Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GRIBIG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA

Oleh:

Erwhin Dini Paranti


202120461011168

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GRIBIG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA

NAMA: Erwhin Dini Paranti


NIM: 202120461011168
TGL PRAKTEK/MINGGU KE: 31 Oktober – 4 November 2022 / MINGGU 4

Malang, 04 November 2022


Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,

(Anggraini D.K, S. Kep., Ns.MNS) (Ulfa Rama, S. Kep., Ns.)

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I REFERAT KELUARGA ........................................................................ 4
1.1 KONSEP KELUARGA .......................................................................... 4
1.1.1 Definisi .............................................................................................................. 4
1.1.2 Tipe Keluarga ................................................................................................... 4
1.1.3 Struktur Keluarga ............................................................................................ 4
1.1.4 Fungsi Keluarga ............................................................................................... 6
1.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga ............................................................................. 6
1.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga ..................................................................... 6
BAB II. REFERAT CVA ................................................................................... 8
2.1 PENGERTIAN ...................................................................................... 8
2.2 ETIOLOGI ......................................................................................... 8
2.3 TANDA DAN GEJALA ........................... Error! Bookmark not defined.
2.4 KLASIFIKASI ..................................................................................... 8
2.5 PATOFISIOLOGI .............................................................................. 9
2.6 KOMPLIKASI ....................................................................................10
2.7 PENATALAKSANAAN ....................................................................12
2.8 PATHWAY .............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................14

iii
BAB I REFERAT KELUARGA
1.1 KONSEP KELUARGA
1.1.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh yang besar
terhadap kesehatan masing-masing anggota keluarganya, Keluarga terdiri dari kumpulan dua
individu atau lebih yang saling ketergantungan dan memiliki keterikatan satu sama lain dalam
hal emosional, fisik, dan dukungan ekonomi (Esti & Johan, 2020). Menurut (Patimah, 2020),
Keluarga merupakan sekelompok orang yang disatukan oleh sebuah ikatan pernikahan, darah
atau adopsi yang membentuk suatu rumah tangga yang saling berinteraksi baik dalam peran
sosial masing-masing anggota keluarga tersebut, Seperti suami, istri, ibu dan ayah, saudara
laki-laki dan saudari perempuan yang nantinya akan menciptakan budaya bersama
(Hernilawati, 2013).
1.1.2 Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Tipe Keluarga Tradisional
Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi inidapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudiantinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
1.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga sebagai berikut:
a. Pola dan Proses Komunikasi: Komunikasi keluarga merupakan suatu proses
simbolik, transaksional untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalam
keluarga.

4
b. Struktur Kekuatan: Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung
pada kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.
Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu
untuk mengontrol atau memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam
struktur keluarga:
1. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap
anak.
2. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah sesorang
yang dapat ditiru oleh anak.
3. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima).
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan keinginannya)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
7. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih,
misalnya hubungan seksual).
Struktur Peran: Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status. Peran-
peran formal dalam keluarga:
a. Peran formal dalam keluarga dalah posisi formal pada keluarga, seperti ayah, ibu dan
anak Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin
keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa
aman bagi seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok
sosial tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak, pelidung keluarga, sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai
anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak berperan sebagai
pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Peran Informal keluarga: Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat
implisit, tidak tampak ke permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan
emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat. Nilai keluarga akan
membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga. Nilai

5
keluarga iniakan menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah kesehatandan
stressor-stressor lain.
(Esti & Johan, 2020)
1.1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat
terjadi stres.
b. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian masalah.
c. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan
melahirkan anak.
d. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.
1.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluara yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
1.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga
Salah satu teori perkembangan keluarga adalah keluarga berkembang dari waktu- kewaktu
dengan pola secara umum dan dapat diprediksi. Paradigma siklus kehidupan ialah
menggunakan tingkat usia, tingkat sekolah dan anak paling tua sebagai tonggak untuk interval
siklus kehidupan (Gusti, Salvari. 2013).

6
Tahap I Keluarga pemula (Keluarga baru menikah - hamil)

Tahap II Keluarga mengasuh anak (anak tertua bayi - umur 30bulan)

Tahap III Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2 - 6
tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6 – 13
tahun)
Tahap V Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia13 – 20
tahun)
Tahap VI Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai dengan anak terakhir meninggalkan rumah)

Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension)


Tahap VIII Keluarga dalam masa pension dan lansia (hinggapasangan
meninggal dunia).

7
BAB II. REFERAT IMUNISASI
2.1 PENGERTIAN
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah
suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit
dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita (Mardianti &
Farida, 2020). Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan
efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020). Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk
mencegah terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (Senewe et
al., 2017).
Jadi Imunisasi ialah tindakan yang dengan sengaja memberikan antigen atau bakteri
dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan,
sehingga hanya mengalami gejala ringan apabila terpapar dengan penyakit tersebut.
2.2 MANFAAT IMUNISASI

Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung terlihat. Manfaat
imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan
maupun kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi tidak hanya dapat memberikan perlindungan kepada individu namun juga
dapat memberikan perlindungan kepada populasi Imunisasi adalah paradigma sehat
dalam upaya pencegahan yang paling efektif (Mardianti & Farida, 2020).
Imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan karena dapat
memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi, dengan adanya imunisasi dapat
memberikan perlindunga kepada indivudu dan mencegah seseorang jatuh sakit dan
membutuhkan biaya yang lebih mahal.

8
2.3 KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, stroke dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Stroke iskemik
Hampir 85% stroke di sebabkan oleh, sumbatan bekuan darah, penyempitan
sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus (kotoran)
yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada di luar
tengkorak). Ini di sebut sebagai infark otak atau stroke iskemik.Sebagian stroke
iskemik terjadi di hemisfer otak, meskipun sebagian terjadi di serebelum (otak kecil)
atau batang otak. Beberapa stroke iskemik di hemisfer tampaknya bersifat ringan
(Sekitar 20% dari semua stroke iskemik) stroke ini asimptomatik (tidak bergejala, hal
ini terjadi ada sekitarsepertiga pasien usia lanjut) atau hanya menimbulkan
kecanggungan, kelemahan ringan atau masalah daya ingat. Namun stroke ringan
ganda dan berulang dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan
dimensia(Irfan, 2012). Biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau dipagi hari ( Wijaya& Putri, 2013)
b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik di sebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut
hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang
subaraknoid yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang

menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling
mematikan, tetapi relative hanya menyusun sebgian kecil dari stroke total, 10-15%
untuk perdarahan intraserebrum dan 5% untuk perdarahan subaraknoid(Irfan,
2012). Biasanya kejadianya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat ( Wijaya& Putri, 2013)

2.3 PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadanganoksigen. Jika
liran darah kesetiap otak terhambat karena thrombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen kejaringan otak. Kurang selama 1 menit dapat mengarah pada
gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen
dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neiron-neuron.
Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin

9
akibat dari bekuan darah, udara, plaque, atheroma fragmen lemak. Jika etiologic stroke
adalah hemoragi maka factor pencetur adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler,
aneurisma serabut dapat terjadi rupture dan dapat menyebabkan hemorhagi.
Pada stroke thrombosis atau metabolic maka otak mengalami iskemia dan infark
sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama
sehingga dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan
kematian pada area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena
dan luasnya saat terkena.
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis dan system vertebrobasilar dan semua
cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama
15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa
oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi
oleh arteri tersebut.
1) Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan
thrombosis, robeknya dinding pembuluh darah atau peradangan
2) Berkurangnya perfusi akibat gangguan alirn darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah

3) Gangguan aliran darah akibat bekuan embolus infeksi yang berasal dari jantung
atau pembuluh ekstrakranium
4) Rupture vascular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid

2.4 KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari stroke hemoragik termasuk perdarahan ulang atau
ekspansi hematoma, vasospasme otak menyebabkan iskemia serebral, hidrosefalus
akut, yang terjadi ketika darah menghalangi reabsorpsi cairan serebrospinal oleh vili
arakhnoid dan kejang.
a. Hipoksia Serebral dan Penurunan Aliran Darah
Komplikasi langsung dari stroke hemoragik termasuk hipoksia serebral,
penurunan aliran darah otak, dan perluasan area cedera. Memberikan oksigenasi
darah yang cukup ke otak meminimalkan hipoksia serebral. Fungsi otak bergantung

10
pada pengiriman oksigen ke jaringan. Pemberian oksigen tambahan dan
mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat yang dapat diterima
akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan. Aliran darah otak
tergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah otak.
Hidrasi yang memadai (cairan IV) harus dipastikan untuk mengurangi viskositas
darah dan meningkatkan aliran darah otak. Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu
dihindari untuk mencegah perubahan aliran darah otak dan potensi untuk
memperluas area cedera. Kejang juga dapat mengganggu aliran darah otak,
mengakibatkan cedera lebih lanjut pada otak. Mengamati aktivitas kejang dan
memulai pengobatan yang tepat merupakan komponen penting perawatan setelah
stroke hemoragik (Brunner & Suddarth,2018).

