Disusun Oleh :
G. Satria Pramantara
NIM. P1337420917030
B. ETIOLOGI
1. Riwayat trauma kepala
2. Faktor genetik
3. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik
4. Virus tertentu
5. Defisiensi imunologi
6. Kongenital
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan.
Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan
kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai
pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-
Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru,
memperlihatkan faktor familial yang jelas.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest).
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-
bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam
tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal
dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat
memicu terjadinya suatu glioma.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi
virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum
ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor
pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Peningkatan tekanan intrakranial
a. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang
bersifat hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan
diperberat saat beraktivitas yang menyebabkan peningkatan TIK, yaitu
batuk, membungkuk dan mengejan.
b. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medual oblongata
c. Papil edema
Statis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
D. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi :
a. Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma ( grade I )
b. Malignant
Astrocytoma ( grade 2,3,4 )
Oligodendroglioma
Apendymoma
2. Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi menjadi :
a. Tumor intradural
Ekstramedular
Cleurofibroma
Meningioma intramedural
Apendimoma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer
E. KOMPLIKASI
a. Komplikasi sebelum dilakukan pembedahan
1. Gangguan fungsi neurologis
Jika tumor otak menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan pada
serebelum maka akan menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan ) atau gaya berjalan yang sempoyongan dan kecenderunan
jatuh ke sisi yang lesu, otot-otot tidak terkoordinasi dan ristagmus
(gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukkan gerakan
horizontal.
2. Gangguan kognitif
Pada tumor otak akan menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan
sehingga dampaknya kemampuan berfikir, memberikan rasional, termasuk
proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memerhatikan juga akan
menurun.
3. Gangguan tidur & mood
Tumor otak bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar pireal, sehingga
hormone melatonin menurun akibatnya akan terjadi resiko sulit tidur,
badan malas, depresi, dan penyakit melemahkan system lain dalam tubuh.
4. Disfungsi seksual
a. Pada wanita mempunyai kelenjar hipofisis yang mensekresi kuantitas
prolaktin yang berlebihan dengan menimbulkan amenurrea atau
galaktorea (kelebihan atau aliran spontan susu )
b. Pada pria dengan prolaktinoma dapat muncul dengan impoteni dan
hipogonadisme.
Gejala pada seksualitas biasanya berdampak pada hubungan dan
perubahan tingkat kepuasan.
b. Komplikasi setelah pembedahan
Dapat disebabkan efek depresif anestesi narkotik dan imobilitas. Echymosis
dan edema periorbital umumnya terjadi setelah pembedahan intracranial.
Komplikasi khusus / spesifik pembedahan intrakranial tergantung pada area
pembedahan dan prosedur yang diberikan, misalnya:
a. Kehilangan memory
b. Paralisis
c. Peningkatan ICP
d. Kehilangan / kerusakan verbal / berbicara
e. Kehilangan / kerusakan sensasi khusus
f. Mental confusion
Peningkatan TIK yang disebabkan edema cerebral / perdarahan adalah
komplikasi mayor pembedahan intrakranial, memfestasi klinik :
a. Perubahan visual dan verbal
b. Perubahan kesadaran (level of conciousnes/LOC) berhubungan dengan
sakit kepala
c. Perubahan pupil
d. Kelemahan otot / paralysis
e. Perubahan pernafasan
F. PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan timbulnya ganguan neurologik progresif,
gangguan neurologik pada tumor otak biasanya disebabkan oleh dua factor-
faktor gangguan fokal akibat tumor dan peningkataan TIK. Gangguan fokal
terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dari infiltrasi atau invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Perubahan
suplai darah akibat tekanan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis
jaringan otak.
Peningkatan TIK dapat disebabkan oleh beberapa factor : bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan
sirkulasi cairan serebrospinal. Beberepa tumor dapat menyebabkan
pendarahan. Obstruksi vena dan edema akibat kerusakan sawar darah otak,
semuanya menimbulkan volume intracranial dan TIK. Pada mekanisme
kompensasi akan bekerja menurunkan volume darah ntrakranial, volume CSF<
kandunan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim. Peningkatan
tekanan yang tidak diobati mengakibatkan terjadinya herniasi unkus atau
serebelum. Herniasi menekan mensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran.
Pada herniasi serebelum, tonsil bergeser ke bawah melalui foramen magnum
oleh suatu massa posterior. Kompresi medulla oblongata dan henti nafas terjadi
dengan cepat, perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan TIK
adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik ( pelebaran nadi) dan gagal
nafas. (Price Sylvia A.2005: 1187).
PATHWAYS
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan ; memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran,
kepadatan, jejas tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi
informasi tentang sistem vaskuler
2. MRI ; membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otakdan daerah
hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan
CT Scan
3. Biopsi Stereotaktik ; dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.
4. Angiografi ; memberi gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor.
5. Elektroensefalografi (EEG) ; mendeteksi gelombang otak abnormal pada
daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang (Doenges, 2000).
H. PENATALAKSANAAN
Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan ke arah kematian, salah satu
akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang disebabkan oleh tumor.
Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati dengan
segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.
Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau banyak
kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neurologik (paralisis, kebutaan)
atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi).
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :
1. Pembedahan
Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi
patologi dari otak untuk mengurangi TIK dan mengangkat tumor.
Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut
dengan Craniotomy.
Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan
intracranial adalah :
a. Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien
b. Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi
perasaanperasaan takut yang dialami.
c. Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk
meyakinkan pasien dan mengurangi perasaan takut.
d. Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan
menggunakan shampo antiseptik dan mencukur daerah kepala.
Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan
pembedahan, meliputi :
1) Balutan kepala.
2) Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka.
3) Menurunnya status mental sementara.