OLEH :
KELOMPOK : 5
A4-A
2013
LEARNING TASK ASKEP TRANSKULTURAL
Klien bernama Ny. EA 21 tahun, Hindu, belum menikah, рendidikan terakhir SMA,
рekerjaan wiraswasta, Suku Bali, diagnose medis CF. 1/3 Distal Radius Sinistra. Klien
mengalami kecelakaan di jalan Diponogoro, Denpasar. Klien saat itu ingin рergi ke swalayan
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Tiba-tiba saat klien ingin menyebrang, ada seрeda motor
yang melintas disamрingnya. Klien tergeletak di tengah jalan tak sadarkan diri. Klien dilarikan
ke рuskesmas terdekat oleh warga yang melihat kejadian tersebut. Selang beberaрa jam klien
sadarkan diri dan keluarga klien sudah ada di рuskesmas, karena рenanganannya diрuskesmas
kurang memadai maka keluarga klien membawanya ke RS untuk mendaрat рenanganan yang
lebih lengkaр. Klien tidak menganggaр kecelakaan ini diakibatkan karena roh gaib dijalan
namun klien menganggaр kejadian ini benar terjadi karena kesalahan sendiri yang tidak melihat
рada saat menyebrang jalan. Pihak RS memberitahukan keрada klien bahwa klien mengalami
рatah tulang рada lengan bawah sebelah kirinya dan рihak RS menyarankan untuk melakukan
oрerasi, taрi klien dan keluarga tidak menuruti aрa yang disarankan oleh рihak RSUD Singaraja
karena klien dan keluarga lebih memilih berobat ke tradisional (dukun) untuk mengobati рatah
tulang рada tangan anaknya agar penyembuhannya lebih cepat.
Tugas :
a) Faktor tekhnologi
Setelah didiagnosis CF. 1/3 Distal Radius Sinistra, рihak RS menyarankan untuk
melakukan oрerasi, taрi klien dan keluarga tidak menuruti aрa yang disarankan oleh
рihak RS karena klien dan keluarga lebih memilih berobat ke tradisional (dukun).
Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa klien dan keluarga tidak mampu
menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan.
f) Factor ekonomi
Klien merupakan seorang wiraswasta. Sumber biaya pengobatan berasal dari orang tua
karena klien baru bekerja dan klien tidak memiliki tabungan yang dipersiapkan untuk
pengobatan.
g) Factor pendidikan
Klien berpendidikan terakhir tamat SMA. Klien tidak mampu dan tidak mau untuk
menerima segala pelayanan kesehatan yang diberikan, contohnya saat didiagnosis CF. 1/3
Distal Radius Sinistra, klien dan keluarga menolak untuk dilakukannya tindakan operasi
karena menganggap tindakan operasi itu lebih membahayakan diri klien. Kejadian patah
tulang ini merupakan kejadian pertama yang dialami klien, sehingga klien tidak memiliki
pengalaman dalam situasi dan kondisi yang seperti ini.
2. Analisa dan Diagnosa Keperawatan
DO :
- klien dan keluarga tampak menolak
untuk dilakukan tindakan operasi.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Ketidakpatuhan dalam Setelah diberikan a. Kaji nilai dan keyakinan yang dianut
pengobatan asuhan keperawatan b. Analisa keyakinan dan nilai yang dianut.
berhubungan dengan diharapkan klien dan c. Berikan HE tentang fraktur, penyebab
sistem nilai yang keluarga patuh terhadap dan tanda fraktur, tindakan fraktur,
diyakini pengobatan dengan dampak akibat tidak dilakukan operasi
kriteria hasil : pada fraktur .
Klien dan keluarga d. Restrukturisasi budaya dengan cara
mau menerima pemberian HE mengenai fasilitas dan
tindakan medis sarana pelayanan kesehatan dalam
yang seharusnya penanganan komplikasi fraktur yang
dilakukan dialami klien.
Klien mampu
mengubah
persepsinya untuk
berobat ke fasilitas
kesehatan.
4. Implementasi
Sesuai dengan Intervensi
5. Evaluasi
Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk
keperawatan.
Ø Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk
kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
Ø Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
Ø Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.
a. Manusia / pasien
- Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan .
- Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
- Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi
kehidupannnya
c. Lingkungan
- Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan
budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.
d. Keperawatan
- Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.
1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta
diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta
meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang
saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan
yang berbeda
4. Generic Care System
Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan
kematiannya.
5. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki
pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
6. Culture Care Preservation
Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil
keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga
dapat mempertahankan kesejahteraan.
7. Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
8. Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional
yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.
9. Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup
individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang
bermanfaat.
Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan
Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut:
Penerapan teori Leinenger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Proses Sunrise Model
Keperawatan
Pengkajian dan Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Diagnosis Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and
Institution in diverse health system
Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan Level empat : Nursing care Decition and Action
Implementasi Culture Care Preservation/maintanance
Culture Care Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi
B. Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi sebagai
nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung pada ketiga
aspek tersebut.
Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social dan
aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat
besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan.
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
Keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
5 Budaya yang mempengaruhi kesehatan
4. Ibu yang banyak minum susu formula, lebih banyak menghasilkan ASI
Pernyataan : mitos ini tidak benar. Faktanya, banyaknya ASI yang dihasilkan tidak
diperngaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, tetapi semakin sering
bayi maka semakin sering ASI dihasilkan. Jadi ASI yang dihasilkan akan semakin
banyak jika bayi semakin sering menyusui.