Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH TUMOR UTERUS

DOSEN PEMBIMBING: NS. RAVIKA RAMLIS, S.kep, M.kep

DISUSUN OLEH:

1. RIA APRIANTI
2. SUSANTI YUSPITA
3. YOGA ANDRIANSYAH PUTRA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “tumor uterus”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bengkulu,21 Juli 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot.Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil.Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio.Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.Uterus berfungsi untuk
menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan.Bagian dasar dari uterus disebut sebagai leher rahim atau serviks dengan bentuknya
yang menyempit. Rongga serviks bersambung dengan rongga badan uterus melalui ostium interna dan bersambung dengan rongga vagina
melalui ostium eksterna (Evelyn, 2009)

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri. Dalam keadaan normal, sel tubuh hanya akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan terus membelah walaupun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya akan terjadi
penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut akan mendesak dan merusak jaringan normal sehingga mengganggu
organ yang ditempatinya (Indah, 2010).
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian itu tumor uterus?


2. Apa etiologi tumor uterus?
3. Apa saja anatomi dan fisiologi tumor uterus?
4. Apa pathway tumor uterus?
5. Apa saja Tanda dan gejala ?
6. Apa saja Pencegahan ?
7. Apa saja Komplikasi ?
8. Apa saja Penatalaksanaan ?

C. Tujuan

1. Untuk menyelesaikan tugas


2. Untuk mengetahui tentang tumor uterus
BAB II

PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG

TUMOR UTERUS

A. KONSEP TEORI

a. Pengertian
Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada ektoserviks maupun endoserviks-
endometrium Atau suatutumor jinak yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polosdan jaringan ikat fibrous.
b. Etiologi
1. Perubahan dan faktor genetik.
2. Tingkat hormone.
3. Faktor zat asing lainnya.
c. Anatomi dan Fisiologi
1. Organ Eksterna
a) Mons veneris / mons pubis
Adalah bantalan berisi lemak subkutan bulat yang lunak dan padat yang terletak dipermukaan anterior simphisis pubis. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar. Sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b) Labiya mayora
Merupakan dua buah lipatan bulat dengan jaringan lunak yang ditutupi kulit dari rectum. Panjang labia mayora 7 - 8 cm, lebar 2-3 cm
dan agak meruncing pada ujung bawah. Labia mayora melindungi memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis sampai
sekitar satu inci labia minora, meatus urinalius, dan introitus vagina (muara vagina)
c) Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia minora, merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang
kearah bawah dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung
pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda dan basah. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak.
d) Klitoris
Adalah jaringan yang homolog dengan penis, bentuknya kecil, silinder, erektik dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini
menonjol ke bawah diantara ujung labia minora. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e) Vulva
Bentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka kebelakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh ke dua bibir
kecil, dan dibelakang oleh perineum; embriologik sesuai dengan sinus urogenitalis. Di vulva 1-1,5 cm dibawah klitoris ditemukan
orifisium uretra ekstrenum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar ditemukan oleh karena tertutup oleh
lipatan – lipatan selaput vagina.
f) Vestibulum
Merupakan daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagian, dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodoran semprot, garam – garaman, busa sabun), panas, dan fiksi (celana jins yang ketat).
g) Perineum
Merupakan daerah muskulus yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
Penggunaan istilah vulva dan perineum kadang – kadang tertukar, tatapi secara tidak tepat.
h) Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada permukaan ujung bawah labia mayora dan labia minora
digaris tengah dibawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak diantara fourchette dan hymen.

2. Organ Internal

a) Vagina
Cairan vagina berasal dari traktus ginetalia atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagian dan glikogen
mempertahankan keasaman. Apabila PH naik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat.
b) Uterus
Uterus merupakan organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip buah pir terbaik. Pada wanita dewasa yang
belum pernah hamil, beratuterus adalah 60 gram (2 ons). Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat. Derajat kepadatan ini bervariasi bergantung kepada beberapa faktor. Misalnya, uterus lebih banyak mengandung rongga
selama fase sekresi, siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil, dan lebih padat setelah menopause. Tiga fungsi uterus adalah
siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan. Fungsi – fungsi ini esensial untuk reproduksi, tetapi
tidak diperlukan untuk kelangsungan fisiologis wanita.
c) Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan
ovum mencapai rongga uterus. Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm, tuba tertutup oleh peritonium dan lumennya dilapisi oleh
membran mukosa.
d) Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah amandel, fungsinya untuk perkembangan dan pelepasan ovum. Serta sintesis
dan sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5-5 cm, labar 1,5-3 cm, dan tebal 0,6-1 cm. Ovarium terletak disetiap sisi
uterus, dibawah dan dibelakang tuba fallopi.
d. Pathway
e. Menifestasi Klinis
Umumnya, mioma tidak menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya. Beberapa gejala umum yang dapat dirasakan, antara
lain:
1. Menstruasi dalam jumlah banyak.
2. Perut terasa penuh dan membesar.
3. Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
4. Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat, sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi
sekunder.
5. Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
6. Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat
terjadi penekanan pada panggul.
7. Penimbunan cairan di rongga perut.

f. Pencegahan
Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah mioma, antara lain:
1. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin dan teratur.
2. Menggunakan alat kontrasepsi hormonal di bawah pengawasan dokter.
3. Menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
4. Menjaga berat badan tetap ideal.
5. Menjalani pola makan sehat yang tinggi serat dari sayur dan buah, serta menghindari pola makan yang tinggi lemak dan tinggi gula.

g. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita mioma uteri adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
a) Mioma uteri subserosa.
b) Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kahamilan.
a) Pengaruh mioma terhadap kehamilan
 Infertilitas
 Abortus
 Persalinan prematuritas dan kelainan letak
 Inersia uteri
 Gangguan jalan partum
 perdarahan post partum.
 Retensi plasenta.
b) Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri.
 Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
 Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.
h. Penatalaksanaan
Medis
1. Pemberian anti-nyeri berupa parasetamol.
2. Pemeriksaan fisik dan USG, yang harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan mioma, baik ukuran maupun
jumlah. Jika pertumbuhan stabil, pengidap diobservasi setiap 3-4 bulan.
3. Pengobatan dengan terapi hormonal, dengan menggunakan preparat progestin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
4. Prosedur miomektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat mioma.
5. Prosedur histerektomi, yaitu prosedur operasi pengangkatan rahim.

Keperawatan

1. Obs ttv dan k/u


2. Obs nyeri secara komperhensif
3. Mengajarkan teknik non farmakologi dan relaksasi
4. Anjurkan pasien istirahat
5. Memberikan obat analgetik
6. Kolaborasi dengan dokter

B. KONSEP ASKEP

1. Pengkajian

a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi
jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri,
waktu dan durasi serta kualitas nyeri.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan
penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan
alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4) Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung,
penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui adalah :
 Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan
mengalami atrofi pada masa menopause.
 Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan
dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.

c. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktorfaktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan
diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
d. Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan
yang terjadi.
e. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna,
dan bau.
f. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian,
eliminasi, makan minum, mobilisasi
g. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
 Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
 Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
 Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka nasal/tidak.
 Telinga : lihat kebersihan telinga.
 Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya pembesaran tonsil.
 Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
 Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
 Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
 Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
 Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar siklus menstruasi.

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri

2. Resiko kekurangan volume cairan

3. Intoleransi Akitvitas
INTERVENSI

1 Nyeri berhubungan Tujuan Tindakan Observasi

dengan muntah yang Setelah dilakukan intervensi 3 x 24 a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

berelebihan, peningkatan jam maka nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri

asam slambung Dengan kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri

1. Keluhan nyeri menurun c. Identifikasi respons nyeri non verbal

2. Meringis menurun d. Identifikasi faktor uyang memperberat dan

3. Gelisah menurun memperingan nyeri

e. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah


4. Tekanan darah membaik
diberikan
5. Nafsu makan membaik
f. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Teraupetik
a. Berikan teknik nonfarmakologi

untuk mengurangi rasa nyeri

(mis, TENS, hipnosis,

akupresur, terapi musik,

biofeedback,terapi pijat,

aromaterapi, teknik imajinasi

terbimbing, kopres

hangat/dingin , terapi bermain)

