Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL NURSING

OLEH :

KELOMPOK : 5

A4-A

1. Ni Putu Ryca Deviyanti (10.321.0720)


2. Ni Wayan Sri Widya Dewi (10.321.0723)
3. Ni Made Wiratni (10.321.0815)
4. Ni Putu Eka Ariani (10.321.0818)
5. Ni Putu Eka Darmayanthi (10.321.0819)
6. Ni Putu Juniantari (10.321.0820)
7. Rian Kristiawan (10.321.0832)
8. I Nengah Dwipayana Putra (10.321.0952)
9. Ni Luh Gede Septiarini (10.321.0974)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2013
LEARNING TASK ASKEP TRANSKULTURAL

Klien bernama Ny. EA 21 tahun, Hindu, belum menikah, рendidikan terakhir SMA,
рekerjaan wiraswasta, Suku Bali, diagnose medis CF. 1/3 Distal Radius Sinistra. Klien
mengalami kecelakaan di jalan Diponogoro, Denpasar. Klien saat itu ingin рergi ke swalayan
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Tiba-tiba saat klien ingin menyebrang, ada seрeda motor
yang melintas disamрingnya. Klien tergeletak di tengah jalan tak sadarkan diri. Klien dilarikan
ke рuskesmas terdekat oleh warga yang melihat kejadian tersebut. Selang beberaрa jam klien
sadarkan diri dan keluarga klien sudah ada di рuskesmas, karena рenanganannya diрuskesmas
kurang memadai maka keluarga klien membawanya ke RS untuk mendaрat рenanganan yang
lebih lengkaр. Klien tidak menganggaр kecelakaan ini diakibatkan karena roh gaib dijalan
namun klien menganggaр kejadian ini benar terjadi karena kesalahan sendiri yang tidak melihat
рada saat menyebrang jalan. Pihak RS memberitahukan keрada klien bahwa klien mengalami
рatah tulang рada lengan bawah sebelah kirinya dan рihak RS menyarankan untuk melakukan
oрerasi, taрi klien dan keluarga tidak menuruti aрa yang disarankan oleh рihak RSUD Singaraja
karena klien dan keluarga lebih memilih berobat ke tradisional (dukun) untuk mengobati рatah
tulang рada tangan anaknya agar penyembuhannya lebih cepat.

Tugas :

1. Jelaskan masing-masing komponen diatas, mana yang termasuk 7 subsistem pengkajian


menurut model Sunrise Leininger !
2. Buatlah analisis data dan diagnosis keperawatannya !
3. Buatlah perencanaan, implementasi dan evaluasi dari 1 diagnosis yang telah dibuat !
1. Pengkajian
A. Identitas pasien :
Nama : Ny. EA
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Hindu
Suku : Bali

B. Pengkajian berdasarkan model Sunrise Leininger :

a) Faktor tekhnologi
Setelah didiagnosis CF. 1/3 Distal Radius Sinistra, рihak RS menyarankan untuk
melakukan oрerasi, taрi klien dan keluarga tidak menuruti aрa yang disarankan oleh
рihak RS karena klien dan keluarga lebih memilih berobat ke tradisional (dukun).
Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa klien dan keluarga tidak mampu
menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan.

b) Faktor agama dan falsafah hidup


Klien Ny. EA beragama Hindu. Klien tidak menganggaр kecelakaan ini diakibatkan
karena roh gaib dijalan namun klien menganggaр kejadian ini benar terjadi karena
kesalahan sendiri yang tidak melihat рada saat menyebrang jalan. Klien dan keluarga
lebih memilih berobat ke tradisional (dukun) untuk mengobati рatah tulang рada
tangannya agar рenyembuhannya lebih cepat.

c) Faktor social dan keterikatan kekeluargaan


Klien Ny. EA, klien berumur 21 tahun berjenis kelamin perempuan status perkawinan
belum menikah. Dalam keluarganya pengambilan keputusan dominan dilakukan oleh
pihak laki- laki yaitu ayahnya. Hubungan klien dengan keluarga baik dan sangat patuh
terhadap perintah orangtua. Dalam kehidupan sosialnya aturan dan kebijakan diatur oleh
pemuka agama.

d) Factor nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Klien merupakan suku Bali yang memiliki kepercayaan terhadap pengobatan tradisional
(dukun) karena penyembuhannya dipercaya lebih cepat dibandingkan pengobatan medis.

e) Faktor kebijakan dan peraturan RS yang berlaku


Klien saat ini dirawat di RSUP Sanglah Denpasar, adapun kebijakan atau peraturan yang
berlaku di RSUP sanglah yaitu diantaranya pembatasan jam berkunjung, pukul 11.30-
14.00 dan 18.00 – 20.00 wita, jumlah anggota keluarga yg boleh menunggu 1 orang,
klien tidak memakai seragam RS. Cara pembayaran yang berlaku untuk setiap pasien
yang dirawat adalah dengan askes, jamsostek, astek, umum , JKBM dan jamkesmas. Dan
cara yang dilakukan klien dalam pembayaran selama dirawat di RS adalah dengan
menggunakan jamkesmas.

f) Factor ekonomi
Klien merupakan seorang wiraswasta. Sumber biaya pengobatan berasal dari orang tua
karena klien baru bekerja dan klien tidak memiliki tabungan yang dipersiapkan untuk
pengobatan.

g) Factor pendidikan
Klien berpendidikan terakhir tamat SMA. Klien tidak mampu dan tidak mau untuk
menerima segala pelayanan kesehatan yang diberikan, contohnya saat didiagnosis CF. 1/3
Distal Radius Sinistra, klien dan keluarga menolak untuk dilakukannya tindakan operasi
karena menganggap tindakan operasi itu lebih membahayakan diri klien. Kejadian patah
tulang ini merupakan kejadian pertama yang dialami klien, sehingga klien tidak memiliki
pengalaman dalam situasi dan kondisi yang seperti ini.
2. Analisa dan Diagnosa Keperawatan

No DATA MASALAH KESEHATAN


1 DS : Ketidakpatuhan dal patah tulang dextra am
- Klien mengatakan akan berobat ke pengobatan
pengobatan tradisional (dukun)
- Klien menolak untuk dilakukan
operasi karena tindakan operasi dapat
membahayakan klien.

DO :
- klien dan keluarga tampak menolak
untuk dilakukan tindakan operasi.

3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Ketidakpatuhan dalam Setelah diberikan a. Kaji nilai dan keyakinan yang dianut
pengobatan asuhan keperawatan b. Analisa keyakinan dan nilai yang dianut.
berhubungan dengan diharapkan klien dan c. Berikan HE tentang fraktur, penyebab
sistem nilai yang keluarga patuh terhadap dan tanda fraktur, tindakan fraktur,
diyakini pengobatan dengan dampak akibat tidak dilakukan operasi
kriteria hasil : pada fraktur .
 Klien dan keluarga d. Restrukturisasi budaya dengan cara
mau menerima pemberian HE mengenai fasilitas dan
tindakan medis sarana pelayanan kesehatan dalam
yang seharusnya penanganan komplikasi fraktur yang
dilakukan dialami klien.
 Klien mampu
mengubah
persepsinya untuk
berobat ke fasilitas
kesehatan.

4. Implementasi
Sesuai dengan Intervensi

5. Evaluasi

Hari/Tgl/Jam No Dx Evaluasi Paraf

1 S : Klien mengatakan berupaya untuk


mendiskusikan dengan keluarga mengenai
tindakan operasi dan berobat ke pelayanan
kesehatan.
O : klien tampak ragu dalam mengambil keputusan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan HE mengenai prosedur operasi dan
fasilitas serta sarana pelayanan kesehatan.
TEORI LEININGER SUNRISE MODEL

Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk
keperawatan.
Ø Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk
kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
Ø Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
Ø Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.

Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger

a. Manusia / pasien
- Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan .
- Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
- Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi
kehidupannnya
c. Lingkungan
- Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan
budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.
d. Keperawatan
- Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.

Konsep Utama Teori Transkultural

1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta
diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta
meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang
saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan
yang berbeda
4. Generic Care System
Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan
kematiannya.
5. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki
pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
6. Culture Care Preservation
Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil
keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga
dapat mempertahankan kesejahteraan.
7. Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
8. Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional
yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.
9. Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup
individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang
bermanfaat.
Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan
Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut:
Penerapan teori Leinenger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Proses Sunrise Model
Keperawatan
Pengkajian dan Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Diagnosis Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and
Institution in diverse health system
Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan Level empat : Nursing care Decition and Action
Implementasi Culture Care Preservation/maintanance
Culture Care Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi

Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan teori Leininger.


A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang berdasarkan 7
komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural
Leininger yaitu :
1. Faktor teknologi (technological factors)
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa :
persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan.
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa,
mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi dan cara pandang pasien
terhadap kesehatan atau penyebab penyakit.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama
panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan pasien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan
yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah : posisi
dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang
ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan
dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke
sekolah atau ke kantor.
5. Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle,
1995), seperti jam berkunjung, pasien harus memakai baju seragam, jumlah keluarga yang
boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien, sumber
biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan pasien
dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.

B. Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
 Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi sebagai
nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
 Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung pada ketiga
aspek tersebut.
 Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social dan
aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat
besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan.

C. Perencanaan dan Implementasi


Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi sebagai
pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
 Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance) bila
budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan,
 Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau negotiations)
apabila budaya pasien kurang mendukung kesehatan
 Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care repartening /
recontruction).

Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :


1. The goal of culture care preservation or maintenance :
 Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien.
Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
 Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa
di masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil
berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
 Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-
temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
2. Culture Care accommodation or Negotiation:
 Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang
tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
 Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan
untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.
3. Culture care Repatterning or restructuring:
 Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet
akan dikirim untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
 Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok,
penyuluhan tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk
merokok di luar ruangan.

D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
 Keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
 Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
 Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
5 Budaya yang mempengaruhi kesehatan

1. Menyusui menyebabkan payudara kendur


Penyataan : mitos ini tidak benar, karena faktanya, payudara kendur itu disebabkan oleh
usia. Semakin bertambah usia, otot-otot disekitar payudara akan mengendur.

2. ASI pertama tidak baik bagi bayi


Pernyataan : mitos ini tidak benar. Faktanya ASI pertama mengandung kolostrum adalah
zat yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3. Untuk perkembangan otak, susu formula lebih baik daripada ASI


Penyataan : mitos ini tidak benar. Faktanya ASI mengandung AA dan DHA yang penting
bagi pertumbuhan otak. Sedangkan dalam susu formula memang mengandung AA dan
DHA, namun kedua zat itu sudah diolah dan tidak alami lagi.

4. Ibu yang banyak minum susu formula, lebih banyak menghasilkan ASI
Pernyataan : mitos ini tidak benar. Faktanya, banyaknya ASI yang dihasilkan tidak
diperngaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, tetapi semakin sering
bayi maka semakin sering ASI dihasilkan. Jadi ASI yang dihasilkan akan semakin
banyak jika bayi semakin sering menyusui.

5. JIka ibu sakit, maka bayi akan tertular melalui ASI


Pernyataan : mitos ini tidak benar. Faktanya ketika sakit tubuh ibu membuat zat
kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan
sakit.

Anda mungkin juga menyukai