b. Vasospasme
Perkembangan vasospasme serebral (penyempitan lumen dari pembuluh
darah kranial) merupakan komplikasi serius dari perdarahan subaraknoid dan
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada mereka yang selamat
dari perdarahan subaraknoid awal. Mereka yang mengalami vasospasme otak, 15%
sampai 20% meninggal (Wuchner et al., 2012).Vasospasme paling sering terjadi 7
hingga 10 hari setelah perdarahan awal (Connolly et al., 2012), saat bekuan
mengalami lisis (pelarutan), dan kemungkinan perdarahan ulang meningkat. Ini

menyebabkan peningkatan resistensi vaskular, yang menghambat aliran darah otak


dan menyebabkan iskemia otak (iskemia serebral tertunda) dan infark. Tanda dan
gejala mencerminkan area otak yang terlibat. Vasospasme sering kali ditandai
dengan sakit kepala yang memburuk, penurunan tingkat kesadaran (kebingungan,
lesu, dan disorientasi), atau defisit neurologis fokal baru (afasia, hemiparesis)
(Brunner & Suddarth, 2018).

c. Peningkatan Tekanan Intrakranial


Peningkatan TIK dapat terjadi setelah stroke iskemik atau hemoragik tetapi
hampir selalu terjadi setelah perdarahan subaraknoid. Mannitol dapat diberikan
untuk mengurangi TIK. Ketika manitol digunakan sebagai ukuran jangka panjang
untuk mengontrol TIK, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit
(hiponatremia atau hipernatremia; hipokalemia atau hiperkalemia) dapat terjadi.

11
Mannitol menarik air keluar dari jaringan otak melalui osmosis dan mengurangi
total cairan tubuh melalui diuresis. Keseimbangan cairan pasien dipantau terus
menerus dan dinilai untuk tanda-tanda dehidrasi dan untuk peningkatan TIK
kembali. Intervensi lain mungkin termasuk meninggikan kepala tempat tidur sampai
30 derajat, menghindari hiperglikemia dan hipoglikemia, sedasi, dan penggunaan
larutan garam hipertonik dalam berbagai konsentrasi (misalnya, 3%, 7,5%, atau
23%) (Wijdicks et al. , 2014)

2.5 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral decubitus bila disertai
muntah. Boleh dimulai mobilitasi bertahap apabila hemodinamik stabil
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi bila perlu berikan oksigen 1-2
liter/menit bila ada hasil gas darah
3) Kandungan kemin yang penuh dikosongkan (kateter)
4) Control tekanan darah, dipertahankan normal
5) Suhu tubuh harus dipertahankan
6) Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan, bila
terdapat gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun dianjurkan
(NGT)

7) Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi


2. Penatalaksanaan medis
1) Trombolitik (streptokinase)
2) Anti platelet/anti thrombolitik (asetosol, cilostazol, dipiridamol)
3) Antikoagulan (heparina0
4) Hemarrhagea (pentoxyfilin)
5) Antagonis serotonin (noftidrofuryl)
6) Antagonis calcium (nomodipin, piracetam)

12
13
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DATA UMUM
Nama Kepala
: Tn M
Keluarga
Usia : 28 Tahun
Alamat dan Telepon : Sawojajar rt 07 rw 05

Tipe Keluarga : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2 - 6 tahun)

Komposisi Keluarga :
Hubung
Nama JK Tgl lahir / Usia Pendidikan Pekerjaan
an
1. Tn. M L 30-06-1995 / 28 Th Suami SD Sopir
2. Ny. L P 13-05-1996 / 27 Th Istri SD Pekerja swasta
21-12-2020/ 3 Th
3. An. D P Mertua Tidak Sekolah Tidak bekerja
Genogram:

Perempuan Hubungan

Laki-Laki Keturunan

Pasien Binaan Serumah

Latar Belakang
: seluruh anggota keluarga asli jawa
Budaya

14
Identitas Religius : seluruh anggota keluarga beragama islam
: keluarga memiliki penghasilan <2.000.000 setiap bulannya, penghasilan
Status Ekonomi
berasal dari hasil tani kepala keluarga.

Aktivitas Rekreasi : Keluarga melakukan rekreasi setiap 1 bulan 1x jikalau sebelum pandemi,
atau Waktu Luang namun selam pandemi keluarga jarang melakukan rekreasi.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap
Perkembangan Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2 - 6 tahun)
Keluarga Saat Ini

Riwayat (Kesehatan)
: Mengatakan bahwa sebelum-sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit
Keluarga Inti

Riwayat (Kesehatan)
: Keluarga sebelumnya dari bapak/ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti
Keluarga
hipertensi, stroke.
Sebelumnya
3. DATA LINGKUNGAN

- Rumah yang ditempati adalah rumah pribadi


- Luas penerangan : 60% dari luas rumah
- Luas rumah 12 X 18
- Atap rumah genteng
- Ventilasi rumah ada jendela pada ruang depan disamping dan
dibelakang rumah, setiap kamar memiliki jendela
- Cahaya dapat masuk kedalam rumah depan sampai ke ruangan
Karakteristik belakang
Rumah - Penerangan rumah menggunakan listrik
- Lantai menggunakan keramik
- Kebersihan rumah : rumah terlihat rapi dari depan terdapat tanaman
hias dan kolam ikan berukuran kecil, di dalam rumah bagian ruang
tamu terdapat banyak mainan anak namun tetap tertata rapi. Meja
dan Jendela terlihat bersih dan tidak berdebu.
- Di kamar tidur anak tampak tidak rapi, banyak mainan berserakan.
Namun kamar tidur lainnya Nampak rapi.
- Dinding kamar tidak berjamur dan tidak lembab di setiap kamar
- Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah yang berada di
depan rumah, sampah biasanya di timbun dan diambil oleh petugas
kebersihan
- Sumber air menggunakan sumur
Karakteristik - Dikamar mandi menggunakan jamban jongkok dengan pembuangan
Lingkungan tinja >10meter
- Keluarga mempunyai saluran pembuangan limbah dari rumah
dialirkan ke selokan

15
- Keluarga sering kali mengikuti acara dikampung (PKK, Pengajian, ,
Siskamling, Pelatihan warga)
- Fasilitas kesehatan lumayan dekat dan dapat di jangkau oleh keluarga
dengan menggunakan sepeda motor
- Jarak rumah berdempetan
- Keluarga berhubungan baik dengan tetangganya

DAPUR KM 1

R.
R. TV
MAKAN

KT 2
LO
Denah R.TAMU NG
KT 1

TERAS

- Penjelasan denah rumah:


keluarga Tn. M memiliki denah rumah seperti di atas. Ruang tamu berada di
bagian depan rumah, memiliki 2 kamar tidur dan 1 toilet pribadi milik
keluarga. Trdapat Ruang Tv.

4. STRUKTUR KELUARGA
- Komunikasi keluarga terjalin baik
- bahasa yang digunakan jawa.
Pola Komunikasi - Komunikasi dilakukan melalui telepon dan secara langsung
- Jika ada masalah dalam keluarga akan diselesaikan secara
Bermusyawarah
Struktur Kekuasaan - Pengambilan keputusan diambil oleh kepala keluarga
Keluarga - Antar anggota keluarga saling mendukung satu sama lain
dalam keluarga ini yang memiliki peran mencari nafkah adalah kepala
Struktur Peran keluarga dan dibantu dengan penghasilan gaji dari Istri honorer dan 1Balita
belum sekolah
Struktur Nilai : nilai dan budaya yang dianut adalah budaya jawa
5. FUNGSI KELUARGA
diantara anggota keluarga terdapat rasa saling memiliki, saling membantu.
Keluarga saling memberikan dukungan dan saling menjaga kesehatan masing-
Fungsi Afektif masing

16
- Hubungannya dengan keluarga sangat baik, namun orang tua tidak pernah
Fungsi Sosialisasi
mengikuti Posyandu balita untuk anaknya sejak umur 3 bulan. Acara yang
(Lengkapi dengan
diikuti di kampung seperti tahlilan, mengikuti perkumpulan kepala keluarga,
ECO-MAP)
PKK, Posyandu, Pelatihan Masyarakat

Fungsi Perawatan
- Ny. P dan Tn. N tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga
Keluarga
status kesehatan tidak terpantau secara baik.
Fungsi
Reproduksi
(Menikah, program - Ny. P mengikuti program KB suntik tiap 3 bulan
KB, melahirkan
anak ke)
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
- Jangka pendek:. Ny. L seringkali tidak mau dalam kegiatan Imunisasi
anaknya karena di anggap imunisasi membuat anaknya demam dan
rewel.
- Jangka Panjang:
keluarga Ny. L memiliki stressor tentang persiapan bagaimana cara
untuk mengangani saat anaknya demam setelh di lakukan imunisasi.
Kondisi Stress dan Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah:
Koping Keluarga setiap kali ada masalah yang dihadapi oleh keluarga. Keluarga selalu
membicaran secara bersama-sama dan mencoba mencari solusi yang
terbaik
- Strategi koping yang digunakan
dengan cara membicarakan kepada keluarga dan kepada orang yang
bersangkutan dan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga 1
Tn. M tidak terkaji karena masih bekerja.

Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga 2.

I. IDENTITAS
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 Tahun
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: Compos mentis

Keluhan yang dirasakan saat ini:


klien mengeluh pusing dan punggung sakit dan badan terasa capek semua.

Riwayat kesehatan yang lalu :


Ny. L tidak meiliki Riwayat penyakit.
III. STATUS FISIOLOGIS
A. Tanda-tanda vital dan status gizi:

17
(1) Tensi : 111/90
(2) Nadi : 95x/m
(3) Respirasi
: 20x/m
(4) Suhu : -
(5) TB : 150 cm
(6) BB : 55kg
(7) Spo2 :-
(8) IMT : Rumus IMT
BB(kg)/TB2 (m) = 55/(1,5x1,5)=55/2,25 = 24,4
Menurut WHO IMT normal 18,5-24,9, jadi kondisi IMT
tergolong IMT normal.
IV. PENGKAJIAN POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
A. POLA NUTRISI
Jumlah : 3x/hari
Jenis : nasi lauk pauk dan suka konsumsi gorengan, masih suka makan makanan
asin, tidak suka buah
Frekuensi: porsi makan sedikit sedikit namum sering
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Suplemen: tidak mengonsumsi suplemen

B. POLA CAIRAN
Jumlah : Air putih
Jenis : air putih
Frekuensi : 600ml kadang kurang untuk air putih
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Suplemen : tidak mengonsumsi suplemen

C. POLA ELIMINASI
BAB:
- Frekuensi: 3x/minggu
- Karakteristik: normal seperti biasa
- Kesulitan: tidak ada kesulitan
BAK
- Frekuensi: 4-5x/hari
- Karakteristik: normal seperti biasa (Kuning, kadang putih)
- Kesulitan: tidak ada kesulitan

D. POLA PERSONAL HYGIENE


- Mandi: 2x sehari
- Keramas: 2x/minggu
- Gosok gigi: 2xsehari
- Kuku: bersih

E. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Frekuensi: 2x/hari
Durasi: siang 1 jam. Malam 7 jam
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

18
F. POLA AKTIVITAS FISIK
Frekuensi: tidak pernah jalan jalan, hanya berjemur kalau merasa kedinginan
Durasi: tidak tentu
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

G. LAIN-LAIN : Tidak ada


V. PENGKAJIAN HEAD TO TOE
1. Kepala
Kebersihan : ( ) Kotor (V) Bersih
Kerontokan rambut : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan : (V ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, jelaskan : mengeluh sering pusing, baik saat bergerak maupun diam
dan mendadak

2. Mata
Konjungtiva : ( ) Anemis ( V ) Tidak
Sclera : ( ) Ikterik ( V ) Tidak
Strabismus : ( ) Ya (V ) Tidak
Penglihatan : ( V ) Kabur ( ) Tidak
Peradangan : ( ) Ya ( V) Tidak
Riwayat katarak : ( ) Ya (V ) Tidak
Penggunaan kacamata : ( ) Ya ( V) Tidak
Keluhan : (V) Ya ( ) Tidak
Jika ya, jelaskan: mata kadang berkunang-kunang

3. Hidung
Bentuk : (V ) Simetris ( ) Tidak
Peradangan : ( ) Ya ( V ) Tidak
Penciuman : ( ) Terganggu ( V ) Tidak
Pernafasan cuping hidung : ( ) Positive (V ) Negative

4. Mulut dan tenggorokan


Kebersihan : ( ) Kotor ( V ) Bersih
Mukosa : ( ) Kering (V ) Lembap
Peradangan / stomatitis : ( ) Ya (V ) Tidak
Gigi geligi : ( ) Karies ( ) Tidak (V ) ompong ( ) Tidak
Radang gusi : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan mengunyah : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya (V ) Tidak

5. Telinga
Kebersihan : (V ) Kotor ( ) Bersih
Peradangan : ( ) Ya (V ) Tidak
Pendengaran : (V ) Terganggu ( ) Tidak
Jika terganggu, jelaskan:
Keluhan lain : ( ) Ya ( V ) Tidak
Jika ya, jelaskan :

19
6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ( ) Ya (V ) Tidak
JVD : ( ) Ya (V ) Tidak
Kaku kuduk : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan lain: tidak ada keluhan

7. Dada
Bentuk dada: (V ) Normal chest ( ) Barrel chest ( ) Pigeon chest ( ) Lainnya….
Retraksi : (V ) Tidak ( ) Ya, bagian
Wheezing : ( ) Positive (V) Negative
Ronchi : ( ) Positive (V) Negative

Suara jantung tambahan: ( ) Ya (V ) Tidak


Ictus cordis : ICS ke
Keluahan lain: -

8. Abdomen
Bentuk : ( ) Distend ( ) Flat ( ) Lainnya
: (V) Normal simetris ( ) Tidak ada penonjolan
Nyeri tekan : ( ) Ya (V ) Tidak
Hypersonan/sonan : ( ) Ya (V ) Tidak
Supel : ( V ) Ya ( ) Tidak
Bising usus : ( V ) Ada ( ) Tidak Frekuensi 6-7 x/menit
Massa : ( ) Ya ( V ) Tidak
Keluhan lain : tidak ada keluhan

9. Genetalia
Kebersihan : ( ) Kotor ( ) Bersih
Hemoroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Hernia : ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan lain : Tidak Dikaji

10. Ekstermitas
Kekuatan otot : (skala 1-5)
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
2 : Melawan gravitasi dengan sokongan
3 : Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
Jelaskan : Kekuatan otot pasien dalam batas normal dan tidak memiliki
masalah.
Postur tubuh : ( ) Skoliosis ( ) Lordosis ( ) Kifosis ( V ) Tegap atau
normal
Rentang gerak : ( V ) Maksimal ( ) Terbatas
Deformitas : ( ) Ya ( V ) Tidak
Tremor : ( ) Ya (V ) Tidak

20
Edema kaki : ( ) Ya ( V ) Tidak ( ) pitting edema( ) Tidak
Edema tipe:
Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( V ) Tidak, jenis:
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + + 5 5
Triceps + +
Knee + + 5
5
Achiles + +
Keterangan:
Refleks + : ( V ) Ya ( ) Tidak
Reflek - : ( ) Naik (V ) Menurun
Keterangan:
Refleks + :
- Biceps : gerakan menggerakkan menekuk sendi atau menjauhi sendi
- Trisep : gerakan menggerakkan menarik dan merentangkan bagian trisep
- Knee : gerakan menggerakkan knee lurus ke depan dan ke belakang
- Achiles : Jari-jari kaki dapat mengembang pada saat pemeriksaan di tendon
achiles
11. Integumen
Kebersihan : ( ) Kotor ( V ) Bersih
Warna : ( ) Pucat ( V ) Tidak
Kelembaban : ( ) Kering ( V ) Lembap
Gangguan pada kulit : ( ) Ya ( V ) Tidak
Perifer : ( ) Sianosis (V ) Tidak
Jelaskan

Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga 3.


I. IDENTITAS
Nama : An. D
Jenis Kelamin : L
Umur : 3 Tahun
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: Compos mentis

Keluhan yang dirasakan saat ini:


An. D hanya merespon dengan menangis dan dan berteriak saat dilakukan pemeriksaan.
Riwayat kesehatan yang lalu :
An. D tidak meiliki Riwayat penyakit.

21
II. RIWAYAT IMUNISASI
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1. HB O lahiran
2. BCG, POLIO 1 1 bulan demam
3. DPT-HB -Hib 1, -
,Polio 2
4. DPT-HB -Hib 2, -
,Polio 3
5. DPT-HB -Hib 2, -
,Polio 4, IPV
6. Campak -
7. DPT-HB dan MR -
lajutan.

III. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


Pertumbuhan Fisik
1. BB saat ini: 14 kg TB= 83 cm LK=........cm LLA=..........cm
3. BB Lahir= 2,8kg Panjang Lahir= 48cm
4. Perkembangan Tiap tahap :
a. Berguling : 2 bln
b. Duduk : 4 bln
c. Merangkak : 8 bln
d. Berdiri : 1 thn
e. Berjalan : 1, 6 thn
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 2 bln
g. Bicara pertama kali : 2 thn
h. Berpakaian tanpa bantuan : -
IV. PENGKAJIAN HEAD TO TOE
1. Kepala
Kebersihan : ( ) Kotor (V) Bersih
Kerontokan rambut : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan : (V ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, jelaskan : mengeluh sering pusing, baik saat bergerak maupun diam
dan mendadak
2. Mata
Konjungtiva : ( ) Anemis ( V ) Tidak
Sclera : ( ) Ikterik ( V ) Tidak
Strabismus : ( ) Ya (V ) Tidak
Penglihatan : ( V ) Kabur ( ) Tidak

22
Peradangan : ( ) Ya ( V) Tidak
Riwayat katarak : ( ) Ya (V ) Tidak
Penggunaan kacamata : ( ) Ya ( V) Tidak
Keluhan : (V) Ya ( ) Tidak
Jika ya, jelaskan: mata kadang berkunang-kunang
3. Hidung
Bentuk : (V ) Simetris ( ) Tidak
Peradangan : ( ) Ya ( V ) Tidak
Penciuman : ( ) Terganggu ( V ) Tidak
Pernafasan cuping hidung : ( ) Positive (V ) Negative
4. Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : ( ) Kotor ( V ) Bersih
Mukosa : ( ) Kering (V ) Lembap
Peradangan / stomatitis : ( ) Ya (V ) Tidak
Gigi geligi : ( ) Karies ( ) Tidak (V ) ompong ( ) Tidak
Radang gusi : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan mengunyah : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya (V ) Tidak

5. Telinga
Kebersihan : (V ) Kotor ( ) Bersih
Peradangan : ( ) Ya (V ) Tidak
Pendengaran : (V ) Terganggu ( ) Tidak
Jika terganggu, jelaskan:
Keluhan lain : ( ) Ya ( V ) Tidak
Jika ya, jelaskan :

6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ( ) Ya (V ) Tidak
JVD : ( ) Ya (V ) Tidak
Kaku kuduk : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan lain: tidak ada keluhan

7. Dada
Bentuk dada: (V ) Normal chest ( ) Barrel chest ( ) Pigeon chest ( ) Lainnya….
Retraksi : (V ) Tidak ( ) Ya, bagian
Wheezing : ( ) Positive (V) Negative
Ronchi : ( ) Positive (V) Negative

