Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DENGAN DIAGNOSA
MEDIS “HEMATOMA HUMERUS” DI RUANG ANGGREK RSUD
TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :
Yolanda Sekar Mayang
202002040053

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Fraktur humerus merupakan terputusnya hubungan tulang humerus disertai
kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh darah) sehingga
memungkinkan terjadinya hubungan atara fragmen tulang yang patah dengan udara
luar yang disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang mengenai lengan atas
(Muttaqin, 2011).
Pada fraktur salah satu proses penyambungan tulang disebut hematoma,
hematoma adalah suatu proses perdarahan dimana darah pada pembuluh darah tidak
sampai pada jaringan sehingga osteocyt mati, akibatnya terjadi necrose. Stadium ini
berlangsung 1 sampai 3 hari (Footner, 2014). Hematoma merupakan kumpulan
ekstravasasi darah yang besar akibat adanya trauma sehingga menimbulkan massa
yang dapat teraba. Hematoma adalah salah satu bentuk purpura, yaitu pewarnaan
yang berbatas jelas yang ditimbulkan oleh perdarahan di bawah permukaan kulit.1
Perkiraan tingkat perdarahan tahunan yaitu 0,6% perdarahan fatal, 3% perdarahan
besar, dan 9,6% perdarahan ringan.2 Lesi akibat perdarahan ini tidak ditularkan dan
tidak ditransmisikan kepada individu lainnya, serta tidak berpengaruh terhadap usia
dan gender (Langlais RP, 2013).
Hematoma terdiri dari beberapa jenis dan dibedakan berdasarkan lokasinya,
seperti hematoma subdural, epidural dan spinal, dibawah jari atau kuku jari kaki
(subungual), telinga dan hati. Biasanya penyebab dari hematoma adalah patah tulang,
cedera kuku jari, tonjolaan dan pembekuan darah atau terdapat bekuan darah yang
berlebihan.

2. Etiologi
Cidera traumatic tulang yang dapat mengakibatkan hematoma disebabkan oleh (Wahid
A, 2013) :
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan.
Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
b. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung dapat menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh
dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya bagian yang paling lemah
dalam jalur hantaran vector kekerasan .
c. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan dan penekananm kombinasi dari ketiganya dan penarikan.

Trauma merupakan penyebab yang paling umum dari hematoma. Hematoma


merupakan kumpulan darah abnormal diluar pembuluh darah yang dapat terjadi karena
dinding pembuluh darah (arteri, vena atau pembuluh darah kecil yaitu kapiler) rusak,
sehingga muncul kebocoran darah ke dalam jaringan, lokasi darah ditemukan
(Sjamsuhidayat R, 2015). Seharusnya, darah tidak berada pada jaringan tersebut.
Hematoma dapat berukuran sangat kecil seperti titik darah atau besar yang dapat
menyebabkan pembengkakan yang signifikan.

3. Manifestasi Klinis
a. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
b. Nyeri pembengkakan
c. Terdapat trauma
d. Pembengkakan pada area hematoma
e. Area hematoma berwarna merah keunguan, terasa sedikit hangat.
f. Penurunan kekuatan otot
g. Spasme

4. Patofisiologi
Darah yang bocor keluar dari pembuluh darah akan mengiritasi jaringan
sekitarnya sehingga menyebabkan gejala dari peradangan seperti rasa sakit atau nyeri,
bengkak dan kemerahan. Ketika pembuluh darah rusak atau cidera, maka darah akan
bocor ke jaringan sekitarnya. Darah yang bocor ini akan mengalami pembekuan,
sehingga menjadi gumpalan darah. Semakin banyak darah yang bocor ke jaringan,
maka semakin besar hematoma yang akan terbentuk.
Kondisi yang dapat menyebabkan hematoma antara lain (Hadirsman & Rizki R,
2014) :
a. Aneurisma
Area yang terjadi pembesaran pembuluh darah akibat kelemahan didalam arteri
b. Obat pengencer darah atau obat antikoagulasi
Obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan spontan dan
menyebabkan hematoma, karena tubuh tidak dapat memperbaiki pembuluh
darah secara efisien. Kondisi ini menyebabkan darah terus bocor melalui
daerah yang rusak
c. Cedera otropedik seperti fraktur
Biasanya selalu berhubungan dengan hematoma pada lokasi fraktur.

