Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN DENGAN LETAK SUNGSANG

Di Susun Oleh
Kelompok 4 :

1. Dwi Apri Wijaksana 19.01.0011


2. Gita Fitria 19.01.0015
3. Juniarti Asyari 19.01.0021
4. Jureni 19.01.0022
5. Minawati 19.01.0029
6. Muhamad Alfareza 19.01.0030
7. Muthia Nabilla 19.01.0032
8. Oktalio 19.01.0036
9. Riska Sustari 19.01.0042
10. Sivana 19.01.0050
11. Yuliana Susanti 19.01.0055

Akademi Keperawatan Pangkalpinang


Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS
pada Program Studi D3 keperawatan Akademi Keperawatan Pangkalpinang dengan ini
penulis mengangkat judul “ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN DENGAN
LETAK SUNGSANG ”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dalam kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karenanya penulis sangat
mengharapkan masukan dan saran-saran yang positif sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan makalah ini untuk tugaas yang akan datang. Semoga makalah ini akan benar-
benar memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi para pembacanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pangkalpinang, 3 Maret 2021


Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................................ 4


2.1 Definisi.......................................................................................................................... 4
2.2 Etiologi.......................................................................................................................... 5
2.3 Patofisiologi / pathway.................................................................................................. 7
2.4 Komplikasi..................................................................................................................... 13
2.5 Asuhan Keperawatan Dengan Letak Sungsang............................................................. 14
A. Pengkajian....................................................................................................................... 14
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................................... 19
C. Rencana Keperawatan/Intervensi.................................................................................... 20

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 33
Kesimpulan......................................................................................................................... 33

Lampiran............................................................................................................................ 34

Daftar Pustaka................................................................................................................... 35

iii
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak sungsang adalah Presentasi Bokong ( sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu.kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah ( didaerah Pintu Atas Panggul / Symphisi ). ( Saifuddin. A. 2002 ).
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah ( Presentasi Bokong ). Angka kejadian : kurang lebih 3% dari seluruh angka
kelahiran. Pertolongan persalinan letak sungsang secara fisisologis dilakukan menurut
metode brach. Kegagalan pertolongan secara brach diikuti oleh persalinan dengan ekstraksi
bokong parsial ( dengan ekstraksi bokong total yang dapat menimbulkan komplikasi ) .
komplikasi yang akan dialami ibu yaitu : Pendarahan, Robekan jalan lahir, dan Infeksi. Trias
komplikasi pada bayi : Asfiksia, Trauma Persalinan, dan infeksi. Asfiksia pada bayi dapat
disebabkan oleh kemacetan persalinan kepala : (Aspirasi air ketuban , lendir), Pendarahan,
KerusakaN medula oblongata, Kerusakan persendian tulang leher, Kematian bayI karena
asfiksia berat. Trauma Persalinan : kerusakan alat vital( Lien,Hati,Paru Paru, Jantung). Dan
Infeksi dapat terjadi karena Persalinan berlangsung lama, Ketuba pecah pada pembukaan
kecil, Manipulasi dengan pemeriksaan dalam ( Manuaba, 1998 ).
Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, di 23 Negara
menunjukkan tingkat kelahiran sectio caesarea tanpa indikasi medis berkisar antara 0,01 –
2,10%, Sectio caesarea sebaiknya disarankan ketika proses kelahiran melalui vagina
berpotensi menyebabkan resiko bagi ibu hamil atau si bayi.
Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan pada tahun 2000
jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002
sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar
51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data signifikan.
Survey nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan dengan sectio caesarea dari 4.039.000
persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan. Data Riskesdas tahun 2013
menunjukkan bahwa kelahiran dengan metode sectio caesarea sebesar 9,8% dari total 49.603
kelahiran sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013, dengan proporsi tertinggi di DKI
Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%). Angka kejadian kehamilan lewat
waktu kira-kira 10% bervariasi antara 10,4 – 12% apabila diambil batas waktu 42 minggu
dan 3,4 – 4% apabila diambil batas waktu 43 minggu.
1
Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih cukup tinggi
yaitu,334/100.000 kelahiran hidup dan 21,8/1.000 kelahiran hidup. Salah satu bentuk
kompikasi maternal dan neonatal adalah persalinan dengan letak sungsang, dimana hal ini
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kematian neonatal.
Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan
dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar (Sectio
Caesarea). Namun demikian operasi Sectio Caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi
dari Sectio Caesarea pada ibu antara lain: pendarahan, infeksi (sepsis), dan cidera di
sekeliling struktur seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar, dan
ureter (Padila, 2015)
Menurut Padila (2015) Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu
histerostomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Hasil penelitian mendapatkan 152 kasus persalinan letak sungsang yaitu sebesar
2,2persen dari total 3347 persalinan. Persentase tertinggi ditemukan pada ibu multipara
(64,5%);usia ibu >35 tahun (28,9%); usia kehamilan 37-40 minggu (78,3%); complete
breech(66,4%); persalinan perabdominal (78,3%). Berat badan lahir bayi letak sungsang
terbanyak pada rentang 2500-3500 g (65,1%) dengan nilai apgar terbanyak pada nilai 4-6
(61,2%)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi kelainan letak sungsang?
2. Apa saja jenis dari kelainan letak sungsang?
3. Apa saja komplikasi yang berisiko dialami ibu dan janin pada persalinan
dengankelainan letak sungsang?
4. Apa etiologi dari kelainan letak sungsang?
5. Bagaimana menegakkan diagnosis pada kelainan letak sungsang?

2
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kelainan letak sungsang.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dari kelainan letak sungsang.
3. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang berisiko dialami ibu dan bayi pada
persalinan dengan kelainan letak sungsang.
4. Untuk mengetahui apa etiologi dari kelainan letak sungsang.
5. Untuk mengetahui bagaimana menegakkan diagnosis pada kelainan letak sungsang

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi
Letak sungsang adalah Presentasi Bokong ( sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu.kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah ( didaerah Pintu Atas Panggul / Symphisi ). ( Saifuddin. A. 2002 ).
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah ( Presentasi Bokong ). Angka kejadian : kurang lebih 3% dari seluruh angka
kelahiran.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavun uteri (Prawirohardjo, 2008).

Adapun letak sungsang dapat dibagi menjadi sebagai bereikut :


1. Letak bokong murni: preentasi bokong murni (Frank Breech). Bokong saja yang
menjadi bagian terdepan sedangkan kedua tungkai lurus keatas
2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki (Complate
Breech) disebut letak bokong kak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua
kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut) dan
4. Letak kaki, kedua di sebut dengan istilah; incomplete breech.

Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau
lutut di sebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna.
Dari semua letak – letak ini yang paling sering di jumpai adalah bokong murni .
punggung biasanya terdapat kiri depan frekuensi. Letak sunsang lebih tinggi pada kehanilan
muda dibandingkan dengan kehamilan arteme dan lebih banyak pada multigravida
dibandingkan dengan primigravida.
Salah satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut adalah dengan tindakan operatif
yaitu persalina dengan cara tindakan seksiu sesarea. Dimana apabila cara cara lain di anggap
tidak berhasil atau syarat untuk di lakukan tindakan tidak terpenuhi kondisi ibu memerlukan
tindakan yang segera yang apabila tidak segera dilakukan akan akibat fatal.

4
Seksio sesarea adalah persalinan dengan suatu tindakan operasi/pembedaan untuk
mengeluarkan janin dari rongga uterus dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus
dengan syarat rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500gram.

2.2. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap didalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan lelusa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala,
maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus . Dengan demikian dapat di
mengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi ,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar di temukan dalam prsentasi
kepala. Faktor - faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, himdramnion, hidrosefalus, plasenta previa
dan panggul sempit. Kadang - kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan
kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula
menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus
( prawirohardjo, 2008 ) .

Adapun Etiologi lainnya yaitu :


1. Bobot janin relatif rendah
Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak . Ketika menginjak usia 28-34 minggu
kehamilan, berat janin makin membesar sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia
tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka di
sebut sungsang .

2. Rahim yang sangat elastis


Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya,
sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpualang besar untuk berputar hingga
minggu ke 37 dan seterusnya .

5
3. Hamil kembar
Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat.
Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh
yang lebih besar ( yakni bokong janin ) berada di bawah rahim .

4. Hidramnion ( kembar air )


Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak
walau sudah memasuki trimester ketiga.

5. Hidrosefalus
Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan ( hidrosefalus ) membuat janin
mencari tempat yang lebih luas, yakni dibagian atas rahim.

6. Plasenta previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim.
Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim .

7. Panggul sempit
Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang .

8. Kelainan bawaan
Jika bagian bawah rahim lebih besar dari pada bagian atasnya , maka janin cenderung
mengubah posisinya menjadi sungsang

6
2.3. Patofisiologi / Pathway
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
daam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu jumah air ketuban relatif lebih
banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan
trimester terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang.
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong
dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala.

