Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN NGASINAN

RT 01 DAN 02 RW 13 KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

DISUSUN OLEH :
1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI M 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI P 202114135
5. SITI LAARASATI RATU H 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IV


UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI NGASINAN RT 01 DAN 02
RW 13 KELURAHAN JEBRES SURAKARTA
“SAHWAHITA”
28 Maret 2022 - 23 April 2022

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Komunitas


Program Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh : kelompok 4

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IV


UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
“ SAHWAHITA”
28 Maret 2022 – 23 April 2022

Oleh : Kelompok 4

1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI M 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI P 202114135
5. SITI LAARASATI RATU H 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

Dengan ini disahkan sebagai laporan kegiatan


Praktik Sebagai Keperawatan Komunita

Menyetujui dan mengesahkan,

Pembimbing Akademik Koordinator Stase Komunitas

Lailya Khusna S.Kep, Ns. M.Kep Tri Susilowati, S.Kep, Ns. M.Kep
NIDN: NIDN. 0621018203
Daftar Nama Mahasiswa
Praktik Stase Keperawatan Komunitas Kelompok I Angkatan Iv
“ SAHWAHITA”
28 Maret 2022 - 23 April 2022

1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI M 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI P 202114135
5. SITI LAARASATI RATU H 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145
MOTTO
““
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Praktik Komunitas dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas.
Adapun tujuan penulisan laporan Asuhan Keperawatan ini untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh Pendidikan Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini dengan sebaik-baiknya, namun
penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan kegiatan praktik komunitas ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan laporan
ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Riyani Wulandari, S.kep Ns M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyiyah
Surakartam
2. Eska Dwi Prajayanti S.Kep Ns M.kep selaku Ketua Prodi Profesi ners
Universitas Aisyiyah Surakarta
3. Lailya Husna, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing kelompok 4
4. Purwanto, S. Kep selaku Pembimbing Klinik Puskesmas Ngoresan yang telah
memberikan bimbingan dan arahan
5. Semua Warga binaan RT 01 dan 02 RW 13
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan
pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SW
Surakarta,

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang cukup
kompleks dan saling berkaitan dengan masalah lain diluar lingkup
kesehatan, demikian pula pemecahan masalah kesehatan tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi perlu dilihat dari sisi lain yang
mempengaruhi “sehat sakit“ atau kesehatan tersebut.
Tujuan utama pembangunan nasional yaitu untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara
berkelanjutan sesuai visi pembangunan nasional yaitu untuk mewujudkan
Indonesia sehat pada tahun 2025, untuk mewujudkan masyarakat bangsa
dan negara yang ditandai dengankehidupan penduduk dalam kondisi
lingkungan dan berperilaku hidup sehat, untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil, merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Bentuk pelayanan professional yang termasuk bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio dan spiritual yang komprehensif
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik dalam kodisi sakit
bahkan sehat. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemauan, sehingga mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
Pelayanan yang diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan
yaitu pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif) dan
pemeliharaan kesehatan (rehabilitative), kegiatan ini ditekankan kepada
upaya pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care/ PHC) sesuai
dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan
sehingga setiap individu yang menerima pelayanan kesehatan dapat
mencapai hidup sehat dan produktif.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Jebres RT 01 dan
02 RW 13 Kota Surakarta yang terdiri dari 80 KK maka dapat dikatakan
sebagai daerah pemukiman padat dengan kondisi jalan yang tidak
bergelombang, saluran pembuangan dalam perbaikan, tempat
pembuangan sampah yang cukup dan dikelola dengan baik, belum ada
pemilahan sampah dan timbulnya vektor penyakit seperti tikus, nyamuk
dan lalat yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Keperawatan komunitas antara lain upaya promotif, upaya
preventif, upaya kuratif, upaya rehabilitatif dan upaya resolitatif. Peran
perawat dalam lingkup ini antara lain sebagai tenaga pendidik, pengamat
kesehatan, koordinator pemberi pelayanan kesehatan, tenaga
pembaharuan, pengorganisir pelayanan kesehatan, sebagai panutan,
sebagai konsultan dan sebagai pengelola. Dalam melaksankan tugas
tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas supaya mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh
pengalaman adalah melalui Praktik Keperawatan Komunitas di
Kelurahan Jebres RT 01 dan 02 RW 13 Kecamatan Jebres Kota
Surakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri
tentang masalah kesehatan di Kelurahan Jebres RT 01 dan 02 RW 13
Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
2. Tujuan khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas di
Kelurahan Jebres RT 01 dan 02 RW 13 Kecamatan Jebres Kota
Surakarta., yaitu :
a. Mengumpulkan data komunitas yang berhubungan dengan ada atau
tidaknya masalah kesehatan bersama masyarakat dengan
menggunakan format Survey Kesehatan Masyarakat.
b. Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.

C. Manfaat
1. Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan (DinKes) Kota untuk
mengembangkan program kesehatan khususnya di daerah padat
penduduk seperti wilayah di Kelurahan Kelurahan Jebres RT 01 dan
02 RW 13 Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi, jumlah
populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan,
keselamatan, permasalahan kesehatan, pelayanan sosial atau kegiatan
sosial kemasyarakatan.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-
kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah
Kelurahan Jebres RT 01 dan 02 RW 13 Kecamatan Jebres Kota
Surakarta.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung serta
dapat mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan individu,
keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di wilayah Ngasinan
RT 01 dan 02 RW 13 Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Praktik
Keperawatan Komunitas di Kelurahan Jebres RT 01 dan 02 RW 13
Kecamatan Jebres Kota Surakarta, sebagai berikut:
1. Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik,
manfaat laporan.
2. Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas, ruang lingkup, tindak lanjut
kegiatan dan sistematika penulisan, peran perawat komunitas asuhan
keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas.
3. Bab III : Aplikasi asuhan keperawatan komunitas yang terdiri dari
tahap persiapan, tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan
komunitas, tahap perencanaan, tahap implementasi serta tahap
evaluasi.
4. Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas
mulai dari tahap persiapan, pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, implementasi dan tahap evaluasi dengan
membandingkan dari teori yang ada.
5. Bab V : Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi keperawatan komunitas


Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan
lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya
serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluhan barang dan jasa
yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari (Wijayaningsih,
Kartika Sari. 2013).
WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan
interasksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah kesatuan mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat tersebut sesuai dengan kemapuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang
lain (Mubarak, 2022). 
Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan
professional yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh
pendidikan keperawatan komunitas atau disiplin lain yang berkaitan dan
bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus pada
masyarakat (Akbar, 2019). 

B. Tujuan keperawatan komunitas


1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
d. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
e. Tertanganinya kasus-kasus tertentu yang memerlukan penanganan
dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskemas.
f. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.

C. Sasaran keperawatan komunitas


1. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencukup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien atau klien.
2. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan menjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalm fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai
dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Berdasarkan alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga selagi berkaitan. Penyakit yang
di derita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat sebagai klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adalah interaksi antar warga, diatur
oleh adat istiadat, norma, hukum dan pengaturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat meningkatkan semua warga.

D. Ruang lingkup keperawatan komunitas


1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh puskemas untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) merupakan setiap kegeiatan
yang dilakukan pemerintah dan masyarakat serta swasta,untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

E. Prinsip keperawatan komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itus sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
5. Otonomi klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih
atau melaksanakan beberapa alternative terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.

F. Kegiatan praktik / tingkat pencegahan dalam kepeawatan komunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri
dari tiga tingkat yaitu (Mubarak,2009) :
a. Pencegahan Primer
Ditunjukan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi karena
itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara
umum dan perlindungan spesifik. Pencegahan yang dilakukan :
1) Dilakukan pada tahap prepatogenesis atau tahap sebelum terjadi
penyakit.
2) Upaya promosi, upaya perlindungan umum dan khusus.
b. Pencegahan Sekunder
Dibuat untuk mendeteksi penyakit lebih awak dengan mengobati
secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko.
Pencegahan yang dilakukan :
1) Dilakukan pada tahap saat terjadinya penyakit.
2) Dimulai pada saat bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia
sampai munculnya gejala atau gangguan kesehatan.
3) Dilakukan melalui 2 kelompok kegiatan yaitu diagnose dini dan
pengobatan segera dan pembatasan kecacatan :
a) Diagnosis dini dan pengobatan segera bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah :
i) Penemuan kasus secara dini (early care finding)
ii) Pemeriksaan umum lengkap (general check up)
iii) Pemeriksaan massal (mass screening)
iv) Survey kontak, sekolah dan rumah (contacy, school, and
household survey)
v) Penanganan kasus (care holding)
b) Pembatasan kecacatan
Dilakukan melalui upaya penyempurnaan dan identifikasi
terapi lanjutan, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas
kesehatan, penurunan bebas sosial penderita, dll.
c. Pencegahan Tersier
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan. Pencegahnya yang dilakukan :
1) Upaya pencegahan pada masyarakat yang telah sembuh dari sakit
serta mengalami kecacatan.
2) Dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai
kondisi stabil atau menetap dan tidak dapat diperbaiki
(irreversible).
3) Kegiatan dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi. Rehabilitasi
sebagai tujuan pencegahan tersier dimaksudkan untuk
mengembangkan individu pada tingkat fungsi optimal dari
ketidakmampuannya.
4) Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan seperti :
a) Latihan fisik pada penderita stroke
b) Terapi kerja (work terapy) pada penderita setelah gangguan
jiwa
c) Latihan batuk efektif pada penderita tuberculosis paru
d) Perawatan kolostomi dirumah
e) Latihan pengunaan continuous ambulatory

G. Metode asuhan keperawatan komunitas


Menurut Deswanti (2011) ada bebrapa tahapan dalam asuhan keperawatan
a. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat
1) Tujuan pengorganisasian Komunitas : Diharapkan mampu
berproses dalam mengidentifikasikan kebutuhannya,
mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan dengan
menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam
komunitas dan di luar komunitas. Pendekatan yang digunakan
menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar seperti tertera
pada gambar

Landasan 7 Saling :
1. Memahami kedudukan,Tugas, 6 Langkah :
dan Fungsi masing-masing 1. Penjajagan
3 Prinsip : 2. Memahami kemampuan
2. Penyamaan persepsi
1. Kesetaraan masing-masing
3. Menghubungi 3. Pengaturan peran
2. Keterbukaan
4. Mendekati 4. Komunikasi intensif
3. Saling
menguntungkan 5. Terbuka/ membantu 5.Melaksanakan Kegiatan

6. Mendorong/ mendukung 6. Pemantauan dan penilaian

7. Menghargai

2) Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :


a) Persiapan :
 Pengenalan komunitas
 Pendekatan Jalur Formal : Dilakukan terhadap instansi
birokrasi yang bertanggung jawab pada wilayah
komunitas dengan cara : 
 Pengajuan proposal dan perijinan
 Penjelasan tujuan dan program
~> Hasil : surat ijin/persetujuan
 Pendekatan Jalur Informal : Dilakukan setelah adanya
ijin/persetujuan dari institusi dari birokrasi dengan
melakukan pendekatan kepada :
 Tokoh-tokoh masyarakat
 Ketua RW, RT
 Kader kesehatan : Dengan menjelaskan tujuan,
program kegiatan, meminta dukungan dan partisipasi
serta kontrak kerjasama.
 Pengenalan Masalah Tujuannya untuk mengetahui masalah
kesehatan secara menyeluruh yang benar-benar menjadi
kebutuhan komunitas saai ini. Dengan tahap pengenalan
masalah sebagai berikut :
 Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data
Diawali dengan survey awal pada komunitas yang
menjadi sasaran, meliputi :
 Survey wilayah
 Survey populasi
 Survey masalah utama dan faktor penyebab
 Survey kebijakan program dan frasilitas layanan
kesehatan.
 Survey potensi-potensi, sumber pendukung di
komunitas.
 Membuat instrument pengumpulan data, tabulasi data :
 Membuat table tabulasi data
 Menghitung frekuensi distribusi
 Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
 Analisa Data
 Analisa Deskripti : Membuat gambaran suatu
keadaan dari obyek yang diteliti
 Analisa Korelasi : Menganalisa tingkat hubungan
pngaruh dari dua atau lebih subvariabel yang
diteliti dengan menggunkan perhitungan statistik.
 Perumusan Masalah
 Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada
komunitas yang dikaji dengan berdasarkan hasil
analisa data
 Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA
 Formulasi :
- Problem
- Etiologi
- Data yang menyokong
 Penyadaran komunitas
 Tujuan :
 Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang
dihadapi oleh komunitas
 Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan
masalah
 Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat
aktif menjadi tenaga potensial dalam kegiatan
pemecahan masalah.
 Kegiatan : Mengadakan musyawarah komunitas dengan
metode lokakarya mini, dengan langkah :
 Penyajian data hasil survey
 Diskusi kelompok :
- Perumusan masalah dan faktor penyebab
- Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk
masalah, waktu, tempat, penanggung jawab dan
biaya)
- Pembentukan kelompok kerja kesehatan
(Pokjakes) dari anggota komunitas yang
merupakan calon kader kesehatan yang
bertanggung jawabterhadap kegiatan yang
direncanakan.
 Penyajian hasil diskusi kelompok
 Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal,
puskesmas.
b. Pelaksanaan Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanankan dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah
terbentuk melalui kerja sama dengan aparat desa/kelurahan,
puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan:
1) Pelatihan Kader
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan kesehatan langsung
4) Home care
5) Rujukan
c. Evaluasi Hal-hal yang harus dievaluasi :
1) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
2) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
3) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
4) Rencana tindak lanjut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNTAS

A. Tahap persiapan
Komunitas Puskesmas Ngoresan tebagi menjadi 5 kelompok
dimana kami kelompok 4 terdiri dari 13 mahasiswa. Kegiatan praktik
komunitas dimulai tanggal 24 Maret 2022 di RW 13 RT 01 dan RT 02.
Kegiatan MMD 1 telah dilaksanakan pada hari Jum’at, 01 April 2022
terhadap warga RT 01 dan 02 untuk temu kenal dan menyampaikan tujuan
POKJAKES. Lalu mahasiswa melakukan wawancara door to door yang
digunakan sebagai alat pengkajian ke warga untuk mendapatkan hasil
analisa data.