5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nanda NIC-NOC (2015) :
a. X-ray
Menentukan lokasi/luasnya fraktur atau hematoma
b. Scan tulang
Memperlihatkan lokasi fraktur dan hematoma lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak
c. Arteriogram
Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusaka vaskuler
d. Hitung darah lengkap
Hemokonsentrasi mungkin meningkat menurun pada perdarahan, peningkatan
lekosit sebagai respon terhadap peradangan
e. Kretinin
Trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
f. Profil koagulasi
Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse atau cidera hati

7. Penatalaksanaan Post Op
a. Pembersihan luka
Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci luka dengan air steril. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan tekanan tinggi dengan jarum atau kateter dan
alat penyemprot yang besar. Solusi membunuh kuman dapat digunakan untuk
membersihkan luka.
b. Debridement
Hal ini dilakukan untuk membersihkan dan membuang kulit mati dan jaringan
dari daerah luka. Perawat membatasi area yang rusak pada luka atau sekitar
luka. Pembalut basah bisa ditempatkan pada luka dan dibiarkan mongering.
Perawat juga bisa mengeringkan luka untuk membersihkan pus.
c. Penutupan luka
Hal ini juga disebut pembalut luka. Pembalut luka digunakan utnuk melindungi
luka dari kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini juga menilong
menyediakan tekanan untuk mengurangi pembengkakan.
d. Obat-obatan
Memberikan antibiotic untuk mengatasi infeksi. Pasien juga mungkin diberikan
obat-obatan untuk mengurangi sakit, pembengkakan, atau demam.
e. Pengobatan lain
Mengontrol atau mengobatu kondisi medis yang menyebabkan penyembuhan
luka yang buruk menolong mengobati infeksi pada luka (Ahmad Al-Habsy,
2014).

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa
medic.
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pda luka, terkadang disertai demam,
menggigil dan malaise
2) Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan penyabab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya mengidap
penyakit seperti ini, adakah alergi yang dimiliki dan riwayat pemakaian obat
3) Riwayat penyakit sekarang
Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik bewarna merah,
terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap.
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : pasien tampak menahan sakit dan emosianal
b) Tingkat kesadaran : composmetis
c) Pemeriksaan head to toe dari kepala sampai ektremitas.

2. Diagnose Keperawatan Yang Muncul


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post OP.
c. Hambatan mobilitas berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuscular, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi).
d. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer,
perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasive dan
kerusakan kulit.
e. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional, akan menjalani operasi,
status ekonomi, dan perubahan fungsi peran.

3. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriteria hasil
1. Nyeri akut Setelah - Kaji nyeri - Nyeri
dengan skala 0-4 dipengaruhi
berhubungan dilakukan oleh
dengan agen tindakan - Atur posisi kecemasan,
imobilisasi pada ketegangan,
injuri fisik, keperawatan daerah lengan suhu, distensi
kandung
spasme otot, diharapkan kemih, dan
gerakan masalah - Bantu pasien berbaring
dalam lama
fragmen keperawatan mengidentifikasi - Imobilisasi
tulang, edema, nyeri akut dapat faktor pencetus yang adekuat
dapat
cedera jaringan teratasi dengan - Jelaskan dan mengurangi
bantu pasien pergerakan
lunak, kriteria hasil: yang menjadi
terkait dengan
pemasangan - Skala nyeri tindakan pereda unsur utama
nyeri non penyebab
traksi. 0-2 farmakologi nyeri pada
daerah lengan
- Klien pada luka
dapat - Ajarkan operasi
relaksasi : - Nyeri
mengontro teknik-teknik dipengaruhi
mengurangi oleh
l nyeri ketegangan otot kecemasan,
- Klien rangka yang ketegangan,
dapat suhu, distensi
dapat mengurangi kandung
intensitas nyeri kemih, dan
melaporka berbaring
n nyeri - Ajarkan metode lama
distraksi selama
nyeri akut. - Pendekatan
dengan
menggunakan
relaksasi dan
non
farmakologi
lainnya