Penyebab Letak Sungsang

1. Sudut Ibu
a. Kelainan Rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan Plasenta; plasenta letak rendah, plasenta letak pravia
c. Keadaan Jalan Lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang punggung
3) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaraan posisi kepala

2. Posisi Janin
1) Tali pusar pendek atau lilitan tali pusar
2) Hidrosefalus atau anensefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion atau Oligohidramnion
5) Prematuritas

7
8
LETAK SUNGSANG

PERSALINAN
PERVAGINAM LANJUT 1

Post Anestesi SECTIO CAESARIA Post


Partum
Nifes
Penekan Medula Penurunan Kerja Luka post operasi
Oblongata PONS

Jaringan Jaringan
Penurunan reflek Penurunan Kerja Terbuka Terputus
Batuk Otot – otot eliminasi

Proteksi Merangsang
Akumulasi sekret Dx. Kep. kurang Resptor nyeri
Konstipasi

Dx. Kep. Dx. Kep. Invasi bakteri Nyeri


Bersihan jalan Resiko infeksi
Nafas tidak efektif
Dx. Kep.
Nyeri Akut Lanjutan 2

9
Persalinan Pervaginam

Trauma Pengeluaran Plasante


Pengeluaran Janin
Jalan Lahir

Penurunan produksi hormon


Bayi lahir Episiotomi Estrogen dan Progesteron

Hidup Mati Luka


Hipofisien Hipofise
Anterior Posterior

Perubahan Proses Nyeri


Peran kehiangan Prolaktin Oksitosin

Dx. Kep.
Resiko
Dx. Kep. Dx. Kep. infeksi Peningkatan Pengeluaran
Pengetahuan berduka Produksi ASI ASI

Dx. Kep.
Nyeri
Persalinan

Pembengkatan Kontraksi
Payudara Uterus 10
Pembengkatan Pembengkatan
Payudara Payudara
Nyeri

Pembengkatan Pembengkatan
Payudara Payudara

Dx. Kep.
Resiko kurang volume cairan

11
Post Partum Nifas

Penurunan progesteron psikologi


Distensi Kandung
Dan estrogen
Kemih
Penambahan
Anggota baru
Kontraksi Merangsang
Bengkek dan
ulterus Pertumbuhan
memar uretra
kelenjar Masa
mamae Krisis

Penurunan Involusio
sensitivatasi dan Perubahan
distensi kandung Peningkatan
Peran
kemih Adekuat Hormon
proklaktin

Bayi
Dx. Kep Tidak Menangis
Merasangsag
Gangguan Adekuat
Laktasi dan
Eliminasi oksitosin Dx. Kep
Urine
Pendarahan Gangguan pola
Tidur
Pengeluaran
Pengeluaran ASI
Lochea

Dx. Kep
Resiko syok Efektif Tidak Efektif
hipovolemia Bengkek

Dx. Kep
Nyeri 12
Resiko menyusul
tidak efektif
Dx. Kep
Nyeri akut
2.4. Komplikasi
Pertolongan persalinan letak sungsang secara fisiologis yang dilakukan
menurut metode beach. kegagalan pertolongan secara branch dilikuti oleh
persalinan dengan ekstraksi bokong persial ( dengan ekstraksi bokong totol yang
dapat menimbulkan komplikasi ).

Komplikasi persalinan letak sungsang dapat dibagi sebagai berikut :


1) Komplikasi pada ibu
1) Perdarahan
2) Robekan jalan keluar
3) Infeksi

2) Komplikasi pada bayi :


Trias Komplikasi bayi : Asfiksia, trauma persalinan, infeksi.
a) Afsiksia bayi, dapat disebabkan oleh:
a) Kemacetan persalinan kepala : Aspirasi air ketuban, lendir,
b) Perdarahan jaringan otak
c) Kerusakan medula oblongata
d) Kerusakan persendian tulang leher
e) Kematian bayi karna afsiksia berat

b) Trauma persalinan
a) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
b) Kerusakan alat vital : limpa, hati, pari-paru atau jantung
c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang besar kepala ;
fraktur tulang kepala : kerusakan
d) Pada mata ; hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.

c) Infeksi dapat terjadi karena


a) Persalinan berlangsung lama
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam, (Manuaba1998)

13
2.5 Asuhan Keperawatan Dengan Letak Sungsang
A. Pengkajian
1. Identitas
Pada klien letak lintang sering terjadi pada umur ibu 25-44 tahun dengan usia
kehamilan 37 minggu
2. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien dengan letak sungsang adalah klien mengeratak
pergerakan anak terasa di bagian perut bawah di bawah pusat dan klien sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
3. Riwayat obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien letak sungsang adalah:
1) Keadaan haid
Menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah
keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak bau.
2) Riwayat perkawinan
Ada perkawinan yang perlu ditanyakan adalah berapa kali kawin dan
sudah berapa lama sehingga mengalami ketuban pecah
3) Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu di ketahui adalah berapa kali melakukan
ANC (Ante Natal Care) , selama kehamilan periksa dimana, ukur tinggi
badan dan berat badan.
4. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya di tandai dengan klien letak sungsang adalah abdomen teraba keras,
bundar dan melenting di daerah fundus, sedangkan di daerah simfisis lebih lunak.
5. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien sudah mengalami kelainan letak sebelumnya.
6. Riwayat penyakit keluarga
Kelainan letak sungsang bukan merupakan penyakit keturunan dan tidak
mempengaruhi kehamilan

14
7. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Henderson
a. Respirasi
Frekuensi pernafasan biasanya normal, kadang meningkat.
b. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya yang di sebabkan karena kelelahan
c. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola eliminasi dan merasakan
tidak nyaman. Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada.
d. Istirahat/tidur
Klien biasanya akan mengalami gangguan dalam istirahat/tidur nya
disebabkan karena badan lemah, kurang energy dan letargi.
e. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan kelainan letak sungsang tidak mengalami gangguan
dalam hal temperature pada tubuh, suhu dalam batas normsl 37 derajat
celcius
f. Kebutuhan personal hygienie
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri,
dimana kebutuhan personal hygienie klien dengan kelainan letak sungsang
kadangdibantu oleh keluarganya
g. Aktivitas
Pada klien dengan kelainan letak sungsang aktivitasnya terganggu
pkerjaan/kegiatan sehari-hari tidak mampu dilakukan maksimal karena
keadaannya yang semakin lemah.
h. Gerak dan keseimbangan tubuh
Aktivitas berkurang, tidak bia berjalan karena nyeri dan ketidaknyamanan
i. Kebutuhan berpakaian
Klien dengan kelainan letak sungsang tidak mengalami gangguan
kebutuhan dalam berpakaian tersebut.
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu di pertanyakan apabila klien tetap merasa
aman dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindaro
bahaya dari lingkungan.

15
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini. Klien
mungkin tampak sangat cemas dan ketakutan.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien tetap menjalankan
ajaran agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang sedang di alami.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan kelainan letak sungsang biasanya tidak dapat memenuhi
kebutuhan bermain dan reksreasi karena dalam kondisi yang lemah.

8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum biasanya lemah
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda- tanda vital
Tekaranan darah : Meninggal >120/90 mmHg
Nadi : Nadi meninggal > 80x/ menit
Suhu. : Suhu normal 36-37°c
Respirasi : Respirasi biasanya normal/meningkat. Sering ditemukan pada
kehamilan > 32 Minggu ada keluhan sesak nafas karena usus-usus tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak.
d. Berat badan/tinggi badan
Berat badan pada ibu hamil secara normal akan meningkat 0,5 kg
setiap Minggu setelah kehamilan trimester I dan BB dalam trimester II tidak boleh
lebih dari 1 kg setiap minggunya atau 3 kg perbulan dan kenaikan BB seluruhnya
pada wanita hamil normalnya 6,5-16 kg. Tinggi badan pada ibu hamil sebaiknya
tidak kurang dari 145 cm, kemungkinan panggul sempit perlu diperhatikan.

16
e. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, kadaan rambut dan
keadaan kulit kepala.
2) Wajah
Apakah ada cloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah,
adanya oedema
3) Mata - telinga- hidung.
Pada daerah wajah dikaji bentuk wajah, keadaan mata, hidung, telinga,
mulut dan gigi
4) Leher
Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran Vena
jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
5) Dada dan punggung
Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostae,, suara
whezeing, ronchi, bagaimana irama dan frekuansi pernafasan. Pada
jantung dikaji bunyi jantung (intervensi) adakah bunyi mur- mur.
6) Payudara/mammae
Apakah puting menonjol raya tidak, areola menghitam, kolostrum
7) Abdomen
a) Inspeksi
Apakah abdomen membesar ke depan atau ke samping. Striae
grass serum atau bekas luka.
b) Palpasi
1) Leopold I
Tinggi fundus dapat diketahui, ditentukan pula bagian
apa dari janin yang terdapat dalam fundus, Sifat kepal ialah keras,
bundar dan kurang melenting. Pada letak sungsang fundus uteri
teraba bagian keras, bundar dan melenting.
2) Leopold II
Menentukan dimana letak punggung janin dan bagian
ekstremitas pada letak sungsang punggung anak dapat teraba pada
salah satu sis perut dan bagian yang kurang bundar dan lunak.
3) Leopod III
17
Menentukan bagian yang terdapat di bawah apakah
bagian bawah janin sudah masuk PAP atau belum, pada letak
sungsang di atasa simfisus teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak.
4) Leopod IV
Untuk mengetahui apa yang terdapat pada bagian
bawah dan berapa masukannya bagian bawah ke dalam PAP.
c) Auskultasi
Untuk mengetahui dan menentukan DJJ dalam keadaan normal
atau tidak. Normalnya 120-160 kali / menit. Pemeriksaan dapat
menggunakan leaneq atau dopler. Bunyi jantung janin pada
kelainar letak sungsang terdengar pada punggung anak setinggi
pusat.
8) Ektremitas atas dan bawah.
Dikaji kesimetrisan, kekuatan ito dan ada tidaknya oedema. Diperiksa
reflek patella untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam
tempurung lutut atau patella, yang berpengaruh pada saat proses persalinan
yaitu pada saat uterus berkontraksi.
9) Panggul
Pemeriksaan panggul dengan palvimeter dilakukan sekali untuk
mengetahui panggul sempit, PAP, PBP,dan kelainan bentuk pinggul
.biasanya dilakukan kehamilan 8 bulan atau lebih.
10) Genetalia
Pemeriksaan dalam (VT).