B. Tahap pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Riwayat atau sejarah perkebangan komunitas
Data dikaji melalui door to door kepada warga binaan RW 13 RT
01 dan 02 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres yang dikaji oleh
mahasiswa. Jumlah populasi keseluruhan ±80 KK. Tipe
komunitas didaerah warga binaan ada yang masyarakat
wiraswasta dan ada yang masyarakat urban. Struktur politik
tedapat poster, baliho, pemilihan perangkat desa dipilih secara
langsung oleh masyarakat dan masyarakat berperan aktif dalam
pemilihan perangkat desa.
b. Data Demografi
Usia : Balita, pra sekolah/sekolah, remaja,
dewasa, dan lansia
Jenis Kelamin : 52.1% adalah perempuan dan 47.9% adalah
laki-laki
Bahasa : jawa dan Indonesia
Tingkat Pendidikan :12.2% tamat SD
16.3% tamat SMP
20.3% tamat SMA
7.3% perguruan tinggi
0.8% TK
43.1% belum sekolah
Pekerja : 20.3% wiraswasta
5.7% buruh
0.8% pedagang
11.4% IRT
61.8% tidak bekerja
Agama : 62.6% beragama Islam
8.9% beragama katolik
28.5% beragama Kristen

c. Status Kesehatan Komunitas


Kejadian penyakit : 39.8% menderita penyakit HT
2.4% menderita penyakit DM
2.4% menderita penyakit asam lambung
4.1% menderita penyakit asam urat
51.2% tidak mengalami masalah kesehatan
d. Data Lingkungan Fisik
Pemukiman
1) Bentuk Bangunan : Rumah
2) Jenis Bangunan : Permanen
3) Atap Rumah : Genteng
4) Dinding : Tembok
5) Lantai : Keramik
6) Ventilasi : Ada, Dimanfaatkan
7) Pencahayaan : Terang
8) Kebersihan : Baik Bersih
Sanitasi
1) Penyediaan air bersih (MCK) : Air bersih dari PDAM
2) Penyediaan air minum : Air minum dari PDAM dimasak
terlebih dahulu sebelum diminum tidak ada bau, tidak ada
warna, tidak berasa. Namun ada beberapa warga yang
memanfaatkan air mineral siap minum.
3) Pegelolaan jamban : Mayoritas warga binaan menggunakan
WC jngkok
4) Sarana pembungan limbah : Pembuangan limbah di got
5) Pengelolaan sampah : Terdapat sarana pembuangan sampah
dan setiap pagi di angkut oleh petugas kebersihan
e. Fasilitas
1) Pekarangan : 14.0 % terdapat halaman, dimanfaatkan
pekarangan rumahnya, 86.0% tidak ada halaman pekarangan
rumah
2) Sarana ibadah : Masjid dan gereja
3) Pelayanan Kesehatan : Puskesmas/posyandu dan rumah sakit
4) Fasilitas sosial : Bank, pasar tradisional, warung masyarakat,
dan supermarket
5) Ekonomi :
a) Jenis pekerjaan : 20.3% bekerja sebagai wiraswasta
5.7% bekerja sebagai buruh
0.8% bekerja sebagai pedagang
11.4% sebagai IRT
61.8% tidak bekerja
f. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan : Terdapat 2 poskamling di lingkup desa
2) Transportasi : Jenis kendaraan yang dimiliki sepeda
motor, mobil. Sarana transportasi yang ada bus dan angkot.
g. Pendidikan :
1) Tingkat pendidikan :
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia
3) Jenis bahasa yang digunakan : bahasa jawa dan Indonesia
4) Kebiasaan merokok : 17.1% warga mempunyai kebiasaan
merokok 82.9% warga tidak mempunyai kebiasaan
merokok
Diagram 1.1 distribusi frekuensi jenis kelamin warga binaan

Diagram 1.2 distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan warga binaan

Diagram 1.3 distribusi frekuensi berdasarkan jenis pekerjaan warga binaan


Diagram 1.4 distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di warga binaan

Distribusi 1.5 distribusi frekuensi berdasarkan agama warga binaan


Distribusi 1.6 distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan merokok

2. Analisa data
No Data Dx
DS: Ketidakefektifan
- Kebanyakan warga mengatakan jarang pemeliharaan kesehatan
memeriksakan tekanan darah secara teratur dan (D.00099)
tidak melakukan pengobatan secara rutin.
DO:
- 39.8% warga menderita hipertensi
- 2.4% menderita penyakit DM
- 2.4% menderita penyakit asam lambung
- 51.2% tidak mengalami masalah kesehatan
2 DS: Perilaku kesehatan
- Sebagian warga mengatakan bahwa masih ada cenderung beresiko
yang merokok (D.00188)
- Sebagian warga mengatakan bahwa tidak
mengetahui bahaya merokok
DO:
- 7.1% warga mempunyai kebiasaan merokok
- 82.9% warga tidak mempunyai kebiasaan
merokok
3 DS : Ketidakefektifan
- Warga mengatakan masih sering makan manajemen kesehatan
makanan bersantan dan gorengan diri
- Warga mengatakan tidak melakukan kontrol (D.00078)
rutin ke puskesmas
- Warga mengatakan tidak minum obat secara
teratur
DO :
- 4.1% menderita penyakit asam urat

3. Diagnosa keperawatan komunitas


a. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri (pada lansia )
PRIOITAS MASALAH
No Kriteria penapisan Jumla
Dx h skor
Sesuai Jumlah Besa Kemungkin Minat Kemun Sesuai Sumbe Sumber Sumber Sumber Sumber
dengan yang rnya an untuk masyara gkinan dengan r daya daya daya daya daya
peran beresiko resik pendidikan kat untuk progra tempat waktu dana peralata orang
perawat o kesehatan diatasi m n
komunit pemeri
as ntah
1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 44
2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 36
3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 35

Kriteria Pembobotan :
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
No
POAMasalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Untuk 1. Cek Semua Selasa, Rumah Ibu Mahasiswa Mahasiswa
pemeliharaan meningkatkan Kesehatan warga 12 Mona (RT
kesehatan kualitas hidup rutin : RT 01 April 01)
(D.00099) yang sehat (tekanan dan RT 2022
darah, cek 02 Jam
Gula darah, 16.00
dan asam
urat)

2. Pendidikan Penderita Rabu Rumah Ibu Mahasiswa Mahasiswa


kesehatan hipertensi 13 Mona (RT
penanganan warga April 01)
hipertensi RT 01 2022
dan dan RT Jam
demonstras 02 16.00
i
pembuatan
jus labu
siam
Posyandu Semua Kamis, Posyandu Mahasiswa Mahasiswa
lansia lansia RT 14 lansia (RT
01 dan April 03)
RT 02 2022
Jam
16.00

2 Perilaku Agar warga 1. Pendidikan Warga Senin , Rumah Ibu Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan mengetahui kesehatan RT 01 18 Mona (RT
cenderung tentang : merokok dan 02 April 01)
beresiko 1. Bahaya (Laki- 2022
(D.00188) perilaku laki) Jam
merokok 16.00
2. Pemasangan Semua Senin, Persimpanga Mahasiswa Mahasiswa
baner warga 18 n jalan
merokok RT 01 April
dan RT 2022
02 Jam
16.00
3 Ketidakefektifan Agar 1. Pendidikan Penderita Kamis, Rumah Ibu Mahasiswa Mahasiswa
manajemen manajemen kesehatan asam urat 14 Mona (RT
kesehatan diri kesehatan diri asam urat warga April 01)
(D.00078) efektif RT 01 2022
dan RT Jam
02 10.00

Penderita Kamis Rumah Ibu Mahasiswa Mahasiswa


2. Demontrasi asam urat 14 Mona (RT
kompres warga April 01)
jahe RT 01 2022
dan RT Jam
02 10.00

PERENCANAAN

No Dx kep Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempa Evaluasi Ttd


kegiatan tanggal t
Umum Khusus Kriteria Standar

1 Ketidakefek Setelah Setelah Semua Cek 1. Cek Selasa, Rumah Kognitif 1. Warga
tifan dilakukan 1x dilakukan 1x warga kesehatan, Kesehatan 12 Ibu dapat
pemeliharaa pertemuan pertemuan penderita Pendidikan rutin : April Mona mengetah
n kesehatan masyarakat masyarakat hipertensi kesehatan, (tekanan 2022 (RT ui tekanan
(D.00099) diharapkan diharapkan RT 01 dan demonstrasi darah, cek (16.00) 01) darahnya
pemeliharaan warga RT 02 Gula 2. Warga
Kesehatan mampu : RW1 13 darah, dan mengetah
meningkat 1. Warga asam ui cara
bersedia urat). oeningkat
meningkat 2. Berikan an
kan pendidika oerilaku
kesehatan n kesehatan
diri kesehatan 3. Warga
penangana paham
n tentang
hipertensi penagana
dan n
demonstra hipertensi
si
pembuata
n jus labu
siap
3. Lakukan
Posyandu
lansia

2 Perilaku Setelah Setelah Semua Penkes 1. Beri Senin Rumah Kognitif - Warga
kesehatan dilakukan 1x dilakukan 1x warga RT penyuluha 18 Ibu dapat
cenderung pertemuan pertemuan 01 Dan n tentang April Mona mengetah
beresiko masyarakat masyarakat RT 02 bahaya 2022 (RT ui dan
(D.00188) diharapkan diharapkan (Laki-laki) merokok (16.00) 01) paham
perilaku warga 2. Pemasang bahaya
kesehatan mampu : an baner merokok
meningkat 1. Mayoritas merokok - Warga
warga dapat
mampu menguran
mengubah gi atau
perilaku berhenti
kesehatan mengkons
menjadi umsi
lebih rokok
efektif, - Warga
2. Warga dapat
RT 01 dan meningka
02 mampu tkan
melakuka perilaku
n perilaku kesehatan
Kesehatan
dengan
baik.
3 Ketidakefek Setelah Setelah Penderita Penkes dan 1. Berikan Kamis, Rumah kognitif - Warga
tifan dilakukan 1x dilakukan 1x asam urat demonstrasi pendidika 14 Ibu mengetah
manajemen pertemuan pertemuan warga RT n April Mona ui tentang
kesehatan masyarakat masyarakat 01 dan RT kesehatan 2022 (RT asam urat
diri diharapkan diharapkan 02 mengena (16.00) 01) - Warga
(D.00078) manajemen warga asam urat mengetah
kesehatan diri mampu : 2. Demonstr ui cara
efektif 1. Mayoritas asi penangan
warga kompres an asa
mampu jahe urat
menguba dengan
h perilaku kompres
kesehatan jahe
menjadi
lebih
efektif
2. Penderita
asam urat
warga
RT 01
dan 02
mampu
melakuka
n perilaku
Kesehata
n dengan
baik.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
1. Ketidak efektifan Selasa, 12 Mengecek kesehatan rutin 1. Evaluasi Struktur
pemeliharaan kesehatan April 2022 (tekanan darah, cek gula a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
darah, cek asam urat) waktu yang telah direncanakan
b. Peralatan yang digunakan disiapkan 1
hari sebelum kegiatan
c. Undangan disebarkan 1 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan
d. Pengisian lembar absensi untuk disi 15
menit sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Pemeriksaan kesehatan berlangsung
dengan lancar
b. 100% warga bersedia dilakukan
pemeriksaan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. 80 dari 30 warga mengikuti pemeriksaan
kesehatan dan lebih banyak warga yang
menderita hipertensi
4. Faktor Pendukung
a. Masyarakat sangat kooperatif dalam
kegiatan ini
b. Masyarakat tetap memperhatikan
protokol kesehatan (menggunakan
masker)
5. Faktor Penghambat
Kamis, 14
Melakukan Posyandu Lansia Tidak ada
April 2022

1. Evaluasi Struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan
b. Peralatan yang digunakan disiapkan 1
hari sebelum kegiatan
a. Pengisian lembar absensi untuk disi 15
menit sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Posyandu lansia berjalan dengan lancar
b. Lansia RW 13 antusias mengikuti kegiatan
posyandu lansia
c. Evaluasi Hasil
a. lansia di RW 13 mengikuti dengan tertib
d. Faktor Pendukung
c. Lanisa sangat kooperatif dalam kegiatan
ini dan antusias mengikuti posyandu
d. masyarakat tetap memperhatikan
protokol kesehatan (menggunakan

Rabu, 13 April masker)

2022 Memberikan pendidikan e. Faktor Penghambat

kesehatan tentang hipertensi a. Ada beberapa lansia yang tidak

mendemonstrasi pembuatan mengikuti posyandu lansia

jus labu siam


1. Evaluasi Struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan
b. Peralatan yang digunakan disiapkan 1
hari sebelum kegiatan
c. Undangan disebarkan 1 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan
d. Pengisian lembar absensi untuk disi 15
menit sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Warga yang hadir 20 orang
b. 60% warga aktif dalam mengikuti
kegiatan
c. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
lancar
d. Warga antusias saat penyuluhan
berlangsung
e. Penyuluhan dilakukan di rumah Ibu
Mona RT 01
3. Evaluasi Hasil
a. Warga mampu menyembutkan kembali
gejala, pencegahan hipertensi, dan
makanan yang harus dihindari
b. Warga mampu mendemostrasikan ulang
cara pembuatan jus labu siam
4. Faktor pendukung
a. Media yang digunakan berupa
powerpoint dapat ditampilkan untuk
penkes
b. Media leaflet yang diberikan kepada
warga dan bisa dibaca dirumah
5. Faktor penghambat
a. Tempat penyuluhan yang sempit atau
kurang luas
2. Perilaku Cenderung Senin, 18 April Memberi penyuluhan tentang 1. Evaluasi Struktur
Berisiko 2022 bahaya merokok a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan
b. Peralatan yang digunakan disiapkan 1 hari
sebelum kegiatan
c. Undangan kegiatan penyuluha disebarkan
1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
d. Pengisian lembar absensi untuk disi 15
menit sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan berlanngsung dengan
lancar
b. Warga antusias dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Warga dapat menyebutkan kembali
bahaya merokok
4. Faktor Pendukung
e. masyarakat sangat kooperatif dalam
kegiatan
f. masyarakat tetap memperhatikan
protokol kesehatan (menggunakan
masker)
5. Faktor Penghambat
Senin, 18 April Memasang baner merokok c. Pada pelaksanaan kegiatan hujan deras
2022
1. Evaluasi Struktur
a. Pembuatan desain dan pencetakan
dilakukan 3 hari sebelum pemasangan
baner merokok
b. Peralatan pendukung pemasangan baner
disiapkan 1 hari sebelum kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Pemasangan baner dilakukan oleh
mahasiswa
3. Evaluasi Hasil
a. Tokoh masyarakat kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan
b. Faktor pendukung
a. Media baner merokok dapat dilihat dan
dibaca saat melewati pos kampling
b. Faktor penghambat
a. Hujan deras saat pemasangan baner
3. Ketidakefektifan Kamis, 14 Memberikan pendidikan 1. Evaluasi Struktur
manajemen kesehatan diri April 2022 kesehatan asam urat dan b. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
demontrasi kompres jahe waktu yang telah direncanakan
e. Peralatan yang digunakan disiapkan 1
hari sebelum kegiatan
f. Undangan disebarkan 1 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan
g. Pengisian lembar absensi untuk disi 15
menit sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Warga yang hadir 10 orang
b. 25% warga aktif dalam mengikuti
kegiatan
c. 25% warga paham mengenai asam urat
dan kompres jahe
d. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
lancar
e. Warga antusias saat penyuluhan
berlangsung
f. Penyuluhan dilakukan di rumah Ibu
Mona RT 01
3. Evaluasi Hasil
a. Warga mampu menyembutkan kembali
gejala, pencegahan asam urat, dan
makanan yang harus dihindari
b. Warga mampu mendemostrasikan ulang
cara kompres jahe

4. Faktor pendukung
a. Media yang digunakan berupa
powerpoint dapat ditampilkan untuk
penkes
b. Media leaflet yang diberikan kepada
warga dan bisa dibaca dirumah
5. Faktor penghambat
a. Tempat penyuluhan yang sempit atau
kurang luas
2.
EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif Ttd
1. 12 April 2022 Ketidakefektifan pemeliharaan S :
kesehatan - warga Rw 13 mengatakan senang jika
ada pengecekan tekanan darah, gula
darah, dan asam urat
- Penderita hipertensi warga RT 01 dan
02 RW 13 mengatakan sudah paham
tentang penanganan hipertensi
O:
- warga RW 13 terlihat senang jika
ada pengecekan tensi, dm, dan asam
urat
- Lansia RW 13 terlihat antusias
mengikuti posyandu lansia
- Penderita hipertensi warga RT 01
dan 02 RW 13 sangat kooperatif saat
penyuluhan penanganan hipertensi
- mampu mempraktikan kembali
pembuatan jus labu siam

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
2 18 April 2022 Perilaku kesehatan cenderung S :
berisiko - Warga mengatakan sudah
mengetahui tentang bahaya merokok
- Warga mengatakan jika ingin
berhenti merokok harus mengurangi
konsumsi rokok perhari atau
langsung berhenti merokok
O:
- Tampak beberapa warga sudah
mengetahui tentang bahaya merkok
- Tokoh masyarakat menyetujui
pemasangan bener di persimpangan
jalan khusunya pos kampling

A :Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi

3. 14 April 2022 Ketidakefektifan manajemen S :


kesehatan diri - Warga mengetahui tentang asam urat
O:
- Warga mampu mempraktikan
kembali kompres jahe
- Warga antuasias dalam kegiatan
penyuluhan
- 25% warga paham tentang asam urat
dan kompres jahe
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

RENCANA TINDAK LANJUT

No Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Penanggung Dana


jawab
1. Ketidak efektifan Melakukan Warga binaan 11 April Mahasiswa Mahasiswa
pemeliharaan kesehatan pemeriksaan dan lansia 2022
kesehatan saat
posyandu
lansia
2. Perilaku kesehatan Memantau Warga binaan 14 April Mahasiswa Mahasiswa
cenderung beresiko kebiasaan RW 13 RT 2022
warga 01 dan 02
merokok
3. Ketidakefektifan Melakukan Penderita 18 April Mahasiswa Mahasiswa
manajemen kesehatan pemeriksaan asam urat 2022
diri kesehatan cek RW 13 RT
asam urat 01 dan 02
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan pembagian kelompok dan
pembagian dosen pembimbing oleh dosen koordinasi mahasiswa ners.
Pembagian keompok keperawatan komunitas dibagi menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing kelompok beranggotakan 13 mahasiswa. Selain
itu, dosen memberikan briefing terkait tugas komunitas secara online
melalui google meet.
Setelah itu masing-masing kelompok diwajibkan untuk mengelola
RT 01 dan 02 RW 13 sebagai warga binaan. Setelah itu mahasiswa dan
warga mengadakan acara MMD 1 untuk perkenalan. Setelah itu
mahasiswa membuat kuesioner yang akan digunakan sebagai alat
pengkajian ke warga binaan.
B. Pengkajian
Setelah kami mendapatkan persetujuan untuk melakukan
pengkajian dari warga yang akan kami bina selama praktik keperawatan
komunitas. kami menyebarkan kuesionernya door to door agar
mempermudah warga dalam pengisian. Pengisian kuesioner diberi wakti 1
hari, setelah semua warga sudah mengisi kuesioner maka kami membuat
tabulasi data dan memprioritaskan masalah.
C. Perencanaan
Setelah melakukan tabulasi data dan memprioritaskan masalah
kami membuat rencana tindakan apa saja yang akan kami lakukan ke
masyarakat dan tentunya perencanaan tindakan ini juga disepakati oleh
warga binaan. Kami tentukan tindakan sesuai permasalahan yang ada di
warga binaan. Selain itu juga, kami mempersiapkan bahan materi serta
media yang akan kami pergunakan nanti. Materi kami ambil dari literatur
jurnal-jurnal dari internet, sedangkan media yang akan kami pergunakan
adalah PPT yang kami rancang sendiri.
Perencanaan yang kami buat ada penkes hipertensi, demonstrasi
senam hipertensi, cek kesehatan setiap hari secara gratis. Semua
perencanaan itu sudah disetujui oleh mahasiswa, warga binaan, ci
puskesmas dan juga dosen pembimbing. Kami juga membuat PJ disetiap
kegiatannya.
D. Pelaksanaan
Ketika bahan materi dan media sudah siap kami sekelompok
langsung mengadakan acara penyuluhan secara offline di rumah bapak RT
01 dan Kader Balita. Kegiatan pengecekan tensi, dm, dan asam urat,
melakukan posyandu lansia, dan memberikan pendkes tentang bahaya
merokok. Alasan kami mengambil implementasi tersebut karena setelah
kami melakukan pengkajian didapatkan hasil warga kalau sedang sakit
tidak pergi kedokter untuk periksa melainkan membeli obat warung
terlebih dahulu, banyak lansia yang menderita hipertensi, dan juga banyak
warga yang sebagian merokok
E. Evaluasi
Kami melakukan evaluasi setelah kami memberikan penyuluhan
kepada warga dan warga memahami mengenai materi yang sudah kami
sampaikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas secara langsung
selama 4 minggu dapatlah disimpulkan dan disarankan sebagai berikut :
1. Tidaklah mudah untuk melaksanakan pengkajian komunitas dan
rumusan diagnosa keperawatan, sebab diagnosa keperawatan
adalah gambaran kebutuhan komunitas.
2. Dalam pelaksanaannya/implementasi keperawatan dilakukan di we
ekday / hari kerja ternyata tidaklah mudah sebab banyak
kendalanya seperti banyak warga yang tidak bisa ikut karena
sedang bekerja.
3. Warga binaan sangat antusias terhadap kesehatan cukup baik yang
mereka butuhkan adalah fasilisator, motivator dan koordinator
dalam masalah kesehatan.
4. Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang berhasil
diidentifikasi di warga binaan tidaklah mudah untuk diselesaikan
secara bersamaan dalam waktu yang terbatas.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari – hari, mengurangi kebiasaan
merokok dan mengetahui cara prncegahan hipertensi.
2. Bagi Warga Binaan
Perlu kerjasama antara yang baik antara masyarakat untuk
menjaga menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari,
mengurangi kebiasaan merokok dan mengetahui cara prncegahan
hipertensi dan menerapkan dalam kehidupan sehari hari.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat,
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapan pada proses pendidikan.
PRE PLANNING TEMU KENAL
MMD 1 (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA I) DI DESA NGASINAN
RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES
KOTA SURAKARTA “ KELOMPOK SAHWAHITA “

DISUSUN OLEH :
1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022
PRE PLANNING

KEGIATAN MMD 1 (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA I) DI DESA


NGASINAN RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES KECAMATAN
JEBRES KOTA SURAKARTA “KELOMPOK SAHWAHITA”

Hari, Tanggal : Jumat, 01 April 2022


Waktu : 60 Menit
Topik Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Desa I (Temu Kenal)

A. LATAR BELAKANG
Sosialisasi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD 1) adalah suatu
musyawarah yang dilakukan secara bersama-sama anggota POKJAKES
warga RW 13 Kelurahan Jebres untuk mensosialisasikan masalah untuk
memecahkan masalah dan membentuk suatu organisasi yang bertujuan untuk
menentukan perencanaan berbagai kegiatan di desa, sehingga berbagai
permasalahan yang ditemukan dapat teratasi dan mencarikan solusinya di
Kelurahan Jebres. Dalam rangka pelaksanaan praktek Profesi Keperawatan
Komunitas mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Surakarta di Kelurahan Jebres
maka langkah awal yang dilakukan adalah winshield survey.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umun dan status
kesehatan masyarakat di Kelurahan Jebres. Untuk mendapatkan data-data
tentang kondisi kesehatan dan lingkungan di wilayah Kelurahan Jebres
mahasiswa melakukan survey dengan berpedoman pada format winshield
survey yang sudah baku. Agar data lebih valid, mahasiswa memerlukan
format pengkajian keperawatan komunitas yang disusun dalam bentuk
kuesioner yang merupakan alat bantu dalam mengkaji masalah kesehatan
masyarakat di Kelurahan Jebres. Sebagai tindak lanjut dari penyusunan
format pengkajian keperawatan tersebut telah dilakukan pengumpulan data
masalah kesehatan masyarakat untuk selanjutnya dilakukan analisa. Hasil
analisa tersebut akan dipresentasikan pada masyarakat untuk mencarikan
solusinya
Tujuan dari presentasi dari analisa data ini adalah untuk menentukan
bersama masyarakat tentang rencana tindakan yang akan dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri bersama mahasiswa yang disesuaikan dengan sumber
daya dan kemampuan masyarakat wilayah Kelurahan Jebres. Rencana
tindakan tersebut tidak akan dapat teratasi tanpa adanya dukungan dan
kerjasama yang baik dari masyarakat dalam pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Sosialisasi Musyawarah Masyarakat Desa 1
(MMD1) diharapkan masyarakat dan mahasiswa dapat mengetahui
masalah yang ditemukan di RW 13 Kelurahan Jebres dan
disepakatinya wadah yang bertujuan untuk mengatasi masalah di
masyarakat tersebut
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Sosialisasi dengan Unit POKJAKES
diharapkan masyarakat dan mahasiswa mampu :
a. Mempresentasikan hasil pengkajian kesehatan dalam kontek
komunitas di Kelurahan Jebres.
b. Menetapkan masalah yang ada di Kelurahan Jebres.
c. Merencanakan pertemuan POKJAKES untuk melanjutkan
POA masing-masing unit.
d. Mensosialisasikan semua kegiatan yang telah dilakukan
dengan unit POKJAKES Kelurahan Jebres
C. PESERTA
1. CI Puskesmas
2. Dosen Pembimbing
3. Ketua RW 13
4. Ketua RT 01 dan 02
5. Kader Posyandu
6. Perwakilan Warga RT 01 dan 02
7. Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Surakarta Profesi Ners
D. KEPANITIAAN
1. Ketua : Sidiq Putra Aji Muslim
2. Seksi Acara : Sista Aditama Dwi Puspita
3. Moderator : Siti Laras Ati Ratu Hayati
4. Pemateri : Utami Puspitasari
5. Operator : Sheli Itsna Maharani
6. Notulen : Sriyaningsih dan Tri Handayani
7. Dokumentasi : Shinta Dewi Anggrani
8. Perlengkapan : Thofik Adi Sulistiyo
9. Humas : Sri Oktaviani dan Suprih Handayani
10. Konsumsi : Sri Muryani dan Tina Wulandari

E. SETTING TEMPAT

2 3

4 4

Keterangan :
1. Pemateri
2. Notulen
3. Pembawa acara
4. Audiens
5. Observer
F. SETTING ACARA
NO WAKTUf KEGIATAN PEMBICARA PENANGGUNG
JAWAB
1 10 Menit Pembukaan : Moderator Mahasiswa Profesi
1. Mengucapkan salam Ners
2. Memperkenalkan Diri
2 10 menit 1. Sambutan Ketua Tim 1. Ketua
Tim/Kelompok
(Sidiq)
2. Sambutan Dosen 2. Dosen
Pembimbing Pembimbing
(Lailya,
M.Kep)
3. Sambutan CI
3. CI Puskesmas
Puskesmas
(Purwanto,
S.Kep)
4. Sambutan Ketua RW
4. Ketua RW 13
13
5. Ketua RT 01
5. Sambutan Ketua RT 01
6. Ketua RT 02
6. Sambutan Ketua RT02

3 30 menit 1. Menjelaskan Pemateri


maksud dan tujuan
kelompok
2. Menggali masalah/ Pemateri

menanyakan keluhan
masalah kesehatan
Pemateri dan
3. Pembentukan Pokjakes
warga
4 10 menit Penutup :
1. Menyampaikan Notulen
kesimpulan
2. Mengucapkan Moderator

salam

G. METODE
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Diskusi
H. MEDIA
1. LCD Proyektor
2. Sound system
I. RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Struktur
a) Undangan telah disebarkan minimal 1 hari sebelum kegiatan.
b) Tempat dan alat telah ditentukan minimal 2 hari sebelum
kegiatan.
c) Tempat dan alat telah dipersiapkan minimal 1 hai sebelum
kegiatan.
d) Peran dan tanggung jawab mahasiswa telah ditentukan
minimal 3 hari sebelumnya.
e) Pre-planning telah dikonsulkan dan disetujui oleh dosen
pembimbing minimal 1 hari sebelum kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a) Kegiatan dilakukan pada waktu dan tempat yang telah
ditentukan.
b) 50% undangan hadir pada kegiatan yang dilakukan
c) 60% undangan yang hadir berpartisipasi aktif dalam kegiatan
d) 50% undangan yang hadir mengikuti kegiatan sampai awal
sampai akhir
e) Mahasiswa melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-
masing sesuai dengan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi Hasil
a) Mengidentifikasi/mensosialisasikan masalah kesehatan yang
ada di Desa Ngasinan RW 13 kelurahan Jebres.
b) Tebentuknya POKJAKES sebagai wadah menindak lanjut
rencana kegiatan untuk mengatasi dan meminimalkan masalah
yang tejad.
c) Menentukan kepengurusan POKJAKES.

Panitia Praktik Stase Keperawatan Komunitas


Mahasiswa Program Studi Ners
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
Ketua Sekretaris

Sriyaningsih
Sidiq Putra Aji Muslim
NIM 202114134 NIM 202114140

Mengetahui,

Pembimbing Akademik (PA) Pembimbing Klinik (CI)

Lailya Husna, S.Kep.,Ns.,M.Kep Purwanto. S.Kep


NIDN.0608129303
LAPORAN HASIL KEGIATAN MMD 1 (MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA 1) DESA NGASINAN RT 1 DAN 02 RW 13
KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
“KELOMPOK SAHWAHITA”

Hasil, Tanggal : Jum’at, 1 April 2022


Waktu : 16.00-selesai
Topik kegiatan : MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Desa 1)

A. Evaluasi Struktur
1. Kontrak waktu dan tempat sudah sesuai
2. Media sudah dipersiapkan
3. Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum kegiatan
B. Evaluasi Proses
1. Tamu undangan yang mengikuti acara MMD 1 sebanyak 5 orang
2. Tamu undangan yang mengikuti acara MMD 1 dari awal hingga akhir
100%
3. Acara berjalan lancar, tertib, tetapi waktu pelaksanaan tidak sesuai
dengan perencanaan.
C. Evaluasi Hasil
1. 100% media dapat dipergunakan dengan baik.
2. 100% undangan hadir dalam pertemuan.
PRE PLANNING KEGIATAN MINI LOKAKARYA
MMD II (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA II) DI DESA
NGASINAN RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES KECAMATAN
JEBRES KOTA SURAKARTA “ KELOMPOK SAHWAHITA “

DISUSUN OLEH :
1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145
PROGRAM PROFESI NERS
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022
PRE PLANNING
KEGIATAN MMD II (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA II) DI
DESA NGASINAN RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA “KELOMPOK
SAHWAHITA”

Hari, Tanggal : Sabtu, 9 April 2022


Waktu : 60 Menit
Topik Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Desa II (Pemaparan Program
Kerja)