2. Kerusakan Setelah - Kaji kulit dan - Mengetahui


identifikasi sejauh mana
integritas kulit dilakukan pada tahap perkembangan
berhubungan tindakan perkembangan luka
luka. mempermudah
dengan luka keperawatan dalam
post OP. diharapkan - Kaji lokasi, melakukan
ukuran, warna, tindakan yang
masalah bau, serta tepat.
jumlah dan tipe
keperawatan cairan luka. - Mengidentifik
kerusakan asi tingkat
keparahan
integritas kulit - Pantau luka akan
peningkatan mempermudah
dapat teratasi suhu tubuh. intervensi.
dengan kriteria
- Berikan
hasil: perawatan luka - Suhu tubuh
dengan teknik yang
- Kulit
aseptic. Balut meningkat
kembali luka dengan dapat
kasa kering dan diidentifikasik
normal steril, gunakan an sebagai
- Tidak ada plester kertas. adanya proses
peradangan.
kerusakan
- Teknik aseptic
pada membantu
jaringan mempercepat
penyembuhan
kulit luka dan
mencegah
terjadinya
infeksi.
3. Hambatan Setelah - Mengobserva - Dengan
si immobilitas mengetahui
mobilitas dilakukan akibat cedera persepsi
berhubungan tindakan dan persepsi terhadap
klien terhadap immobilitas
dengan keperawatan immobilitas. dapat
menentukan
kerusakan diharapkan intervensi
- Libatkan
rangka masalah pasien untuk selanjutnya.
melakukan
neuromuscular, keperawatan aktivitas - Aktivitas
nyeri, terapi hambatan terapeutik dan terapeutik
rekreasi, dapat
restriktif mobilitas dapat misalnya mempertaha
mendengarka nkan harga
(imobilisasi). teratasi dengan n music, diri dan
kriteria hasil: menonton tv, menurunkan
atau isolasi sosial
- Dapat berkomunikas pasien.
i dengan
beraktivitas keluarga.
kembali - Latihan
gerak pasif
dengan - Bantu dan aktif dapat
bebas ajarkan pasien meningkatka
melakukan n aliran
- Tidak ada latihat rentang darah ke
gerak pasif otot,
hambatan dan aktif. memberikan
dalam latihan gerak
- Bantu sendi dan
melakukan aktivitas klien mencegah
dengan kontraktur.
kegiatan
memperhatika
sehari-hari n adanya - Imobilisasi
vertigo, mual dini dapat
- Klien dapat muntah dan menurunkan
melakukan hipotensi. resiko
komplikasi
secara dari tirah
baring yang
mandiri lama.

4. Resiko infeksi Setelah Kaji dan pantau Mendeteksi


luka operasi setiap secara dini gejala-
berhubungan dilakukan hari. gejala
dengan tidak tindakan inflamasi yang
adekuatnya keperawatan Lakukan perawatan mungkin timbul
luka secara sekunder akibat
pertahanan diharapkan steril. adanya luka pasca
perifer, masalah operasi.
Pantau atau batasi
perubahan keperawatan kunjungan. Teknik perawatan
luka secara steril
sirkulasi, kadar resiko infeksi Bantu perawatan dapat mengurangi
gula darah dapat teratasi diri dan kontaminasi
keterbatasan kuman.
yang tinggi, dengan kriteria aktivitas sesuai
toleransi. Mengurangi
prosedur hasil: resiko kontak
invasive dan - Tidak ada infeksi
dengan orang
kerusakan tanda- lain.
kulit. tanda
Menunjukkan
infeksi kemampuan
secara
- Tidak ada umum, kekuatan
kemeraha otot dan
merangsang
n sekitar pengembalian
sistem
luka imun.
- Kebersiha
n luka
terjaga
5. Ansietas yang Setelah Gunakan Reaksi verbal atau
pendekatan yang non verbal dapat
berhubungan dilakukan menenangkan. menunjukkan rasa
dengan krisis tindakan marah dan
Jelaskan semua gelisah.
siuasional, keperawatan prosedur dan apa
yang dirasakan Konfrontasi dapat
akan menjalani diharapkan selama prosedur. meningkatkan
operasi, status masalah rasa marah,
Pahami perspektif menurunkan
ekonomi, dan keperawatan pasien terhadap kerjasama dan
situasi stress. mungkin
perubahan ansietas dapat memperlambat
fungsi peran. teratasi dengan Temani pasien penyembuhan.
untuk
kriteria hasil: memberikan Mengurangi
keamanan dan rangsangan
- Klien
mengurangi takut. ekstrernal
merasa yang tidak perlu.
nyaman Control sensasi
pasien (dalam
- Kecemasa mengurangi
n ketakutan)
berkurang
- Klien
dapat
rileks
-

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al-Habsy. 2014. Konsep dasar infeksi. Dari https://www.academia.edu/9069276/

Footner A. 2014. Orthopaedic Nursing and Traumatic. London: Bailliere Tindal

Hardisman dan Rizki R. 2014. Penatalaksanaan Orthopedi Terkini untuk Dokter Layanan
Primer. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan
4rd ed, EGC, Jakarta. 2013

Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi Pada Praktik Klinik
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-Noc. Jogjakarta : Mediaction Jogja

Sjamsuhidayat R, dan Jong W. 2015. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai