansuatu
pola tertentu. Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Ketiga wujud
kebudayaan tersebut mempengaruhi perilaku manusia.

 Urutan kelahiran

Beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan salah


satunya oleh urutan kelahirannya. Anak sulung cenderung lebih teliti, mempunyai
ambisi dan agresif dibanding adek-adeknya. Sementara itu anak tengah lebih mudah
bergaul dan memiliki rasa setia kawan yang tinggi. Oleh karena itu, mereka cenderung
memiliki kemampuan dalam bersosialisasi. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan
biasanya menyenangkan. Olek karena itu mereka sering dianggap sebagai anak bawang
yang selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama. Anak tunggal memiliki
karakteristik yang hamper mirip dengan anak pertama. Mereka lebih percaya diri, supel,
tidak senang dikritik serta perfeksionis.

4
 Perceraian orangtua

Perceraian biasanya didahului dengan konflik-konflik yang berkepanjangan dan


mengakibatkan goncangan bagi pihak termasuk anaknya. Anak yang berhadapan dengan
orangtua yang mudah marah akan menjadilesu, pencemas dan mudah gugup. Anak
menjadi kurang kasih sayang dan kurang terurus. Situasi semacam ini dapat
mengakibatkan anak-anak menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah,
sukar tidur, dan sebagainya.3

2. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU


 Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender

Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis
kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara
gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender
termasuk dalam peran hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat dan atribut lain yang
menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki dan perempuan dalam kebudayaan yang ada.

Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa,


perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan
kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar
belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.  Perbedaan gender dan prestasi di
Kelas

Hubungan antara gender dan prestasi di kelas banyak menarik minat para peneliti.
Meskipun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam perkembangan fisik,
emosional, dan intelektual, namun sebenarnya tidak ada bukti yang berhubungan dengan
hal tersebut. Faktor sosial dan cultural merupakan alas an utama yang menyebabkan
terdapat perbedaan gender dalam prestasi akademik. Factor tersebut meliputi familiaritas
siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan, dll

3
Schultz Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal 33.

5
 Perbedaan Kemampuan

Kemampuan sering diartikan secara sederhana sebagai kecerdasan. Perbedaan kecerdasan


dapat dipahami dari skor IQ yang dihasilkan dari tes hasil kecerdasan. Table berikut
menunjukkan distribusi IQ:

 Perbedaan Kepribadian

Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian juga menyiratkan adanya
karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.

 Perbedaan Gaya Belajar

Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan
mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi, atau
keterampilan baru. Gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang
membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang
lain.

Gaya belajar bukanlah sesuatu yang statis. Gaya belajar dapat berubah tergantung pada
aktifitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya belajar berubah hal itu
cenderung menetap untuk sementara waktu sehingga menjadi kebiasaan.

3. GEJALA-GEJALA YANG TERJADI PADA BERBAGAI ASPEK DALAM DIRI


INDIVIDU
 Aspek Jasmani:
- Pertumbuhan payudara pada wanita
-  Lekum pada remaja pria
- Kulit yang semakin halus pada wanita
- Otot yang semakin kekar pada pria

6
 Aspek Intelek:
- Perubahan secara kuantitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai
masalah.
- Semakin berkurangnya berpikir konkret dan berkembangnya pikiran abstrak. Berpikir
konkret adalah berpikir yang terikat pada bendanya dan sangat memerlukan bantuan jika
bendanya tidak ada, berpikir abstrak adalah berpikir yang tidak terikat pada benda.
- Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis.
Artinya semakin mampu membuat perencanaan, perkiraan, penaksiran.Aspek Emosi
- Ketidakstabilan emosi pada remaja
- Semakin mampu mengendalikan diri semakin bertambanya usia
 Aspek Sosial:
- Semakin berkembangnya sikap toleran, empati, memahami dan menerima pendapat
orang lain.
- Semakin santun dalam menyampaikan pendapat
- Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain 
 Aspek Bakat Khusus:
- Semakin jelasnya bakat yang dimiliki individu
- Memiliki usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan kemampuan yang ada
 Aspek Bahasa:
- Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa
- Dapat memformulasikan bahasa yang baik dan benar dalam meringkas ide dalam
deskripsi singkat
 Aspek Nilai, Moral dan Sikap:
- Terbentuknya pandangan hidup yang jelas dan tegas
- Berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku -
serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari hari4
-  Berkembangnya sikap menentang kebiasaan yangtidak sesuai dengan norma yang
berlaku.