18
B. Diagnsa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien persalinan pernaginaan dengan letak
sungsang :
1. Kala 1
1) Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada
jaringan sekitar vagina, ditandai dengan pasien mengerang kesakitan,
wajah klien menangis, klien keringat dingin, dilatasi pupil, terdapat
kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas menigkat.
2) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses
persalinan ditandai pasien tampak gelisa dan takut .
3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
masukan dan peningkatan pengeluaran energi.
2. Kala II
1) Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi janin ditandai dengan klien
mengerang kesakitan, wajah klien menangis, klien keringat dingin, dilatasi
pupil, terdapat kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat, adanya
tekanan pada perineal.
2) Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan
dan kehilangan cairan secara aktif
3) Kelelahan berhubungan dengan perubahan sttus emosional dan adanya
rasa nyeri
3. Kala III
1) Nyeri persaliana berhubungan dengan ekspulsi janin di tandai dengan
wajah klien meringis, klien keringat dingin, terdapat kontraksi uterus,
frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas meningkat.
2) Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan kurang intek dan
kehilangan cairan secara aktif, laserasi jalan lahir.
4. Kala IV
1) Nyeri akan berhubungn dengan trauma jalan lahir di tandai dengan wajah
klien menangis, frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas meningkat.
2) Kelelahan berhubungan dengan perubahan status emosional dan adanya
rasa nyeri

19
C. Rencana Keperawatan/Intervensi
No. Diagnosis Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
(1) (2) (3) (4)
KALA I
1. Nyeri persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan diharapkan klien dapat : (pain Management) :
dilatasi serviks, tekanan mengontrol nyeri (Pain Control) - Kaji secara kompreh
pada jaringan sekitar dengan kriteria: tentang nyeri, melipu
vagina, ditandai dengan - Klien dapat mengetahui lokasi, karakteristik, o
klien mengerang nyeripenyebab nyeri, onset nyeri durasi, frekuensi, kua
kesakitan, wajah klien - Klien mampu menggunakan intensitas nyeri, dan f
meringis, keringat teknik non fakmakologi untuk presitipasi.
dingin, dilatasi pupil, mengontrol nyeri, dan tindakan - Observasi isyarat-isyarat
terdapat Kontraksi pencegahan nyeri. verbal
uterus, frekuensi - Klien mampu mengenal tanda- ketidaknyamanan, khusu
jantung meningkat, tanda pencetus nyeri untuk dalam ketidakmam
frekuensi nafas mencari pertolongan untuk komunikasi se
meningkat - Klien melaporkan bahwa nyeri efektif
berkurang dengan menggunakan - Gunakan komun
manajemen nyeri. terapeutik agar klien d
mengekspresikan nyeri
- Tentukan dampak
ekspresi nyeri terh
kualitas hidup: pola t
nafsu makan, akti
kongnisi, m
relationship, peker
tanggung jawab peran.
- Berikan informasi ten
nyeri seperti: penye
berapa lama terjadi,
tindakan pencegahan
- Kontrol faktor-f
lingkungan yang d

20
mempengaruhi respon
terhadap ketidaknyam
(misalnya: tempe
ruangan, penyinaran
lain-lain).
- Tingkatkat istirahat
cukup saat kontraksi
ada
- Anjarkan penggunaan te
non farmakologi (misa
teknik relaksasi nafas da
massase).
- Evaluasi keefektifan
tindakan mengintrol nyer
- Modifikasi tind
mengontrol
berdasarkanrespon klien.
- Monitor kenyamanan
terhadap manajemen nye
- Ajarkan kelu
penggunaan tind
nonfarmakologi saat
datang.
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menurunkan Cemas (Anx
dengan kurang diharapkan klien mampu mengontrol Reduction) :
pengetahuan tentang cemas (Anxiety Control), - Bina hubungan s
proses persalinan dengan kriteria : percaya dengan klien
ditandai dengan klien - Klien dapat memonitor intensitas - Kaji tingkat kecemasan k
tampak gelisah dan cemas - Dengarkan klien de
takut - Klien dapat menurunkan stimulus penuh perhatian
lingkungan ketika cemas - Berusaha mema
- Klien menggunakan teknik keadaan klien
relaksasi untuk menurunkan cemas - Jelaskan seluruh pros
- Klien dapat mempertahankan tindakan kepada klien

