Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN

PASANGAN BARU MENIKAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar

Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing :

Ns. Rina Puspita Sari, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:

LINDA ANGGRAENI 19316069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

YATSI TANGERANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “ASKEP

Keluarga Baru Menikah” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna

memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Saya mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat

diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan .

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................4

1.3 TUJUAN..................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6

2.1 KELUARGA............................................................................................6

2.1.1 Definisi Keluarga...........................................................................6

2.1.2 Fungsi Keluarga.............................................................................6

2.1.3 Tipe Keluarga.................................................................................7

2.1.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan......................................8

2.2 KELUARGA BARU MENIKAH............................................................8

2.2.1 Definisi...........................................................................................8

2.2.2 Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah..........................................9

2.2.3 Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah.....9

2.2.4 Tugas Perkembangan......................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................16

3.1 PENGKAJIAN.........................................................................................16

3.2 DIAGNOSA.............................................................................................21

3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN...........................................22


BAB IV PENUTUP...........................................................................................26

4.1 KESIMPULAN........................................................................................26

4.2 SARAN....................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA 27
BAB I

PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan

keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan

yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,

memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga

dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan

keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas

perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-

masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing- masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran

dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan

kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan

dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru

dengan keluarga dan kelompok social lainnya.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan


keperawatan keluarga pemula”.

2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian keluarga baru menikah ?

b. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada

keluarga baru menikah ?

c. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah ?

3 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru

menikah

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru

menikah).

2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang

terjadi pada keluarga pemula (baru menikah).

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada

keluarga pemula (baru menikah).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KELUARGA

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan

budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta

social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan

ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan

umum. ( Duval, 2010 ).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah

satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 2012).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing


menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan Aracelis

Maglaya, 2012 ).

Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh

perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus

keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke,

2014).

2.1.2 Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga berdasarkan :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan

ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan

penuh rasa kasih sayang.

b. Fungsi Social

Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya

dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan

sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga,

prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun

keluarga berperan didalam masyarakat.


c. Fungsi Reproduksi

Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumberdaya manusia.

d. Fungsi Ekonomi.

Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,

pakaian, perumahan dan lain-lain.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau

pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan

individu. ( Zaidin Ali, 2010 ).

2.1.3 Tipe Keluarga

Delapan tipe keluarga:

a. Nuclear Family

Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan

dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended Family

Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam

satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.

c. Single Parent Family.

Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama

dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.

d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam

satu rumah yang sama.

e. Recontituened atau Blended Family

Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing

membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.

f. Tree Generation Family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,

anak dalam satu rumah.

g. Single Adult Living Alone

Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Midle Age Atau Ederly Coople

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

2.1.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan

Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, adalah :

a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu

muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-


fasilitas Kesehatan yang ada.

2.2 KELUARGA BARU MENIKAH

2.2.1 Definisi

Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan

keluarga masing-masing.

2.2.2 Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah

a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk

keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-

masing.

b. Mempersiapkan keluarga yang baru.

c. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari

d. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya.

e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.

Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya,

mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social

pasangan

f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak

dan jumlah yang diharapkan

2.2.3 Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah


a. Tidak menghadapi masalah utang

Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah

masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah

menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua

masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang

perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah

berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu,

temui ahli perencana keuangan.

b. Mengasingkan diri dari pertemanan

Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan

mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang

berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu

ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena

Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda

tidak bisa menjadi teman yang suportif.

c. Tidak cukup seks

Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei

mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn

ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim

dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai

terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya,

tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.

d. Tidak menjaga tubuh


Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja

menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah

mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan

di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga

pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak.

Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda

untuk berolahraga bersama pasangan.

e. Mertua dan ipar

Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki

masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur

ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pada akhirnya,

ini akan kembali menghantui Anda.

f. Pertengkaran tak penting

Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah

Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak

mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah

memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk

sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan

tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat

emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang

tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.

g. Terobsesi dengan bayi

Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup

setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi


terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi

dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-

buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,

menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan

keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,

kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

2.2.4 Tugas Perkembangan

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-

masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya,

mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak

dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan.

1. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru

2. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.

3. Peran berubah.

4. Fungsi baru diterima.

5. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang

mendasar.

6. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat

rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi

apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan

dari kebutuhan dan minat pasangan.


b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan

mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar

lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.

Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.

Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana

peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda

kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi,

kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan

tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada

membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena

kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu

sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis,

psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut.

maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang

tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah

kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam

mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien.

Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien

dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.

Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat


obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran

sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi

Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita

tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan

metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila

klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan

alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini

akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait

dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus

dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik

penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana

klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida

dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus

mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien,

perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam

penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat

kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya

kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang

dipakai.

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan


klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.

Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya

menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone

dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap

hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan

peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda

tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat

Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi

diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan.

Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik

seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan

kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya

dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang

berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:

 Kontrasepsi oral

 Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan

payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal,

hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk

wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM,

epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan

menggunakan pil keluarga berencana.


 Mini Pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita

yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal,

atau yang mejalani pengobatan kejang

 Kontrasepsi Hormonal

 Hormone Implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid,

hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya,

penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang

dari lima tahun.

 Hormone Injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita

dalam masa menyusui.

 Kontrasepsi Mekanik

 Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik

tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks

dan riwayat toksik shock syndrome.

 IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi

terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks,

riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah

persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia

dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

 Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya

permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin

atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak

Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga

berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik,

psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan

yang tidak direncanakan.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

Berdasarkan penjelasan Suprajitno (2014) pengkajian adalah suatu tahapan

ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang

keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan

sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu

(bahasa

yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2014).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian

keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa;

a. Pengumpulan data

1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat

tinggal, dan tipe keluarga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

 Tahap perkembangan keluarga

saat ini perkembangan keluarga ditentukan dengan anak

tertua dari keluarga inti.


 Tahap perkembangan

keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas

perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

 Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

 Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

 Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas

rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak

septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah.


 Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas

setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat

yang mempengaruhi kesehatan.

 Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

 Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

masyarakat setempat.

4. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

 Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi

oleh keluarga .
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.

 Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan

pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang

dipilih yaitu pengobatan tradisional.

5. Status Sosial Ekonomi

 Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam

mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh

pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil

keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

 Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap

keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada

angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena

suatu penyakit. Menurut (Effendy, 2010) mengemukakan

bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak

seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .

6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Berdasarkan Friedmen (2010), Riwayat keluarga mulai lahir


hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta

pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan

yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi

berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

7. Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh

terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

8. Data Lingkungan

 Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti

lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat

mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

 Karakteristik Lingkungan

Penjelasan (friedman, 2010) derajad kesehatan dipengaruhi

oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat

mempengaruhi derajat kesehatan.

9. Struktur keluarga

 Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 2010) Semua interaksi perawat dengan

pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak

pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.


Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal

maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

 Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi

kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress

psikologik.

 Struktur peran

Menurut Friedman (2010), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan

membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam

peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan

tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan

ketegangan dalam keluarga .

10. Fungsi keluarga

 Fungsi afektif

Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya

agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor

tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.

 Fungsi sosialisasi.

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila

keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya,

maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi.


Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan

mudah stress.

 Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2014) fungsi mengembangkan dan

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

11. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

 Berapa jumlah anak

 Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

 Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

12. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

 Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan

dan papan

 Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga .

13. Stress dan Koping keluarga

 Stressor jangka pendek dan panjang


 Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

kurang dari 6 bulan.

 Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

lebih dari 6 bulan.

 Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon

terhadap situasi/stressor.

 Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

 Strategi adaptasi disfungsional


 Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan

14. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .

Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda

dengan pemeriksaan fisik di klinik.

15. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

3.2 DIAGNOSA

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah

a. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:

b. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

c. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan

d. ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk

memenuhi tanggung jawab pran skunder.

e. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman

seksual
3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

a. Kriteria hasil

Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :

 Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda

kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.

 Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari

metoda kontrasepsi yang dipilih.

 Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi

yang dipilih.

 Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih

salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin

mengganti metode kontrasepsi.

b. Intervensi

 Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap

masalah.

 Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan

yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak

melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang

dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap

tindakan.

 Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota


keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara

perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

dan mengawasi keluarga melakukan perawatan

2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk

memenuhi tanggung jawab pran skunder.

a. Tujuan :individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek

untuk perubahan.

b. Criteria hasil

 Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga

 Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia

c. Intervensi

 Beri kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk

menddiskusikan penilaian mereka terhadap situasi.

 Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi

amarahnya

 Krarifikasi perasaan anggota keluarga

 Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk

mempertimbangkan masalah dari perspektif anggota keluarga

yang lain

 Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk

mempunyai harapan yang lebih realistis.

3. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman

seksual

a. Tujuan

Individu melakukan kembali aktivitas seksual sebelumnya atau


menjalankan aktivitas seksual pengganti yang lebih memuaskan

b. Criteria hasil

 Mengubah prilaku untuk mengurangi stressor

 Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan

c. Intervensi

 Gali hubungan pasien dengan pasangannya

 Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi

seksual yang mungkin mengganggu pasien.

 Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress

 Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian

rupa yang mendekati pola sebelumnya

4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan

a. Tujuan

Individu akan membuat pilihan berdasarkan informasi

b. Criteria hasil

 Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan

berkeluarga

 Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan

mengenai pilihan pasangannya.

c. Intervensi

 Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti

meningkatkan saling pengertian dan perhatian

 Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan

 Benahi kesalahan informasi

 Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam


mengambil keputusan

 Kolaborasi denag keluarga untuk mengklarifikasi proses

pengambilan keputusan

Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat

a. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke

arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.

b. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga

memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan

berikutnya.

c. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga

disfungsional.

d. Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan

keluarga.

e. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara

kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara

individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).

f. Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi

primer.

g. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang

beda dalam kehidupan keluarga.


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki

ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada

hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil

keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu

rumah.

Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu:

membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,

membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta

merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),

mendiskusikan rencana punya anak.

4.2 SARAN

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias

menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:

Sagung Seto.

Allender, JA & Spradley, B. W. 2015. Community as Partner, Theory and

Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2012. Community Health and Nursing, Concept

and Practice. Lippincott: California.

Carpenitto, L. J. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.

Edition. Connecticu : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk. 2015.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam

Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.

Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2014. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :

Anda mungkin juga menyukai