b. Kontrollingkungan yang

memperberat rasa nyeri (mis,

suhu ruangan, pencahayaan,

kebisingan)

c. Fasilitas istirahat dan tidur

d. Pertimbangan jenis dan sumber

nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri
Edukasi

e. Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri
f. Jelaskan strategi meredakan nyeri

g. Ajarkan teknik

nonfarmakologis

mengurangi rasa nyeri

h. Kolaborasi : Kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu
2 Kekurangan volume cairan b.d Tujuan Tindakan :

kehilangan cairan yang Ekulilibrium antara volume cairan Observasi :

berlebihan membaik a. Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi,


Dengan kriteria hasil kekuatan nadi, akral, kelembaban mukosa,

1. Auspan cairan meningkat turgor kulit, tekanan darah)

2. Asupan makanan meningkat b. Monitor berat badan

3. Dehidrasi menurun c. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

(misal hematokrit, berat jenis urine, BUN,


4. Tekanan darah membaik
Na, K, CI)
5. Membran mukosa membaik
Teraupetik :
6. Berat badan membaik
a. Catat intake-output dan hitung balans cairan

24 jam
b. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

c. Berikan cairan intravena, jika

perlu Kaloborasi :

Kaloborasi pemberian diuretik, jika perlu

3 Intoleransi aktivitas b.d Tujuan Tindakan

kelemahan Respon fisiologis terhadap aktivitas yang Observasi

membutuhkan tenaga b. Indentifikasi gangguan fungsi tubuh yang

Dengan kriteria hasil: mengakibatkan kelelahan

1. Frekuensi nadi sedang c. Monitor kelelahan fisik dan emosional

2. Kemudahan dalam melakukan d. Monitor pola dan jam tidur

aktivitas sehari- hari meningkat e. Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama

3. Keluhan lelah menurun melakukan aktivitas

4. Perasaan lemah menurun Teraupeutik

5. Tekanan darah membaik a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah


stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)

b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/ aktif

c. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan

d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak

dapat berpindah atau berjalan

Edukasi

a. Anjurkan tirah baring

b. Anjurkan melakukan aktivitas secara

bertahap

c. Anjurkan menghubungi perawat jika

tanda dan gejala kelelehan tidak

berkurang

d. Ajarkan atrategi koping untuk

mengurangi kelelahan
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi tentang

cara meningkatakan asupan makanan


CONTOH KASUS TENTANG TUMOR UTERUS

1. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Ny. R
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 35 tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
g. Pendidikan Terakhir : SMA sederajat
h. Alamat : Padang
i. No. Rm : 977723
j. Diagnose Medis : Mioma Uterus
k. Tanggal Masuk RS : 20 mei 2021
l. Tanggal Pengkajian : 21 mei 2021

PENANGGUNG JAWAB

a. Nama : Tn.B
b. Umur : 40 tahun
c. Pendidikan : S1 keperawatan
d. Pekerjaan : Perawat
e. Alamat : Padang
f. Hubungan dengan pasien : Suami

2. RIWAYAT KEPERAWATAN

a. Riwayat Kesehatan Pasien


Keluhan utama
Pasien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang melalui IGD rujukan dari Semen Padang
Hospital tanggal 20 Mei 2021 pukul 22.00 WIB dengan keluhan pendarahan pada
pervaginaan dengan frekuensi 2 kali dalam sehari ± 150 cc. Nyeri hebat pada
genitalia dan perut bagian bawah membesar dan kembung, pasien penurunan nafsu
makan semenjak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh pendarahan pada pervaginaan dengan frekuensi 2 kali dalam sehari
± 150 cc pasien mengeluh badannya lemah dan sulit untuk beraktivitas. Pasien juga
mengeluh nyeri pada genitalia dan susah BAK. Sakit pada bagian perut bawah dan
ketika di tekan pasien mengatakan sakit dengan skala 6, nyeri terasa saat beraktivitas
dan BAK selama lebih

Riwayat penyakit masalalu


Klien mengatakan tidak memiliki riwayat masalalu atau penyakit menular
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarganya mengatakan tidak pernah memiliki penyakit yang diderita penderita
sekarang dan keluarganya mengatkan tidak memiliki penyakit menular

c. Kebutuhan Sehari-Sehari

No Item yang dikaji Sebelum sakit Sesudah sakit


1 Pola nutrisi  Makan  Makan
Frek : 3x sehari 3x sehari
Porsi: 1 porsi ½ porsi
Jenis : makanan Lunak
keras lunak (nasi, (nasi,lauk,sayuran,buah)
lauk pauk, sayuran, Makanan pantang:
buahan) mengandung lemak
Makanan pantang: jenuh
Tidak ada
 Minum
Frek : 5-7 gelas  Minum
Jumlah : 1400- 1600 5-7 gelas
cc 1400-1600 cc
Jenis: air putih Air putih
Minum pantang
Tidak ada Alcohol

2 Pola eliminasi  BAB  BAB


Frek: 1-2x sehari Belum BAB selama
Kons:lembek sakit
berbentuk
Warna: kuning
Bau: khas fese
Kelainan: tidak ada
Alat bantu: tidak ada
 BAK  BAK
Frek: 3-4x/hari Tidak bisa dikaji
Jumlah: 1200cc 100cc/5jam
Warna: jernih Warna kuning
Bau: khas Khas
Kelainan: tidak ada Tidak ada
Alat bantu: tidak ada Kateter
3 Pola istirahan dan tidur  Siang: 15 menit- 1 10-30 menit
jam
 Malam: 6-8 jam 4-5 jam
4 Pola aktivitas Mandiri Dibantu orang lain
Mandi Mandiri Dibantu orang lain
Berpakaian/berdandan Mandiri Dibantu orang lain
Mobilitas ditempat tidur Mandiri Dibantu orang lain
Pindah ambulasi Mandiri Dibantu orang lain
Makan/minum Mandiri Dibantu orang lain

5 Personal hygine  Mandi  Mandi


- cara: mandiri Hanya di lap
- frek: 2x sehari 2x
 Cuci rambut  Cuci rambut, gunting
- frek: 1 minggu rambut
sekali Belum pernah selama
- cara: mandiri sakit
 Gunting rambut  Gosok gigi
- cara: tukang 2x sendiri
potong rambut Dibantu oleh keluarga
- frek: 1 bulan sekali
 Gosok gigi
- frek: 2x sehari
- cara: mandiri
6 Rekresi Selama weekend Belum pernah selama sakit

1. Pola psikososial

Pasien berhubungan baik dengan lingkungan dan keluarga

2. Riwayat Spiritual

Pasien beragama islam, pasien melakukan solat 5 waktu sehat, selama sakit pasien tidak pernah
beribadah

3. Data medic

Dx medik : mioma uterus / tumor uterus

Saat masuk : mioma uterus / tumor uterus

Saat pengkajian : mioma uterus / tumor uterus


Keadaan umum : lemas

Tanda-tanda vital

Tingkat kesadaran

Kualitatif : CM (Compos Mentis)

Kuantitatif : 15 E4V5M6

Respon motorik : Baik

Respon bicara : Baik

Respon membuka mata : Baik

1. Tekanan darah : 130//70 mmHg


2. Suhu : 36,5

Tempat pengukuran : tangan

3. Pernafasan : 20 x/menit
Irama : vesikuler
4. Nadi : 80x/menim

Tempat Pengukuran : tangan dan dada

5. Tinggi badan : 160 cm


6. Berat badan : 55 kg
3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

1) Kesadaran : compos mentis


2) Kondisi klien secara umum : lemas
3) TB/BB : 160/55
4) Keadaan kulit : kering
5) Tanda-tanda vital
 TD : 130/70 mmHg
 N : 80 X/menit
 P :20 X/menit
 S :36,5 °C

b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal

Kepala

Wajah : simetris, pergerakan wajah baik/normal, tidak ada pigmentasi

Rambut

Inspeksi : distrubusi rambut merata, kulit kepala bersih tidak ada parasite/ kutu,
warna rambut hitam, tidak ada benjolan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Mata

Inspeksi : alis mata simetris, distribusi bulu mata merata, tidak menggunakan
kacamata, penggerakan bola mata ireguler, konjungtiva anemis, pupil isikor

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Hidung

Inspeksi : bentuk simetris , tidak ada penyumbatan ventilasi, tidak ada benjolan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Telinga

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi , tidak ada sigmen, ketajaman pendengaran
baik, tidak ada benjolan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan


Mulut

Inspeksi : simetris, tidak ada pembekakan, tidak ada edema, tidak ada lesi.
Kemampuan menguyah dan menggigit baik, fungsi pengecapan baik

Leher

Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, kulit leher lembab, tracea berada di tengah tyroid

Palpasi : tidak ada pembekakan dan nyeri tekan

Dada

Inspeksi : normo ches, tidak ada kesulitan bernafas,

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : bunyi jantung lub dub, bunyi paru vestikuler

Punggung

Abdomen

Inspeksi : kembung

Palpasi : ada nyeri tekan

Genetalia, rectum dan anus kulit disekitar anus

Terdapat nyeri tekan pada genetalia

Kulit

Inspeksi : kering , terdapat pemasangan infus, wakna kulit sawo matang

Palpasi : tidak ada nyeri tekan


4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium
Hasil pemeriksaan labor hematologi yaitu Hb 8,7 g/dl, Ht 25 %, trombosit 128.000/mm,
leukosit 11.270/mm , PT 16,2 detik, APTT 44,5 detik.
Hasil pemeriksaan kimia klinik
Glukosa sewaktu 96 mg/dl, Ureum darah 89 mg/dl, Kreatinin darah 1,2 mg/dl, Total
protein 6,2 g/dl, Albumin 2,6 g/dl, Globulin 3,6 g/dl .
Hasil pemeriksaan imunologi – serologi yaitu HBsAg (elisa) 18,52. Anti HCV 0,26
b. USG
Hasil pemeriksaan USG
1. Tampak massa dalam ovarium

5. TERAPI YANG DIBERIKAN

Transamin 3 x 1 amp

Ciprofloxacim 1 x 200 mg

Ceftriaxon 3 x 1 amp

Vit. K 3 x 1 amp

IVFD NaCl 0,9 % 8 jam/kolf

IVFD RL 0,9 % 10 jam/ kolf.

Transfusi PRC 3 unit

Obat oral

Vit C 3 x 1 tab

Asamefenamat 3 x 1 tab

6. ANALISA DATA
N DATA INTERPRESTASI DATA MASALAH
O
1 Ds: os mengeluh nyeri Mioma uteri Nyeri akut
pada abdomen bagian
bawah dan genetalian
Do: Pasien tampak
gelisah dan meringis
- Pasien tampak Peningkatan masa
melindungi daerah
nyeri
- Nyeri tekan (+) pada
abdomen kuadran Pembesaran uterus
bawah
P: nyeri pada abdomen
bawah dan genetalia
Q: seperti ditusuk-tusuk Penyempitan saraf simpatik
R: bagian bawah
abdomen dan genetalia
S: skala 6
T: hilang timbul Nyeri
TTV
T : 130/70 mmhg
N: 80 x/mnt
P: 20x/mnt
S: 36,5
2 Ds: Pasien mengeluh Mioma uteri Resiko infeksi
pendarahan pada
pervaginam
dengan frekuensi 1
sampai 2 kali dalam
sehari ± Perlawanan pada neoplasma
setengah gelas
Do:
- Hb: 8,7 g/dl
- Konjutiva anemis
- Akral teraba dingin Pertahan tubuh tidak adekuat
- Kulit pucat

Resiko infeksi

3 Ds: Mioma uteri Defisit nutrisi


- Pasien mengatakan
nafsu makannya
menurun
- Pasien mengatakan
terkadang merasa mual Erosi mukosa lambung
- Pasien mengatakan
BB nya menurun
Do:
- Pasien tampak dibantu
keluarga dalam Menurunnya tonus dan
memberikan makan peristaltik lambung
- Mukosa bibir kering
dan pucat
- Tonus otot pasien
menurun
- Kulit kering dan tidak Defisit nutrisi
elastis
- BB turun dari 55 kg
menjadi 52 kg
- Total protein: 6,2 g/dl
Albumin 2,6 g/dl

7. DIAGNOSA

a. Nyeri akut bd
b. Resiko infeksi bd
c. Difisit Nutrisi bd

8. INTERVENSI
Nama : Ny. R

Ruang/Kamar : MAWAR

No.RM : 977723

N DX TUJUAN INTERVENSI
O
1 Nyeri akut Tujuan Tindakan Observasi
Definisi : a. Identifikasi
Pengalaman sensorik atau Setelah dilakukan lokasi,
emosional yang berkaitan intervensi 1 x 24 jam maka karakteristik,
dengan kerusakan jaringan nyeri menurun durasi, frekuensi,
aktual atau fungsional, Dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
dengan onset mendadak atau b. Identifikasi skala
lamat dan berintensitas 1. Keluhan nyeri nyeri
ringan hingga berat yang menurun
berlangsung kurang 3 bulan. c. Identifikasi respons
  2. Meringis menurun nyeri non verbal
Penyebab
1. Agen pencedera 3. Gelisah menurun Teraupetik
fisiologis (mis. a. Berikan teknik
infarmasi, lakemia, 4. Tekanan darah nonfarmakologi untuk
neoplasma) membaik mengurangi rasa nyeri
2. Agen pencedera
kimiawi (mis. 5. Nafsu makan Edukasi
terbakar, bahan kimia membaik Kolaborasi : Kolaborasi
iritan) pemberian analgetik, jika
3. Agen pencedera fisik perlu
(mis.abses, amputasi,
terbakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur operasi,
trauma, latihan fisik
berlebihan)
 
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
 
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
(mis. waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
 
gejala dan Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
 
Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
2. pola napas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendiri
7. Diaforesis
 
Kondi Klinis Terkait
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner
akut
5. Glaukoma

2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan PENCEGAHAN INFEKSI


Definisi : keperawatan selama 1x24 (I.14539)
Berisiko mengalami jam diharapkan Observasi
peningkatan terserang 1. demam menurun 1. Identifikasi riwayat
organisme patogenik. 2. kemerahan menurun kesehatan dan riwayat
Faktor Risiko 3. nyeri menurun alergi
1. Penyakit kronis (mis. 4. bengkak menurun 2.Identifikasi
diabetes. melitus) 5. kadar sel darah putih kontraindikasi pemberian
2. Efek prosedur invasi membaik imunisasi
3. Malnutrisi Terapeutik
4. Peningkatan paparan 1.Dokumentasikan
organisme patogen informasi vaksinasi
lingkungan 2.Jadwalkan imunisasi
5. Ketidakadekuatan pada interval waktu yang
pertahanan tubuh tepat
primer : Edukasi
 Gangguan peristaltik 1.Jelaskan tujuan, manfaat,
 Kerusakan integritas resiko yang terjadi, jadwal
kulit dan efek samping
 Perubahan sekresi pH 2.Informasikan imunisasi
 Penurunan kerja yang diwajibkan
siliaris pemerintah
 Ketuban pecah lama
 Ketuban pecah
sebelum waktunya
 Merokok
 statis cairan tubuh
6. Ketidakdekuatan
pertahanan tubuh sekunder :
 Penurunan
homolobin
 Imununosupresi
 Leukopenia
 Supresi respon
inflamasi
 Vaksinasi tidak
adekuat
Kondisi Klinis Terkait
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru
obstruktif
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasi
6. Kondisi penggunaan
terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya
(KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema

3 Defisit Nutrisi : Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI


keperawatan selama 1x24 (I. 03119)
Asupan nutrisi tidak cukup jam diharapkan: Observasi
untuk memenuhi kebutuhan 1. porsi makan yang Identifikasi status nutrisi
metabolisme dihabiskan meningkat Identifikasi alergi dan
2. nyeri abdomen menurun intoleransi makanan
Penyebab 3. sariawan menurun Identifikasi makanan yang
4. BB membaik disukai
Ketidakmampuan menelan 5. nafsu makan membaik
makanan Terapeutik
Ketidakmampuan mencerna Lakukan oral hygiene
makanan sebelum makan, jika perlu
Ketidakmampuan Fasilitasi menentukan
mengabsorbsi nutrien pedoman diet (mis.
Peningkatan kebutuhan Piramida makanan)
metabolisme Edukasi
Faktor ekonomi (mis, Anjurkan posisi duduk,
finansial tidak mencukupi) jika mampu
Faktor psikologis (mis, stres, Ajarkan diet yang
keengganan untuk makan) diprogramkan
Gejala dan Tanda Mayor Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
Subjektif medikasi sebelum makan
Objektif

(tidak tersedia)
1. Berat badan menurun

minimal 10% di bawah

rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif
Objektif

1. Cepat kenyang setelah


makan
2. Kram/nyeri abdomen

3. Otot menelan lemah

4. Membran mukosa pucat

5. Sariawan

6. Serum albumin turun

7. Rambut rontok berlebihan


8. Diare

Kondisi Klinis terkait

1. Strok
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Celebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral
sclerosis
8. Kerusakan
neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

IMPLEMENTASI
No IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 Tindakan Observasi S: os mengeluh nyeri pada abdomen bagian
a.Mengdentifikasi bawah dan genetalian
lokasi,karakteristik, durasi, O: Pasien tampak gelisah dan meringis
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien tampak melindungi daerah nyeri
b.Mengidentifikasi skala nyeri - Nyeri tekan (+) pada abdomen kuadran
bawah
c.Mengidentifikasi respons nyeri non P: nyeri pada abdomen bawah dan genetalia
verbal Q: seperti ditusuk-tusuk
R: bagian bawah abdomen dan genetalia
Teraupetik S: skala 6
a.Memberikan teknik T: hilang timbul
nonfarmakologi untuk mengurangi TTV
rasa nyeri T : 130/70 mmhg
N: 80 x/mnt
Edukasi P: 20x/mnt
Mengolaborasi : Kolaborasi S: 36,5
pemberian analgetik, jika perlu
A : Masalah belum teratassi

P : intervensi di hentikan
2 PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) S: Pasien mengeluh pendarahan pada
Observasi pervaginam
1. mengdentifikasi riwayat kesehatan dengan frekuensi 1 sampai 2 kali dalam
dan riwayat alergi sehari ±
2.mengdentifikasi kontraindikasi setengah gelas
pemberian imunisasi O:
Terapeutik - Hb: 8,7 g/dl
1.mengdokumentasikan informasi - Konjutiva anemis
vaksinasi - Akral teraba dingin
2.menjadwalkan imunisasi pada - Kulit pucat
interval waktu yang tepat
Edukasi A : masalah belum teratasi
1.menelaskan tujuan, manfaat, resiko
yang terjadi, jadwal dan efek P : intervensi di hentikan
samping
2.menginformasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
3 MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) Ds:
Observasi - Pasien mengatakan nafsu makannya
Mengidentifikasi status nutrisi menurun
Mengidentifikasi alergi dan - Pasien mengatakan terkadang merasa mual
intoleransi makanan - Pasien mengatakan BB nya menurun
Mengidentifikasi makanan yang Do:
disukai - Pasien tampak dibantu keluarga dalam
memberikan makan
Terapeutik - Mukosa bibir kering dan pucat
Melaakukan oral hygiene sebelum - Tonus otot pasien menurun
makan, jika perlu - Kulit kering dan tidak elastis
Mengfasilitasi menentukan pedoman - BB turun dari 55 kg menjadi 52 kg
diet (mis. Piramida makanan) - Total protein: 6,2 g/dl
Edukasi Albumin 2,6 g/dl
Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu A : Masalah belum teratasi
Mengajarkan diet yang P : intervensi di hentikan
diprogramkan
Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan

DAFTAR PUSTAKA

SDKI STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA, JAKARTA SELATAN.


SLKI STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA, JAKARTA SELATAN

SIKI STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA, JAKARTA SELATAN

Anda mungkin juga menyukai