21
hubungan sosial perasaan yang mun
- Klien dapat mempertahankan muncul pada saat melak
konsentrasi tindakan.
- Klien melaporkan tidur adekuat - Berikan informasi ten
- Ekspresi wajah klien tenang diagnosa, prognosis
tindakan
- Dampingi klien u
menyampaikan tentang
perasaannya.
- Bantu klien menjela
keadaanyang
menimbulkan kecemasan
- Ajarkan klien te
relaksasi
- Anjurkan keluarga
orang terdekat u
menemani klien
3. Resiko kurangnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Managemen Cairan
volume cairan diharapkan volume cairan seimbang (Fluid Management):
berhubungan dengan (Flyid Balance) dengan Kriteria : - Pertahankan intake
penurunan masukkan - Tekanan darah, nadi suhu tubuh output pada adekuat.
dan peningkatan dalam normal. - Monitor status hi
pengeluaran energi - Tanda dehidrasi, elastisitas turgo (kelembaban membran,
kulit baik, tidak ada rasa haus akurat dan tekanan darah
berlebihan - Monitor tanda-tanda
sesuai kebutuhan
- Monitor mas
makanan/cairan dan h
intake kalori harian
- Motivasi keluarga atau o
terdekat untuk memb
klien minum
- Kolaborasi dalam pemb
cairan dan makanan.

22
Monitor Cairan (F
Monitoring)
- Monitor intake dan outpu
- Monitor tekanan d
denyut nadi dan s
respirasi
- Monitor membrane mu
dan turgo kulit
- Kelola cairan s
kebutuhan
- Pertahankan kecep
pemberian cairan intrave
KALA II
1. Nyeri persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan diharapkan klien dapat mengontrol nyeri (pain Management) :
ekspulsi janin ditandai (pain control) dengan - Kaji secara kompreh
dengan klien Kriteria : tentang nyeri, melipu
mengerang kesakitan, - Klien dapat mengetahui penyebab lokasi, karakteristik, o
wajah klien meringis, nyeri, onset nyeri. durasi, frekuensi, kua
klien keringat dingin - Klien mampu menggunakan intensitas nyeri, dan f
dilatasi pupil, terdapat teknik non farmakologi untuk presitipasi.
kontraksi uterus, mengontrol nyeri dan tindakan - Observasi isyarat-isyarat
frekuensi jantung pencegahan nyeri verbal
meningkat, frekuensi - Klien mampu mengenal tanda- ketidaknyamanan, khusu
nafas meningkat, tanda pencetus nyeri untuk dalam ketidakmam
adanya tekanan pada mencari pertolongan. untuk komunikasi se
perineal. - Klien melaporkan bahwa nyeri efektif
berkurang dengan menggunakan - Gunakan komun
manajemen nyeri terapeutik agar klien d
mengekspresikan nyeri
- tentukan dampak
ekspresi nyeri terh
kualitas hidup: pola t
nafsu makan, akti

23
kognisi, mood, relation
pekerjaan, tanggung ja
peran
- kontrol faktor-f
lingkungan yang d
mempengaruhi respon
terhadap ketidaknyam
(misalnya: tempe
ruangan, penyinaran
lain-lain)
- Ajarkan penggunaan te
non farmakologi (misa
teknik relaksasi pernaf
dalam, massasae
- Evaluasi keefektifan
tindakan mengontrol
berdasarkan respon klien
- Monitor kenyamanan
terhadap manajemen nye
- Ajarkan kelu
penggunaan tindakan
farmakologi saat
datang
2. Risiko kurang volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Cairan
cairan berhubungan diharapkan volume cairan seimbang (Fluid Management)
dengan penurunan (Fluid Blance) dengan kriteria hasil : - Pertahankan intake
masukan dan - Tekanan darah, nadi suhu tubuh output yang adekuat
kehilangan cairan dalam normal. - Monitor status hi
secara aktif - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, (kelembapan mamb
elastisitas turgo kulit baik, nadi akurat dan tek
membrane mukosa lembab, tidah darah)
ada rasa haus berlebihan - Monitor tanda-tanda
sesuai kebutuhan
- Monitor masu

24
makanan/cairan dan h
intake kalori harian
- Motivasi keluarga atau o
terdekat untuk memb
klien minum
- Kolaborasi dalam pemb
cairan dan makanan
Monitor Cairan
(Fluid Monitoring)
- Monitor intake dan outpu
- Monitor tekanan d
denyut nadi dan s
respirasi
- Monitor membran mu
dan turgo kulit
- Kelola caian s
kebutuhan
- Pertahankan kecep
pemberian cairan intrave
3. Kelelahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
dengan perubahan diharapkan klien dapat beradaptasi dengan (Energy Management)
status emosional dan kelelahan dengan kriteria : - Kaji frekuensi kelela
adanya rasa nyeri - Klien dapat mempertahankan aktivitas yang berhubu
nutrisi yang adekuat dengan peningkatan ener
- Klien dapat mempertahankan - Pantau res
keseimbangan antara aktivitas dan kardiorespirasi terh
istirahat aktivitas (misalnya
- Klien dapat menggunakan teknik Takikardia, disp
penghemayan energi diaporesis, pucat
- Klien melaporkan energi frekuensi nafas)
terpulihkan setelah istirahat - Anjurkan klien istirahat
kontraksi uterus berkuran
- Rencanakan periode akti
saat klien memiliki ba

25
tenaga
- Batasi stimulus lingku
(misalnya: pencahayaan
kegaduhan)
KALA III
1. Nyeri persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan diharapkan klien dapat : (pain management):
ekspulsi janin ditandai Mengontrol nyeri (pain control) - Kjai secara kompreh
dengan wajah klien Dengan kriteria hasil : tentang nyeri, meli
meringis, klien keringat - Klien dapat mengetahui penyebab Lokasi, karakteristik, o
dingin, terdapat nyeri, onset nyeri durasi, frekuensi, kua
kontraksi uterus, - Klien mampu menggunakan intensitas nyeri dan f
frekuensi jantung teknik non farmakologi untuk presipitasi
meningkat, frekuensi mengontrol nyeri, dan tindakan - Observasi isyarat-isyarat
nafas meningkat pencegahan nyeri verbal
- Klien mampu mengenal tanda- ketidaknyamanan, khusu
tanda pencetus nyeri untuk dalam ketidakmam
mencari pertolongan untuk komunikasi se
- Klien melaporkan bahwa nyeri efektif
berkurang dengan menggunakan - Gunakan komun
manajemen nyeri terapeutik agar klien d
mengekspresikan nyeri
- Tentukan dampak
ekspresi nyeri terh
kualitas hidup: pola t
nafsu makan, akti
kognisi, mood, relation
pekerjaan, tanggung ja
peran
- Berikan informasi ten
nyeri seperti: penye
berapa lama terjadi
tindakan pencegahan
- Kontrol faktor-f

26
lingkungan yang d
mempengaruhi respon
terhadap ketidaknyam
(misalnya: tempe
ruangan, penyinaran
lain-lain).
- Anjurkan klien istirahat
relaksasi
- Ajarkan penggunaan te
non farmakologi (misa
teknik relaksasi nafas da
massage)
- Evaluasi keefektifan
tindakan mengontrol nye
- Modifikasi tind
mengontrol
berdasarkan respon klien
- Monitor kenyamanan
terhadap manajemen nye
- Libatkan keluarga u
mengurangi nyeri
2. Risiko kurang volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Cairan
cairan berhubungan diharapkan volume cairan seimbang (Fluid Management) :
dengan penurunan (Fluid Balance) - Pertahankan intake
masukkan dan Dengan kriteria : output yang adekuat
kehilangan cairan - Tekanan darah, nadi suhu tubuh - Monitor status hi
secara aktif dalam batas normal. (kelembapan membran,
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, akurat dan tekanan darah
elastisitas turgo kulit baik, - Monitor tanda-tanda
membran mukosa lembab, tidak sesuai kebutuhab
ada rasa haus berlebihan - Monitor mas
makanan/cairan dan h
intake kalori harian
- Motivasi keluarga atau o

27
terdekat untuk memb
klien minum
- Kolaborasi dalam pemb
cairan dan makanan
Monitor Cairan
(Fluid Monitoring) :
- Monitor intake dan outpu
- Monitor tekanan d
denyut nadi dan s
respirasi
- Monitor membrane mu
dan turgo kulit
- Kelola cairan s
kebutuhan
- Pertahankan kecep
pemberian cairan intrave
KALA IV
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan diharapkan klien dapat : (pain Management) :
trauma jalan lahir 1. Mengontrol nyeri (pain control) - kaji secara kompreh
ditandai dengan wajah Dengan kriteria hasil : tentang nyeri, meli
klien meringis, a. Klien dapat mengetahui lokasi, karakteristik, o
frekuensi jantung penyebab nyeri, onset nyeri durasi, frekuensi, kua
meningkat, frekuensi b. Klien mampu menggunakan intensitas nyeri dan f
nafas meningkat teknik non farmakologi untuk presipitasi
mengontrol nyeri, dan tindakan - observasi isyarat-isyarat
pencegahan nyeri verbal
c. Klien mampu mengenal tanda- ketidaknyamanan, khusu
tanda pencetus nyeri untuk dalam ketidakmam
mencari pertolongan untuk komunikasi se
d. Klien melaporkan bahwa nyeri efektif.
berkurang dengan - Gunakan komun
menggunakan manajeman terapeutik agar klien d
nyeri mengekspresikan nyeri

