PERILAKU KEKERASAN
DISUSUN OLEH:
JITRO JOWA RENGU
NIM: 2019611004
MALANG
2020
A. PENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut (Jenny, Purba, Mahnum, & Daulay, 2008).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain (Yosep, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang
lain, disertai amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol (Farida & Yudi, 2011).
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang menyertai marah
dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih
terkontrol (Yosep, 2007). Resiko mencederai diri yaitu suatu kegiatan yang dapat
menimbulkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung yang
sebenarnya dapat dicegah (Depkes, 2007).
Perilaku kekerasan atau agresif adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis .Perilaku kekerasan merupakan
suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik ,baik pada diri sendiri maupun orang lain.Perilaku kekerasan biasanya
muncul perasaan marah, jengkel, emosi, kecewa yang timbul yang ditandai dengan
mengepal,melotot,pandangan tajam,bicara keras dan kasar (Afnuhhazi,2015)
B. PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal, sindrom otak organik, tumor
otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsi di temukan sangat berpengaruh
terhadap perilaku agresif dan tindakan kekerasan.
2. Faktor Psikologis
a. Teori psikonalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang
seseorang teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase oral antara usia
0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan
air susu yanag cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan
setelah dewasa sebagai konpensansi ketidakpuasannya. Tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan
membuat konsep diri yang rendah.
b. Imitation
Modeling and information processing theory, menurut teori ini perilaku kekerasan
bisa berkembang dalam lingkungan yang menolerir kekerasan.
c. Learning theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan hasil belajar dari individu
terhadap lingkungan terdekatnya. Ia mengamati bagaimana respon ibu saat marah.
4. Faktor Presipitasi
Yosep (2011) faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku keerasan seringkali
berkaitan dengan :
a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian massal dan
sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
c. Kesulitan dalammengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala yang terjadi pada perilaku
kekerasanterdiri dari :
1. Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras,
kasar, ketus.
3. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif.
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel,tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan,
dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan
kreativitas terhambat.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.
8. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 5
D. AKIBAT
E. PENATALAKSANAAN
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
1. Medis
a. Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
b. Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
c. Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan menenangkan
hiperaktivitas.
d. ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Psikoterapeutik
b. Lingkungan terapieutik
c. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
d. Pendidikan kesehatan
Regimen
Terapeutik
Inefektif
Koping Keluarga
Tidak Efektif Berduka
Disfungsional
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Keliat (2014) data perilaku kekerasan dapat diperolah melalui
observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini:
a. Muk amerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengarupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda /orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan untuk mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan.
LAPORAN PENDAHULUAN
3. Penyebab
4. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
4. Faktor Presipitasi
Yosep (2011) faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
keerasan seringkali berkaitan dengan :
f. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola,
geng sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.
g. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi
sosial ekonomi.
h. Kesulitan dalammengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga
serta tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah
cenderung melakukan kekerasan dalam menyelesaikan
konflik Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya
dan ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang
yang dewasa.
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 16
i. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan
obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya
pada saat menghadapi rasa frustasi.
j. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan
pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan
tahap perkembangankeluarga.
5 Tanda gejala
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala yang terjadi pada perilaku
kekerasanterdiri dari :
1. Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan
nada keras, kasar, ketus.
3. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif.
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel,tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan, dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan
sindiran.
8. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
V. STRATEGI PELAKSANAAN
File terlampir bagian bawah
DAFTAR PUSTAKA
Terlampir
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN/ RISIKO GANGGUAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.AF (L) Tanggal Dirawat : 2 april 2016
Umur : 27 tahun
Pendidikan: STM
Agama : Islam
Status : belum menikah Tanggal Pengkajian : …………….............
Alamat : desa pana, kec.Alla Ruang Rawat : …………………….
Pekerjaan : kuli bangunan Sumber Informasi : ..................................
Jenis Kel. : laki-laki
No RM : ………………………
ALASAN MASUK
Pasien mengamuk, dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan
memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Tidak
RIWAYAT TRAUMA
Jelaskan:
Tidak terkaji
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan
Spiritual)
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan: -
4. Keluhan fisik:
Tidak
Jelaskan
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
Diagnosa Keperawatan :-
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Ibu dan 2 adik laki-lakinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan:-
2. Kesadaran
Menurun:
Compos mentis
Meninggi
Hipnosa
Gangguan Tidur: tidak terkaji
Disosiasi:tidak terkaji
Berubah
Gangguan perhatian
Diagnosa Keperawatan:-
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 22
4. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain………..
Jelaskan:
Pemeriksaan dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa
Diagnosa Keperawatan: -
5. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia, hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian impuls cukup
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas
Gagap
Stereotipi
Gaduh Gelisah Katatonik
Mannarism
Katapleksi
Tik
Ekhopraxia
Command automatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme
Reaksi konversi
Tremor
Verbigerasi
Berjalan kaku/rigid
Kompulsif : sebutkan ………………….
Jelaskan : tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
depersonalisasi berupa merasakan bayangan naga yang masuk kedalam
tubuhnya
Ilusi
Ada
Tidak ada
Depersonalisasi
Ada
Derealisasi
Tidak ada
Jelaskan:
Tidak ada (Pengendalian impuls cukup)
Diagnosa Keperawatan :-
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicara lambat
Flight of idea
Bicara cepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Lain-lain ……………………
Jelaskan: Tidak ada masalah karena proses pikirnya koheren
Diagnosa Keperawatan:-
b. Arus Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pikiran Rendah diri
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan…………..
Waham
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar/curiga Terdapat gangguan proses berpikir berupa waham
kejaran
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar piker
Kontrol pikir
Lain lain
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance
hiperamnesia
Jelaskan : Tidak Terdapat gangguan daya ingat
Diagnosa Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan
Diagnosa Keperawatan :-
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan: Tidak Ada masalah
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Tidak Ada masalah
4. Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan: Tidak Ada masalah
6. Penggunaan obat
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan: Farmakoterapi: Haloperidol 15 mg 3x1 (0-0-1) tetapi tidak teratur
minum obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan V
Sistem pendukung
MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
Jelaskan :
Klien mempunyai riwayat penyakit malaria Pada tahun 2015 dan tidak teratur dalam
pengobatan.
1. Data Pasien: S:
DS: Pasien:
Pasien sering keluar meninggalkan Pasien mengatakan mau mengikuti
rumah tanpa tujuan yang jelas dan intruksi perawat
ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI NON
KOMUNIKASI VERBAL BERPUSAT BERPUSAT RASIONAL
VERBAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Assalamu’alaikum, P : Memandang pasien dan Perawat dalam kondisi Pasien dalam kondisi Pasien menerima
selamat pagi pak. tersenyum. tenang dan mulai tenang dan kehadiran perawat
K : Duduk dan diam berbicara mendengarkan
perbicaraan perawat
K : Ekspresi mendatar
K : iya, pagi juga. P : Memandang pasien dan
fokus pada pembicaraan
P: P: Tampak Rileks, Perawat harus Pasien masih ragu-ragu Memperkenalkan diri
Perkenalkan nama saya Jitro tersenyum dan tetap mata memperhatiakan dalam dalam memberikan dapat menciptakan rasa
Jowa Rengu, saya biasa memandang pasien berkomunikasi dan jawaban atau percaya pasien terhadap
dipanggil Jitro. Saya K : tampak diam dan rileks meberikan penjelasan tanggapan perawat.
mahasiswa keperawatan dari tentang maksud dan
Universitas Tribhuwana yang K : Memandang perawat tujuan kedatangan
akan merawat bapak selama perawat.
1 bulan kedepan. P : Kontak mata baik,
memberi perhatian dan fokus
K : (tampak diam) pada pasien
P : Jika boleh tahu nama P : Perhatian penuh pada Perawat memulai Pasien mulai menjawab Mengetahui nama pasien
pasien percakapan dengan pertanyaan perawat dapat menciptakan rasa
P : Mendengarkan jawaban
pasien dengan seksama
P : Bagaimana jika sekarang P : Fokus pada pasien dan Perawat mulai Pasien mulai menerima Kontrak waktu dapat
kita akan berbincang-bincang kontak mata. berbicara dengan tawaran dari perawat menunjukan hubungan
tentang perasaan marah yang K : tampak mendengar pasien dengan saling percaya dan
bapak rasakan dengan waktu seksama memulai dengan manajemen waktu
15 menit ?” kontrak waktu dengan
K : kontak mata cukup baik pasien
K : Iya tidak apa-apa P : mendengar dengan
seksama
P : Dimana kita akan P: Kontak mata baik dan Perawat mulai Pasien bingung dalam Tempat dapat membuat
bincang-bincang? lebih akrab dengan pasien menanyakan tempat memilih tempat untuk lebih rileks dan terbuka
berbincang-bincang berbincang-bincang. dalam berbincang-bincang
K: tampak lebih rileks
K: (Tampak bingung)
K: tampak bingung dalam
memilih tempat
P: mendengarkan jawaban
pasien
P: Apakah masih ada P: Tampak akrab dan Perawat mulai Pasien tampak lebih Mempertahankan saling
perasaan kesal atau ingin ekspresi tenang menyakan perasaan teruk dengan menjawab percaya antara perawat
memukul orang ? ingin memukul pasien yang sebenarnya. dan pasien.
K: badan condong terhadap orang lain
K: Iya kadang-kadang mengarah keperawat
P: Mempertahankan kontak
mata
P: tampak lebih teliti daam bertanya lebih Pasien tampak lebih Membantu dalam
P: Apa yang menyebabkan
berkomunikasi mendalam tentang terbuka penyebab perencanaan tindakan
bapak AF memukul orang? kondisi pasien untuk memukul orang keperawatamn
K: Tampak rileks lain.
Apakah sebelumnya bapak
AF pernah marah? Terus K: Menjawab dengna
terbuka
penyebabnya apa? Samakah
dengan yang sekarang? P: Mempertahankan situasi
yang aman
P : Menunjukkan perhatian Perawat menggal nilai Klien dapat Nilai dan keyakinan
P: Pak agamanya apa?
dan keyakinan klien menyebutkan kegiatan sangat penting untuk
Biasanya dirumah sholat? K : Menunduk sambil terkait spiritual serta ibadah yang biasa menentukan apakah
memandang kakinya kegiatan ibadah yang dilakukan baik pada terdapat masalah terkait
Kalau disini sholatmys
biasa dilakukan saat di rumah atupun di dengan spiritual klien
bagaimana? RS
K : Masih menunduk
K: Saya Islam, kalau
P : Memperhatikan
dirumah saya sholatnya
kadang-kadang, kalau disini
malah jarang sholat
FKUI : Jakarta.
DO:
Pasien pertama kali terkena gejala A:
seperti ini ketika pasien di kelas 2 Kognitif:
Pertemuan Ke- 2
Evaluasi kegiatan latihan fisik 1
dan 2 beri pujian
Latih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan obat (jelaskan 6
benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum
obat)
Masukan pada jadual kegiatan
untuk latihan fisik dan minum obat
Pertemuan Ke- 3
Evaluasi kegiatan latihan fisik 1
dan 2, dan obat . beri pujian
Latih cara mengontrol perilaku
kekerasan secara herbal (3 cara
yaitu: mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar.
Masukan pada jadual kegiatan
untuk latihan fisik minum obat,
dan verbal
Pertemuan Ke- 4
Evaluasi kegiatan latihan fisik 1
dan 2, obat dan verbal. beri pujian
Latih cara mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual (2
kegiatan)
Masukan pada jadual kegiatan
Keluarga:
Pertemuan Ke- 1
Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat klien
Jelaskan pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya
perilaku kekerasan
Jelaskan cara merawat perilaku
kekerasan
Latih 1 cara merawat perilaku
kekerasan: fisik 1 dan 2
Anjuran membantu pasien sesuai
jadual dan memberikan pujian
Pertemuan Ke- 2
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik 1
dan 2. Beri pujian
Jelaskan 6 benar cara
memberikan obat
Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan
pujian
Pertemuan Ke- 3
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik 1, 2
dan memberikan obat. Beri
pujian
Latih cara membimbing
Pertemuan Ke- 4
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien fisik 1, 2
dan memberikan obat, verbal,
dan spiritual. Beri pujian
Jelaskan follow up ke PKM,
tanda kambuh, rujukan
Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberi pujian
Keluarga:
Menjelaskan 6 benar cara
memberikan obat.
Menganjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberi pujian.
cara) hari