4
Kartono, Kartini. Teori Kepribadian. ( Bandung: Alumni, 1980), hal. 129

7
4. CARA MENGATASI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN

Salah satu cara yang paling efektif untuk menangani setiap perbedaan dalam kelas adalah
dengan membagi jumlah murid menjadi dua bagian yaitu peserta didik yang tergolong lambat
dan peserta didik yang tergolong cepat.

 Karakteristik Peserta Didik Yang Tergolong Lambat

Kita perlu memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik yang tergolong
lambat. Karakteristik peserta didik yang tergolong lambat yang paling sering ditemukan
adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan berpikir di bawah rata-rata.

2. Susah menyesuaikan diri di sekolah.

3. Mempunyai kekurangan fisik.

4. Mempunyai masalah psikologis dan emosional.

5. Berasal dari keluarga miskin.

6. Mempunyai cacat fisik.

 Instruksi Yang Tepat untuk Peserta Didik Lambat

Seorang anak yang kurang berhasil dapat dilihat dari berbagai factor penyebab. Untuk
meningkatkan belajar matematika anak, anda harus dapat mendiagnosa setiap kekurangan
anak dan mengidentifikasi alasan khusus yang ada. Instruksi efektif untuk peserta didik
lambat adalah :

1. Perbaikan harus ditujukan terhadap penyebab rendahnya prestasi.

2. Pelatihan harus berkonsentrasi pada diagnosis kesulitan dalam matematika.

 Penyesuaian Yang Disarankan Untuk Peserta Didik Yang Tergolong Lambat.

8
1. Pilih masalah yang melibatkan keterampilan pribadi, seperti masalah uang, waktu dan
pengukuran.

2. Materi dan kecepatan yang tepat akan memastikan keberhasilan.

3. Memberikan peluang penelitian yang luas di laboratorium.

4. Memberikan tes diagnostik sistematis untuk daerah-daerah yang lemah.

7. Peserta didik yang lambat diberi lebih banyak waktu dan variasi latihan.

8. Sering memberikan praktek latihan singkat daripada yang panjang.

9. Menunda pengenalan topik baru sampai anak merasa jelas.

10. Jika memungkinkan, menetapkan buku untuk peserta didik lambat.

11. Sering memeriksa kebiasaan bekerja anak.

12. Mempersilahkan murid untuk menyampaikan pola pikir mereka.

13. Memberikan petunjuk yang cukup pada anak untuk membaca.

14. Berusaha untuk mengubah sikap peserta didik yang lambat.

15. Melibatkan orang tua dalam menyusun rencana pembelajaran.

16. Hindari ketertutupan dari peserta didik lainnya.

 Karakteristik Peserta Didik Yang Tergolong Cepat

Karakteristik peserta didik yang tergolong cepat yang paling sering ditemukan adalah
sebagai berikut.

1. Memiliki kemampuan berfikir di atas rata-rata.

2. Memiliki prestasi yang tinggi dalam matematika.

3. Cepat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah.

4. Status sosial ekonomi tinggi.

9
5. Mempunyai komitmen tugas yang tinggi.

6. Memiliki kreativitas yang tinggi.

7. Penyesuaian sosial yang baik.

 Instruksi Yang Tepat untuk Peserta Didik Yang Cepat

Program yang baik untuk siswa berkemampuan yang memadai dapat dilaksanakan
dengan alasan sebagai berikut:

1. Peserta didik akan lebih cepat memahami daripada murid yang lain.

2. Peserta didik dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada rata-ratasiswa lain.

3. Peserta didik dapat menemukan berbagai solusi untuk masalah yang tidak bisa
diselesaikan oleh siswa lain.

 Penyesuaian Kurikulum Untuk Peserta Didik Cepat

Akselerasi adalah cara untuk menyesuaikan dengan kurikulum bagi peserta didik yang
tergolong cepat. Akselerasi memungkinkan murid berbakat untuk maju lebih cepat dari
biasanya.

10
BAB 1V

KESIMPULAN

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal
yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang
dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan
masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-


kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan
jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang
bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan
mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan
teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak
kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Brody, N. dan Echrlichman, H. (1997) Psikologi Kepribadian: ilmu individualitas. Eysenck, HJ


(1994) Kepribadian: Dasar biologis.

Eysenck, HJ dan Eysenck MW (1985) Kepribadian dan perbedaan individu

Hogan, R., Johnson,. J. Briggs, S (Eds) (1997) Buku Pegangan Psikologi kepribadian.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2006), hal. 15.

Jensen , AR (1998) The G Factor : Ilmu tentang kemampuan mental. Jensen , AR (19898) Faktor
G:

Ilmu Kemampuan Mental. Westport, Conn. Praeger Ulasan tentang

12

Anda mungkin juga menyukai