28
2. Menunjukan tingkat nyeri (Pain
- Berikan informasi ten
Level) dengan kriteria :
nyeri, seperti : penye
a. Klien melaporkan adanya dan
berapa lama terjadi
penurunan nyeri dan
tindakan pencegahan.
pengaruhnya pada tubuh
- Kontrol faktor-f
b. Klien mampu mengenal skala,
lingkungan yang d
intensitas, frekuensi dan
mempengaruhi respon
lamanya episode nyeri
terhadap ketidaknyam
c. Klien mengatakan rasa
(misalnya: Tempe
nyaman setelah nyeri
ruangan, penyinaran
berkurang
lain-lain).
d. Tanda-tanda vital dalam batas
- Tingkatkan tidur/isti
normal
yang cukup
e. Ekspresi wajah tenang
- Ajarkan penggunaan te
nonfarmakologi (misa
relaksasi, terapi m
distraksi dan massage)
- Monitor ketidaknyam
klien terhadap manaje
nyeri
- Libatkan keluarga u
mengurangi nyeri
- Informasikan kepada
kesehatan lainnya/Ang
keluarga saar tind
nonfarmakologi dilaku
untuk pendekatan preven

Pemberian Analgetik (Anal


Adminnistration) :

- Tentukan lokasi n
Karakteristik, kualitas
keparahan seb

29
pengobatan
- Berikan obat dengan pr
5 benar
- Cek riwayat alergi obat
- Monitor vital sign seb
dan sesudah pemb
analgetik pertama kali
- Berikan analgetik yang
waktu terutama saat n
hebat
- Evaluasi efekti
analgetik, tanda dan g
(efek samping)
2. Kelelahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
dengan perubahan diharapkan klien dapat beradaptasi dengan (Energy Management)
status emosional dan kelelahan - Kaji frekuensi kelela
adanya rasa nyeri Dengan kriteria : aktivitas yang berhubu
- Klien dapat mempertahankan dengan pningk
nutrisi yang adekuat kelelahan dan w
- Klien dapat mempertahankan peningkatan tinggi
keseimbangan antara aktivitas dan - Pantau res
istirahat kardiorespirasi terh
- Klien dapat menggunakan teknik aktivitas (misa
penghematan energi Takikardia,dispnea,
- Klien melaporkan energi diaporesis, pucat
terpulihkan setelah istirahat frekuensi nafas)
- Anjurkan klien u
minum atau makan u
meningkatkan energi d
kontraksi uterus berkura
- Anjurkan klien istirahat
kontraksi uterus berkura
- Rencanakan pe

30
aktivitas saat klien mem
banyak tenaga
- Batasi stimulasi lingku
(misalnya: pencahayaan
kegaduhan)

31
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Letak sungsang adalah Presentasi Bokong ( sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu.kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah ( didaerah Pintu Atas Panggul / Symphisi ). ( Saifuddin. A. 2002 ).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavun uteri (Prawirohardjo, 2008).

Diagnosa keperawatan pada pasien persalinan pernaginaan dengan letak sungsang :


1. Kala I
1) Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada jaringan sekitar
vagina, ditandai dengan pasien mengerang kesakitan, wajah klien menangis, klien
keringat dingin, dilatasi pupil, terdapat kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat,
frekuensi nafas menigkat.
2) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses persalinan ditandai
pasien tampak gelisa dan takut .
3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan dan
peningkatan pengeluaran energi.

2. KALA II
1) Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi janin ditandai dengan klien mengerang
kesakitan, wajah klien menangis, klien keringat dingin, dilatasi pupil, terdapat
kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat, adanya tekanan pada perineal.
2) Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan dan
kehilangan cairan secara aktif
3) Kelelahan berhubungan dengan perubahan sttus emosional dan adanya rasa nyeri

3. Kala III
1) Nyeri persaliana berhubungan dengan ekspulsi janin di tandai dengan wajah klien
meringis, klien keringat dingin, terdapat kontraksi uterus, frekuensi jantung
meningkat, frekuensi nafas meningkat.
2) Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan kurang intek dan kehilangan cairan
secara aktif, laserasi jalan lahir.
32
4. Kala IV
1) Nyeri akan berhubungn dengan trauma jalan lahir di tandai dengan wajah klien
menangis, frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas meningkat.
2) Kelelahan berhubungan dengan perubahan status emosional dan adanya rasa nyeri.

33
LAMPIRAN

34
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reni Yuni. 2017. Buku ajar asuhan keperawatan maternitas Aplikasi
Nanda Nic dan Noc. Jakarta: Cv.trans info media.

Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas ll.Yogyakarta:Nuha medika.

35

Anda mungkin juga menyukai