Suara jantung tambahan: ( ) Ya (V ) Tidak


Ictus cordis : ICS ke
Keluahan lain: -

8. Abdomen
Bentuk : ( ) Distend ( ) Flat ( ) Lainnya
: (V) Normal simetris ( ) Tidak ada penonjolan
Nyeri tekan : ( ) Ya (V ) Tidak
Hypersonan/sonan : ( ) Ya (V ) Tidak
Supel : ( V ) Ya ( ) Tidak

23
Bising usus : ( V ) Ada ( ) Tidak Frekuensi 6-7 x/menit
Massa : ( ) Ya ( V ) Tidak
Keluhan lain : tidak ada keluhan

9. Genetalia
Kebersihan : ( ) Kotor ( ) Bersih
Hemoroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Hernia : ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan lain : Tidak Dikaji

Tn. M Ny.L An. D


110/90
TD - -
mmHg
N - 90 x/mnt 105 x / mnt
RR - 20 x/mnt 20 x/mnt
Suhu - 36,2 ⁰C 36 ⁰C
TB - 150 cm 83 cb
BB - 50 Kg 14 Kg
Pemfis - Normal Normal

24
I. ANALISA DATA
DATA MASALAH
PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN
DS: Kurang Terpapar Infromasi Defisit Pengetahuan
- Ny. L menanyakan apa tentang (Gaya Hidup Sehat,
pentingnya imunisasi. Keamanan fisik Anak.
Ny. L mengataka jika melakukan Kondisi klinis yang baru di
imunisasi anak akan demam dan hadapi oleh klien) (D.0111)
rewel.

DO:
- Saat saya observasi dengan
melihat buku KIAN Ny L tidak
melakukan imuninasi sejak
anaknya usia 3 bulan keatas
tidak di lanjutkan.
Ds: Defisiensi Stimulus Gangguan
- Ibu pasien mengatakan pasien Tumbuh Kembang
belum lancer berbicara b.d Defisiensi
Do: Stimulus (D.0106)
- Pasien hanya merespon dengan
menangis dan dan berteriak saat
dilakukan pemeriksaan.
- Pasien tidak merespon
pertanyaan.
- Kontak mata
terbatas.

25
II. SKORING PRIORITAS DIAGNOSA
1. Defisit Pengetahuan tentang (Gaya Hidup Sehat, Keamanan fisik Anak. Kondisi klinis yang baru di hadapi oleh klien)
- Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 1 pasien mengatakan
Risiko tinggi 2 malas untuk pergi ke
Potensial 1 fasilitas kesehatan, klien
juga menyampaikan
kesulitan untuk
mengatur pola nutrisi
dari sakit yang diderita
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 0,25 klien tinggal bersama
Sebagian 1 istri
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 0,6 Pasien menyadari akan
Cukup 2 kondisi nya bahwa
Rendah 1 keluhannya kadang
mengganggu aktivitas
dan kenyamanan nya
dalam kesehariannya..
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 kesehjateraan kesehatan
Total 2,85
2. Gangguan Tumbuh Kembang b.d Defisiensi Stimulus
Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 0,6 px masih menunjukkan
Risiko tinggi 2 kegiatan yang
Potensial 1 cenderung berisiko
seperti tidak
mengontrol makanan
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 0,25 px menanyakan
Sebagian 1 bagaimana cara untuk
Tidak dapat 0 mengatur aktivitas yang

26
kurang baik
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 0,6 Px cukup antusias
Cukup 2 berdiskusi dan
Rendah 1 menunjukkan
kebutuhan dengan
perawat terkait
informasi kesehatan
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 0,5 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 pengetahuan pasien dan
keluarga
Total 1,95

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Defisit Pengetahuan tentang (Gaya Hidup Sehat, Keamanan fisik Anak. Kondisi klinis yang baru di hadapi oleh klien) b.d kurang terpapar
informasi (D.0111)
2. Gangguan Tumbuh Kembang b.d Defisiensi Stimulus (D.0106)

27
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
Hari/
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi Implementasi Hari/ Tgl Evaluasi Ttd
Tgl
1. 1.Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Senin, 31 1. 13.00 WIB: Senin, 31 S: Keluarga mengatakan
tentang (Gaya Hidup Sehat, intervensi selama Kesehatan Oktober Mengidentifikasi Oktober faham dengan apa yang
Keamanan fisik Anak. 1x48 jam, maka (I.12383): 2022 kesiapan dan 2022 dijelaskan
Kondisi klinis yang baru di Tingkat Observasi: kemampuan menerima O:
hadapi oleh klien) b.d Pengetahuan 1. Identifikasi 13.00 WIB informasi, serta faktor- 14.00 WIB 1. Perilaku sesuai
kurang terpapar informasi (L.12111) kesiapan dan faktor yang dapat anjuran (sedang)
(D.0111) Meningkat kemampuan meningkatkan dan 2. Pengetahuan
dengan kriteria menerima menurunkan motivasi menjelaskan
hasil: informasi perilaku hidup bersih pengetahuan tentang
1. Perilaku sesuai 2. Identifikasi dan sehat suatu topik (sedang)
anjuran (cukup faktor-faktor 2. 14.10 WIB: 3. Persepsi keliru
meningkat) yang dapat Merencakan materi dan terhadap masalah
2. Pengetahuan meningkatkan media edukasi untuk (sedang)
menjelaskan dan promkes, serta 4. Pertanyaan tentang
pengetahuan menurunkan mendiskusikan jadwal masalah yang
tentang suatu motivasi promkes kepada dihadapi (sedang)
topik (cukup perilaku hidup keluarga A: Masalah teratasi
meningkat) bersih dan 3. 14.20 WIB: sebagian
3. Persepsi keliru sehat Menjelaskan faktor- P: Lanjutkan intervensi
terhadap Terapeutik: faktor yang
masalah 3. Sediakan materi mempengaruhi
(cukup dan media kesehatan dan
menurun) pendidikan mengajarkan perilaku
4. Pertanyaan kesehatan hidup bersih dan sehat,
tentang 4. Jadwalkan serta strategi yang dapat
masalah yang pendidikan digunakan untuk
dihadapi kesehatan meningkatkan perilaku
(cukup sesuai hidup bersih dan sehat
menurun) kesepakatan
5. Berikan Kamis, 3 1. 13.00 WIB: Kamis, 28 S: Keluarga mengatakan
kesempatan November Mengidentifikasi November mengerti dengan apa
bertanya 2022 kesiapan dan 2022 yang sudah dijelaskan
Edukasi: kemampuan menerima O:
6. Jelaskan faktor 13.00 WIB informasi, serta faktor- 14.00 WIB 1. Perilaku sesuai
risiko yang faktor yang dapat anjuran (cukup
dapat meningkatkan dan meningkat)
mempengaruhi menurunkan motivasi 2. Pengetahuan
kesehatan perilaku hidup bersih menjelaskan
7. Ajarkan dan sehat pengetahuan tentang
perilaku hidup 2. 13.10 WIB: suatu topik (cukup
bersih dan Memberikan promkes meningkat)
sehat kesehatan tentang 3. Persepsi keliru
8. Ajarkan strategi stroke, aktivitas atau terhadap masalah
yang dapat rehabilitasi pasca stroke, (cukup menurun)
digunakan dan hipertensi, asam 4. Pertanyaan tentang
untuk urat, serta kolesterol masalah yang

Page 29 of 32
meningkatkan menggunakan poster. dihadapi (cukup
perilaku hidup Serta, memberikan menurun)
bersih dan intervensi Family-centered A: Masalah teratasi
sehat Empowerment Model P: Hentikan intervensi,
berbasis EBN terkait berikan KIE dan
dengan hipertensinya discharge planning
3. 13.20 WIB:
Menjelaskan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
kesehatan dan
mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
2. 2.Gangguan Tumbuh Setelah dilakukan Promosi Senin, 31 1. Mengedukasi ibu pasien Senin, 31 S:
Kembang b.d Defisiensi intervensi selama Perkembangan Oktober dengan memfasilitasikan Oktober Ibu pasien
Stimulus (D.0106) 1x 2 jam, maka Anak (1.10340) 2022 anak untuk 2022 mengatakan paham
Kinerja Terapeutik berkomunikasi dengan dengan hal-hal yang
Pengasuhan 1. Fasilitasi 13.00 WIB teman sebaya/keluarga 13.00 WIB disampaikan
dengan kriteria hubungan anak 2. Mengedukasi ibu pasien O:
hasil: dengan teman dengan menyanyikan lagu -
1. Pemenuhan sebaya yang disukai anak A:
kebutuhan sosial 2. Dukung anak 3. Mengedukasi ibu pasien Masalah teratasi.
anak (meningkat) berinteraksi untuk membacakan P:
2. Stimulasi dengan anak lain cerita/dongeng untuk anak
perkembangan 4. Mengedukasi ibu pasien

Page 30 of 32
sosial (meningkat) 3. Bernyanyi dengan selalu Hentikan intervensi,
3. Berinteraksi bersama anak menjelaskan nama-nama berikan KIE dan
dengan anak lagu-lagu yang benda objek yang ada di discharge planning.
meningkat. disukai anak lingkungan sekitar
4. Bacakan 5. Menyarankan untuk
cerita/dongeng rujuk ke konseling Bicara,
untuk anak jika diperlukan.
Edukasi
5. Jelaskan nama-
nama benda
objek yang aada
dilingkungan sekitar
6. Rujuk untuk
konseling, jika
perlu

Page 31 of 32
Page 32 of 32

Anda mungkin juga menyukai