Anda di halaman 1dari 1

Contoh Kasus

A(laki-laki) dengan B(perempuan) telah menikah selama lima tahun. Keduanya belum
memiliki anak, dan entah karena masalah keturunan ataupun yang lain. Dalam perjalanan
pernikahan keduanya, diduga si B selingkuh dengan C(laki-laki). Si A mengetahui
perselingkuhan tersebut. Dan ia merasa marah dan gusar, sehingga si A konsultasi dengn
pekerja sosial. Karena sengan membenci si C, A sempat berkata kepada pekerja sosial,
“apabila suatu saat saya bertemu dengan C, saya akan membunuh dia.” Dalam pekerjaan
sosial, mejaga kerahasiaan(confidentiality) dan menghargai keputusan klien(self
determination) adalah suatu prinsip etik yang harus ditegakkan. Oleh karenanya, menurut
etika deontologi pekerja sosial wajib menjaga rahasia keluarga tersebut dan memberika
keleluasaan kepada klien untuk berbuat sesuai keputusan klien sendiri(membunuh si C). Baik
buruk tindakan berdasarkan etika doentologi bukan didasarkan kepada akibat perbuatan
tersebut yang dapat membahayakan nyawa manusia lainnya. Tetapi perbuatan itu sendiri,
yakni pekerja sosial menerapkan prinsip kerahasiaan dan self determination.[6]

Dalam pekerjaan sosial, menjaga kerahasiaan dan menghargai keputusan klien adalah suatu
prinsip etik yang harus ditegakkan. Menurut etika deontologi pekerja sosial menjaga rahasia
keluarga tersebut dan memberikan keleluasaan kepada kilen untuk mengambil keputusannya
sendiri. Baik atau buruknya tindakan berdasarkan etika deontologi bukan didasarkan kepada
akibat dari perbuatan tersebut yang dapat menbahayakan nyawa orang lain. Tetapi perbuatan
itu sendiri, yakni pekerja sosial menerapkan prinsip kerahasiaan dan self
determination(mengharagai keputusan klien). Jadi, apabila seseorang melakukan kebaikan
tidak didasarkan kepada kewajiban, maka perbuatan tersebut tidak bisa dinilai baik.

Anda mungkin juga menyukai