Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS VERTIGO DI RUANG


MARWAH 4 RSUD HAJI SURABAYA

Dosen Pembimbing:
Asnani, S.Kep,Ns,M.Kes
NIP: 19711011 199403 1 003

Disusun Oleh:
Lingga Syahrifiani
NIM : P27820320029

TINGKAT III REGULAR A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SUTOPO


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TAHUN AJARAN 2022/2023


Laporan Pendahuluan
“ Vertigo “
A. Pengertian Vertigo
“Vertere” suatu istilah dalam Bahasa latin yang merupakan Bahasa lain dari vertigo,
yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus Bahasa diterjemahkan dengan pusing.
Devinisi vertigo adalaah Gerakan (sirkuler atau linier), atau Gerakan sebenarnya dari tubuh
atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ yang berada
dibawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus).

Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi diruang. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh
integrase berbagai system diantaranya system vestibular, system visual dan system somato
sensorik (propioseptik).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah- olah
benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual-mual
dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika
berbaring diam, tetapi vertigo bis aterus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali. Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak
yang serius,misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor.

B. Klasifikasi Vertigo

Berdasarkan anatomi penyebab vertigo dapat dibedakan atas 2 bentuk vertigo.

1. Vertigo non sitematis


yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan
sistem vestibular perifer.Kelaian ini dapat terletak di :
1. Mata :
a. Paresis otot mata
b. Kelainan refraksi
c. Glaukoma
2. Proprioseptik :
a. Anemia pernisiosa
b. Alkoholisme
c. Tabes dorsalis
3. Sistem saraf pusat :
a. Hipoksia serebri :
- Hipertensi kronis
- Arteriosklerosis
- Anemia
- Hipertensi kardiovaskuler
- Fibrilasi atrium paroksismal
- Stenosis aorta & insufisiensi
- Sindrom sinus karotis
- Sinkope
- Hipotensi ortostatik
- Blok jantung
b. Infeksi :

- Meningitis
- Ensefalitis
- Abses
- lues
c. Trauma

d. Tumor

e. Migren

f. Epilepsi

g. Kelainan endokrin :
- Hipotiroidi
- Hipoglikemi
- Hipoparatiroidi
- Tumor medula adrenalis
- Keadaan menstruasi, hamil, menopause
h. Kelainan psikoneurosis
2. Vertigo yang sistematis
yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem vestibular(yaitu laibirin, nervus
VIII atau inti vestibularis)
1. Telinga :
a. Bagian luar :
- Serumen
- Benda asing
b. Bagian tengah :
- Retraksi membran timpani
- Otitis media purulenta akuta
- Otitis media dengan efusi
- Labirinitis
- Kolesteatoma
c. Bagian dalam :
- Labirinitis akuta toksika
- Trauma
- Serangan vaskular
- Alergi
- Morbus Meniere
- Mabuk gerakan
- Vertigo postural
2. Nervus VIII :
a. Infeksi :
- Meningitis akuta
- Meningitis TB
b. Trauma
c. Tumor
3. Inti vestibulum (batang otak)
a. Infeksi :
- Meningitis
- Ensefalitis
- Abses otak
b. Trauma
c. Perdarahan
d. Trombosis arteria serebeli postero
– inferior
e.Tumor
f. Sklerosis multipleks

C. Etiologi

Etiologi vertigo adalah abnormalitas dari organ-organ vestibuler, visual


ataupun sistem propioseptif. Labirin (organ untuk ekuilibrium) terdiri atas 3 kanalis
semisirkularis yang berhubungan dengan rangsangan akselerasi angular, serta
utrikulus dan sakulus, yang mengakibatkan dengan rangsangan gravitasi dan
akselerasi vertikal. Rangsangan yang mengakibatkan vertigo berjalan melalui
nervus vestibularis menuju nucleus vestibularis di batang otak lalu menuju
fasikulus medialis, pada bagian kranial muskulus okulomotorius kemudian
meninggalkan traktus vestibulospinalis yaitu rangasangan eksitasi terhadap otot
ekstensor kepala, ekstremitas, dan punggung untuk mempertahankan posisi tegak
tubuh. Pada serebelum menerima impuls aferen dan berfungsi sebagai pusat untuk
integrasi diantara respons okulovestibuler. (Panowo et al., 2018)

Menurut salah satu teori terjadinya vertigo akibat adanya ketidaksesuaian


informasi yang dihantarkan oleh susunan saraf aferen ke pusat kesadaran. Jaringan
saraf yang terlibat dalam proses timbulnya vertigo adalah :

1. Respirator alat keseimbangan tubuh. Yang berfungsi dalam mengubah


rangsangan menjadi impuls bioelektrokimia, seperti reseptor mekanis di
vestibulum, reseptor cahaya di retina dan reseptor mekanis atau propioseptik
di kulit, otot, dan sendi

2. Saraf eferen berperan dalam proses transmisi impuls dari reseptor ke


pusat keseimbangan, yang terdiri dari saraf vestibularis, saraf optikus, dan
saraf spino vestibule serebelaris
3. Pusat keseimbangan yang berperan dalam modulasi, komparasi, dan
persepsi terletak di nucleus vestibularis, nucleus okulomotorius, formation
retikularis, hypothalamus, serebelum dan korteks serebri. (Sudira, 2015)

Penyebab terjadinya vertigo terbanyak adalah benign paroxysmal positional


vertigo (BPPV), neuritis vestibularis akut, labirintis, Meniere’s disease, migraine
serta reaksi ansietas. Sifat vertigo ini hamper mirip satu sama lain sehingga
memperlukan pengamatan yang teliti dan anamnesis yang lengkap agar diagnosis
dapat ditegakkan dan terapi dapat dipilih secara tepat. Diagnosa umum untuk
vertigo tidaklah sulit, tetapi akan sulit mendiagnosa lokasi lesi dan sangat sulit
mendiagnosa etiologinya (Sutarni, Mauleka, & Gofir, 2018).

D. Patofisiologi

Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak
normal atau adanya gerakan yang aneh atau berlebihan, maka tidak terjadi proses
pengelolahan input yang wajar dan munculah vertigo. Selain itu, terjadi pula
respons penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, seingga muncul gerakan
abnormal mata ( nistagmus), unsteadiness atau ataksia sewaktu berdiri atau
berjalan dan gejala lainnya. Sebab pasti mengapa terjadi gejala tersebut belum
diketahui. (PERDOSSI,2000).
E. Pathway

F. Manifestasi Klinis
Menurut Dewanto, (2015).Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo
yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan
weak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan tunm, lelah,
lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri
kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung,
gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
Menurut Dewanto (2015) Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala
berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa
sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi
lainnya, baaglcit dari teæpat üdur di pagi kari, mencapai sesuai yang tinggi atau
jika kepala digeiakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10
detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa
cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berasaha
izienghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dąpat menimbulkan
vertigo. Vertigo ädak akan teijadi jika kepala tegak lurtıs atau berputar secara
aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang
dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan,
tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.

Menurut Dewanto (2015) Pada ananinesis, pasien mengeluhkan kepala


terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu.
Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang
serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan
THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada
paresis kanal.

Menurut Dewanto (2015) Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo,


yang paling baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk
tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kcpala dijatubkan
mendadak sainbil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus
posisi dengan gejala Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti
berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan, Merasakan mual yang luar biasa,
Sering muntah behagar akibat dari rasa mual, Gerakan mata yang abnonnal, Tiba
- tiba muncul keringat dingin, Telinga sering terasa berdenging, Mengalami
kesulitan bicara, Mengalami kesulitan berja1an karena merasakan sensasi
gerakan berputar, Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami
gangguan penglihatan.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik :
- pemeriksaan mata
- pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- pemeriksaan neurologi
- pemeriksaan otologic
Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus :
- ANG (elektronistagmografi)

- Audimetri dan BAEP

- Psikiatrik
3. Pemeriksaan Tambahan :
- Laboraturium
- Radiologik dan Imaging
- EEG, EMG, dan EKG

H. Komplikasi

Komplikasi vertigo adalah masalah vertigo pada seseorang yang terjadi akibat
dari masalah lain. Sehingga vertigo adalah bukan penyakit utama namun hanya
berupa gejala yang terasa pada kepala seseorang seperti berputar dan mual yang
mana sebenarnya vertigo itu terjadi bila ada penyebabnya. Berdasarkan scenario
komplikasi yang dapat dialami pasien adalah :

a. mual
b. muntah
c. pusing
d. lemas
e. pandangan berputar
f. tidak napsu makan
g. kurang bertenaga

I. Penatalaksanaan
Terapi terdiri dari :
- Terapi kausal
- Terapi simtomatik
- Terapi rehabilitasi
Konsep Teori Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu


proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi status kesehatan klien.

a. Identitas pasien
Nama, tempat, tangga lahir, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin, agama, suku,
sumber biaya, tanggal masuk RS dan diagnose medis.
b. Riwayat Kesehatan
Dilakukan untuk menggali masaah keperawatan lainnya sesuai keluhan utama
pasien.
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri dibagian kepala, nyeri yang dirasakan seperti berputar-
putar, nyeri yang dirasakan apabila klien duduk atau berdiri. Rasa nyeri
berkurang apabila klien berbaring. Nyeri dirasaan hilang timbul skala nyeri 7
(0-10).
3) Riwayat Kesehatn Dahulu
Pengkajian masa lalu digunakan untuk menggali berbagai kondisi yang
memberikan dampak terhadap kondisi saat ini. Perawat menanyakan riwayat
masuk rumah sakit dan penyakit yang pernah diderita, penggunaan obat-obatan,
dan adanya alergi. Riwayat nutrisi dan riwayat pola hidup juga penting dikji
detail pada pasien.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
seperti klien dan tidak ada penyakit keturunan seperti jantung, diabetes militus
dan asma.
a. Aktivitas / istirahat ; dengan gejala kelemahan, kelelahan.
b. System pernafasan : frekwensi nafas normal 20x/menit. Pergerakan dada
kanan dan kiri simetrs dan tidak ada sianosis.
c. System persyarafan : bicara normal, orientasi waktu menjawab dengan
baik, pupil mengecil saat diberi reflek cahaya, klien tidak dapat
menggerakkan bola mata keatas dan kebawah.
d. System cardiovascular : konjungtiva anemis, tidak terdapat odema pelpebra,
tidak ada pembesaran vena juguralis, CRT <3 detik, bentuk thorax sistemis,
tekanan darah normal 120/90 mmHg, nadi 80x/menit
e. System pencernaan : mukosa bibir tidak kering, tidak ada pembekakan
tonsil, mult bersih, bising usu 10x/menit, reflek menelaan baik, pada saat
dipalpasi tidak ada nyeri tekan tugor kulit baik, dan tidak terjadi distensi
abdomen.
f. System perkemihan : volume urine 1000 cc/hari, warna kuning jernih, tida
terpasang kateter, saat dipalpasi tidak ada pembesaran kandung kemih, pada
saat dipalpasi tidak ada nyeri pada ginjal
g. Sistem integument : kulit berwarna sawo matang, kulit teraba hangat, warna
rambut hitam, terdapat uban, tidak ada adannya kemerahan dan hematum.
h. System pendengaran : klien mengatakan sulit mendengar, distorsi sensori,
konsentrasi buruk.
i. Eliminasi : gejala riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena
perdarahan, gastrointestinal, atau masalah yan berhubungan dengan
gastrointestinal.
j. Makan/cairan : gejala anoreksia, mual, muantah, tidakada masalah menelan,
tidak adanya nyeri uluh hati, tidak terjadi penurunan berat badan, penurunan
nafsu makan.
k. Neurologi : gejala rasa denyutan, pusing/sakit kepala, kelemahan.
l. Nyeri/ kenyamanan : gejala nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal,
tertusuk-tusuk.
m. Pola tidur : klien mengatakan tidurnya tidak puas, terdapat kantung mata,
klien mengatakan tidak bisa tidur, klien mengatakan pola tidur berubah.
n. Pengetahuan : klien selalu menanyakan tentang penyakitnya.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis tentang mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatn bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (SDKI,2016).
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut asmada, doni,2018 adalah :
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d klien mengatakan nyeri pada bagian
kepala, nyeri seperti tertusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri saat beraktivitas, klien
tampak meringis, tampak gelisah dan nafsu makan berubah.
b. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d klien mengatakan sangat lemas,
sulit tidur, klien mengatakan tidak puas tidur, klien mengatakan istirahat tidak
cukup, klien tampak kelelahan dan terdapat kantung mata didaerah mata klien.

3. Rencana Keperawatan (intervensi)


Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (dermawan,2012). Perencanaan
keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan
masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan
dan kemaujan pasien secara spesifik (manurung , 2011).

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang mengambarkan kriteria hasil yang diharapkan (sunarni
dan apriyani,2017).

5. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang lebih ditetapkan, dilakukan , berkesinambungan
dengan melibatkan klien da tenanga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
meruakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan (Suarni dan Apriyani,2017).
Daftar Pustaka
Indonesia, P.P.N (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Indonesia, P.P.N (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Indonesia, P.P.N (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Setiono, wiwing. 2014. Laporan Pendahuluan Vertigo. Avaible on :
(http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluan-
vertigo#VmlqZujy_4). Diakses pada tanggal 19 september 2022.

Anda mungkin juga menyukai