A. LATAR BELAKANG
Mini lokakarya merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam perencanaan
keperawatan komunitas yang melibatkan peran serta masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan keperawatan serta merencanakan tindakan
pemecahan masalah sesuai dengan potensi yang dimiliki. Komunitas atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan, dibutuhkan peran aktif
dalam seluruh proses perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan samapi
penanggulangan sebagai fokus keperawatan berupa promotif dan preventif.
Berdasarkan hasil survey yang dimulai pada tanggal 29 Maret 2022
didapatkan beberapa masalah kesehatan di RT 01 dan 02 RW 13 Kelurahan
Jebres. Untuk mendapatkan data yang lebih valid diperlukan format
pengkajian komunitas yang disusun dala bentuk koesioner, format wawancara
dan observasi yang merupakan alat bantu dala mengkaji ancaman kesehatan
masyarakat RT 01 dan 02 RW 13, sebagai tindak lanjut dari format
pengkajian keperawatan komunitas tersebut telah dilaukan pengumpulan data
di masyarakat kemudian di analisa. Dari data analisa pada masyarakat untuk
dicarikan solusinya. Adapun tujuan dari presentasi ini adalah menentukan
bersama-sama masyarakat rencana tindakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri bersama dengan mahasiswa yang disesuaikan dengan
sumber daya dan kemampuan masyarakat RT 01 dan 02 RW 13 Kelurahan
Jebres.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD II)
diharapkan masyarakat dan mahasiswa dapat mengetahui masalah
kesehatan yang ada di RT 01 dan 02 RW 13 Kelurahan Jebres dan
menentukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti musyawarah masyarakat RT 01 dan 02 RW 13
Kelurahan Jebres, diharapkan masyarakat dan mahasiswa mampu:
a. Mempresentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang
ada pada masyarakat di RT 01 dan 02 RW 13 Kelurahan
Jebres.
b. Menetapkan masalah kesehatan di RT 01 dan 02 RW 13
Kelurahan Jebres.
c. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di RT
01 dan 02 RW 13 Kelurahan Jebres.
d. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan di RT 01 dan
02 RW 13 Kelurahan Jebres.
e. Masyarakat mapu menjalin hubungan kerja lintas sektor dan
lintas program dalam upaya-upaya yang mendukung
kesehatan.
C. PESERTA
1. CI Puskesmas
2. Dosen Pembimbing
3. Ketua RW 13
4. Ketua RT 01 dan 02
5. Kader Posyandu Balita
6. Kader Posyandu Lansia
7. Perwakilan Warga RT 01 dan 02
8. Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Surakarta Profesi Ner
D. KEPANITIAAN
1. Ketua : Thofik Adi Sulistiyo
2. Seksi Acara : Suprih Handayani
3. Moderator : Sriyaningsih
4. Pemateri : Sri Oktaviani
5. Operator : Tina Wulandari
6. Notulen : Tri Handayani dan Sheli Itsna Maharani
7. Dokumentasi : Sri Muryani
8. Perlengkapan : Sidiq Putra Aji Muslim
9. Humas : Sista Aditama Dwi Puspita dan Shinta Dewi
Anggrani
10. Konsumsi : Utami Puspitasari dan Siti Laras Ati Ratu Hayati

E. SETTING TEMPAT

2 3

4 4

Keterangan :
1. Pemateri
2. Notulen
3. Pembawa acara
4. Audiens
5. Observer
F. SETTING ACARA
NO WAKTU KEGIATAN PEMBICARA PENANGGUNG
JAWAB
1 10 Menit Pembukaan : Moderator Mahasiswa Profesi
Mengucapkan salam Ners
2 10 menit 1. Sambutan Ketua 1. Ketua
Tim Tim/Kelompok
(Sidiq)
2. Sambutan Dosen 2. Dosen
Pembimbing Pembimbing
(Lailya,
M.Kep)
3. Sambutan CI 3. CI Puskesmas
Puskesmas (Purwanto,
S.Kep)
4. Sambutan Ketua
4. Ketua RW 13
RW 13
(Joko)
5. Sambutan Ketua
5. Ketua RT 01
RT 01
(Karmin)
6. Sambutan Ketua
6. Ketua RT 02
RT02
(Arwi)

3 30 menit 1. Menyampaikan hasil Pemateri


pengkajian
2. Menyampaikan analisa Pemateri
data dan masalah
kesehatan yang muncul
3. Merumuskan bersama Pemateri dan

masyarakat rencana warga


intervensi keperwatan
komunitas (Pembuatan
POA)
4 10 menit Penutup :
1. Menyampaika Notulen
n kesimpulan
2. Mengucapkan Moderator

salam

G. METODE
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Diskusi
H. MEDIA
1. LCD Proyektor
2. Sound system
I. RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Struktur
a) Undangan telah disebarkan minimal 1 hari sebelum kegiatan.
b) Tempat dan alat telah ditentukan minimal 2 hari sebelum
kegiatan.
c) Tempat dan alat telah dipersiapkan minimal 1 hari sebelum
kegiatan.
d) Sarana pelaksanaan tersedia dan mencukupi.
e) Semua mahasiswa dapat bekerja sesuai tugas yang diberikan
masing-masing
2. Evaluasi Proses
a) Tamu undangan mengikuti sebanyak 8 orang
b) Diskusi dapat berjalan dengan tepat waktu.
c) Penyaji mampu melalukan penyampaian materi dengan baik
serta memberikan umpan balik dan menjawab serta
mengajukan pertanyaan.
d) Tokoh masyarakat bertanya dan mendengarkan serta
memperhatikan penyampaian materi dengan baik.
e)
3. Evaluasi Hasil
d) 100% mahasiswa melakukan pemaparan dengan baik.
e) Peningkatan pengetahuan tokoh masyarakat melakukan pre
dan post kegiatan.
f) 100% tokoh masyarakat mengikuti kegiatan dengan baik.

Panitia Praktik Stase Keperawatan Komunitas


Mahasiswa Program Studi Ners
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
Ketua Sekretaris

Tri Handayani
Sidiq Putra Aji Muslim
NIM 202114134 NIM 202114144

Mengetahui,

Pembimbing Akademik (PA) Pembimbing Klinik (CI)

Lailya Husna, S.Kep.,Ns.,M.Kep Purwanto. S.Kep


NIDN.0608129303
LAPORAN HASIL KEGIATAN MMD II (MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA II ) DESA NGASINAN RT 1 DAN 02 RW 13
KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
“KELOMPOK SAHWAHITA”

Hasil, Tanggal : Sabtu, 9 April 2022


Waktu : 13,00-selesai
Topik kegiatan : MMD II (Musyawarah Masyarakat Desa II)

A. Evaluasi Struktur
1. Kontrak waktu dan tempat sudah sesuai
2. Media sudah dipersiapkan
3. Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum kegiatan
4. Semua mahasiswa dapat bekerja sesuai tugas yang diberikan masing-
masing
B. Evaluasi Proses
1. Tamu undangan yang mengikuti acara MMD II sebanyak 5 orang
2. Tokoh masyarakat memperhatikan kegiatan yang disampaikan.
3. Tokoh masyarakat antusis dalam pemaparan kegiatan.
4. Tokoh masyarakat antusis untuk diskusi mengenai kegiatan yang
dilaksanakan.
C. Evaluasi Hasil
1. 100% media dapat dipergunakan dengan baik.
2. 90% undangan hadir dalam pertemuan.
PRE PLANNING KEGIATAN PISAH KENAL
MMD III (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA III) DI DESA
NGASINAN RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES KECAMATAN
JEBRES KOTA SURAKARTA “ KELOMPOK SAHWAHITA “

DISUSUN OLEH :
14. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
15. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
16. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
17. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
18. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
19. SRI MURYANI 202114137
20. SRI OKTAVIANI 202114138
21. SRIYANINGSIH 202114140
22. SUPRIH HANDAYANI 202114141
23. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
24. TINA WULANDARI 202114143
25. TRI HANDAYANI 202114144
26. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022
PRE PLANNING
KEGIATAN MMD III (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA III) DI
DESA NGASINAN RW 13 RT 01 & 02 KELURAHAN JEBRES
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA “KELOMPOK
SAHWAHITA”

Hari, Tanggal : Sabtu, 23 April 2022


Waktu : 60 Menit
Topik Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Desa III

A. LATAR BELAKANG
Pisah kenal adalah perpisahan praktikan mahasiswa yang memberikan
asuhan keperawatan komunitas dengan tujuan melaukan evaluasi tehadap
keadaan yang dilakukan dalam mini lokakarya da membuat RTL (Rencana
Tindak Lanjut) dalam menangani masalah yang ada di masyarakat.
Komunitas atau masyarakat berpean sebagai penerima pelayanan kesehatan,
yang dibantu oleh mahasiswa dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas akti dalam seluruh proses perrubahan dimula dari pengenalan
masalah kesehatan sampai dengan penanggulangan masalah kesehatan yang
berfokus keperawatan komunitas berupa promotif dan preventif.
Menindaklanjuti dari mini lokakarya yang telah dilaksanakan masyarakat
di RT 01 dan 02 RW 13 maka pelaksanaan kegiatan kegiatan pisah kenal
(MMD III) merupakan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Praktik keperawatan dilaksanakan selama 4 minggu di RT 01 dan 02 RW 13
dengan berbagai aktifitas kegiatan dari masalah yang ada maka diadakan
kegiatan dimasyarakat antara lain :
1. Posyandu lansia
2. Posyandu balita
3. Kegiatan dengan masyarakat
a) Cek kesehatan ( Tekanan darah, asam urat dan gula darah)
b) Penyuluhan hipertensi dan demontrasi pembuatan jus labu
siam.
c) Penyuluhan merokok
d) Penempelan poster merokok dan napza.
e) Penyemprotan desinfektan ke rumah warga
f) Kerja bakti.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat RT 01 dan 02 RW 13 mampu memperoleh informasi
kesehatan yang terah dilaukan mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta dan mapu membuat Rencana tindak lanjut.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Musyawarah Masyawarah Desa III (MMD III)
diharapkan :
a. Mengetahui implementasi yang telah dilaukan oleh
mahasiswa.
b. Mengetahui kekurangan dari pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas.
c. Menyepakati rencana tindak lanjut hasil dai asuhan
keperawatn komunitas.

C. PESERTA
1. CI Puskesmas
2. Dosen Pembimbing
3. Ketua RW 13
4. Ketua RT 01 dan 02
5. Kader Posyandu Balita
6. Kader Posyandu Lansia
7. Perwakilan Warga RT 01 dan 02
8. Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Surakarta Profesi Ners
D. KEPANITIAAN
1. Ketua : Sidiq Putra Aji Muslim
2. Seksi Acara : Siti Laras Ati Ratu Hayati
3. Moderator : Sri Muryani
4. Pemateri : Sista Aditama Dwi Puspita
5. Operator : Suprih Handayani
6. Notulen : Sheli Itsna Maharani
7. Dokumentasi : Thhofik Adi Sulistiyo
8. Perlengkapan : Sriyaningsih dan Sri Oktaviani
9. Humas : Tri Handayani dan Utami Puspitasari
10. Konsumsi : Shinta Dewi Anggrani dan Tina Wulandari

E. SETTING TEMPAT

2 3

4 4

Keterangan :
1. Pemateri
2. Notulen
3. Pembawa acara
4. Audiens
5. Observer
F. SETTING ACARA
NO WAKTU KEGIATAN PEMBICARA PENANGGUNG
JAWAB
1 10 Menit Pembukaan : Moderator Mahasiswa Profesi
Mengucapkan salam Ners
2 10 menit 1. Sambutan Ketua Tim 1. Ketua
Tim/Kelompo
k (Sidiq)
2. Sambutan Dosen 2. Dosen
Pembimbing Pembimbing
(Lailya,
M.Kep)
3. Sambutan CI
3. CI Puskesmas
Puskesmas
(Purwanto,
S.Kep)
4. Sambutan Ketua RW
4. Ketua RW 13
13
5. Ketua RT 01
5. Sambutan Ketua RT 01
6. Ketua RT 02
6. Sambutan Ketua RT02

3 30 menit 1. Menyampaikan Pemateri


evaluasi dan
penilaian kegiatan
yang telah
dilaksanakan
bersama masyarakat
Pemateri
2. Membuat rencana
tindak lanjut asuhan
keperawtan komunitas
Pemateri dan
3. Berpamitan dengan
warga
masyarakat.
4 10 menit Penutup :
1. Menyampaika Notulen
n kesimpulan
2. Mengucapkan Moderator

salam

G. METODE
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Diskusi
H. MEDIA
1. LCD Proyektor
2. Sound system
I. RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Struktur
a) Undangan telah disebarkan minimal 1 hari sebelum kegiatan.
b) Tempat dan alat telah ditentukan minimal 2 hari sebelum
kegiatan.
c) Tempat dan alat telah dipersiapkan minimal 1 hari sebelum
kegiatan.
d) Sarana pelaksanaan tersedia dan mencukupi.
e) Semua mahasiswa dapat bekerja sesuai tugas yang diberikan
masing-masing
2. Evaluasi Proses
a) Diskusi dapat berjalan dengan tepat waktu.
b) Penyaji mampu melalukan penyampaian materi dengan baik
serta memberikan umpan balik dan menjawab serta mengajukan
pertanyaan.
c) Tokoh masyarakat bertanya dan mendengarkan serta
memperhatikan penyampaian materi dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
a) 100% mahasiswa melakukan pemaparan dengan baik.
b) Peningkatan pengetahuan tokoh masyarakat melakukan pre dan
post kegiatan.
c) 100% tokoh masyarakat mengikuti kegiatan dengan baik.
Panitia Praktik Stase Keperawatan Komunitas
Mahasiswa Program Studi Ners
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
Ketua Sekretaris

Sriyaningsih
Sidiq Putra Aji Muslim
NIM 202114134 NIM 202114140

Mengetahui,

Pembimbing Akademik (PA) Pembimbing Klinik (CI)

Lailya Husna, S.Kep.,Ns.,M.Kep Purwanto. S.Kep


NIDN.0608129303
LAPORAN HASIL KEGIATAN MMD III (MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA III) DESA NGASINAN RT 1 DAN 02 RW 13
KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
“KELOMPOK SAHWAHITA”

Hasil, Tanggal : Sabtu, 23 April 2022


Waktu : 13,00-selesai
Topik kegiatan : MMD III (Musyawarah Masyarakat Desa III)

A. Evaluasi Struktur
1. Kontrak waktu dan tempat sudah sesuai
2. Media sudah dipersiapkan
3. Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum kegiatan
4. Semua mahasiswa dapat bekerja sesuai tugas yang diberikan masing-
masing
B. Evaluasi Proses
1. Tamu undangan yang mengikuti acara MMD II sebanyak 7 orang
2. Tokoh masyarakat memperhatikan kegiatan yang disampaikan.
3. Tokoh masyarakat antusis dalam pemaparan kegiatan.
4. Tokoh masyarakat antusis untuk diskusi mengenai kegiatan yang
dilaksanakan.
C. Evaluasi Hasil
1. 100% media dapat dipergunakan dengan baik.
2. 90% undangan hadir dalam pertemuan.
ANALISA PROGRAM KERJA PUSKESMAS NGORESAN
“KOMUNITAS SAHWAHITA”

DISUSUN OLEH :
1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama (Primary Health Care/PHC) dan
merupakan perangkat pemerintah kabupaten dan bertanggung jawab
langsung, baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan
yang bersangkutan. Puskesmas merupakan tulang punggung
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar dan pemberdayaan masyarakat di
wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat merupakan upaya
terpenting dalam sistem kesehatan yang mengedepankan upaya promotif
dan preventif sebagai fokus utama untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk. Dalam
pelaksanaannya, upaya keesehatan masyarakat dan perorangan sebagai
pelayanan kesehatan tingkat pertama di Puskesmas dituangkan dalam
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Program
puskesmas ada beberapa salah satunya yaitu Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (Prolanis).
Di Indonesia penggunaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) mulai digunakan pada tahun 2010, polanis dikembangkan
karena penyakit kronis seperti diabetes melitus DM tipe 2 atau hipertensi.
Program ini merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan pengelolaan
penyakit kronis yang melakukan pendekatan promotif dan preventif yang
terintegrasi (Idris, 2014).
Prolanis dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan. Tujuan utama dari Prolanis ini yaitu untuk mencegah
atau mengurangi risiko komplikasi seingga mencapai kualitas hidup yang
baik dengan memanfaatkan biaya yang efektif dan rasional. Program
prolanis juga menjadi suatu sistem tata laksana kesehatan bagi peserta
askes sosial yang menderita penyakit DM tipe 2 dan hipertensi agar
kualitas hidupnya lebih baik (BPJS Kesehatan, 2014). Pengetahuan
masyarakat tentang Prolanis perlu ditingkatkan untuk meningkatan minat
motivasi karena Prolanis terhenti sejak 1 bulan yang lalu (terakhir
dilaksanakan pertengahan oktober) karena anggraran BPJS tidak turun
(Ayu, 2017).
Terdapat 347 juta orang di dunia mengidap diabetes. Pada tahun
2004 diperkirakan 3,4 juta orang meninggal akibat tingginya kadar
gula darah puasa. Di negara yang berpenghasilan rendah dan sedang
memiliki angka mortalitas sebesar 80 % akibat DM. Diabetes menjadi
penyebab kematian utama peringkat 7 pada tahun 2030 (WHO,
2013). Diabetes melitus tipe 2 mencapai angka 25,8 juta orang atau
8,3% dari populasi penduduk Amerika Serikat (Inzucchi, 2015). WHO
(World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang
22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka
23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari,
2019).
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia pada tahun 2013
untuk umur ≥18 tahun sebesar 25,8% kejadian ini telah menurun dari

survei Riskesdas tahun 2007 yaitu sebesar 31,7 %. Sedangkan prevalensi


DM pada tahun 2013 untuk umur ≥15 tahun sebesar 6,9%. Dari 6,9%
penderita DM didapatkan 30,4% telah terdiagnosis sebelumnya dan 69,9%
belum terdiagnosis sebelumnya.
Peserta prolanis merupakan komponen penting pada program
prolanis di PPK I. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan manajemen
ditentukan oleh rasio peserta prolanis terkendali dibanding dengan peserta
prolanis terdaftar. Dalam rangka pengendalian prolanis terkendali
diperlukan kepatuhan kontrol dari peserta prolanis sehingga PPK I harus
secara aktif dan berkelanjutan melaksanakan berbagai kegiatan prolanis.
Data dari Puskesmas Ngoresan Jebres penyakit nomor 1 yang sering
masuk di puskesmas tersebut yaitu penyakit Hipertensi sebanyak 3820
pasien dan penyakit ketiga yang sering muncul di Puskesmas Ngoresan
yaitu diabetes melitu (DM) sebanyak 1189 pasien.
Prolanis DM terkendali yang terbaru yaitu 9 peserta kemudian
Prolanis HT terkendali yang terbaru yaitu 34 peserta. Puskesmas Ngoresan
juga mempunyai capaian Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT)
diabetes melitu (DM) dan hipertensi (HT) yaitu kurang dari sama dengan
5%.
Berdasarkan data dari Riskesdas, WHO, dan Puskesmas kami
tertarik untuk menganalisa program kerja puskesmas salah satunya yaitu
Program Peengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Ngoresan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang program kerja di puskesmas ngoresan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang program kerja Prolanis
b. Mahasiswa mendapatkan informasi tentang program Prolanis
c. Angggota puskesmas mampu untuk meningkatkan kinerja
pelayanan program Prolanis
d. Mendorong peserta mengikuti kegiatan prolanis secara rutin dan
teratur
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PROLANIS
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan Kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
Kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
Kesehatan yang efektif dan efisien

B. TUJUAN PROLANIS
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal dengan indicator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke
faskes tingkat pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik
terdapat penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinik terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

C. SASARAN
Seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis
(Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi)

D. BENTUK PELAKSANAAN
Aktifitas dalam prolanis meliputi aktivitas konsultasi
medis/edukasi, home visite, reminder, aktivitas club dan pemantauan
status Kesehatan.

E. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab adalah kantor cabang BPJS Kesehatan bagian
Manajemen Pelayanan Primer
F. LANGKAH PELAKSANAAN PROLANIS
Persiapan Pelaksanaan PROLANIS
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasaran:
a. Hasil skrining Riwayat Kesehatan dan atau
b. Haisl Diagnosa DM dan HT (pada faskes tingkat pertama atau RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan faskes Dokter Keluarga/ puskesmas berdasarkan
distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada faskes pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring faskes pengelola (Apotek,
Laboratorium)
6. Permintaan peryataan kesediaan jejaring faskes untuk melayani peserta
PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan
kelompok pasien kronis di RS, dan lain – lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang DM Tipe 2 dan HT
untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnose dengan form
kesediaan yang diberikan oleh calon peserta prolanis
10. Mendistribusikan buku pemantauan status Kesehatan kepada peserta
terdaftar PROLANIS
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta prolanis sesuai faskes pengelola
14. Bersama dengan faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan
status Kesehatan pesertam, IMT, HbA1C, bagi peserta yang belum
pernah dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan statu Kesehatan awal
peserta per faskes pengelola (data merupakan luaran aplikasi P-Care)
16. Melakukan mentoring aktivitas prolanis pada masing – masing faskes
pengelola
a. Menerima laporan aktivitas PROLANIS dari faskes pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada kantor devisi Regional/ Kantor pusat

Aktivitas prolanis

1. Konsultasi medis peserta prolanis: jadwal konsultasi disepakati


Bersama antara peserta dengan faskes pengelola
2. Edukasi kelompok peserta prolanis
Definisi : edukasi klub Risti (klub prolanis) adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan Kesehatan dalam upaya
memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya
Kembali penyakit serta meningkatkan status Kesehatan
bagi peserta PROLANIS
Sasaran : terbentuknya kelompok peserta (klub) PROLANIS
minimal 1 faskes pengelola 1 klub. Pengelompokan
diutamakan berdasarkan kondisi Kesehatan peserta dan
kebutuhan edukasi
Langkah – Langkah:
a. Mendorong faskes pengelola melakukan identifikasi peserta
terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit DM Tipe 2 dan
Hipertensi yang disandang.
b. Memfasilitasi koordinasi antara faskes pengelola dengan
organisasi profesi / dokter spesialis diwilayahnya.
c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam klub
d. Memfasilitasi penyusunan kinerja duta PROLANIS yang berasal
dari peserta. Duta PROLANIS bertindak sebagai motivator dalam
kelompok prolanis (membantu faskes dalam melakukan proses
edukasi bagi anggota klub)
e. Memfasilitasi program penyusunan jadwal dan rencana aktifitas
klub minimal 3 bulan pertama
f. Melakukan mentoring aktivitas edukasi pada masing – masing
faskes pengelola:
1) Menerima laporan aktifitas edukasi dari faskes pengelola
2) Menganalisis data
g. Menyusun umpan balik kinerja faskes PROLANIS
h. Membuat laporan kepada kantor Divisi Regional/ kantor pusat
dengan tembusan kepada organisasi profesi terkait diwilayahnya
3. Reminder melalui SMS Gateway
Definisi : reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta
untuk melakukan kunjungan rutin kepada faskes
pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi kef
askes pengelola tersebut
Sasaran : tersampaikanya reminder jadwal konsultasi peserta ke
masing – masing faskes pengelola.
Langkah – Langkah
a. Melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta PROLANIS /
keluarga peserta per masing – masing faskes pengelola
b. Entri data nomor handphone kedalam aplikasi SMS Gateway
c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per faskes
pengelola
d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per faskes pengelola
e. Melakukan mentoring aktivitas reminder (melakukan rekapitulasi
jumlah peserta yang telah mendapat reminder)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat
reminder dengan jumlah kunjungan
g. Membuat laporan kepada kantor defisi regional/ kantor pusat
4. Home Visit
Definisi : home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke
rumah peserta PROLANIS untuk memberi informasi/ edukasi
Kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga
Sasaran :
Peserta PROLANIS dengan kriteria:
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan/ klinik/
puskesmas 3 bulan berturut – turut
c. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut –
turut (PPDM)
d. Peserta dengan tekanan darat tidak terkontrol 3 bulan berturut –
turut (PPHT)
e. Peserta pasca opname.

Langkah – Langkah:

a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home


visit
b. Memfasilitasi faskes pengelola untuk menetapkan waktu
kunjungan
c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan home visit
d. Melakukan administrasi Home Visit kepada faskes pengelola
dengan berkas sebagai berikut:
1) Formular home visit yang mendapat tanda tangan peserta/
keluarga peserta yang dikunjungi
2) Lembar tindak lanjut dari home visit/ lembar anjuran faskes
pengelola
e. Melakukan mentoring aktivitas home visit (melakukan rekapitulasi
jumlah peserta yang telah mendapat home visit)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat
home visit dengan jumlah peningkatan angka kunjungan dan status
Kesehatan peserta
g. Membuat laporan kepada kkantor defisi regional/ kantor pusat

G. HAL – HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN


1. Pengisian formular Kesehatan bergabung dalam PROLANIS oleh
calon peserta PROLANIS. Peserta PROLANIS harus sudah mendapat
penjelasan tentang program dan telah mendapatkan kesediaanya untuk
bergabung
2. Validasi kesesuaian diagnose medis calon peserta, Peserta PROLANIS
adalah peserta BPJS yang dinyatakan telah terdiagnosa DM Tipe 2 dan
HT oleh Dokter spesialis di faskes tingkat lanjutan
3. Peserta yang terdaftar dalam PROLANIS harus dilakukan proses entri
data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan.
Demikian pula dengan peserta yang keluar dari program
4. Pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi pelayanan primer (P –
Care)
BAB III
ANALISA PROGRAM KERJA PUSKESMAS

A. PENGKAJIAN
Berdasarkan wawancara dan data yang di dapatkan terkait
program kerja Prolanis yaitu :
Prolanis merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan
pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang
melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam
rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta yang menderita
penyakit kronis. Sasaran Prolanis yaitu seluruh peserta BPJS
kesehatan penyandang penyakit Kronis DM tipe 2 dan Hipertensi.
Prolanis diadakan tiap 1 bulan sekali dengan kegiatan yaitu :
- Senam
- Edukasi
- Pemeriksaan gula darah puasa bagi prolanis DM
- Pemeriksaan MCU setiap 6 bulan sekali bagi prolanis DM dan
HT

Peserta prolanis merupakan komponen penting pada


program prolanis di PPK I. Hal ini dikarenakan indikator
keberhasilan manajemen ditentukan oleh rasio peserta prolanis
terkendali dibanding dengan peserta prolanis terdaftar. Dalam
rangka pengendalian prolanis terkendali diperlukan kepatuhan
kontrol dari peserta prolanis sehingga PPK I harus secara aktif dan
berkelanjutan melaksanakan berbagai kegiatan prolanis. Data di
Puskesmas Ngoresan Jebres peserta prolanis terdapat 74 peserta
antara lain penderita Hipertensi dan DM 10 peserta, penderita
Diabetes Melitus (DM) 4, penderita Hipertensi 60 peserta. Kriteria
terkendali adalah: peserta prolanis DM dengan capaian kadar gula
darah (GDP) 80 – 130 mg/dl (Konsensus Pengelolaan dan
pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia 2015 oleh PERKENI).
Sedangkan peserta prolanis HT Dengan capaian tekanan darah:
umur 18 – 65 tahun, systole 120 -130 mmGh dan diastole 70 – 79
mmHg. Umur >65 tahun, systole 130 – 139 mmHg dan diastole 70
– 79 mmHg (consensus penetalaksanaan hipertensi 2019 oleh
perhimpunan dokter hipertensi Indonesia (PERHI). Puskesmas
Ngoresan juga mempunyai capaian Rasio Peserta Prolanis
Terkendali (RPPT) diabetes melitu (DM) dan hipertensi (HT) yaitu
kurang dari sama dengan 5%.

Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) merupakan


indicator untuk mengetahui optimalisasi penatalaksanaan Prolanis
oleh FKTP dalam menjaga kadar gula darah puasa bagi pasien DM
tipe 2 atau tekanan darah bagi pasien hipertensi esensial (HT)

Rumus RPPT :

RPPT = Rasio Prolanis DM terkendali + Rasio Prolanis HT


terkendali

2
Target ≥ 5%

RPPT DM = Jumlah peserta prolanis DM terkendali X


100%

Jumlah peserta terdaftar di FKTP Dengan


diagnose DM

RPPT HT = jumlah peserta prolanis HT terkendali X


100%
Jumlah peserta terdaftar di FKTP dengan
diagnose HT
B. ANALISA DATA
MASALAH YANG MUNCUL
1. Pasien tidak rutin mengambil obat
2. Setelah pasien kontrol adri rumah sakit kemudian
dikembalikan ke puskesmas pasien tidak kontrol kembali tetapi
setelah 3 bulan pasien datang ke puskesmas pasien minta
rujukan
3. Pasien yang sudah stabil tidak mengonsumsi obat
4. Sebelum pandemic diadakan puskesmas keliling untuk
memudahkan pengambilan obat untuk prolanis tetapai saat
pandemic tidak ada puskesmas keliling sehingga peserta
prolanis membeli obat secara mandiri ke apotik
5. Peserta tidak bisa hadir karena ada kendala transportasi
sehingga untuk mengontrol petugas mennyakan tekanan darah
pada keluarganya.
6. Tidak semua peserta prolanis mempunyai WA sehingga pihak
puskesmas kesulitan untuk koordinasi
7. SDM puskesmas kurang
8. Peserta prolanis dengan tekanan darah yang sudah normal
tidak bisa keluar dari program prolanis

C. RENCANA TINDAKAN
a. Internal : Adapun Tindakan yang sudah dilakukan oleh
puskesmas Ngoresan yaitu senam dan edukasi 1x / bulan,
pemeriksaan GDP / bulan bagi prolanis DM, pemeriksaan
MCU setiap 6 bulan bagi prolanis DM dan HT. Mengingat
bulan Ramadhan kegiatan senam dan edukasi sementara libur,
sedangkan untuk MCU dan konsultasi sudah dilaksanakan
tanggal 6 april lalu.
b. Eksternal :
Intervensi yang berasal dari luar dan masukan dari mahasiswa
antara lain :
- Senam hipertensi dan senam diabetes Melitu (DM)
- Pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan diabetes melitus
(DM)
- Memberdayakan kader-kader kesehatan di masyarakat untuk
mengajak penderita hipertensi dan diabetes melitus (DM)
check up dan beobat secara rutin.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prolanis merupakan salah satu program kerja puskesmas ngoresan
dimana kegiatan ini bertujuan pemeliharaan Kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis khususnya penderita DM Tipe
2 dan Hipertensi untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan Kesehatan yang efektif dan efisien. Puskesmas Ngoresan
juga mempunyai capaian Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT)
diabetes melitu (DM) dan hipertensi (HT) yaitu kurang dari sama dengan
5%. Untuk mengatasi berbagai masalah dan mencapai capaian yang
muncul maka perlu adanya upaya untuk menurunkan angka kejadian
penyakit kronis salah satunya dengan edukasi dan mendorong penderita
selalu rutin mengikuti kegiatan dan menerapkan perilaku hidup sehat.
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas (Ketua Program Prolanis) agar menginformasikan
pentingnya hubungan sosial dan dukungan keluarga bagi
kesejahteraan lansia, agar lansia bisa lebih diperhatikan oleh
teman, kerabat dan keluarga.
2. Bagi Pihak Puskesmas agar meningkatkan bantuan pengobatan
bagi lansia dengan ekonomi rendah serta program sharing session
dan konseling bagi lansia agar lansia dapat megutarakan keluhan
dan kesulitannya.
3. Bagi lansia peserta prolanis disarankan agar terus aktif terutama
dalam kegiatan sosial dan olahraga seperti senam agar kesehatan
lansia tetap terjaga.
4. Bagi keluarga lansia peserta prolanis disarankan agar terus
memberikan perhatian dan kepedulian bagi lansia.
ANALISA JURNAL “IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN
PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) PADA PENYAKIT HIPERTENSI
PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA”

DISUSUN OLEH:

1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat serta
menyukseskan program jaminan sosial bidang kesehatan, sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 21 Ayat 1, salah satu manfaat yang didapatkan oleh peserta BPJS
Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan promotif dan preventif, salah satunya
ialah Prolanis Program Pengelolaan Penyakit Kronis adalah suatu sistem
yang memadukan antara penatalaksanaan pelayanan kesehatan dan
komunikasi bagi sekelompok peserta dengan kondisi penyakit tertentu
melalui upaya penanganan penyakit secara mandiri BPJS Kesehatan 2014.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan bekerja sama dengan pihak pelayanan
fasilitas kesehatan merancaang suatu program yang terintegrasi dengan
model pengelolaan penyakit kronis bagi peserta penderita penyakit kronis
yang disebut sebagai “PROLANIS”. Kegiatan prolanis ini mencangkup
upaya-upaya pencegahan komplikasi berlanjut dan peningkatan kesehatan
masyarakat, yaitu meliputi kegiatan konsultasi medis, klub prolanis, home-
visit, dan skrining kesehatan. Dinkes DIY (2015)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Jetis,
diperoleh cakupan penderita hipertensi dan tercakup prolanis tahun 2016
sebanyak 21 peserta. Hal ini dapat pula dilihat data kunjungan pasien
hipertensi, dimana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan
penurunan, data kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 969 pasien, tahun
2016 sebanyak 1037 pasien dan tahun 2017 sebanyak 705 pasien.
Kepatuhan terhadap rekomendasi gizi dapat ditingkatkan meski beberapa
tahun intervensi kesehatan masyarakat dilakukan oleh PNNS. Identifikasi
karakteristik yang terkait dengan kepatuhan yang buruk harus membantu
menargetkan tindakan kesehatan masyarakat di masa depan. Arifin M.H
(2016)
Tujuan utama dalam program prolanis di puskesmas adalah
mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal dngan ondikator 75% peserta terdaftar dan berkunjung ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan hasil baik pada pemeriksaan
spesifik terhadap penyakit DM tipe II dan hipertensi untuk mencegah
komplikasi penyakit. Mawaddah, A., (2014)

B. JUDUL JURNAL
“Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) pada
Penyakit Hipertensi di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta”

C. ISI JURNAL
Penelitian bersifat kualitatif menggunakan strategi studi kasus
dengan tujuan membantu peneliti menganalisis secara mendalam untuk
memahami kepatuhan pada rpogram prolanis dari prosedur pelayanan,
fasilitas puskesmas, komitmen petugas, kepatuhan pasien, pengetahuan
pasien dan apa saja hambatan dalam program prolanis di Puskesmas Jetis.
Analisa data dilakukan berdasarkan logika induktif yang diperoleh
dari hasil wawancara mendalam. Cakupan kepatuhan prolanis dilihat dari
indikator angla kontak yang belum tercapai oleh Puskesmas Jetis dengan
rasio angka kontak 108 per mil dan indikator rasio peserta prolanis rutin
berkunjung hanya sampai zona aman yang standar yaitu 69% karena
kurangnya sosialisasi terkait prolanis. Puskesmas membatasi kepesertaan
prolanis karena keraguan dalam mengendalikan untuk rutin datang setiap
bulannya. Puskesmas mengadakan kegiatan prolanis yang tidak rutin
dilaksanakan yaitu senam dan home visit.

D. KELEBIHAN
Penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang banyak dan
tersusun secara sistematis, bahasa yang digunakan mudah dipahami dan
metode diskriptif yang dilakukan untuk menggambarkan secara sistematik
fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat.
E. KELEMAHAN
Dalam penelitian ini penulis tidak memaparkan seacara spesifik dalam
bentuk tabel, grafik maupun gambar dokumentasi pada jurnal ini.
F. PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan kualitas pelayanan
pengelolaan program penyakit kronis (prolanis) pada penyakit hipertensi
di Puskesmas Jetis Yogyakarta dan mengidentifikasi apa saja hambatan
dalam implementasi program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di
Puskesmas Jetis Yogyakarta.
Pelaksanaan program prolanis dimulai sejak tahun 2014 dan rutin
dilaksanakan di puskesmas jetis. Untuk kesiapan puskesmas dengan
melakukan pendataan ulang sesuia dengan data BPJS. Untuk kegiatan
prolanis meliputi kontrol atau cek kesehatan rutin, pemberian resep 1
bulan, edukasi setiap tanggal 23, hal ini sesuai dengan penelitian sitompul
dkk (2016) manajemen kegiatan berbeda karena tidak ada SOP untuk
kegiatan prolanis dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi tidak optinmal.
Cakupan dalam kepatuhan prolanis dari hasil pencapaian kapasitas
komitmen pelayanan (KBKP) pada bulan Maret 20218 peserta terdaftar di
BPJS untuk Puskesmas Jetis 21.186 peserta dan yang terdaftar peserta
prolanis 48 peserta dan yang rutin berkunjung 33 peserta dengan rasio
kunungan 69%.
Faktor penghambat pada tingkat kepatuhan di program prolanis
dalam kegiatannya diantaranya untuk check up atau kontrol kesehatan
peserta prolanis 1 bulan sekali ketika penyuluhan saja sekalian ambil obat
untuk 1 bulan kedepan. Diharapkan peserta bisa mengecek kesehatan
secara rutin tidak hanya saat 1 bulan sekali saja.
Pasien yang mengikuti kegiatan prolanis sudah cukup bagus,
pengetahuan mereka terus bertambah dengan mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan setiap bulannya sejalan dengan penelitian Rasajati
dkk (2015) menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuannya tentang tatalaksana hipertensi dengan kepatuhan
pengobatan. Purnamasari (2017) menyatakan terdapat hubungan tingkat
pengetahuan dan persepsi dengan kepatuhan peserta prolanis dalam
menjalani pengobatan di Puskesmas.
PENUTUP

Kesimpulan
Kepatuhan dalam implementasi program prolanis pada penyakit
hipertensi hal ini dikarenakan rasio kunjungan ulang puskesmas yang
patuh 69%. Kegiatan prolanis yang dilakukan di Puskesmas konsultasi
medis, edukasi kelompok, reminder melalui SMS, pemantauan status
kesehatan dan yang belum terlaksana adalah home visit. Respon peserta
meliputi kepatuhan pasien dan pengetahuan pasien. Dalam implementasi
program prolanis pada penyakit hipertensi pada kepatuhan pasien perlu
pengkatan kesadaran untuk peserta prolanis. Pengetahuan pasien dalam
implementasi prolanis sudah, dengan selalu mengikuti kegiatan
penyuluhan, kegiatan prolanis untuk menambah ilmu dengan pengetahuan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Disusun Oleh :

1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

BIDANG STUDI : PENDIDIKAN KESEHATAN


Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Hipertensi.
2. Gejala hipertensi.
3. Komplikasi hipertensi.
4. Diit untuk penderita hipertensi.
5. Pencegahan dan pengendalian
hipertensi.
Waktu dan Pelaksanaan : 12 April 2022
Sasaran : Masyarakat RT 01 dan 02 RW 12
Tempat : Rumah Bu Mona
Pelaksanaan : Mahasiswa Prefesi Ners ‘Aisyiyah
Pemateri : Suprih Handayani dan Sri Muryani
Waktu : 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di
masyarakat dan menjadi salah satu pemicu terjadinya penyakit (Prastia,
2019). Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan
diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu
diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi
dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti
biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer
(Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan.
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai negara.
Di dunia, penyakit hipertensi diperkirakan 9,5 juta kasus hipertensi
(Ariska, 2021). . Menurut America Heart Association / AHA (2015) di
dalam Kemenkes RI (2018), penduduk Amerika yang berusia diatas 20
tahun menderita Hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Di
Indonesia, prevalensi hipertensi meningkat dari tahun 2013 dengan
prevelensi dari 25,8% (dari 56 juta jiwa) naik tajam ke 34,1% dari 87 juta
jiwa (Riskasdas, 2018).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai
8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun,
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi
penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan pada
tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah
sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013
hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar
8,3%. Data dari Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi
hasil pengukuran darah pada penderita hipertensi terdapat pada provinsi
Kalimantan Selatan dengan prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih
tinggi dari rata-rata prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia.
Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13 dan prevalensi
rata-rata penderita hiperensi berada dibawah prevalensi penderita
hipertensi di Indonesia (Kemenkes, 2019).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat memahami tentang hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah proses penyuluhan tentang Hipertensi diharapkan peserta
mampu :
a) Memahami pengertian hipertensi.
b) Mengerti tentang gejala hipertensi.
c) Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
d) Mengetahui diit yang tepat untuk penderita hipertensi.
e) Dapat melakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi.

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. MEDIA
Leafleat
E. DENAH LOKASI

SASARAN SASARAN SASARAN

PENYAJI

F. MATERI
Terlampir

G. KEGIATAN PENYULUHAN

N
Tahap Kegiatan Penyuluhan
O
 Memberi salam
Pembukaan
1.  Memperkenalkan diri
( 3 menit )
 Menjelaskan tujuan penyuluhan.
2. Pemberian Materi  Menjelaskan tentang :
( 10 menit ) 1) Pengertian Hipertensi.
2) Gejala hipertensi.
3) Komplikasi hipertensi.
4) Diit untuk penderita hipertensi.
5) Pencegahan dan pengendalian
hipertensi.

 Menanyakan kepada sasaran apakah


Evaluasi
3. sudah paham atau apakah ada yang
( 5 menit )
ingin ditanyakan.
 Mengucapkan terimakasih atas peran
Penutup
4. serta sasaran.
( 2 menit )
 Mengucapkan salam

H. EVALUASI
1. Sasaran dapat memahami pengertian hipertensi.
2. Sasaran mengerti tentang gejala hipertensi.
3. Sasaran mengetahui komplikasi dari hipertensi.
4. Sasaran mengetahui diit yang tepat untuk penderita hipertensi.
5. Sasaran dapat melakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi.
MATERI HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140
mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada
penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk
beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai
silent killer (Kemenkes, 2018).
B. GEJALA
Tanda dan gejala keluhan pada penderita hipertensi diantaranya
sakit kepala, pusing,gelisah, penglihatan kabur, jantungberdebar-debar,
rasa sakit di dada dan mudah lelah (Larasati, 2021).
C. KOMPLIKASI
Menurut (Shobiroh, 2020) komplikasi hipertensi dapat menyebabkan
sebaga berikut :
1) Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang
terpajan tekanan tinggi.
2) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan
rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu 12 dan dapat berlanjut menjadi
hipoksia dan kematian.
3) Mata, Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan.
4) Jantung , Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark
jantung).
5) Gangguan Saraf
D. DIIT PENDERITA HIPERTENSI
Tujuan diet, Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi.
Syarat diet menurut (Misda, 2017) sebagai berikut :
1) Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

2) Bentuk makanan sesuai keadaan penyakit.

3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau


air dan/ atau hipertensi.

MACAM DIET RENDAH GARAM

1) Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)

2) Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

3) Diet Rendah Garam III ( 1000-1200 mg Na)

E. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


 Pengendalian hipertensi :
1) Mengurangi konsumsi garam.
2) Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
3) Tidak merokok dan hindari asap rokok.
4) Mempertahankan BB ideal.
5) Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
6) Tetap diit dengan gizi seimbang.
7) Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
 Pencegahan hipertensi :
1) Cek kesehatan secara rutin
2) Hindari asap rokok
3) Rajin aktivitas fisik
4) Diet seimbang
5) Istirahat cukup
6) Kelola stress.
 Jika sudah terkena hipertensi, pengobatan hipertensi di fasilitas
kesehatan tingkat pertama / puskesmas sebagai penanganan awal
dan control. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka
Panjang bahkan seumur hidup. Anda harus minum obat secara
teratur seperti yang di anjurkan oleh dokter meskipun tidak ada
gejala. Anda harus mengetahui :
1) Cara minum obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan
berapa kali minum dalam sehari .
2) Mengetahui perbedaan obat obatan yang harus di minum.
Untuk jangka Panjang (yaitu obat tekanan darah) dan
pemakaian jangka pendek yaitu untuk mengatasi gejala.
F. FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
1) Resiko yang tidak dapat di modifikasi.
a) Umur
Dengan pertambahan umur resiko terkena hipertensi
menjadi lebih besar.
b) Jenis kelamin
Pria memiliki resiko 2 – 3 x lebih banyak mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik disbanding Wanita.
Setelah memasukimenopause prefalensi pada Wanita
meningkat.
c) Riwayat keluarga (genetic)
2) Resiko yang dapat dimodifikasi
a) Kegemukan /obesitas
b) Merokok
c) Kurang aktivitas fisik
d) Diet tinggi lemak
e) Konsumsi garam berlebih
f) Konsumsi alkohol berlebih
g) stress

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ASAM URAT DAN DEMONSTRASI KOMPRES JAHE
Disusun Oleh :

14. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


15. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
16. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
17. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
18. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
19. SRI MURYANI 202114137
20. SRI OKTAVIANI 202114138
21. SRIYANINGSIH 202114140
22. SUPRIH HANDAYANI 202114141
23. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
24. TINA WULANDARI 202114143
25. TRI HANDAYANI 202114144
26. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BIDANG STUDI : PENDIDIKAN KESEHATAN


Pokok Bahasan : Bahaya Asam Urat dan Cara Penanganan
Sub Pokok Bahasan :
6. Pengertian Asam Urat.
7. Bahaya Asam Urat.
8. Tanda dan gejala Asam Urat.
9. Factor resiko Asam Urat
10. Komplikasi Asam Urat.
11. Cara menghindari Asam Urat.
12. Diet penyakit Asam Urat.
Waktu dan Pelaksanaan : 14 April 2022
Sasaran : Masyarakat RT 01 dan 02 RW 13
Tempat : Rumah bu Mona
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Aisyiyah
Waktu : 1 x 30 menit
Pemateri dan pendemonstrasi : Tri Handayani Dan Sriyaningsih
Moderator. : Sheli Itsna M

B. LATAR BELAKANG
Asam Urat adalah penyakit arthritis yang meneyerang daerah
persendian yang disebabkan karena kelainan metabolism purin, pada tahap
kronis akan terjadi pembentukan tofi (garam natrium urat) yang
menyebabkan kecacatan pemanen pada daerah persendian. Prevelensi
asam urat cenderung meningkat dimasa yang akan datang dan memasuki
usia semakin muda yaitu usia produktif yang nantinya berdampak pada
penurunan roduktifitas kerja. Prevelensi asam urat di Indonesia terjadi
pada usia dibawah 34 tahun sebesar 32% dan kejadian tertinggi pada
penduduk Minahasa sebesar 29,2% (Buraerah dalam Kodim, 2018).
Berdasarkan data dari dinas kesehatan Jember pada tahun 2017, jumlah
penderita asam urat untk wilayah kabupaten Jember adalah 2.859
penderita di 49 puskesmas, puskesmas Kalisat memiliki kunjungan
tertinggi untuk penderita asam urat sebesar 69,2% kunjungan (Dinas
Kesehatan Kabupaten, 2017).
Saran yang diberikan pada penderita asam urat agar menerapkan
diet rendah purin, rendah lemak jenuh, perbanyak cairan minimal 10 gelas
(2,5 liter) dan mengurangi makanan yang mengandung alcohol. Konseling
gizi oleh puskesmas agar membantu menanamkan informasi yang nantinya
menimbulkan kesadaran dalam menjaga pola konsumsi makanan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat memahami tentang bahaya asam urat dan cara penanganan
asam urat.
2. Tujuan Khusus
Setelah proses penyuluhan tentang bahaya merokok dan cara
berhenti merokok diharapkan sasaran mampu :
a) Mengetahui tentang penyakit asam urat
b) Mengetahui pembagian asam urat
c) Mengetahui tanda dan gejala asam urat
d) Mengetahui factor resiko asam urat
e) Mengetahui penyebab asam urat
f) Mengetahui komplikasi asam urat
g) Mengetahui diet bagi penderita asam urat

C. METODE
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
D. MEDIA
1. Leafleat
2. LCD proyektor
3. Laptop

E. DENAH LOKASI

SASARAN SASARAN SASARAN

PENYAJI

F. MATERI
Terlampir
G. KEGIATAN PENYULUHAN
NO Tahap Kegiatan Penyuluhan
 Memberi salam
Pembukaan
1.  Memperkenalkan diri
( 3 menit )
 Menjelaskan tujuan penyuluhan.
 Menjelaskan tentang :
1. Pengertian Asam Urat.
2. Bahaya Asam Urat.
Pemberian Materi 3. Tanda dan gejala Asam Urat.
2.
( 10 menit ) 4. Komplikasi Asam Urat.
5. Cara menghindari Asam Urat.
6. Diet penyakit Asam Urat

7. Menanyakan kepada sasaran apakah sudah


Evaluasi
3. paham atau apakah ada yang ingin ditanyakan.
( 5 menit )

 Mengucapkan terimakasih atas peran serta sasaran.


Penutup
4.  Mengucapkan salam
( 2 menit )

H. EVALUASI
1. Sasaran dapat Memahami pengertian Merokok.
2. Sasarn Mengerti bahaya merokok .
3. Sasaran Memahami manfaat berhenti merokok.
4. Sasaran mampu Melakukan Cara menghindari pengaruh untuk merokok.
5. Sasaran mampu Memahami dan mengaplikasikan Tips mengatasi perilaku
saat ingin merokok.
MATERI BAHAYA ASAM URAT DAN CARA PENAGANAN

A. PENGERTIAN
Menurut Dr.Iskandar Junaidi (2018) asam urat adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan serangan mendadak,berulang dan disertai dengan arthtritis
yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristalmonosodium urat
atau asam urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya
kadar asam usar didalam darah.
B. PENYEBAB ASAM URAT
Menurut Dr.Iskandar Junaidi (2018) adalah sebagai berikut :
1. Terjadi karena pembentukan asam urat berlebih
2. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang
3. Perombakan dalam usus berkurang
C. TANDA DAN GEJALA
1. Menurut Monica Estes 2019 tanda dan gejala penyakit asam urat
meliputi Nyeri sendi
2. Bengkak pada sendi
3. Tofus pada ibu jari kaki, pergelangan kaki, dan daun telinga
4. Kenaikan suhu kulit akibat inflamsi
5. Sendi terlihat kemerahan
6. Telah terjadi lebih dari serangan akut
D. FAKTOR RESIKO ASAM URAT
1. Faktor Genetik
Faktor pemicu hiperurisemia dan gout bias terbawa oleh gen resesif
yang terjadi akibat kelainan kromosom. Kromosom tertentu memiliki
pengaruh yang kuat untuk mendorong tubuh memproduksi asam urat
dalam jumlah lebih banyak dibandingkan gen dengan kromosom
normal. Individu dengan kromosom khusus ini memproduksi asam
urat dalam jumlah banyak, sedangan ekskresi asam urat yang
berlangsung dalam tubuhnya relatif rendah.Tidak adanya
kesimbangan antara reproduksi asam urat endogen dan ekspresi asam
urat inilah yang membuat asam uratserum cenderung lebih tinggi.
2. Gender
Penyakit asam urat sebenarnya dapat dialami pria dan wanita.Namun
pria memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Badan
Kesehatan Dunia(WHO) menyebutkan prevalensi hiperurisemia
dunia rata-rata adalah 0,3%. Rata-rata penderita hiperurisemia pria
sebanyak 15 orang dari 1000 orang dan wanita 45 orang dari 1000
orang. Presentasi resiko serangan gout pada pria dan wanita akan
berubah sejalan dengan pertambahan usia. Ketika usia paruh baya,
pria memiliki resiko hiperurisemia 3-4 kali lebih tinggi daripada
wanita. Rasio tersebut akan menurun saat wanita memasuki
menopause. Wanita umumnya mengalami gout setelah memasuki
masa pre-menopause dan pasca-manopause. Sejalan dengan
pertambahan usia dan manopuase yang dialamimya, resiko penyakit
asam urat pada wanita akan meningkat terkait penurunan
produksi estrogen.
3. Obesitas
Hiperurisemia tidak memandang gemuk dan kurus tubuh
seseorang.Namun, jika melihat tingkat kecenderungannya, orang
bertubuh gemuk lebih beresiko hiperurisemia dibandingkan dengan
orang bertubuh kurus, karena obeistas merupakan sumber munculnya
penyakit metabolik.Sebagaian besar penderita obesitas mengalami
sindrom metabolik sekaligus hiperurisemia.Penumpukan lemak
dibagian perut cukup menjadi faktor tunggal pengacau sistem
pengaturan asam urat didalam tubuh.Lemak bagian perut mendesak
ginjal sehingga menganggu kinerja untuk mengekresikan kelebihan
asam urat.Karena keterbatasan tubuh untuk menjaga keseimbangan
antara asam urat yang diproduski dan yang diekresikan, tidak semua
asam urat bisa diekskresikan saat produksinya meningkat. Hal ini
tentunya mengakibatkan terdongkraknya kadar asam urat serum.
Apalagi dengan adanya lemak perut akan menganggu fungsi ginjal
untuk mengekresikan kelebihan asam urat.

4. Penyakit Ginjal
Sebagian besar hiperurisemia disebabkan oleh terhambatnya sekresi
asam urat. Asam urat terbanyak diekresikan melalui ginjal. Organ
inilah yang bertanggung jawab utama mengatur sekresi asam urat.
Sekresi dan eksresi asam urat akan terganggu jika fungsi ginjal tidak
normal. Hiperurisemia dapat di picu oleh penyakit ginjal dan
sebaliknya hiperurisemia dapat pula menyebabkan penyakit ginjal.
Penyakit ginjal yang banyak yang di alami oleh penderita
hiperurisemia ditandai dengan adanya batu ginjal yang terbentuk dari
pengendapan kristal asam urat. Penderita hiperurisemia yang
memiliki batu asam urat di ginjal akan mengalami perkembangan
gout secara cepat. Batu asam urat menghambat pembuangan asam
urat sehingga pada gilirannya kadar asam urat serum meningkat jauh
dari kondisi semula semestara itu semakin tinggi kadar asam urat
serum, semakin besar resiko pembentukan batu asam urat baru.
5. Hipertensi
Tekanan darah tinggi permanaen merupakan faktor resiko yang
berpotensi merusak ginjal.Kerusakan ginjal merupakan faktor resiko
penyebab hipertensi.Hiperurisemia sebagian besar dialami oleh
penderita hipertensi.Meskipun penderita hipertensi tidak.
E. PENYEBAB ASAM URAT
Asam urat sendiri adalah produk limbah yang terbentuk dari pemecahan
purin. Purin sendiri adalah zat yang dapat ditemukan secara alami di dalam
tubuh dan dalam makanan.
Beberapa makanan yang mengandung purin tinggi, yakni:
- Jeroan
- Ikan sarden
- Ikan makarrel
- Kerang
- Kepiting
- Makanan yang diawetkan
- Sayuran tertentu seperti asparagus
- Makanan yang mengandung alkohol
F. CARA PENANGANAN PENYAKIT ASAM URAT
a. Batasi makanan yang mengandung purin yang tinggi
b. Perbanyak konsumsi makaan rendah purin
c. Hindari obat-obatan yang meningkatkan resiko asam urat
d. Hindari alcohol dan minuman manis
e. Konsumsi kopi
f. Konsumsi vitamin C
g. Konsumsi buah cery
G. DIIT ASAM URAT
a. Karbohidrat dari roti gandum utuh, beras merah
b. Susu rendah lemak dan yogurt
c. Buah dan sayuran
d. .Kacang-kacangan dan biji-bijian
e. Telur tidak berlebihan
f. Ayam, daging sapi tanpa lemak, ayam dengan porsi empat sampai
enam ons per hari
g. Makanan kaya vitamin C seperti jeruk, nanas, stroberi, paprika, tomat,
dan alpukat
h. Minum cairan terutama air putih 8-16 cangkir per hari
i. Minum kopi atau asupan berkafein tak lebih dari tiga cangkir per hari

SATUAN ACARA PENYULUHAN


BAHAYA MEROKOK DAN CARA BERHENTI MEROKOK
Disusun Oleh :

1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132


2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145
PROGRAM PROFESI NERS
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BIDANG STUDI : PENDIDIKAN KESEHATAN


Pokok Bahasan : Bahaya merokok dan cara berhenti
merokok
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Merokok.
2. Bahaya merokok .
3. Manfaat berhenti merokok.
4. Cara menghindari pengaruh untuk
merokok.
5. Tips mengatasi perilaku saat ingin
merokok.
Waktu dan Pelaksanaan : 18 april 2022
Sasaran : Masyarakat RT 01 dan 02 RW 13
Tempat : Rumah bu mona.
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Aisyiyah
Waktu : 1 x 30 menit
Pemateri dan moderator : Shinta Dewi, Thofik Adi, Siti Laras Ati
R.H

A. LATAR BELAKANG
Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku
menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari 1,1 miliar perokok
di seluruh dunia, dengan lebih dari 80% dari anggota yang tinggal di
negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah. Terutama bermasalah
adalah bahwa penggunaan tembakau, termasuk bentuk-bentuk penggunaan
lain selain rokok, terus meningkat di kalangan remaja di banyak negara,
dan cenderung membahayakan kemajuan dalam mengurangi penyakit
kronis dan kematian yang berhubungan dengan tembakau (WHO, 2014).
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara
yang tertinggi di dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia
10 tahun ke atas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok
mencapai 62,8 juta, 40% di antaranya berasal dari kalangan ekonomi
bawah.
Meskipun faktanya kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan
utama di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per
tahunnya, Indonesia merupakan sata-satunya negara diwilayah Asia
Pasifik yang belum menandatangani Kerangka Konvensi WHO tentang
Pengendalian Tembakau (WHO, 2011). 2 Kebiasaan merokok pada kaum
remaja sangat terkait dengan pergaulannya, pada umumnya ingin sekali
diterima oleh kelompok seusia dan tidak ingin merasa kurang cocok.
Beberapa alasan yang diberikan adalah merokok dianggap bergaya, dari
gambar-gambar bintang pop dan film. Selain itu, orang dewasa yang
melambangkan ‘otoritas’ sehingga remaja menganggap bahwa merokok
merupakan cara untuk mengungkapkan penentangan dan kemandirian.
Alasan lain mengapa remaja merokok adalah adanya pendapat bahwa
merokok menimbulkan rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi
stres.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat memahami tentang Bahaya merokok dan cara berhenti merokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah proses penyuluhan tentang bahaya merokok dan cara berhenti
merokok diharapkan sasaran mampu :
a. Memahami pengertian Merokok.
b. Mengerti bahaya merokok .
c. Memahami manfaat merokok.
d. Melakukan Cara menghindari pengaruh untuk merokok.
e. Memahami dan mengaplikasikan Tips mengatasi perilaku saat
ingin merokok.

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. MEDIA
1. Leafleat
2. Lcd
3. Laptop
E. DENAH LOKASI

SASARAN SASARAN SASARAN

PENYAJI

F. MATERI
Terlampir
G. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Tahap Kegiatan Penyuluhan


 Memberi salam
Pembukaan
1.  Memperkenalkan diri
( 3 menit )
 Menjelaskan tujuan penyuluhan.
 Menjelaskan tentang :
1) Pengertian Merokok.
2) Bahaya merokok .
3) Manfaat merokok.
Pemberian Materi
2. 4) Cara menghindari pengaruh untuk
( 10 menit )
merokok.
5) Tips mengatasi perilaku saat ingin
merokok.

 Menanyakan kepada sasaran apakah sudah


Evaluasi
3. paham atau apakah ada yang ingin
( 5 menit )
ditanyakan.
4.  Mengucapkan terimakasih atas peran serta
Penutup
sasaran.
( 2 menit )  Mengucapkan salam

H. EVALUASI
1. Sasaran dapat Memahami pengertian Merokok.
2. Sasarn Mengerti bahaya merokok .
3. Sasaran Memahami manfaat berhenti merokok.
4. Sasaran mampu Melakukan Cara menghindari pengaruh untuk
merokok.
5. Sasaran mampu Memahami dan mengaplikasikan Tips mengatasi
perilaku saat ingin merokok.

MATERI BAHAYA MEROKOK DAN CARA BERHENTI MEROKOK

A. PENGERTIAN
Rokok adalah salah satu produk tembakau dengan cara penggunaan
dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
nicotonana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesis
yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan (Anggraeni, 2020).
Perokok pada umunya terdiri dari perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah seorang yang dengan sengaja mengonsumsi rokok
dan dengan secara langsung merokok serta menghisap rokok secara rutin
walaupun cuma 1 batang setiap hari atau orang yang menghisap rokok
walau hanya coba coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk ke paru paru. Sedangkan
perokok pasif adalah orang yang terpapar atau menghirup asap yang
terbentuk dari pembakaran rokok orang lain (Kemenkes RI, 2019).
B. JENIS PEROKOK
Terdapat dua jenis perokok yaitu :
1) Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja menghisap rokok
meliputi orang yang rutin, kadang-kadang, maupun yang coba-coba
menghisap rokok (Anam, Faisol; Sakhatmo, 2019).
2) Perokok pasif
Perokok pasif adalah seseorang atau kelompok orang yang menghirup
asap rokok dari perokok aktif yang berada dalam satu ruangan tertutup
atau berjarak dekat dengan perokok aktif di ruangan terbuka (Anam,
Faisol; Sakhatmo, 2019).
C. BAHAYA MEROKOK
Menurut Octalia, 2021 bahaya merokok adalah sebagai berikut :
1) Menyebabkan stroke dan serangan jantung.
2) Menyebabkan kanker leher Rahim dan keguguran.
3) Menyebabkan kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronis.
4) Menyebabkan kanker kulit.
5) Gangguan pada mata seperti katarak.
6) Tulang lebih mudah patah.
7) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
8) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
Menurut Marchel, Y. A. (2019) rokok tidak hanya berbahaya bagi
saluran pernafasan tetapi juga dapat menimbulkan penyakit lain bagi
peprokok pasif :
1) Kerusakan paru-paru
2) Sakit tenggorokan
3) Batuk

D. MANFAAT BERHENTI MEROKOK


Manfaat berhenti merokok setelah berhenti merokok :
1. 02-06 minggu : Fungsi saluran pernafasan dan fungsi paru
membaik nafas pendek, dan batuk- batuk Berkurang.
2. 01 tahun : Resiko penyakit jantung coroner menurun
setengahnya.
3. 05 tahun :Resiko stroke menurun pada level yang sama
seperti orang tidak pernah merokok.
4. 10 tahun :Resiko kanker paru menurun setengahnya.

E. CARA MENGHINDARI PENGARUH UNTUK MEROKOK


1) Hindari berkumpul dengan teman-teman yang berhenti merokok.
2) Yakinlah bahwa rokokbukan satu-satunya sarana pergaulan.
3) Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok.
4) Perbanyak mencari informasi tentang bahaya merokok.
5) Hindari sesuatu yag terkait tentang rokok.
6) Lakukan hal-hal positif lainnya, seperti olahraga, membaca buku atau
hobi lainnya yang menyehatkan.

F. TIPS MENGATASI PERILAKU SAAT INGIN MEROKOK


1) Jika anda ingin merasakan rokok ditangan, bermainlah dengan barang-
barang seperti pensil atau tusuk gigi.
2) Jika anda biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk
setelah makan dan gosok gigi.
3) Jika anda rindu menyalakan rokok, jauhkan rokok dari pegangan anda
dan buang korek api.
4) Jika anda biasa merokok sambil minum kopi, minumlah jus jeruk sebagai
gantinya.

LAPORAN MEET THE EXPERT POSBINDU PTM


“KOMUNITAS SAHWAHITA”
DISUSUN OLEH :
1. SHELI ITSNA MAHARANI 202114132
2. SHINTA DEWI ANGGRAINI 202114133
3. SIDIQ PUTRA AJI MUSLIM 202114134
4. SISTA ADITAMA DWI PUSPITA 202114135
5. SITI LARAS ATI RATU HAYATI 202114136
6. SRI MURYANI 202114137
7. SRI OKTAVIANI 202114138
8. SRIYANINGSIH 202114140
9. SUPRIH HANDAYANI 202114141
10. THOFIK ADI SULISTIYO 202114142
11. TINA WULANDARI 202114143
12. TRI HANDAYANI 202114144
13. UTAMI PUSPITASARI 202114145

PROGRAM PROFESI NERS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2021/2022

POSBINDU PTM
(Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular)
A. Pengertian
Posbindu PTM adalah kegiatan pengendalian faktor resiko PTM
melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditunjukkan
kepada seluruh masyarakat sehat dan beresiko yang berusia mulai dari 15
tahun ke atas.
Posbindu PTM dapat dilaksanakan dalam sebulan sekali bila
diperlukan dapat dilakukkan lebih dari satu kali dalam sebulan. Hari dan
waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
Posbindu PTM diperlukan untuk dapat mengendalikan faktor
resiko penyakit tidak menular yang terdapat pada setiap individu agar
tidak berkembang menjadi penyakit tidak menular.

B. Tujuan posbindu PTM


1. Menjangkau masyarakat yang masih sehat (15-59 tahun dan 60 tahun
ke atas) agar melakukkan skrining kesehatan sesuai standar minimal
setahun sekali
2. Mendorong masyarakat untuk mengakses upaya promotif preventif di
posbindu PTM agar dapat memelihara serta meningkatkan
kesehatannya.
3. Menjangkau masyarakat yang merasa sehat untuk dapat dideteksi
secara dini faktor resiko PTM nya dan dilakukkan upaya intervensi
untuk memodifikasi perilaku baik secara individu, kelompok maupun
penggerakan masyarakat.
4. Mendorong masyarakat yang berpotensi sakit PTM agar segera
dirujuk ke FKTP untuk mendapatkan penangganan sesuai standar
5. Memotivasi masyarakat agar menjadi peserta JKN

C. Sepuluh Penyebab Kematian Utama (Semua Umur) Sample


Registration System (Srs) Indonesia
D. Trend PTM dan Faktor Risiko (Riskesdas 2018)
Tren Penyakit Tidak Menular meningkat dari tahun 2013 hingga 2018,
yaitu sebagai berikut :
a. Stroke meningkat dari angka 7 menjadi 10,9
b. Gagal ginjal kronis dari angka 2 menjadi 3,8
c. Diabetes meningkat dari 1,5 angka menjadi 2
d. Hipertensi meningkat dari 25,8 angka menjadi 34,1
Adapun Faktor Risiko PTM juga meningkat diantaranya :
1) Obesitas pada dewasa 14,8 meningkat menjadi 21,8
2) Obesitas sentral 26,6 meningkat menjadi 31
3) Merokok 28,8 meningkat menjadi 29,3
4) Aktivitas fisik kurang 26,1 meningkat menjadi 33,5
5) Kurangnya konsumsi sayuran dan buah 93,5 meningkat menjadi 95,5
E. Faktor Resiko Penyebab Penyakit Tidak Menular
80 % penyakit tidak menular disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat,
dianataranya :
- 93,5% penduduk usia diatas 10 tahun kurang mengkonsumsi buah dan
sayuran
- 26,1% penduduk kurang aktivitas fisik
- 36,3% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok sedangkan perempuan
usia > 10 tahun sebesar 1,9%
- 4.6% penduduk diatas usia 10 tahun mengkonsumsi alcohol

F. Kebijakan Posbindu
a. Permenkes No 71 Tahun 2015
Dalam permenkes nomer 71 tahun 2015 tentang penanggulangan PTM
disebutkan bahwa deteksi dini merupakan salah satu strategi kunci
Deteksi dini faktor resiko PTM bisa dilaksanakan melalui upaya
kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) melalui posbindu PTM (Pasal
20 ayat 2)
b. Permenkes no 43 tahun 2016
Dalam permenkes nomer 43 tahun 2016 dtentang SPM bidang
kesehatan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota disebutkan bahwa :
- Pelayanan kesehatan pada usia produktif menyebutkan bahwa
setiap warga Negara usia 15-59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
- Pelayanan kesehatan pada usia lanjut menyebutkan bahwa
setiap warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar
- Skrining kesehatan sesuai standar dapat dilakukkan di
puskesmas dan jaringannya termasuk posbindu PTM
c. UU Nomer 23 Tahun 2014
Mengacu pada UU No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
pada pasal 68 disebutkan bahwa kepala daerah wajib melaksanakan
program stategis nasional termasuk SPM bidang kesehatan.
G. Kegiatan Posbindu PTM
 Kegiatan 1 : registrasi pemberian nomer urut
 Kegiatan 2 : wawancara oleh petugas pelaksanaan posbindu
 Kegaiatan 3 : pengukuran tinggi badan, berat badan, IMT,
lingkar perut, analisa lemak tubuh serta pengukuran ketajaman
penglihatan
 Kegiatan 4 : pengukuran tekanan darah, kolestrol total, gula
darah , pemeriksaan gangguan mental emosional
 Kegaiatan 5 : identifikasi faktor resiko PTM, konseling edukasi,
dan Tindakan lanjut
H. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Posbindu PTM
 Tatanan Rumah Tangga : rumah tangga
 Tatanan khusus : sekolah, ditempat kerja, jamaah haji/KBIH,
dan ditempat umum
 Rumah sehat desa
I. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap 6 Bulan Sekali Atau Minimal 1 Tahun Sekali Setiap Orang
melakukan cek :
1. Cek tekanan darah
2. Cek kadar gula darah
3. Cek lingkar perut/BMI
4. Cek kolesterol
J. Kriteria Pengendalian Faktor Risiko PTM
Factor Risiko Baik Buruk
Gula darah puasa < 126 ≥ 126
Glukosa darah 2 jam < 200 ≥ 200
Glukosa darah sewaktu < 200 ≥ 200
Kolesterol darah total < 200 ≥ 200
Tekanan darah < 140/90 ≥ 140/90
Indeks masa tubuh (IMT) < 25 ≥ 25
Lingkar perut P : < 90 cm; W: < 80 cm ≥ 126

K. Langkah-Langkah Pembentukan Posbindu PTM


1. Memetakan sasaran promotif preventif PTM di masyarakat usia > 15
tahun di wilayah desa/ kelurahan.
2. Menghitung jumlah posbindu yang perlu dibentuk perdesa, sesuai
dengan besaran sasaran penduduk di setiap desa dan kapasitas cakupan
per posbindu PTM, minimal di setiap desa/ kelurahan mempunyai 1
upaya posbindu PTM.
3. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung posbindu PTM
4. Melakukan rekruitmen dan pembekalan kader pelaksanaan posbindu
PTM ( minimal 5 orang per posbindu ) dan Kegiatan utama posbindu
PTM
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2019). Buku ajar konsep-konsep dasar dalam keperawatan


komunitas. Deepublish
Anggraeni, Z. K. (2020). KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWI
PEROKOK DI PURWOKERTO (PENDEKETAN INTERAKSI
SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD) (Doctoral dissertation,
IAIN PURWOKERTO).
Anitasari. (2019).Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number,
Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK.”Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-
dunia2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-
dengan-cerdik (Diakses tanggal 31-desember-2020)
Arifin, M.H.B.M. and Weta, I.W., Faktor- Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Usia Di
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Petang I Kabupaten Badung
Tahun 2016. E-Jurnal Medika Udayana, 5(7)
Ariska, A. (2021). Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi yang
Mengalami Nyeri dengan Edukasi Teknik Relaksasi Napas Dalam
di RSU UKI Jakarta (Doctoral dissertation, Universitas Kristen
Indpnesia)
Ayu Imade Rosdiana BBR, Sofwan Indarjo. Implementasi Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Higeia Journal Of Public
Health Research And Development. 2017.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 2014. Buku Pegangan
Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial BPJS.
Bpjs Kesehatan 2014. Panduan Praktis Prolanis
http://www.bbkn.go.id/Document/JKN/06-PROLANIS.pdf.
Diakses tanggal 29 Agustus 2017. Jam 15.31 WIB
BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis): 2014.
Daniels, R & Nicoll, L. 2012. Contemporary Medical Surgical Nursing
(2nd ed). New York: Delmar Cengage Learning
Deswani. (2011). Proses Keperawatan Dan Berfikir Kritis (Y. Hartati,
ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, M., Sari, I.P. and Probosuseno, P., 2017. Pengaruh Konseling
Farmasis terhadap Kepatuhan dan Kontrol Hipertensi Pasien
Prolanis di Klinik Mitra Husada Kendal. Indonesian
Journal of Clinical Pharmacy, 4(4), pp.242-249.
Emery M. 2013, Latihan dalam Pencegahan Gout, diakses di
http://www.ehow.com/way_5523029_exercise-
preventiongout.html
FAISOL, A., SAKHATMO, T. and HARTANTO (2019) REMAJA
INDONESIA, JAUHI ROKOK !
Herliana. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta:
Fmedia.
Idris, Fachmi, 2014, Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan,
Fasilitas Dan Manfaat Kesehatan, Jakarta: Group Kepesertaan
Inzucchi, SE, Bergenstal RM, Buse JB, Diamant M, Ferrannini E, Nauck
N, Peters AL, Tsapas A, Wender R,9, and Matthews DR. 2015.
Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes, 2015: A
Clients- Centered Approach Update to a Position Statement of the
American Diabetes Association and the European Association for
the Study of Diabetes. Journal of Diabetes. Diabetes Care Volume
38, January 2015.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019
Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta.
TIM
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018. Hipertensi Penyebab
Kematian Nomor Tiga. Jakarta :Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Larasati, D. (2021). Peningkatan Informasi Penyakit dengan Komorbid
Hipertensi pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas
Piyungan. ABDIMAS Madani, 3(1), 21-25.
Marchel, Y. A. (2019) „Implementasi Kawasan Tanpa Rokok Sebagai
Pencegahan Merokok Pada Remaja Awal‟, Jurnal PROMKES,
7(2), p. 144. doi: 10.20473/jpk.v7.i2.2019.144-155.
Mawaddah, A., Misnaniarti., Anita,. R, 2013. Analisis Implementasi
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Pada Dokter
Keluarga Pt Askes Di Kota Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat. 4(3). Pp 254-261.
Millin, Sushila, and Neeraj. 2013. Understanding gout beyond doubt.
International research of pharmacy.
Misda, M., Hariyanto, T., & Ardiyani, V. M. (2017). Penurunan Tekanan
Darah Penderita Hipertensi Setelah Penerapan Pola Nutrisi Diet
Rendah Natrium III di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Nursing
News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(3).
Mubarak, M., Maisyarah, M., Handayani, R., Mardona, Y., Putri, N. T.,
Argaheni
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas
Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika
N. B., ... & Hastuti, H. (2022). Teori Keperawatan Komunitas. Yayasan
Kita Menulis
Octalia, M., & Sary, L. (2021). PERBEDAAN PENGETAHUAN
ANTARA MEDIA VIDEO BASED LEARNING DENGAN
MEDIA INTERAKTIF REMAJA ENGGAN MEROKOK PADA
SISWA KELAS VII DI SMPN 22 BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020. Indonesian Journal of Health and Medical, 1(2),
241-253.https://www.fajarpendidikan.co.id/7-tips-cara-mudah-
agar-berhenti-merokok/ diakses pada tanggal (07/04/22)
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI: 2011.
Prastia, T. N. (2019). Gambaran Tekanan Darah Dan Indeks Massa Tubuh
Pada Mahasiswa Prodi Kesmas Angkatan 2017 Fikes Uika Bogor
Tahun 2018. Promotor, 2(3), 234-239.
Rasajati Qorry Putri (2015). Jurnal : Faktor- faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Berobat pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
http://jurnal.unnes.ac.id 01 Oktober 2016; jam 21;10 WIB
Shobiroh, Z. F. (2020). Penatalaksanaan Diit Rendah Garam Dapat
Menurunkan Hipertensi Ditatanan Keluarga (Literatur
Review). Repository Stikes Muhammadiyah Kendal.
Sitompul, S., Suryawati, C. and Wigati, P.A., 2016. Analisis Pelaksanaan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Bpjs Kesehatan
Pada Dokter Keluarga Di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(4), pp.145-153.
WHO. 10 Fact On Non Noncommunicable Disease Publication Data:
WHO Library Cataloging 2013.
WHO.(2014). M Power Upaya Pengendalian Konsumsi Tembakau.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai