1. DEFINISI
6. PATOFISIOLOGI
Ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosterium serta
pembuluh darah didalam korteks, dan jaringan lunak disekitarnya akan
mengalami disrupsi. Hematoma akan terbentuk diantara kedua ujung
patahan tulang serta dibawah periosterum, dan akhirnya jaringan granulasi
menggantikan hematoma tersebut.
Kerusakan jaringan tulang memicu respons inflamasi intensif yang
menyebabkan sel-sel dari jaringan lunak disekitarnya serta akan
menginvasi daerah fraktur dan aliran darah keseluruh tulang akan
mengalami peningkatan. Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan
endosteum akan memproduksi osteoid (tulang muda dari jaringan kolagen
yang belum mengalami klasifikasi, yang juga disebut kalus). Osteoid ini
akan mengeras disepanjang permukaan luar korpus tulang dan pada kedua
ujung patahan tulang. Sel-sel osteoklast mereabsorpsi material dari tulang
yang terbentuk sebelumnya dan sel-sel osteoblast membangun kembali
tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan transformasi menjadi
osteosit (sel-sel tulang yang matur). (Kowalak,P Jennifer,2012)
7. PENGKAJIAN
1. Riwayat perjalanan penyakit
a. Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan :nyeri pada paha
b. Apa penyebabnya, waktu : kecelakaan atau trauma, berapa jam/menit yang
lalu
c. Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll
d. Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
e. Kehilangan fungsi
f. Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis
2. Riwayat pengobatan sebelumnya
a. Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid
dalam jangka waktu lama
b. Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada
wanita
c. Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut
d. Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir
3. Pemeriksaan fisik : mengidentifikasi tipe fraktur
a. Inspeksi : deformotas yang Nampak jelas, edema, ekimosis, lokasi cidera,
laserasi, perubahan warna kulit .
b. Palpasi : bengkak, adanya nyeri, krepitasi, observasi spasme otot daerah tulang.
8. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri
b. Beri posisi yang nyaman
c. Ajarkan teknik rileksasi nafas dalam
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang ditandai dengan
pemasangan pen
Intervensi :
a. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local.
b. Doromh masukan nutrisi yang cukup
c. Batasi pengunjung
d. Berikan terapi antibiotic bila perlu
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penonjolan tulang
Intervensi :
a. Monitor kulit akan adanya kemerahan
b. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar
REFERENSI
Lukman, N & Ningsih, N. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien
DenganGangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Amin,H & Hardhi,K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediaAction