Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PENYAKIT STROKE ISKEMIK

Di susun oleh :

Kelompok I

1. Ambar Prasetyo
2. Dean Febriawan
3. Dea Musyarofah
4. Lenrima Hippal Manullang
5. Lu’lu Lailatifa
6. Milahudin
7. Marisah Nurlaela
8. Rasi
9. Yossi Maelani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022 – 2023
1. Konsep Medis Penyakit Stroke Iskemik
a. Pengertian Penyakit Stroke Iskemik
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti
(Nurarif & Kusuma, 2016).

Stroke iskemik merupakan gangguan pada fungsi otak yang terjadi secara
tiba-tiba, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran ataupun
penurunan fungsi neurologi lainnya, yang terjadi lebih dari 24 jam dimana
penyebabnya adalah gangguan sirkulasi aliran darah ke otak (Anurogo,
2014)

Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh karena adanya oklusi
yang terjadi akibat pembentukan trombus. Resiko diatas 55 tahun Wanita
lebih tinggi dibanding laki-laki (Munir, 2015).

b. Etiologi Penyakit Stroke Iskemik


Pada level makroskopik, stroke iskemik paling sering disebabkan
oleh emboli dari ekstrakranial atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat
juga disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler,
setiap proses yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan
suatu kaskade iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel
otak dan infark otak (Rahmawati, 2009).
1) Emboli; Sumber emboli dapat terletak di arteri karotis maupun
vertebralis akan tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskular
sistemik (Mardjono, 1988).
2) Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis, dapat
berasal dari “plaque atherosclerotique” yang berulserasi atau
thrombus yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada
daerah leher.
3) Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada: Penyakit jantung dengan
“shunt” yang menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium
atau ventrikel.
4) Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai emboli
septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis, dapat juga akibat
metaplasia neoplasma yang sudah ada di paru.
5) Trombosis; Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada
pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis dan
percabanganya) dan pembuluh darah kecil. Tempat terjadinya
trombosis yang paling sering adalah titik percabangan arteri serebral
utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna.
Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran
darah. Energi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
neuronal berasal dari metabolisme glukosa. Bila tidak ada aliran
darah lebih dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar, bila
lebih dari 2 menit aktifitas jaringan otak berhenti, bila lebih dari 5
menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan bila lebih dari 9
menit manusia dapat meninggal (Wijaya, 2013).

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:


1) Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti
koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007).
Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh
darah.Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut:
a) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya
aliran darah
b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
c) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian
melepaskan kepingan thrombus (embolus).
d) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian
robek dan terjadi perdarahan.
2) Terkoagulasi pada polysitemia; Darah bertambah kental, peningkatan
viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah
serebral.
3) Arteritis( radang pada arteri)

Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi


klinik dan proses patologik (kausal):
Berdasarkan manifestasi klinik:
1) Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di
otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2) Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic
Neurological Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih
lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
3) Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation) Gejala
neurologik makin lama makin berat.
4) Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke) Kelainan
neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi (Goetz,
2007).
Berdasarkan Kausal:
1) Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh
darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh
darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti
oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu,
trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat
atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan pada pembuluh
darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah
arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan
indikator penyakit aterosklerosis. Masih bersifat reversibel dan dapat
membaik bila tekanan darah cepat naik kembali/membaik (fase
penumbra).
2) Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau
lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh
darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan
nutrisi ke otak (Goetz, 2007).

c. Manifestasi Klinis Penyakit Stroke Iskemik


Menurut Smeltzer (2001) dalam Ariani (2012) manifestasi klinis
stroke adalah sebagai berikut:
1) Defisit lapang penglihatan
a) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang
penglihatan); Tidak menyadari orang atau objek di tempat
kehilangan, penglihatan mengabaikan salah satu sisi tubuh,
kesulitan menilai jarak.
b) Kehilangan penglihatan perifer; Kesulitan melihat pada malam
hari, tidak menyadari objek atau batas objek
c) Diplopia; Penglihatan ganda.
2) Defisit motorik
a) Hemiparesis; Kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang
sama. Paralis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
b) Ataksia; Berjalan tidak mantap, tegak. Tidak mampu
menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas.
a) Disartria; Kesulitan dalam membentuk kata
b) Disfagia; Kesulitan dalam menelan
3) Defisit verbal
a) Afasia ekspresif; Tidak mampu membentuk kata yang dapat
dipahami, mungkin mampu bicara dalam respons kata tunggal.
b) Afasia reseptif; Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan,
mampu berbicara tetapi tidak masuk akal.
c) Alasia global; Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.
4) Defisit kognitif; Penderita stroke akan kehilangan memori jangka
pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, kerusakan
kemampuan untuk berkonsentrasi, alasan abstrak buruk, dan
perubahan penilaian.
5) Defisit emosional; Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri,
labilitas emosiona, penurunan toleransi pada situasi yang
menimbulkan stres, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan
marah, serta perasaan isolasi.

d. Klasifikasi Penyakit Stroke Iskemik


Klasifikasi stroke menurut Batticaca (2012) yaitu:
1) Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan). Serangan sering
terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan terjadi pada malam hingga
pagi hari.
a) Trombosis pada pembuluh darah otak (trombosis of cerebral
vessels).
b) Emboli pada pembuluh darah otak (embolime of cerebral vessels).
2) Stroke hemoragik (perdarahan).serangan sering terjadi pada usia 20-
60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau psikologis
(mental).
a) Perdarahan intraserebral (parenchymatous hemorrhage)
Gejalanya:
1) Tidak jelas, kecuali nyeri kepala hebat karena hipertensi.
2) Serangan terjadi pada siang hari, saat beraktivitas, dan emosi
atau marah
3) Mual muntah pada permulaan serangan.
4) Hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan.
5) Kesadaran menurun dengan cepat dan menjadi koma (65%
terjadi kurang dari ½ jam – 2 jam; >2% terjadi setelah 2 jam –
19 hari).
b) Pendarahan Subarakhnoid (subarachnoid hemorrhage) Gejalanya:
1) Nyeri kepala hebat dan mendadak
2) Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi
3) Ada gejala atau tanda meningeal
4) Papiledema terjadi bila ada perdarahan subarakhnoid
karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior
atau arteri karotis interna.

e. Patofisiologi Penyakit Stroke Iskemik


Menurut Huda (2016), dalam bukunya menjelaskan patofisiologi stroke
yaitu:
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi karena penyumbatan
disebabkan oleh tertutupnya pembuuh darah oleh sumbatan secara cepat
dan mendadak pada pembuluh darah otak sehingga aliran darah terganggu.
Jaringan otak yang kekurangan oksigen akan menurun fungsinya.
Trombus (penyumbatan) seperti aterosklerosis menyebabkan iskemia pada
jaringan di otak dan dapat membuat kerusakan jaringan neuron
disekitarnya akibat proses hipoksia dan anoksia. Sumbatan emboli yang
terbentuk di daerah sirkulasi lain dalam sistem peredaran darah, biasanya
di dalam jantung atau sebagai komplikasi dari fibrilasi atrium yang
terlepas dan masuk ke sirkulasi darah otak, dapat pula mengganggu
sistem sirkulasi otak, yang dapat menyebabkan deficit neurologis.
Defisit neurologis dari stroke iskemik tidak hanya bergantung pada luas
daerah inti dan penumbra saja tetapi juga pada kemampuan sumbatan
menyebabkan kekakuan pembuluh darah atau vasospasme.

f. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik


Menurut Amin dan Huda (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan agar dapat menegakkan diagnosa stroke adalah :
1) Angiografi Serebri untuk membantu menentukan penyebab dari stroke
secara spesifik seperti pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan
untuk mencari perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler
2) Lumbal Pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
3) USG Doppler untuk mengidentifikasi adanya penyakit
arteriovena (masalah sistem karotis)

g. Penatalaksanaan Medis Penyakit Stroke Iskemik


Penatalaksanaan terapi pada pasien strokie iskemik terdapat terapi non
farmakologi dan farmakologi.
1) Terapi Non Farmakologi.
a) Terapi relaksasi (Terapi Musik Alfa)
b) Posisikan semi fowler
c) Cek jalan napas jika ada sumbatan bebaskan terlebih dahulu.
Apabila jalan napas belum adekuat pasang selang oksigen dan
berikan oksigen 1-2 liter/menit.
d) Kosongkan kandung kemih dengan kateter jika perlu
e) Jika pasien tidak mengalami gangguan menelan pasien bisa
diberikan nutrisi peroral, tetapi jika terdapat gangguan
menalan atau pasien yang kesadaran sebaiknya memasang NGT
mobilisasi dan rehabilitasi dini jika terdapat kontra indikasi.

2) Terapi Farmakologi
a) Trombolitik (Treptokinase); Obat untuk melarutkan gumpalan
darah. Diberikan 3 jam sejak gejala stroke ada.
b) Obat anti hipertensi; Pada penderita stroke biasanya tekanan darah
tidak diturunkan terlalu rendah agar terjaga suplai darah ke dalam
otak.
c) Antiplatelet atau antititrombolitik (Acetosal dan
Ticlopidin); Obat ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah.
d) Antikoagulan (Heparin); Anti koagulen berfungsi untuk mencegah
pembekuan darah. Heparin berfungsi mengubah komposisi faktor
pembekuan darah. Obat ini biasanya untuk pasien yang menderita
stroke dengan gangguan irama jantung.
e) Antagonis serotonin (Naftidrofuryl); Untuk meningkatkan
kapasitas oksidatif seluler.
f) Hemaohagea (Pentoxifylin); Obat yang digunakan untuk
meringankan gejala masalah aliran darah tertentu sepert dikaki
dan tangan.
g) Antagonis calcium (Nifedipine dan Piracetam) Piracetam adalah
obat untuk mengatasi penurunan fungsi kognitif. Nifedipine
adalah obat yang digunakan/ mengobati hipertensi dan angina.
2. Identifikasi Bahasa Asing
a. Aterosklerosis : adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
b. Transient Ischemic Attack : Serangan Iskemik Sepintas
c. Reversible Ischemic Neurological Deficit : Defisit Neurologik Iskemik
Sepintas
d. Amaurosis fugaks : buta mendadak
e. Hemiparesis kontralateral : Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan
f. Aphasia : Hilangnya kemampuan dalam berbahasa
g. Disatria : Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara
sehinggapasien sulit bicara
h. Strupor : penurunan kesadaran secara lengkap
i. Hemianopia homonim : kurangnya daya gerak mata, kebutaan setengah
lapang pandang pada belahan kanan atau kiri kedua mata
j. Agraphia : adalah hilangnya kemampuan menulis akibat adanya kerusakan
otak.

3. Faktor-faktor Penyebab Penyakit Stroke Iskemik


a. Faktor Presdiposisi (pendukung)
Merupakan  faktor yang mempermudah atau mendukung perilaku
seseorang memiliki penyakit Stroke Iskemik yang meliputi :
1) Usia
2) Pola makan
3) Merokok
4) Alkohol
5) Gaya hidup
6) Kurang berolahraga
7) Stres
b. Faktor Presipitasi (pencetus)
Merupakan faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang memiliki
penyakit Stroke Iskemik meliputi :
1) Kadar gula darah berlebih
2) Tekanan darah tinggi
3) serangan jantung
4) Kadar kolesterol berlebih
5) Riwayat keluarga
4. Identifikasi Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. M
Usia : 59 th
Jenis kelamin : laki-laki
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat :-
No rm : 2251
Tanggal masuk rs :-
Diagnosa medis : Stroke Iskemik Akut Sekunder dengan Oklusi

b. Identitas Penanggung Jawab

c. Anamnesa
1) Keluhan Utama; Perubahan dalam pengucapan, wajah di sisi kiri
berubah, kelemahan di tubuh di sisi bagaian atas dan bawah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang : pasien tiba-tiba mengalami perubahan
dalam pengucapan,wajah di sisi kiri berubah,di sertai kelemahan tubuh
di sisi kiri atas dan bawah istri pasien yang melihat timbulnya gejala
yang tiba-tiba ini dan segera memanggil ambulan.
3) Riwayat Penyakit Dahulu;
a. Asma sejak berusia 8 tahun
b. Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
c. Pradiabetes sejak 3 tahun yang lalu
d. Riwayat pengobatan : Seretide accuhaler, Ventolin ( jika
diperlukan dan sudah tidak digunakan selama lebih dari 1
tahun), Thiazide
4) Riwayat Penyakit Keluarga; tidak disebutkan

d. Pemeriksaan Fisik B6
1) B1 (Breathing)
 Frekuensi nafas 20x/m
2) B2 (Blood)
 Tekanan darah : 145/90 mmHg
 Nadi : 82x/m
3) B3 (Brain)
 Pasien terlihat kebingungan
 Wajah kiri terkulai
 Bicara tidak jelas
 Kekuatan suara menurun
 Penurunan sensasi
4) B4 (Bladder)

Warna urine kunging, Bau : Biasa

5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
 Kelemahan motorik kiri dengan kekuatan otot ekstermitas atas
2/5, ekstremitas bawah 3/5
e. Pemeriksaan Psikososial
Tidak di sebutkan
f. Aktivitas Fisik

Pola kesehatan Pasien Tn. A


Pola makan dan minum -Makan :
Sebelum sakit 3xsehari, nafsu makan baik, jenis
makanan yang dimakan nasi, lauk,
sayur, buah, gorengan.
- Minum :
2botol ukuran 600ml =1200ml
Saat sakit
-Makan
3xsehari dengan porsi yang disediakan
rumah sakit
- Minum
2botol ukuran 600ml =1200ml
Pola istirahat dan tidur Pasien tidur 7-8 jam/hari dan cemas
Sebelum sakit terhadap penyakitnya.

Pasien tidur sekitar 6-8 jam/hari


Saat sakit dengan penerangan yang cukup.
Personal hygiene -Mandi
Sebelum sakit Mandi 2x1sehari
- Sikat Gigi
2x1sehari
- Keramas
Setiap hari
Saat sakit
- Mandi
1xsehari dibantu keluarga
- Sikat Gigi
Tidak Sikat Gigi
- Keramas
Hanya membasahi rambut
Eliminasi BAK dan BAB -BAK
Sebelum sakit 6-8x/hari Tidak ada gangguan
-BAB
1-2x/hari
- BAK
Saat sakit 5-6x/hari menggunakan pampers
- BAB
1x/hari kadang tidak bab
Pola aktifitas Pasien beraktivitas sehari-hari mandiri
Sebelum sakit
Aktivitas pasien hanya ditempat tidur
Saat sakit dan segala kebutuhan Tn. A dibantu
oleh keluarga

g. Data Penunjang
1) Labolatorium; INR 1,2 (INR normal <1,10)
2) CT-Scan : Hiperdensitas di segmen M1 arteri serebral tengah kanan.
3) terapi Obat : Aktivator plasminogen jaringan intravena (R-TPA)
4) Skor NIH : 19 saat masuk, 9 setelah 24 jam perawatan
h. Analisa Data

No Data senjang Etiologi Masalah


1. Ds : Gangguan mobilitas
Fragmen/ Arterio sklerosis Plak
 Keluarga mengatakan pasien tiba- fisik b.d penurunan
debris
tiba wajah di sisi kiri berubah di kekuatan otot,
setai kelemahan anggota gerak Trombus gangguan
sebelah kiri neuromuscular
Do :
Emboli
 Pasien tampak terlihat lemas,
kebingungan, kekuatan otot :
Oklusi pembuluh darah otak
Ta ki 2 Ta ka 5

Ka ki 3 Ka ka 5 Iskemik dan infark pada otak bagian kanan

 CT-Scan : Hiperdensitas di
Gangguan neuromuscular
segmen M1 arteri serebral tengah
kanan.
Kelemahan pada tangan kiri dan kaki kiri
 Skor NIH : 19 saat masuk, 9
setelah 24 jam perawatan
2. Ds : Gangguan komunikasi
Iskemik dan infark pada otak bagian kanan (CT
 Keluarga mengatakan pasien verbal b.d gangguan
scan)
mengalami perubahan dalam neuromuscular
pengucapan
Do :
Kerusakan neurocerebros
 Pasien tampak sulit untuk
bicara,bicara tidak jelas
 wajah kiri terkulai Kontrol otot facial/oral lemah

 CT-Scan : Hiperdensitas di
segmen M1 arteri serebral tengah Ketidak mampuan bicara
kanan.

Gangguan komunikasi verbal


i. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik b.d hemiparese penurunan kekuatan otot,
gangguan neuromuscular ditandai dengan
Ds :
 Keluarga mengatakan pasien tiba-tiba wajah di sisi kiri berubah di
setai kelemahan anggota gerak sebelah kiri
Do :
 Pasien tampak terlihat lemas, kebingungan, kekuatan otot :

Ta ki 2 Ta ka 5

Ka ki 3 Ka ka 5

 CT-Scan : Hiperdensitas di segmen M1 arteri serebral tengah kanan.


 Skor NIH : 19 saat masuk, 9 setelah 24 jam perawatan

2) Gangguan konikasi verbal b.d gangguan neuromuscular ditandai dengan


Ds :
 Keluarga mengatakan pasien mengalami perubahan dalam
pengucapan
Do :
 Pasien tampak sulit untuk bicara,bicara tidak jelas
 wajah kiri terkulai
 CT-Scan : Hiperdensitas di segmen M1 arteri serebral tengah
kanan.
j. Intervensi Keperawatan

No diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan
1. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
fisik b.d hemiparese keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi toleransi fisik

penurunan kekuatan mobilitas fisik meningkat dengan 2. Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
otot, gangguan kriteria hasil :
Terapeutik :
neuromuscular 1. Pergerakan ekstremitas
1. Latih pasien teknik nonfarmakologis (mis ROM
meningkat
aktif & pasif )
2. Kekuatan otot meningkat
2. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL
3. Rentang gerak (ROM) 3. Libatkan keluarga dalam meningkatkan pergerakan
meningkat Edukasi :
4. Mampu melakukan 1. anjurkan untuk melakukan mobilisasi sederhana
aktivitas sehari-hari
(ADL) secara mandiri
2. Gangguan konikasi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
verbal b.d gangguan keperawatan selama 3x24 1. Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis

neuromuscular komunikasi verbal meningkat yang berkaitan dengan bicara (mis. Memori, pendengaran,
dengan kriteria hasil : bahasa)
1. Kemampuan berbicara 2. Dengarkan dengan tekun jika pasien mulai bicara
meningkat Terapeutik :
2. Kesesuaian ekspresi wajah 1. Berdiri di lapang pasien pada saat berbicara
/tubuh meningkat 2. Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas,
sederhana dan bila perlu diulang
Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluraga dalam melatih komunikasi
verbal pada pasien
2. Latih otot bicara secara optimal
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli terapi wicara
DAFTAR PUSTAKA

Aliah, A; Limoa, R.A; Wuysang, G. (2000). Gambaran Umum Tentang GPDO dalam Harsono:Kapita Selekta Neurologi.
UGM Press, Yogyakarta.
Baehr M, Frotscher M. Duus’ : Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised edition. New York : Thieme. 2005.
Batticaca, Framsisca B. 2008. Asuhan keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : salemba medika
Brunner, I ; Suddarth, Drs. (2002) Buku Ajaran Keperawatan Medical Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.
Corwin, J, E. (2001.) Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC
Dochtermann, J. M. C dkk. (2008). Nursing Interventions Classification (NIC). United States of America: Mosby Elsevier.
Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical Neurology,3rd ed. Philadelphia : Saunders.
2007.
Herdman, Heather T.2009. diagnose Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius Moorhead, Sue dkk.2008.NOC.Edisi 4.USA : Mosby
Muttaqin, Arif.2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan/ Jakarta: Salemba
Price,Sylvia dkk.2007. patofisiologi “Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Volume 2.Edisi 6.Jakarta :EGC
Redaksi AgroMedia. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and Victor’s Priciples of Neurology. Eight edition. New
York : Mc Graw-Hill. 2005.

Anda mungkin juga menyukai