Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4
tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler.Kanker tiroid jarang
menyebabkan

pembesaran

kelenjar,

lebih

sering

menyebabkan

pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid


bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid
sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi
kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan
cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
2. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya
untuk terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan
goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum
diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan
meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan
kanker

tiroid

berdiferensia

baik

(papiler

dan

folikuler),

dengan

kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.


a. Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak
kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada
kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul
setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang
lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor
resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker
tiroid dan gondok menahun.
3. Patofisiologi
Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang
diskret. Kadang-kadang mirip goiter noduler jinak. Nodule-nodule tiroid
dapat diraba, kebanyakan nodule tersebut jinak, namun beberapa nodule
goiter bersifat karsinoma.Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas
atau tidak, harus dinilai factor-faktor resiko dan gambaran klinis massa
tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium.

Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif


dibandingkan kelenjar tiroid normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan
cara scintiscan. nodule akan tampak sebagai suatu daerah dengan
pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik yang lain adalah
dengan echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat
dan massa kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya
merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda
klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba, keras, tidak dapat
digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati
satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu
kelompok besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan
pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi,
dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.
4. Klasifikasi
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:
a. Tumor epitel maligna
1) Karsinoma folikulare
2) Karsinoma papilare
3) Campuran karsinoma folikulare-papilare
4) Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
5) Karsinoma sel skuamosa
6) Karsinoma Tiroid medulare
b.

Tumor non-epitel maligna


1) Fibrosarkoma
2) Lain-lain

c.

Tumor maligna lainnya


1) Sarkoma
2) Limfoma maligna
3) Haemangiothelioma maligna
4) Teratoma maligna

d.

Tumor sekunder dan unclassified tumors

Menurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi:


a. Karsinoma Folikuler.
b. Karsinoma Papilar.
c. Karsinoma Medular.
d. Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
e. Lain-lain.
Ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid yang berbeda yang dipakai untuk
pelaksanaan sehari-hari, yaitu:
a. Karsinoma Tiroid Papilar.
b. Karsinoma Tiroid Folikular.
c. Karsinoma Tiroid Medular.
d. Karsinoma Tiroid Anaplastik.
Manifestasi klinik awal dari karsinoma tiroid adalah berbentuk
menyendiri dan suatu nodul dikelenjar tiroid yang tidak menimbulkan rasa
sakit.

Tanda dan gejala tambahan tergantung pada ada tidaknya

metastase serta lokasi metastase (penyebaran sel kanker) itu sendiri.


a. Karsinoma Papilar
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak
pada wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar
merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul
bertahun-tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika
tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila
dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau total.
b. Karsinoma Folikular
Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang
ada, terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang
pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan jaringan
paru.

Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat

melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan


kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila
tumor mengenai The Recurrent Laringeal Nerves, suara klien
menjadi serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit
pada saat diagnosa ditetapkan.

c. Karsinoma Medular
Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 10 %
dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang
berusia diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan
menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan
merupakan bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II
yang juga bagian dari penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi
yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH, prostaglandin dan serotonin.
d. Karsinoma Anaplastik
Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar
biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur
yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:
1) Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring)
2) Suara serak
3) Disfagia
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien
meninggal kira-kira 1 tahun setelah diagnosa ditetapkan.

Klien

dengan diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan


pembedahan paliatif, radiasi dan kemoterapi.
5. Gambaran Klinis
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada
observasi yang dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi
dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah.
Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
a. Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
b. Pertumbuhan tumor cepat.
c. Nodul teraba keras.
d. Fiksasi daerah sekitar.
e. Paralisis pita suara.
f. Pembesaran kelenjar limpa regional.
g. Adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Usia < 20 tahun atau > 60 tahun.


Riwayat radiasi leher.
Jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.

Kecurigaan rendah adalah: tanda atau gejala diluar/selain yang


disebutkan diatas.

Secara klinis karsinoma tiroid dibagi menjadi kelas-kelas, yaitu:


I. Infra Tiroid.
II. Metastasis Kelenjar Limpa Leher.
III. Invasi Ekstra Tiroid.
IV. Metastasis Jauh.
Gejala klinis yang dijumpai dapat berupa penekanan organ sekitar,
gangguan dan rasa sakit waktu menelan, sulit benafas, suara serak,
limfadenopati leher serta dapat terjadi metastasi jauh. Paling sering ke
paru-paru, tulang dan hati.
6. Klasifikasi Klinik
T-Tumor Primer
Tx

: Tumor primer tidak dapat dinilai

T0

: Tidak didapat tumor primer

T1

: Tumor dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih terbatas


pada tiroid

T2

: Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih


dari 4 cm masih terbatas pada tiroid

T3

: Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas


pada tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi
ekstra tiroid yang minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau
jaringan lunak peritiroid)

T4a

: Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke


tempat berikut : jaringan lunak, subkutan, laring, trakhea,
esofagus, n.laringeus recurren

T4b

: Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau


arteri karotis

T4a*

(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih


terbatas pada tiroid#

T4b*

(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi


keluar kapsul tiroid$

Catatan :

Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
#

Karsinoma anaplastik intratiroid resektabel secara bedah

Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah

N Kelenjar Getah Bening Regional


Nx

Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai

N0

Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening

N1

Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening

N1a

Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI


(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan
Delphian)

N1b

Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral


atau kontralateral atau ke kelenjar getah bening mediastinal
atas/superior

M Metastasis jauh
Mx

Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0

Tidak terdapat metastasis jauh

M1

Terdapat metastasis jauh

Terdapat empat tipe histopatologi mayor :


a. Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)
b. Follicular carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hrthle cell
carcinoma)
c. Medullary carcinoma
d. Anaplastic/undifferentiated carcinoma
Stadium Klinis
Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th
Stadium I

Tiap T

Tiap N

M0

Stadium II

Tiap T

Tiap N

M1

Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare

Stadium I

T1

N0

M0

Stadium II

T2

N0

M0

Stadium III

T3

N0

M0

N1a

M0

N1b

M0

T1,T2,T3
Stadium IVA

T1,T2,T3
T4a

N0,N1

M0

Stadium IVB

T4b

Tiap N

M0

Stadium IVC

Tiap T

Tiap N

M1

Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV)


Stadium IVA

T4a

Tiap N

M0

Stadium IVB

T4b

Tiap N

M0

Stadium IVC
TiapT
TiapN
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium

M1

1) Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (tumor marker)


untuk keganasan tiroid; jenis yang berdiferensiasi baik, terutama
untuk follow up.
2) Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
3) Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai karsinoma
meduler.
b. Pemeriksaan radiologis
1) Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk menilai
ada tidaknya metastasis. Foto polos leher antero-posterior dan
lateral dengan metode soft tissue technique dengan posisi leher
hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
mikrokalsifikasi.
2) Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda
adanya infiltrasi ke esofagus.
3) Pembuatan

foto

tulang

dilakukan

bila

ada

tanda-tanda

metastasis ke tulang yang bersangkutan.


c. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior
yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai
untuk membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat

dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum


halus.
d. Pemeriksaan sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih
sedikit dari jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold
nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat (warm
nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas (hot
nodule).
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar
10 17 % struma dengan nodule dingin ternyata adalah suatu
keganasan.
Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan
yang mengganggu penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan
selama 2 4 minggu sebelumnya.
Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak
ada fasilitasnya, tidak usah dikerjakan
e. Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung
dari 2 hal yaitu: Faktor kemampuan pengambilan sampel dan faktor
ketepatan

interpretasi

oleh

seorang

sitolog

sehingga

angka

akurasinya sangat bervariasi.


Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik,
medulare dan papilare hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis
folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk
adenomatous goiter, adenoma folikuler dan adeno karsinoma folikuler
adalah sama, tergantung dari gambaran invasi ke kapsul dan
f.

vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.


Pemeriksaan Histopatologi
1)

Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa


setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi

2)

Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari


tindakan biopsi insisi.

Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:


1) Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
2) Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
3) Disfagia, sesak nafas perubahan suara

4) Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras


5) Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
6) Ada tanda-tanda metastasis jauh
8. Penatalaksanaan Medis
a. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
b. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi
Partial), maupun seluruhnya (Tiroidectomi Total)
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra
Operatif dan Post Operasi
1) Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah
sebagai berikut:
a) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah
ditandatangani

oleh penderita atau penanggung jawab

penderita.
b) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama
system respiratori dan cardiovasculer
c) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy
jaringan jika ada
d) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan
kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support
mental oleh rohaniawan
e) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
f)

Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah


dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan
tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen
hormone tiroid seumur hidup.

2) Penatalaksanaan Intra Operasi


Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi
karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator
dan Dokter Anesthesi.
3) Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil

b) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi


c) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah
dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan
d) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai
dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih
menenangkan penderita
e) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang
perawatan umum
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Perawatan Kanker Tiroid:
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari sepertiPola makan, Pola tidur (klien
menghabiskan banyak waktu untuk tidur), Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem
tubuh:
1) Sistem pulmonary
2) Sistem pencernaan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem musculoskeletal
5) Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
6) Sistem reproduksi
7) Metabolik
e. Pemeriksaan fisik mencakup.
1) Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap
adanya

edema

disekitar

leher, adanya

nodule

yang

membesar disekitar leher.


2) Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun,
kelemahan fisik.
3) Parastesia dan reflek tendon menurun.
4) Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan

f.

suara.
5) Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas.
Pengkajian psikososial
1) Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania.
2) Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan
ingin tidur sepanjang hari.

3) Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima


komponen konsep diri.
g. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau
Hipertiroidisme
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trachea akibat
desakan massa tumor
b. Nyeri berhubungan dengan adanya desakan / pembengkakan oleh
nodule tumor
c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita
suara
d. Gangguan kenyamanan berhubungan dengan kesulitan menelan
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan menelan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka insisi sekunder
akibat operasi kanker tiroid
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
tentang penyakit.

3. Intervensi Keperawatan
No
1.

Diagnosa

Intervensi

Tujuan

Keperawatan
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan

Tindakan
1.

Pant

berhubungan dengan keperawatan selama 3x24

au

obstruksi

kedalaman

trachea jam, diharapkan jalan nafas

akibat desakan massa efektif dengan kriteria hasil :

frekuensi

pernafasan,
dan

kerja

Rasional
1. Untuk
mengetahui
adanya

komplikasi

secara dini
2. Untek
mengetahui

1.

tumor

Tidak

ada

kesulitan pernafasan.
2.
Secret
mudah keluar.
Tidak

4.

mengeluh sesak nafas


Respirasi
batas

adanya
Ausk

ultasi

suara

nafas,

3.

normal

(16-20)

ronchi

atau

catat

tidak
3. Mengetahui

Kaji

pernafasan klien
4. Mencegah
terjadinya

adanya ronchi.

3.

dalam

pernafasan
2.

adanya dyspneu, stridor dan


cianosis.

dispnea
5. Membantu pernafasan
klien

4.

Perh

5.

atikan kualitas pernafasan


Kola
borasi

pemberian

therapi

Ogsigen bila perlu

2.

Nyeri

berhubungan Setelah dilakukan tindakan

dengan
desakan
pembengkakan
nodule tumor

adanya keperawatan selama 3x24


/ jam,

diharapkan

nyeri

oleh berkurang dengan kriteria


hasil :
1. Melaporkan nyeri hilang
/ berkurang
2. Skala nyeri 0-2
3. Tampak relax

1. Observasi
tanda

adanya

nyeri

baik

tanda-

1. Mengantisipasi

verbal

timbu nyeri
2. Memberikan

maupun nonverbal
2. Ajarkan dan anjurkan pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
3. Kolaborasi
analgetik

pemberian

kenyamanan

jika

pada

klien
3. Untuk
nyeri.

mengurangi

4. Tak

ada

keluhan

menelan
3.

Kerusakan komunikasi Setelah dilakukan tindakan

1. Kaji

verbal

periodic
2. Pertahankan

dengan
suara

berhubungan keperawatan selama 3x24


cedera

pita jam, diharapkan kerusakan


komunikasi verbal teratasi
dengan kriteria hasil :
Mampu

menciptakan

metode komunikasi dimana


kebutuhan dapat dipahami

fungsi

bicara

secara

komunikasi

sederhana
3. 3.
Memberikan

mengetahui

kondisi klien
2. Agar
tidak

terlalu

memaksa klien untuk


metode

komunikasi alternative yang


sesuai.

1. Untuk

berbicara
3. Menyesuaikan dengan
kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai