Keperawatan Jiwa
Penyusun:
Kellyana Irawati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Shanti Wardaningsih.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa.,PhD
Laili Nur Hidayati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Romdzati, S.Kep., Ns., MNS
Editor :
PJ Blok:
Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Co-PJ Blok:
Laili Nur Hidayati.,Ns.M.Kep.,Sp.kep.Jiwa
Menyetujui Mengetahui
Ka Prodi , PJ Blok,
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY iii
PENDAHULUAN
A. Visi, Misi Dan Tujuan Pendidikan Prodi
dan Islami.
b. Mengembangkan penelitian yang dapat
kemaslahatan umat.
Dari hasil Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) profil di atas maka dapat di
susun Learning Outcome program studi secara keseluruhan berdasarkan pada
NO UNSUR SN
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
PT & KKNI
4 Keterampilan KK1 Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap
khusus dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan
klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan
dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah
atau belum tersedia;
KK2 Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area
spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan
anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau
keperawatan komunitas) sesuai dengan delegasi dari
ners spesialis;
KK3 Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien
dan memberikan informasi yang akurat kepada klien
dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk
mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya;
KK4 Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 13
KK5 Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan
pemeriksaan penunjang
KK6 Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan
kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis
data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber
untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
KK7 Mampu menyusun dan mengimplementasikan
perencanaan asuhan keperawatansesuai standar asuhan
keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya,
menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain
dari klien individu, keluarga dan masyarakat;
KK8 Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas
perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara
cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan
asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
KK9 Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma
dasar dan jantung (basic trauma and cardiac life
support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana
sesuai standar dan kewenangannya;
KK10 Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai
SOP;
KK11 Mampu memberikan (administering) obat oral, topical,
nasal, parenteral, dan supositoria sesuai standar
pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;
KK12 Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan
keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim
kesehatan lain;
KK13 Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan
cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review
tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya;
KK14 Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya
pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan;
KK15 Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan
dalam satu unit ruang rawatdalam lingkup
tanggungjawabnya;
KK16 Mampu melakukan penelitian dalam bidang
keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah
pengembangan strategis organisasi;
B. Deskripsi Blok
Blok Keperawatan Jiwa merupakan blok ketiga di semester keempat pada tahun
kedua dari kurikulum blok PBL Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. Blok ini membahas tentang konsep dasar
atau small group discussion, field site study, penugasan, belajar mandiri, dan
praktikum skills (di mini hospital) yang telah menggunakan pendekatan student
Capaian Pembelajaran yang dimiliki oleh Mahasiswa setelah mengikuti Blok 14 adalah:
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan membangun
hubungan intra,
interpersonal
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Tinjauan Kesehatan 1. Model 1. Self directed 2x50
3
10. Mahasiswa mampu Jiwa dari berbagai Psikososial learning menit
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Prinsip dasar upaya 1. prinsip dasar 1. self directed 2x50
13. Mahasiswa mampu pencegahan dalam upaya learning menit
4 membangun keperawatan jiwa dan pencegahan 2. ceramah via
hubungan baik perawatan yang dalam youtube Yanuar
dengan dosen dan berkelanjutan keperawatan jiwa 3. diskusi els Fahrizal
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Peran dan fungsi 1. Peran dan fungsi 1. Self directed 2x50
16. Mahasiswa mampu perawat dalam perawat dalam learning menit
membangun kesehatan jiwa kesehatan jiwa 2. Ceramah via
hubungan baik 2. Kolaborasi youtube Shanti
5
dengan dosen dan dengan disiplin 3. Diskusi els Wardan
antar sesama ilmu lain ingsih
mahasiswa 3. Pendekatan
17. Mahasiswa Budaya dalam
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Legal etik 1. Aspek legal 1. Ceramah dan 2x50
19. Mahasiswa mampu keperawatan jiwa praktik Diskusi via zoom menit
membangun keperawatan Jiwa
hubungan baik 2. Dilema etik Shanti
dengan dosen dan dalam Wardan
6 antar sesama keperawatan jiwa ingsih
mahasiswa Contoh
20. Mahasiswa pelanggaran etik
mengetahui bahan, dalam praktik
materi, dan skedul keperawatan jiwa
perkuliahan. (misal ECT,
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Penggolongan 1. Penggolongan 1. Ceramah 2x50
25. Mahasiswa mampu gangguan jiwa gangguan jiwa 2. diskusi menit
membangun berdasarkan DSM IV berdasarkan
hubungan baik dan PPGDJ III DSM IV dr.
dengan dosen dan 2. Penggolongan Tessa.,
antar sesama gangguan jiwa Sp.KJ
mahasiswa berdasarkan
26. Mahasiswa PPDGJ III
mengetahui bahan, 3. Perbedaan antara
materi, dan skedul DSM IV dan
perkuliahan. PPDGJ III
27. Mahasiswa
mengetahui dan
memahami
kompetensi yang
akan dicapai pada
mata kuliah
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Penatalaksanaan 1. Prinsip-prinsip 1. Diskusi 2x50
28. Mahasiswa mampu psikofarmakologi psikofarmakologi 2. ceramah menit
membangun dalam praktek 2. Farmakokinetik
hubungan baik keperawatan jiwa 3. Farmakodinamik Indri
dengan dosen dan 4. Dasar-dasar Cahya
antar sesama biologis
mahasiswa psikofarmakologis
29. Mahasiswa 5. Penggolongan
mengetahui bahan, psikofarmaka
materi, dan skedul
perkuliahan.
30. Mahasiswa
mengetahui dan
memahami
kompetensi yang
akan dicapai pada
mata kuliah
keperawatan
komunitas
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Gangguan 1. Rentang respon 1. Ceramah via 2x50
43. Mahasiswa mampu psikofisiologis psikofisiologis youtube menit
membangun 2. Menghubungkan 2. Diskusi via els
hubungan baik diagnosis medis Laili
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Schizofrenia 1. Pengertian 1. Diskusi tutorial 4x50
46. Mahasiswa mampu disorder schizofrenia disorder 2. Mahasiswa diminta memit
membangun 2. Proses terjadinya membuat mind
hubungan baik schizofrenia disorder map sampai
dengan dosen dan (faktor Predisposisi dengan masalah
antar sesama dan presipitasi keperawatan yang
mahasiswa 3. Terapi dan muncul
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Mood Disorder 1. Pengertian mood 1. Mentoring
49. Mahasiswa mampu disorder 2. Mahasiswa di
membangun 2. Proses terjadinya minta membuat
hubungan baik mood disorder mind map
dengan dosen dan 3. Macam-macam
antar sesama mood disorder
mahasiswa (Depresiv, bipolar
50. Mahasiswa 4. Masalah
mengetahui bahan, keperawatan
materi, dan skedul yang timbul
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
HARDSKILL Cognitive Responses 1. Pengertian 1. Diskusi tutorial 4x50
55. Mahasiswa mampu and Organic Mental Cognitive 2. Mahasiswa diminta
membangun Disorder (CROM) Responses and membuat mind
hubungan baik Organic Mental map sampai
dengan dosen dan Disorder (CROM) dengan masalah
antar sesama 2. Proses terjadinya keperawatan yang
mahasiswa CROM (Delirium) muncul
56. Mahasiswa 3. Masalah
mengetahui bahan, keperawatan
materi, dan skedul yang timbul pada
perkuliahan. CROM
57. Mahasiswa 4. ASKEP pada klien
mengetahui dan CROM
memahami
kompetensi yang
akan dicapai pada
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
kemampuan
membangun
hubungan intra,
interpersonal
ekstrapersonal
SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki
1. Stuart, G. (2013), Principles and practice of psychiatric nursing, (7th ed). St.Louis:
Mosby
2. NANDA. 2018-2020. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia:
North American Nursing Diagnosis Association.
3. Shives, LR. 2011. Basic Concept of Psychiatric-Mental Health Nursing. 6th Edition.
Lippincott Williams & Wilkins: New York.
4. Sims, K.L., D’Amico, D., Stiesmeyer, J.K., & Wbster, J.A. 1995. Health Assessment in
Nursing. California. Addison-Wesley Publishing.
5. SDKI, SLKI, SIKI
TUTORIAL
No Skenario Ke- Topik Durasi
1. 1 Cognitive Responses and Organic Mental 2 x 100 menit
Disorder (CROM)
2 2 Substance abuse 2 x 100 menit
3 3 Skizofrenia 2 x100 menit
MENTORING
No Skenario Ke- Topik Durasi
1. 1 Gangguan ansietas 1 x 100 menit
2. 2 Mood Disorder 1 x 100 menit
PENUGASAN
a. Penugasan Individu
Penugasan
No Topik Durasi
Ke-
1. 1 Membuat Asuhan Keperawatan Jiwa secara 1 x 120 menit
Individu
2. 2 Membuat Analisa Proses Interaksi (tugas individu) 1 x 120 menit
b. Penugasan Kelompok
Penugasan
No Topik Durasi
Ke-
1. 1 Presentasi Askep dari Kasus yang diberikan (SDKI 1 x 120 menit
SLKI SIKI dan SP).
2. 2 Presentasi Jurnal terkait Gangguan respon sosial 1 x 120 menit
3 3 Presentasi Jurnal terkait Konsep Diri 1 x 120 menit
3. KRITERIA PENILAIAN
a. Penilaian Hard Skills
DIMENSI Sangat Memuaskan Batas Kurang Dibawah SKOR
Memuaskan Memuaska standard
n
BAHASA Bahasa Bahasa Bahasa Informasi Tidak ada
PAPER menggugah menambah deskripti dan data hasil
pembaca untuk informasi f, tidak yang
mencari tahu pembaca terlalu disampaikan
konsep lebih menamb tidak
dalam ah menarik dan
pengeta membingun
huan gkan
KERAPIA Paper dibuat Paper cukup Dijilid Dijilid Tidak ada
N PAPER dengan sangat menarik, biasa namun hasil
menarik dan walau tidak kurang rapi
menggugah terlalu
semangat mengundang
membaca
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 49
Tugas Analisa Proses Interaksi
1. TUJUAN TUGAS
Tugas ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran, pengetahuan, serta keterampilan
terkait mekanisme kesehatan jiwa beserta asuhan keperawatannya.
2. URAIAN TUGAS
a. Obyek Garapan:
b. Batasan yang harus dikerjakan :
1) Mencari klien di komunitas/keluarga
2) Melakukan pengkajian individu
3) Laporan askep individu dikumpulkan ke dosen pengampu masing-masing
c. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
1) Mahasiswa membuat Analisa Proses Interaksi
2) Tugas dikerjakan secara individu
d. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
1) Mahasiswa mampu melakukan dan membuat Analisa Proses Interaksi
e. Bobot dan sistem penilaian
Bobot tugas 20 % dari total nilai blok
3. KRITERIA PENILAIAN
b. Penilaian Hard Skills
DIMENSI Sangat Memuaskan Batas Kurang Di bawah SKOR
Memuaskan Memuaska standard
n
BAHASA Bahasa Bahasa Bahasa Informasi Tidak ada
PAPER menggugah menambah deskriptif dan data hasil
pembaca untuk informasi , tidak yang
mencari tahu pembaca terlalu disampaikan
konsep lebih menamb tidak
dalam ah menarik dan
pengeta membingun
huan gkan
KERAPIAN Paper dibuat Paper cukup Dijilid Dijilid Tidak ada
PAPER dengan sangat menarik, biasa namun hasil
menarik dan walau tidak kurang rapi
menggugah terlalu
semangat mengundang
membaca
Petunjuk Pengisian :
Berilah nilai terhadap anggota kelompok Anda sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian
(skor 1-4)
Diperbolehkan memberikan nilai dengan pecahan desimal (misal 3,5)
1. Petunjuk Tutorial
2. Petunjuk Mentoring
Topik 3: Skizofrenia
Penyusun :
Editor :
PJ Blok:
Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Co-PJ Blok:
Laili Nur Hidayati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Dalam modul Blok 14 ini terdapat 3 skenario terdiri dari 6 pertemuan terkait Substance
related disorder, Cognitive Responses and Organic Mental Disorder (CROM), dan Skizofrenia
Disoder.
Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar
10 orang sampai 13 orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator.
Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai
sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan sekretaris
ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa mempunyai
kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu difahami dan
dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor
dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan main
dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris memimpin diskusi
dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada
Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum atau TIU dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memberi
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan
dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat tanpa khawatir
apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman lain, karena dalam
tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah dan
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau belajar
mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses informasi
baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan penelitian),
kuliah dan konsultasi pakar.
A young nurse established a close relationship with B during this time. B requested the
nurse’s help in planning for his future but doubted that he had the strength to stay
away from drugs. He was advised to take 1 day at a time. The nurse took B on a visit to
a drug treatment program, and he agreed to try membership in one of the groups at
this center.
B did well in the group and was very helpful to new members, describing his
experiences and encouraging them to “take 1 day at a time.” B expressed an interest in
finishing school and said he would like to become a drug counselor. The staff of the
drug treatment program agreed that B seemed to have an aptitude for that role and
encouraged him to pursue his goal.
Make question as many as possible related to the scenario!
General Learning Objective: After completion of this tutorial activity, students are able
to understand about Cognitive Responses and Organic Mental (CROM)
Ms. S was brought to the emergency department of a general hospital by her parents.
This 22-year-old single woman was described as having been in good health until 2
days before admission, when she complained of malaise and a sore throat and stayed
home from work. She worked as a secretary in a small office and had a stable
employment record. According to her parents, she had an active social life, and there
were no significant conflicts at home.
On admission, Ms. S was extremely restless and had a frightened facial expression. Her
speech was garbled and incoherent. When approached by an unfamiliar person, she
would become agitated, try to climb out of bed, and strike out aimlessly. Occasionally
she would slip into a restless sleep. Her temperature on admission was (40° C), her
pulse was 108 beats per minute, and her respirations were 28 per minute. Her skin was
hot, dry, and flushed. According to her mother, Ms. S had only a few sips of water in the
last 24 hours and had not urinated at all, but she had experienced several episodes of
profuse diaphoresis.
Ms. S’s ability to cooperate with a mental status examination was limited. She would
respond to her own name by turning her head. When her mother asked her where she
was, she said “home,” but she could not say where her home was. She would give only
the month when asked for the date and said it was January (the actual date was
February 19). She also refused to give the day of the week. A neurological examination
was negative for signs of increased intracranial pressure and for localized signs of
central nervous system (CNS) disease. The tentative medical diagnosis was delirium
secondary to fever of unknown origin. Symptomatic treatment of the fever, including
intravenous fluids, an aspirin suppository, and a cool water mattress, was begun
immediately while further diagnostic studies were performed. Nurses caring for Ms. S
noticed that she continued to be restless and disoriented and that her speech was still
incoherent. They also noticed that she was picking at the bed clothing. Suddenly she
became extremely agitated and tried to get out of bed while crying out, “Bugs, get
away, get bugs away!” She was brushing and slapping at herself and the bed. As her
mother and the nurse talked with her and held her, she gradually became calmer but
periodically continued to slap at “the bugs” and needed reassurance and reorientation.
Additional laboratory results became available later in the day. A lumbar puncture was
performed, as was magnetic resonance imaging (MRI) of the head; results were normal.
Results of a toxicological screening of the blood also were negative. However, the
electroencephalogram (EEG) revealed diffuse slowing. In addition, the elevated white
blood count and electrolyte imbalance were consistent with severe dehydration.
Cultures of Ms. S’s throat and blood were both positive for β-hemolytic streptococci,
After completion this tutorial activity, students are able to understand on Schizophrenia
Disorder
WHO AM I?
A Man, 28 years old was taken to the mental hospital for five times by the family. His
Family said the patient had 2 weeks of sleeplessness, wandering, do not want to take
care of themselves, talking with himself, laughing to himself, and already withdrawal for
a month and never control to the hospital. Patient report hearing voices that told him
and the greatest superhero. “I thought the nurse was my mirror and I had to do what
the mirror showed me, so I copied everything she did. As long as I could see her I could
feel connected to myself and my surroundings, but she did not understand how
important it was for me to be around her and watch what she did. Of course I could not
explain what was happening to me at the time because I was psychotic, so she put me
in seclusion and restraints.” Patient received 2.5 mg / 8 hours of risperidone. The nurse
invites the patient to perform activities to control the hallucinations
Petunjuk Pengisian :
Berilah nilai terhadap anggota kelompok Anda sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian (skor 1-4)
Diperbolehkan memberikan nilai dengan pecahan desimal (misal 3,5)
Nilai
Minikuis
Nama Tutor
Penyusun :
1. Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
2. Kellyana Irawati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Editor :
PJ Blok:
Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Co-PJ Blok:
Laili Nur Hidayati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
KOMPONEN MENTORING
MENTOR
Mentor adalah pembimbing. Secara bahasa, mentoring berasal dari Bahasa Inggris “mentor”
yag artinya penasehat. Mentor adalah seorang yang penuh kebijaksanaan, pandai mengajar,
mendidik, membimbing, membina, melatih, dan menangani orang lain. Mentor biasanya terdiri
dari orang yang mempunyai pengalaman dalam memberi bantuan kepada mahasiswa yang
memerlukannya. Menjadi mentor yang efektif harus bisa memberikan masukan yang
bermanfaat dan memerankan peran sebagai pengajar/guru dengan skill yang dimiliki. Mentor
yang baik melihat peran mereka lebih dari sekedar pemberi saran/kritik. Mentor bisa berperan
sekaligus sebagai konsultan, pelatih, penasehat, guru, master, terapis, dan pembimbing. Mentor
yang memiliki pengaruh besar mampu berganti-ganti peran sesuai dengan kebutuhan mentee.
MENTEE
Mentee pula dirujukan kepada individu yang menerima pertolongan. Dalam memberi khidmat
menolong, mentor yang berpengetahuan dan berpengalaman bertindak sebagai pembimbing,
rakan dan guru kepada mentee yang memerlukan bantuan.
MENTORING
Kegiatan pembinaan, pengarahan dalam sebuah kelompok yang tetap dimana terjadi
komunikasi dua arah antara Mentor dan Mentee untuk bertukar pikiran. Mentoring adalah
menumbuhkan manusia — Helen Lowerie Marshall.
LANGKAH-LANGKAH MENTORING
“Five Phase Mentoring Relationship Model”, menurut Wheeler & Cooper :
Phase one : purpose.
Pada fase ini mentor dan mentee membahas tujuan pembelajaran yang akan didiskusikan pada
saat kegiatan mentoring. Mentor dan mentee memperjelas tugas dan peran masing-masing
Phase two : Engagement.
Mentor memulai kegiatan diskusi dengan hal yang menyenangkan dan menjelaskan secara
sederhana konsep yang akan didiskusikan.
Phase three : Planning. Developing your mentoring action plan. How can I achieve my
goals? How will we work together?
PENUGASAN MENTORING :
Setiap kelompok akan membahas 2 kasus. Kasus yang akan didiskusikan adalah gangguan
kecemasan dan mood disorders.
Tujuan Khusus :
1. Hasil penelitian terkait teori tsb
2. Diskusikan latar belakang teoris
3. Diskusikan konsep utama dari teori tersebut
4. Diskusikan pernyataan teoritis yang dikemukakan dalam teori tersebut terkait
keperawatan, manusia, sehat dan lingkungan
5. Diskusikan aplikasi teori tersebut dalam praktek keperawatan, penelitian keperawatan
dan pendidikan keperawatan
6. Diskusikan mengenai tinjauan atau review terhadap teori tersebut
Petunjuk Pengisian:
Rubrik 3 merupakan penilaian individu
Berikan nilai pada setiap item (skor 1-4) sesuai dengan rubrik penilaian proses
mentoring
Nilai
No Aspek yang
. diobservasi Mentoring Mentoring Mentoring Mentoring Rata-
1 2 3 4 rata
1 Preparation
Prior knowledge
Sumber yang
tepat
Tepat waktu
Syar’i
performance
2 Pelaksanaan
Keaktifan dan
relevansi
Feedback
Menghargai
pendapat orang
lain
Menerima
masukan dari
orang lain
Jumlah skor
Nilai akhir
Penyusun :
Editor :
PJ Blok:
Yanuar Fahrizal.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
Co-PJ Blok:
Laili Nur Hidayati.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Jiwa
2. Sikap
3. Keterampilan Umum
Mampu melakukan prosedur ketrampilan dalam keperawatan jiwa
4. Keterampilan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan kesehatan jiwa
b. Mampu melakukan manajemen perilaku kekerasan disertai dengan API
c. Mampu melakukan manajemen harga diri rendah dan isolasi sosial disertai dengan
API
d. Mampu melakukan manajemen kecemasan disertai dengan API
e. Mampu melakukan manajemen halusinasi disertai dengan API
f. Mampu melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
C. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal (terlampir)
D. Metode Evaluasi
Pretest
Post test
Sikap dan penampilan saat mengikuti skills lab
Laporan
Ujian akhir skills lab
1. Mahasiswa tahap akademik yang telah menyelesaikan dan lulus blok-blok sebelumnya
2. Mahasiswa yang sudah mengambil blok 14, diperbolehkan untuk tidak mengikuti
praktikum dan tutorial blok 14. dengan syarat nilai praktikum telah lulus.
1. Mahasiwa harus hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai, terlambat 15 menit,
tidak boleh memasuki ruang praktikum
2. Mahasiswa harus menggunakan baju praktikum, rapi dan sopan pada saat kegiatan
praktikum
3. Didalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap sopan
4. Pada waktu praktikum tidak boleh meninggalkan tempat praktek tanpa seijin
pembimbing
5. Tidak diperkenankan mengambil alat laboratorium tanpa seijin petugas
6. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre test (10 menit) sebelum pelaksanaan
praktikum, mahasiswa yang nilai pre test kurang dari 50, tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum pada hari itu
7. Kehadiran kurang dari 100%, maka nilai praktikum Blok 14 tidak keluar.
8. Mengganti apabila menghilangkan atau merusak alat laboratorium
9. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai baju ketat memakai
perhiasan berlebihan selama skill-lab
10. Mahasiswa membuat pengaturan sendiri transportasi ke dan dari kampus-lapangan
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti Praktikum, diharapkan mahasiswa mampu mendemostrasikan
Seorang klien laki-laki diantar keluarganya ke UPI RSJ. Klien tampak bingung,
komat-kamit dan senyum-senyum sendiri, badan kotor dan bau, dan klien tidak
mau memakai baju atasan. Keluarga menyatakan klien sudah 2 minggu tidak
minum obat.
C. Pertanyaan minimal
Bagaimana teknik melakukan pengkajian pada klien tersebut?
D. Lampiran materi
Proses terjadinya gangguan jiwa dapat dijelaskan secara rinci berdasarkan pada
1. Faktor predisposisi
sumber risiko yang dapat menyebabkan individu dalam mengatasi stress, baik
biologis, psikologis dan sosial budaya (Stuart, 2013). Berikut ini penjelasan
a. Faktor biologis
disebabkan oleh adanya kondisi patologis seperti tumor otak, stroke, infeksi
otak, trauma kepala selain itu juga terjadinya ketidakseimbangan dari
(Townsend, 2014)
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor penyebab kedua yang dapat
dengan baik. Faktor sosial budaya meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, latar
belakang budaya, sosialisasi di keluarga dan masyarakat.
2. Faktor presipitasi
yaitu sumber stressor, sifat stressor, waktu terjadinya stressor dan jumlah
stressor. Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai faktor presipitasi terjadinya
b. Asal stresor: internal (dari individu itu sendiri; misalnya terjadinya proses
penuaan, trauma kepala, narkoba dll), eksternal (dari luar individu; misalnya
c. Waktu atau lamanya terpapar stresor, yaitu terkait dengan sejak kapan,
sudah berapa lama, serta berapa kali kejadiannya (frekuensi). Bila baru
Dengan kata lain, bahwa semua sumber pendukung yang dimiliki oleh
individu, sebaiknya terlibat secara intensif dalam perawatan.
d. Jumlah stresor: berapa kali stresor tersebut pernah dialami oleh individu
pada kurun waktu tertentu, karena semakin sering terpapar dan dalam waktu
individu.
3. Penilaian terhadap stresor
melihat tingkat kemaknaan dari suatu kejadian yang dialaminya (Stuart, 2013).
Penilaian terhadap stresor meliputi respon kognitif, afektif, fisiologik, perilaku
dan sosial.
4. Sumber koping
dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber koping yang
dimilikinya baik internal atau eksternal. Sumber koping internal, misalnya
atau prestasi, dan adanya imbalan yang diterima atau prestasi yang didapat.
Pada klien dengan isolasi sosial yang terjadi adalah kurangnya motivasi yang
timbul dari dalam dirinya. Klien terjadi penurunan motivasi dan tidak percaya diri
baik dan teman bicara serta ketersediaan sarana dan prasarana (Stuart, 2013)
5. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah setiap upaya yang diarahkan pada tindakan untuk
menghadapi stress, termasuk upaya penyelesaian masalah yang secara langsung
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 82
dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dari
fungsi utama yaitu mengatasi emosi yang menekan dan mengubah masalah
antara individu dan lingkungan yang menimbulkan tekanan. Jika seorang
Freud (1953 dalam Townsend, 2014) menyatakan bahwa mekanisme koping itu
meliputi: kompensasi, denial, displacemet, identifikasi, intelektualisasi, introyeksi,
1. Identitas Pasien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Alamat :
5. Agama :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. Tgl. Dirawat :
9. Tgl. Pengkajian :
10. Ruang rawat :
11. No. CM :
12. Dx. Medis :
13. Penanggung jawab :
2. Alasan masuk:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Jelaskan :………………………………………..............................................................................................
Masalah Keperawatan:.……………………………………………………………………………………………………………
Gejala : ……………………………………
Tidak ada
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital : TD………mm/Hg, N…..x/mnt, S…...˚c, P…….x/mnt.
b. Ukur : BB………kg, TB…………cm
c. Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………...
b. Psikososial
1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
2. Genogram
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
3. Konsep diri
a) Citra /gambaran tubuh
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
b) Identitas diri
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
c) Peran
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
d) Ideal diri
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
c. Sosial Budaya
1. Hubungan sosial
a. Orang yang
berarti………………………………………………………………………………………………………………..
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat ..........................................................
...................................................................................................................................................
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang orang lain
........................................................
...................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
2. Spiritual
a) Nilai dan
keyakinan…………………………………………………………………………..………………………………
b) Kegiatan
ibadah………………………………………………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…..……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..
4. Status Mental
1) Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
2) Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoheren
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
2) Aktivitas motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tic
Grimace
Tremor
Kompulsive
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
4) Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………..
Masalah Keperawatan:
6) Persepsi
Halusinasi:
Pendengaran
Penglihatan
Peraban
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
7) Isi pikir
a) Obsesi
b) Phobia
c) Hipokondria
d) Depersonalisasi
e) Ide terkait
f) Pikiran magic
g) Waham:
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan :
………………………………………………………………………………………………………………………………
……
Masalah Keperawatan:
8) Arus pikir
a) Sirkumtansial
b) Tangensial
c) Kehilangan asosiasi
d) Flight of idea
e) Blocking
f) Pengulangan pembicaraan
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
9) Tingkat kesadaran
a) Bingung
b) Sedasi
c) Stupor
d) Disorientasi waktu
e) Disorientasi orang
f) Disorientasi tempat
Jelaskan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..
10) Memori
a) Gangguan daya ingat jangka panjang
b) Gangguan daya ingat jangka pendek
c) Gangguan daya ingat saat ini
d) Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
1. Makan
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
5. Penggunaan obat
Kegiatan Ya Tidak
1) Pemeliharaan
kesehatan
• Perawatan lanjutan
• Perawatan
pendukung
2) Kegiatan di dalam
rumah
• Mempersiapkan
makanan
• Menjaga kerapihan
rumah
• Mencuci pakaian
• Pengaturan
keuangan
3) Kegiatan di luar
rumah
Belanja
Transportasi
4) Lain-lain
……………………………………………………………………………………………………..…………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….……….
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
6. Mekanisme Koping
1. Adaptif:
Reaksi lamban/berlebihan
Mengkonsumsi alkohol
Bekerja berlebihan
Menghindar
Mencederai diri
Lain-lain…………………
Jelaskan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
9. Aspek medis
Diagnosa Medis
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
DS:
DO:
DS:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
1. Identitas pasien.
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, dan topik yang akan dibicarakan.
“berhasil”. Apabila dia dapat beradaptasi, tetapi masih ada gejala-gejala sisa,
maka beri tanda “V” pada kotak “kurang berhasil”. Apabila tidak ada
kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau menetap, maka beri tanda “V”
pada kotak “tidak berhasil”.
sesuai dengan penjelasan klien atau keluarga apakah klien sebagai pelaku
dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda “V” pada kotak pertama, isi
usia saat kejadian pada kotak kedua. Jika klien pernah sebagai korban,
pelaku, dan saksi (2 atau lebih), tuliskan pada penjelasan.
tidak, beri tanda “V” pada kotak “tidak”. Apabila ada anggota keluarga lama
yang mengalami gangguan jiwa, maka tanyakan bagaimana hubungan klien
dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta
riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota
keluarga tersebut.
5. Pemeriksaan Fisik.
oleh klien, bila ada beri tanda “V” pada kotak “ya” dan bila tidak, beri tanda
“V” pada kotak “tidak”.
d. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan
yang ada.
3. Konsep diri.
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b. Identitas diri
1) Status dan posisi klien sebelum dirawat.
Tanyakan:
1) Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
Tanyakan:
1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
Tanyakan:
dan d.
2) Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
c. Sosial Budaya
1. Hubungan sosial.
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana dia terlibat dalam kelompok
masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Spiritual.
a. Nilai dan keyakinan
Tanyakan tentang:
1) Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
b. Kegiatan ibadah.
Tanyakan tentang:
Beri tanda “V” pada kotak sesuai dengan keadaan klien, boleh lebih dari satu.
1) Penampilan.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 100
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapih. Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting
tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
c. Cara berpakaian tidak sepeti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis atau lambat
3) Aktivitas motorik.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.
oleh klien.
e. Tremor:jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif:kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti mencuci
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 101
g. Jelaskan aktivitasyang ditampakkan klien dan kondisis lain yang tidak
tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4) Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga
yang ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif dan mudah tersinggung sudah jelas.
dirinya
d. Curiga: menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 102
7) Persepsi.
berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8) Proses pikir.
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Bloking: pembicaran terhenti tiba-tiba tanpa ganguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.
9) Isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara.
lingkungan.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 103
e. Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan
dengan kenyataan.
Curiga: klien mempunyai keyakinan bahwa ada seorang atau kelompok
Nihilistik: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal
yang dinyatakan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Siar pikir: klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatkan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 104
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi,
terjadi.
d. Konfabulasi: pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
a. Mudah dialihkan: perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek
lain.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 105
b. Tidak mampu berkonsentrasi: klien selalu minta agar pertanyaan diulang/
klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan klien dapat mengambil keputusan.
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan klien masih tidak dapat mengambil keputusan.
c. Menerima kondisinya
d. Jelaskan dengan data terkait.
a. Makan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 106
1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam
makan.
b. BAB/BAK
1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur(kumis, jenggot dan rambut)
d. Berpakaian
e. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 107
3) Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka
2) Siapa saja system pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan
lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
9. Mekanisme koping.
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda”V”
pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
a. Masalah psikososial dan lingkungan.
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimilki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
b. Pengetahuan.
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang
dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 108
10. Aspek Medik.
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain
beserta dosisnya.
11. Daftar masalah keperawatan.
Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data
objektif.
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan
nama jelas mahasiswa
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 109
B. Checklist penilaian
NAMA MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
Raw
NO Aspek yang dinilai Score Critically Difficulty Score
1 Pra Interaksi 3 2 1 6
a. Verifikasi catatan keperawatan
b. Jaga Lingkungan
c. Cuci Tangan
2 Tahap Orientasi 6 2 1 12
a. Ucapkan Assalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakatuh dan perkenalkan diri
b. Klarifikasi Kontrak waktu tindakan
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
d. Beri kesempatan klien untuk bertanya
e. Jaga privasi, keamanan dan kenyamanan pasien
f. Ucapkan Basmallah
3 Tahap Kerja 34 3 3 306
a. Identitas Klien 3
b. Faktor Predisposisi dan presipitasi
Riwayat sakit Sebelumnya 1
Riwayat Trauma 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 110
Riwayat gangguan jiwa keluarga 1
Penggunaan NAPZA/Rokok 1
Pemeriksaan Fisik 1
Pengalaman Masa lalu 2
Genogram 2
Konsep Diri 5
Hubungan Sosial 1
Spiritual 1
c. Status Mental
Penampilan 1
Pembicaraan 1
Aktivitas Motorik 1
Alam Perasaan 1
Afek 1
Interaksi Selama wawancara 1
Persepsi 1
Isi piker 1
Arus piker 1
Tingkat Kesadaran 1
Memori 1
Tingkat Konsentrasi dan berhitung 1
Kemampuan Penilaian 1
Daya tilik diri 1
d. Ucapkan Alhamdulillaahirobbil'alamiin
4 Tahap Terminasi 5 2 1 10
a. Evaluasi Perasaan Klien 1
b. Beri reinforcement 1
c. Simpulkan Hasil kegiatan dan rencana tindak
lanjut 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 111
d. Doakan kesembuhan pasien
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 112
Actual score X 100
Nilai akhir=
Maximum score =
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 113
MANAJEMEN RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
Penyusun :
Topik 2 Yanuar Fahrizal., M.Kep., Ns., Sp.Kep.J
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau
ketakutan (panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa
ancaman serangan fisik atau konsep diri (Stuart, 2013). Perasaan terancam pada
perilaku kekerasan dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan fisik,
kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal
di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit
Asertif
Ungkapan rasa tidak setuju/kemarahan dengan cara komunikasi kepada orang lain
dengan tidak menyakiti orang lain dan memberikan perasaan lega serta masalah
menjadi selesai.
Frustasi
Respon akibat kegagalan dam mencapai tujuan tidak realistis.
Pasif
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 114
Suatu keadaan dimana seseorang tidak berani mengungkapkan marahnya dan
hanya dipendam didalam dirinya sendiri. Masalah yang dihadapi tidak selesai.
Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan dorongan kuat untuk melakukan tindakan
destruktif namun masih dapat dikontrol. contohmuka tegang, bicara kasar,
Keadaan dimana marah dan kehilangan atas kontrol diri yang mengakibatkan
perilaku merusak dan melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
B. Etiologi
Menurut Keliat (2004) faktor presipitasi dan predisposisi dari perilaku kekerasan adalah:
1. Faktor predisposisi
a. Psikologi
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau amuk
b. Perilaku
Reinforcement yang diterima jika melakukan kekerasan, sering mengobservasi
c. Sosial budaya
Budaya tertutup, kontrol sosial tidak pasti terhadap perilaku kekerasan
2. Faktor presipitasi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 115
a. Klien, misalnya : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya
diri kurang.
b. Lingkungan sekitar klien, misalnya : padat,ribut, kritikan mengarah pada
C. Terapi farmakologis
1. Chlorpromazine
gejala lain yang biasanya terdapat pada penderita skizofrenia, manik, depresi,
gangguan personalitas, psikosa involution, psikosa masa kecil dengan cara
menghambat zat kimia dopamine di otak. Cara pemberian peroral dan intra
muskular.
2. Haloperidol
Oabt yang digunakan untuk mengatasi gangguan psikotik, sindroma gilles dela
tourett pada anak-anak dan dewasa. Menimbulkan rasa tenang dan meredakan
perilaku agresif dan keinginan menyakiti diri sendiri dan orang lain.
3. Trihexyphenidyl
Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit perkinson dan efek samping
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 116
CHECK LIST TAHAPAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Score
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
1 Mengumpulkan data tentang klien 1 1 2 2
6 Ucapkan bismillahirrohmaanirrohiim 1 1 1 1 10
1 Ucapkan salam terapeutik 1 1 2 1 2
2 Memperkenalkan nama perawat 1 1 2 2 2
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 117
Waktu
Tempat
7 Beri kesempatan pasien untuk bertanya 1 1 11 1 25
Kerja 1 Menanyakan keluhan utama 1 2 3 6 6
SP 1 Resiko Perilaku Kekrasan 24
Identifikasi penyebab, tanda dan gejala resiko
perilaku kekerasan, PK yang dilakukan, akibat
dari PK
Jelaskan cara mengontrol PK secara fisik, obat,
2 verbal, dan spiritual
Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik
nafas dalam dan pukul kasur bantal
Masukkan dalam jadual kegiatan harian untuk
latihan menghardik 4 3 24
2
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 118
Masukkan ke dalam jadwal harian untuk latihan
minum obat dan menghardik.
SP 3 Resiko Perilaku Kekerasan
Mengevaluasi dan validasi tanda gejala yang masih
muncul
Mengevaluasi dan validasi kemampuan latihan fisik,
dan minum obat
4 Berikan reinforcement positif 4 2 3 24
Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara,
yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat dan verbal
SP 4 Resiko Perilaku Kekerasan
Mengevaluasi dan validasi tanda dan gejala yang
masih muncul
5 Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal & 4 2 3 3 24
spiritual. Beri pujian
Nilai kemampuan yang telah mandiri
Nilai apakah PK terkontrol
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 119
4 Merencanakan tindak lanjut kegiatan dengan klien 1 2 2 4
5 Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic) 1 1 1 1
6 Ucap Alhamdulillaahirobbil'alamiin 1 2 2
Doakan kesembuhan pasien
7 1 2 2
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 120
1 Empati 1 1 2 2
2 Teliti 1 1 2 2
Soft Skills 3 Hati-hati 1 1 2 2
4 Menunjukkan perilaku profesional 1 1 2 2
5 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib 1 1 2 2 10
Total
111
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 121
Maximum
score
Keterangan:
3: melakukan3
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 122
Tindakan keperawatan
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
SP 1 SP 1
Identifikasi penyebab, tanda & gejala, Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat
PK yang dilakukan, akibat PK pasien
Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses
verbal, spiritual terjadinya PK (gunakan booklet)
Latihan cara mengontrol PK secara fisik: Jelaskan cara merawat PK
tarik nafas dalam dan pukul kasur dan Latih satu cara merawat PK dengan melakukan
bantal kegiatan fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur
Masukan pada jadual kegiatan untuk dan bantal
latihan fisik Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberi pujian
SP 2 SP 2
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian merawat/melatih pasien fisik. Beri pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, Latih cara memberikan/membimbing minum
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat
obat) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
Masukkan pada jadual kegiatan untuk memberi pujian
latihan fisik dan minum obat
SP 3 SP 3
Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/melatih pasien fisik dan memberikan
Latih cara mengontrol PK secara verbal obat. Beri pujian
(3 cara, yaitu: mengungkapkan, Latih cara membimbing: cara bicara yang baik
meminta, menolak dengan benar) Latih cara membimbing kegiatan spiritual
Masukkan pada jadual kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
latihan fisik, minum obat dan verbal memberikan pujian
SP 4 SP 4
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 123
Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& verbal & spiritual. Beri pujian merawat/melatih pasien fisik, memberikan obat,
Nilai kemampuan yang telah mandiri cara bicara yang baik & kegiatan spiritual dan
Nilai apakah PK terkontrol follow up. Beri pujian
Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 124
MANAJEMEN HARGA DIRI RENDAH
& ISOLASI SOSIAL
Penyusun :
Topik 3 Ns. Yanuar Fahrizal., M.Kep., Sp.Kep. J
Skenario :
Seorang laki-laki usia 40 tahun, telah dirawat di RS Jiwa selama 1 minggu. Klien tampak
murung, ketika diajak berkomunikasi sering menghindar, miskin bicara dan ketika diminta
untuk melakukan sesuatu selalu berkata bahwa dia tidak bisa
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 125
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis.
4. Penurunan produktivitas.
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. Tampak kurang memperhatikan perawatan diri
7. Lebih banyak menunduk
8. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
9. Tidak berani menatap lawan bicara
10. Selera makan menurun
C. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan
pada pasien:
Harga diri rendah kronik (NANDA International, 2018)
Harga diri rendah situasional (NANDA International, 2018)
D. Tindakan Keperawatan Pasien dengan harga diri rendah
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Mampu menidentifikasi kemampuan dan aspek positifi diri
2) Mampu menilai kemampuan/ aspek positif yang dimiliki
3) Mampu memilih kemampuan yang akan dilatih
4) Mampu melatih kemampuan yang telah dipilih
b. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
a)Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat
ini.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 126
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
a)Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan
kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari
pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih klien
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang dipilih
b) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
c) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Tindakan Keperawatan pada Pasien
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-1 Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif
pasien, menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, menetapkan kemampuan
yang akan dilatih dan melatih kemampuan dalam rencana harian.
Orientasi:
”Assalamualaikum D. Bagaimana keadaannya hari ini? Saya perawat yang akan merawat D.
Nama Saya SS, senang dipanggil S. Nama lengkap D siapa? Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah D lakukan. Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih bisa kita
lakukan di rumah sakit lalu kita pilih satu kegiatan untuk kita latih. Di mana kita duduk? Di
ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 127
Kerja:
“Sekarang kita akan mencari apa saja hal negative yang D pikirkan/ rasakan dan hal positif
yang masih ada pada diri D”
“Coba D lihat ke cermin, apa yang D lihat? Secara fisik apa saja yang D lihat di cermin?
Bagus sekali, ternyata fisik D lengkap ya. Ok, sekarang kita buat daftarnya ya. Nah sekarang
dari anggota badan itu apakah masih berfungsi baik? Wah ternyata masih berfungsi baik
semua ya”
”Apa saja kemampuan yang D dimiliki? bagus, apa lagi? Ketika dirumah apa kegiatan yang
bisa dilakukan? Bagus sekali.
“Sekarang coba D lihat, hal negative dan hal positifnya lebih banyak yang mana?” bagus
sekali, ternyata masih banyak hal positifnya ya”
“Nah sekarang dari kemampuan/ hal positif itu, mana yang kira-kira masih bisa kita
lakukan dirumah sakit? Ok. Sekarang coba D pilih satu kegiatan yang masih bisa kita
lakukan! Baik, jadi kegiatan yang masih bisa kita lakukan dirumah sakit adalah merapikan
tempat tidur. Bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur punya D? Ayo
kita lihat tempat tidurnya. Coba perhatikan, jika seperti itu sudah rapi atau belum?
“kalau kita akan merapikan tempat tidur maka pertama-tama kita harus pindahkan terlebih
dulu bantal dan selimutnya. Bagus, terus angkat sprei dan kasurnya kita balik. Nah setelah
itu kita pasang lagi spreinya. Bagus, masukkan sprei ke sisi atas lalu bawah kemudian
ditarik dan masukkan juga sisi sampingnya supaya rapi. Nah sekarang bantalnya kita ambil
dan letakkan di sebelah atas/kepala terus lipat selimutnya. Bagus sekali.
“sekarang D sudah bisa merapikan tempat tidur, Coba D perhatikan perbedaan sebelum
dan sesudah dirapikan! D sekarang sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik, nah
sekarang jangan lupa memberi tanda di kertas daftar kegiatan, tulis M jika melakukan
dengan mandiri, B jika melakukan dengan bantuan, T jika tidak melakukan.” perawat
memberikan kertas daftar kegiatan harian.
Terminasi:
”Bagaimana perasaan D setelah cakap-cakap dan latihan tadi? ternyata masih banyak
kemampuan yang D miliki dan dapat dilakukan di rumah sakit. Nah kemampuan itu bisa
dilakukan juga kalau pulang ke rumah nanti. Sekarang kita masukkan ke jadwal harian.
Mau berapa kali merapikan temat tidurnya? Jam berapa saja? Ok. Saya rasa sudah cukup
cakap-cakap dan latihan kita hari ini. Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 128
latihan yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau besuk jam 10 pagi? Berapa lama kita
akan berlatih? Dimana tempatnya”
”Baiklah, kalau begitu sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-2 Melatih pasien melakukan kegiatan lain sesuai
kemampuan pasien.
Orientasi:
”Assalamualaikum D. Bagaimana keadaannya hari ini? Bagaimana perasaan D hari ini?
Bagaimana D, apakah sudah merapikan tempat tidurnya hari ini? bagus sekali” (jika pasien
belum mampu melakukannya maka latih ulang dan bantu pasien)
”Baiklah, bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap dan latihan kemampuan kedua.
Apakah D masih inga tapa kemampuannya? Benar sekali, hari ini kita akan latihan
memberishkan kamar tidur. dimana kita duduk? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30
menit?”
Kerja:
”Ketika dirumah apa kegiatan yang bisa dilakukan? Bagus sekali. Nah sekarang, bagaimana
kalau sekarang kita latihan membereskan kamar D? Ayo kita lihat kamarnya. Coba
perhatikan, jika seperti itu sudah rapi atau belum?”
“Pertama-tama kita harus bereskan tempat tidurnya. Kemudian D ambil sapu dan serokan
dan sapu lantainya. Bagus sekali. Nah sekarang kita rapikan lemarinya. Coba D susun baju
dan celananya yang rapi. Jika ada yang belum rapi coba lipat seperti ini, coba D lakukan.
Bagus sekali.”
“Sekarang D sudah bisa merapikan kamarnya, Coba D perhatikan perbedaan sebelum dan
sesudah dirapikan! D sekarang sudah bisa merapikan kamar dengan baik, nah sekarang
jangan lupa memberi tanda di kertas daftar kegiatan, tulis M jika melakukan dengan
mandiri, B jika melakukan dengan bantuan, T jika tidak melakukan.” perawat memberikan
kertas daftar kegiatan harian.
Terminasi:
”Bagaimana perasaan D setelah cakap-cakap dan latihan tadi? ternyata D masih punya
kemampuan yang sama yang dimiliki orang lain. Nah kemampuan itu bisa dilakukan juga
kalau pulang ke rumah nanti. Sekarang kita masukkan ke jadwal harian. Mau berapa kali
merapikan kamarnya? Jam berapa saja? Ok. Saya rasa sudah cukup cakap-cakap dan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 129
latihan kita hari ini. Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan yang
ketiga? Jam berapa D?Bagaimana kalau besuk jam 10 pagi? Berapa lama kita akan
berlatih? Dimana tempatnya”
”Baiklah, kalau begitu sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
(Pertemuan berikutnya kita latih kemampuan ketiga dan evaluasi. Pertemuannya akan
memanjang tergantung berapa banyak kemampuan yang dimiliki pasien. Jika akan 4
kemampuan maka aka nada 4 pertemuan dan seterusnya)
2. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah. Dukungan keluarga selama pasien
di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh.
Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga
yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu
mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga
tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi
akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan
harga diri rendah baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 130
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien harga diri rendah
adalah:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat pasien
3) Mendiskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
4) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah dan berikan pujian
5) Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih
pasien serta membimbing keluarga merawat harga diri rendah dan beri pujian
SP 1 SP 1
Mendiskusikan kemampuan dan aspek Mendiskusikan masalah yang
positif pasien, menilai kemampuan yang dirasakan dalam merawat pasien;
masih dapat digunakan, menetapkan Menjelaskan pengertian, tanda dan
kemampuan yang akan dilatih dan gejala, proses terjadinya harga diri
melatih kemampuan dalam rencana rendah dan mengambil keputusan
harian. merawat pasien; Mendiskusikan
kemampuan atau aspek positif
pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit; Melatih
keluarga cara merawat harga diri
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 131
rendah dan berikan pujian; Melatih
keluarga memberi tanggung jawab
kegiatan pertama yang dipilih
pasien serta membimbing keluarga
merawat harga diri rendah dan beri
pujian
SP 2 SP 2
Melakukan evaluasi kemampuan Melatih keluarga cara merawat
sebelumnya; Melatih pasien melakukan pasien dengan masalah harga diri
kegiatan lain sesuai kemampuan pasien. rendah
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan, karenanya
dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
....................................................................................................................................................................................
c. Konsep diri
d. Alam perasaan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 132
( ) Mudah tersinggung ( ) Kontak mata kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
f. penampilan: ........................................................................................................................
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 133
CHECK LIST TAHAPAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN HARGA DIRI RENDAH
Sub
Raw Score C D Score
total
Tahapan Prosedur
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3 Actual Max
RxCxD score
1 Mengumpulkan data tentang klien dan masalah utama 0 1 2 1 2
6 Ucapkan Bismillaahirrohmaanirrohim 0 1 1 1 1 11
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 134
• Waktu 0 1 1 1 1
• Tempat 0 1 1 1 1
7 Beri kesempatan pasien untuk bertanya 0 1 1 1 1 24
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 135
Doakan kesembuhan pasien
7 0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 136
MANAJEMEN ISOLASI SOSIAL
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti Praktikum, diharapkan mahasiswa mampu mendemostrasikan cara
melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan isolasi sosial
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan isolasi sosial
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan isolasi sosial
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien dengan isolasi sosial
Skenario :
Seorang laki-laki usia 40 tahun, telah dirawat di RS Jiwa selama 1 minggu. Klien tampak
murung, kontak mata kurang, ketika diajak berkomunikasi sering menghindar, miskin bicara
dan ketika diminta untuk melakukan sesuatu selalu berkata bahwa dia tidak bisa
b. Tindakan Keperawatan
1. Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
b.Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman.
2. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan
a. Menjelaskan cara berkenalan
b.Mendemostrasikan cara berkenalan
c. Melatih klien berkenalan 2 - 3 orang atau lebih
3. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-
hari.
4. Menjelaskan dan melatih berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 138
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Tindakan Keperawatan Pasien
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-1 : Membina hubungan saling percaya,
menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial, membantu
mengenalkan manfaat bersosialisasi dan kerugian tidak bersosialisasi dengan orang
lain dan melatih klien berkenalan
Orientasi
“ Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya perawat K, perawat yang dinas hari ini dari jam 7
sampai 2 siang nanti, benar ini dengan bapak R, senang dipanggil apa pak?”
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini? mengapa bapak tampak murung dan tidak mau
berinteraksi dengan teman-temannya? apa yang sudah bapak lakukan saat merasa
kesepian?apakah bermanfaat bagi bapak? Baiklah.. bagaimana kalau sekarang kita berlatih
cara berbicara yang baik dan benar kemudian dilanjutkan cara berkenalan. Mau berapa
lama pak? Bagaimana kalau 20 menit pak?”
Kerja
“Berapa lama bapak sakit seperti ini, sudah pernah dirawat di RS pak? Sudah berapa kali
dirawat di RS? Apakah bapak rutin berobat? Sudah berapa lama bapak tidak minum obat?
Apa yang bapak pikirkan dengan penyakit ini? apakah kondisi ini membuat membuat
bapak merasa kesepian? Apakah kondisi ini membuat bapak merasa dijauhi orang-orang?
Apakah kondisi ini membuat bapak merasa tidak bisa menerima penilaian dari
masyarakat? Apakah dengan sakit seperti ini bapak merasa ditolak orang lain? Apakah
bapak merasa tidak aman dekat dengan orang lain? Apakah bapak merasa tidak nyaman
dengan orang lain? apakah saat sakit seperti ini bapak jadi lebih banyak menyendiri?
Apakah saat sakit seperti ini bapak jadi sulit bergaul?“
“Baik bapak dari apa yang bapak sampaikan tadi ada beberapa tanda dan gejala yang
bapak alami bisa saya simpulkan bapak mengalami isolasi sosial, menurut bapak jika bapak
tidak bersosialisasi dengan orang lain apa yang bapak rasakan? Apa yang bapak dapatkan?
Menurut bapak bapak itu keuntungan atau kerugian? Bagus sekali pak, jadi kalua tidak
bersosialisasi kita mendapatkan kerugian berupa tidak punya teman bercerita, tidak ada
yang membantu dll”
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 139
“Nah sekarang jika bapak mau bersosialisasi dengan orang lain kira-kira apa yang bapak
rasakan dan dapatkan? Wah bagus sekali, bapak dapat menjadi lebih senang, punya teman
untuk bercerita, ada yang membantu jika kita butuh bantuan dll. Berarti kita mendapatkan
banyak keuntungan/ manfaat dari bersosialisasi ya pak”
“sebelumnya apa yang bapak lakukan apabila muncul keinginan untuk mengurung diri
seperti ini? apakah sebelumnya disini sudah diajari cara berbicara yang baik? Apakah
pernah diajari untuk berkenalan dengan teman-temannya disini? Apakah disini sudah
diajari bagaimana bekerja kelompok? apakah disini sudah diajari bagaimana berhubungan
secara sosial di masyarakat? Baiklah bapak, kalau begitu sekarang saya akan mengajarkan
bagaimana sikap tubuh yang baik jika berbicara dengan teman dan cara berkenalan”
“Baik bapak, untuk mengatasi permasalahan bapak, kita mulai dulu dengan latihan sikap
tubuh yang baik ketika berbicara dengan teman…nanti saya contohkan, kemudian bapak
menirukan ya…jadi pertama, duduknya harus santai pak..santai tapi tegak..kemudian mata
menatap lawan bicara…kemudian menyapa sambil tersenyum…(sambil mencontohkan),
coba sekarang bapak yang melakukan…nah sambil berjabat tangan, bapak jangan lupa
menanyakan namanya, alamat, dan hobi dari lawan bicara
“yaaaa..bagus sekali pak…coba ulangi sekali lagi, bagus sekali bapak sudah dapat
melakukan latihan sikap tubuh yang benar saat berbincang-bincang..”
“Bagus sekali pak, nah sekarang kita coba Latihan berkenalan dengan orang lain, coba ajak
kenalan pada pasien dan perawat itu. Bagus sekali pak, sudah berani dan mencoba
berkenalan dengan orang lain. Nanti setelah ini coba bapak praktikan lagi kepada 2 orang
ya pak”
Baik bapak.. pada pertemuan selanjutnya nanti kita lanjutkan cara yang kedua yaitu latihan
bekerja dalam kelompok.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih sikap tubuh yang baik dan latihan
berkenalan?
“apa saja latihan yang sudah kita latih? Saya lihat tadi bapak sudah melakukan latihan
dengan baik hari ini… Bagus sekali ibu”
“Baik pak, untuk latihan sikap tubuh saat bicara, bapak bisa melakukannya dua kali dalam
sehari..? jam berapa Bapak akan latihan? Bagaimana kalau jam 08.00 dan jam 14.00,
kemudian bisa melakukan sesuai dengan kondisi bapak, jika bapak ingin melatihnya lebih
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 140
banyak lagi itu sangat bagus sekali.. nanti bapak bisa catat di buku ini. ini bapak, saya
berikan resep agar bapak lebih mudah untuk mengingat sikap tubuh yang baik ketika
berbincang-bincang dan mengingat cara berkenalan dengan orang lain.
Besok pagi jam 10.00 kita akan latihan bekerja dalam kelompok.. tujuannya supaya bapak
bisa melakukan pekerjaan secara bersama-sama dan terbantu jika ada pekerjaan yang
berat. Saya rasa latihan kita hari ini sudah cukup pak, besuk kita lanjutkan kembali. Besuk
mau jam berapa pak? Mau latihan dimana?ok selamat pagi. Assalamu’alaikum”
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 141
“Ketika sedang bekerja Bersama seperti ini jangan lupa untuk tetap bercerita ya pak, agar
menjadi lebih akrab”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih bekerja secara kelompok tadi pak? Ada
beberapa cara yang kita latih tadi supaya dapat bekerja kelompok, Coba bapak ulangi lagi.
Bagus sekali. Nah bapak mulai sekarang latihan sikap tubuh yang baik ketika bicara
3xsehari jam 06.00, 13.00 dan jam 19.00, latihan berkenalan 2x sehari, latihan cara bekerja
dalam kelompok. Besok kita akan latihan cara lain yaitu membuat satu kegiatan bersama.
Saya rasa latihan kita hari ini sudah cukup pak, besuk kita lanjutkan kembali. Besuk mau
jam berapa pak? Mau latihan dimana?ok selamat pagi. Assalamu’alaikum”
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 143
2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a. Tujuan:
1) Mengenal masalah klien Isolasi sosial
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
3) Merawat klien Isolasi sosial
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien Isolasi sosial
dan mencegah kekambuhan.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial. Dukungan keluarga selama pasien di
rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh.
Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga
yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu
mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga
tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi
akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan
isolasi sosial baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien isolasi sosial adalah:
1) Menjelaskan masalah klien Isolasi sosial pada keluarga
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien Isolasi sosial
b) Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya Isolasi sosial.
2) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien Isolasi sosial
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien Isolasi sosial
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien Isolasi sosial
3) Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien isolasi sosial
a) Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
b) Menjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-
hari.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 144
c) Menjelaskan cara melatih klien berbicara sosial : meinta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk latihan
berkenalan.
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk latihan
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.
f) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk latihan
berbicara sosial.
4) Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi
klien isolasi sosial.
a) Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan klien
b) Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung perawatan klien
c) Mengajurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya merawat klien
5) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up ,
cara rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan.
a) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
b) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
c) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
d) Menjelaskan dan menganjurkan follw up dan merujuk klien ke pelayanan
kesehatan.
E. Evaluasi
Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................................
Ruangan : .................................
Nama perawat : ……….........................
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 145
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
SP 1 SP 1
Membina hubungan saling percaya, Menjelaskan masalah klien Isolasi
menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan sosial pada keluarga;
akibat isolasi sosial, membantu mengenalkan Mendiskusikan masalah dan akibat
mafaat bersosialisasi dan kerugian tidak yang mungkin terjadi pada klien
bersosialisasi dengan orang lain dan melatih Isolasi sosial; Menjelaskan cara
klien berkenalan merawat pasien isolasi sosial
SP 2 SP 2
Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap Melatih keluarga cara merawat
dalam kelompok saat melakukan kegiatan klien isolasi sosial
sehari-hari.
SP 3 SP 3
Menjelaskan dan melatih berbicara sosial : Membuat perencanaan pulang dan
meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya. menjelaskan cara memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan, karenanya
dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Hubungan Sosial
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 146
CHECK LIST TAHAPAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN ISOLASI SOSIAL
6 Ucapkan Bismillaahirrohmaanirrohim 0 1 1 1 1 11
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 147
• Tempat 0 1 1 1 1
7 Beri kesempatan pasien untuk bertanya 0 1 1 1 1 24
SP 1 24
Membina hubungan saling percaya, menjelaskan tanda, gejala, 0 1 3 2 6
dan penyebab isolasi social 0 1 3 2 6
7 Membantu menjelaskan kerugian/ akibat tidak bersosialisasi
0 1 3 2 6
Membantu mengenalkan keuntungan/ manfaat bersosialisasi
0 1 3 2 6
Melatih klien cara berkenalan dan latihan berkenalan dengan
orang lain secara langsung
SP 2 24
Kerja Menjelaskan cara bercakap-cakap dalam kelompok saat 0 1 2 3 2 12
8 melakukan kegiatan sehari-hari
0 1 2 3 2 12
Melatih klien bercakap-cakap dalam kelompok saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
SP 3 24
Menjelaskan berbicara social: memnita sesuatu, menolak
sesuatu dan berbelanja 0 1 3 2 6
9 Melatih berbicara sosial : meminta sesuatu 0 1 3 2 6
Melatih berbicara sosial : menolak sesuatu/ permintaan orang 0 1 3 2 6
lain 0 1 3 2 6
Melatih berbicara sosial : berbelanja
1 Simpulkan hasil kegiatan 0 1 2 1 2 13
Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif,
2 0 1 2 1 2
psikomotor maupun afektif.
Terminasi
3 Memberikan reinforcement positif 0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 148
Doakan kesembuhan pasien
0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 149
MANAJEMEN KECEMASAN
Penyusun :
Ns. Kellyana Irawati., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
Topik 4
A. Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi atau mengenali tanda tanda kecemasan.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan tanda-tanda kecemasan.
3. Mahasiswa mampu mempraktikkan cara-cara managemen kecemasan.
B. Skenario
Seorang wanita usia 30 tahun dirawat di suatu bangsal dengan diagnose medis tumor
mamae sinistra, dokter memberikan advice supaya tumor segera di angkat (operasi).
Mendengar hal tersebut, klien terus memikirkan proses operasi yang akan dia alami, klien
terus menerus bertanya kepada keluarganya “jika di operasi itu bisa meninggal tidak?” Klien
juga merasa takut akan kehilangan payudaranya.
C. Pertanyaan minimal
1. Apakah yang sedang dialami oleh klien?
2. Apa saja tanda gejala klien yang mengalami kecemasan?
3. Apa yang seharusnya dilakukan perawat untuk mengatasi kasus tersebut?
D. Lampiran materi
Kecemasan merupakan suatu respon emosional terhadap pemikiran/ penilaian pada suatu
ketakutan (Stuart, 2013). Townsend (2010) mendefinisikan kecemasan yaitu suatu perasaan
tidak nyaman yang disertai dengan respon autonomic dimana sumbernya tidak spesifik dan
tidak diketahui oleh individu yang merasakan dan mengakibatkan respon antisipasi
terhadap ancaman bahaya. Kecemasan dan ketakutan merupakan suatu hal yang berbeda,
kecemasan dan ketakutan sering kali tampak pada gaya bicara dan tingkah laku. Kecemasan
dapat menular secara interpersonal. Kecemasan juga berkaitan dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang, yang terjadi dan merupakan hasil dari adanya perilaku yang tidak
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 150
menyenangkan, menurunkan harga diri seseorang, dan tidak memahami identitas klien.
Ansietas atau kecemasan merupakan hal wajar terjadi yang berhubungan dengan adanya
hukuman, adanya penolakan, gangguan berhubungan sosial, kehilangan fungsi tubuhnya
(Stuart, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan yaitu suatu respon dari
perasaan yang terancam yang mengakibatkan ketakutan, namun ketakutan tersebut tidak
diketahui sumbernya.
Etiologi Kecemasan:
3. Ancaman kematian
4. Kebutuhan yang tidak terpenuhi: takut gagal, disfungsi sistem keluarga, hubungan
anak dan orang tua yang tidak memuaskan, dan iritabilitas yang tinggi.
5. Insomnia
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 152
Respon Kecemasan Terhadap Fisiologis Tubuh
(Stuart, 2013)
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 153
Takikardi Kurang Pelupa Frustasi
Respirasi: koordinasi Tidak bisa Merasa
Nafas cepat Penarikan mengambil diteror
Nafas pendek secara keputusan Merasa
Nyeri dada interpersonal Tidak dapat bersalah
Tenggorokan Bicara cepat menyelesaikan Malu
rasa tercekat pekerjaan
Choking Tidak mampu
Gasping berpikir jernih
Gastrointestinal Lahan
Penurunan persepsi
nafsu makan menurun
Perut tidak Kreatifitas
nyaman menurun
Nausea Confuse
Diare Kebingungan
Nyeri perut Takut
Neuromuskular: kehilangan
Reflek control
meningkat Takut terluka
Insomnia atau
Tremor ketakutan
Rigidity pada
Fidgeting kematian
Pacing Mimpi buruk
Strained Face
e. Strategi Pelaksanaan
SP 1 Tarik nafas dalam
SP 2 Relaksasi lima jari
E. Checklist penilaian
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 154
d. CHECK LIST TAHAPAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN KECEMASAN
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 155
Kerja 1 Menanyakan keluhan utama 0 1 2 3 1 6
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 156
5 Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic) 0 1 1 1 1
6 Ucap Alhamdulillaahirobbil'alamiin 0 1 1 1 1
Doakan kesembuhan pasien
7 0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 157
Actual score Actual score
Nilai akhir= X 100 = X 100 = ….
Maximum score (102-16)
e. Keterangan:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 158
MANAJEMEN HALUSINASI
Penyusun :
1. Ns. Shanti Wardaningsih., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa.,
Topik 5 Ph.D
2. Ns. Kellyana Irawati., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti Praktikum, diharapkan mahasiswa mampu mendemostrasikan cara
melakukan pengkajian kesehatan jiwa.
1. Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi
Skenario :
Seorang laki-laki usia 40 tahun, telah dirawat di RS Jiwa selama 1 minggu. Klien telah tampak
tenang, namun klien masih tampak sering bicara sendiri, komat kamit dan tertawa tanpa
sebab. Apa intervensi yang dapat dilakukan perawat?
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 159
Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi (lihat nomor 1 diatas).
3. Waktu, frekwensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 160
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami
oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin
jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi
terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini dilakukan
untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi
yang menyebabkan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan
frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat
dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu
dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
C. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan
pada pasien
Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Konfusi Kronik (NANDA, 2015)
Konfusi Akut (NANDA, 2015)
D. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya
dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat),
waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 161
Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti
dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
2) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya. Kalau ini
dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi
yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak
akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
a) Menjelaskan cara menghardik halusinasi
b) Memperagakan cara menghardik
c) Meminta pasien memperagakan ulang
d) Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
3) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi; fokus
perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan
orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri
dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan
mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk
itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya
dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari
dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
a) Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
b) Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
c) Melatih pasien melakukan aktivitas
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 162
d) Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih.
Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai tidur malam, 7
hari dalam seminggu.
e) Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif.
5) Minum obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan
obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat di
rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami
kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula
akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:
a) Jelaskan guna obat
b) Jelaskan akibat bila putus obat
c) Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
d) Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar waktu, benar dosis)
STRATEGI PELAKSANAAN
Orientasi:
”Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang dipanggil S.
Nama D siapa? Senang dipanggil apa”
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 163
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar tetapi
tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30
menit”
Kerja:
”Apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu
sendiri?”
”Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya tidak mau
dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah bisa”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
Orientasi:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 164
“Assalammualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya D?”
Kerja:
“D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ?
Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan mengganggu selama ini
tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk
rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya
untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, artinya D harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D. Jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa pada waktunya minta
obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita
ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammu’alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-3: Melatih Pasien Mengontrol Halusinasi Dengan Cara
Ketiga:
Orientasi:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 165
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk
diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; … tolong, saya mulai
dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak
D katakan: Kak, ayo ngobrol dengan D. D sedang dengar suara-suara. Begitu D. Coba D lakukan
seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk
mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami halusinasi lagi.
Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok
pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi?
Sampai besok ya. Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-4: Melatih Pasien Mengontrol Halusinasi Dengan Cara
Keempat:
Kerja: “Apa saja yang biasa D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita
latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini
dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi
agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba
lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan
siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 166
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KE-5 dan selanjutnya
a) Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap & kegiatan harian. Beri
pujian
b) Latih kegiatan harian
c) Nilai kemampuan yang telah mandiri
d) Nilai apakah halusinasi terkontrol
a. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
SP 1 Keluarga:
SP 2 Keluarga:
SP 3 Keluarga
SP 4 Keluarga
E. Evaluasi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 168
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
DENGAN HALUSINASI
Ruangan: .................................
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
SP 1 SP 1
Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih cara merawat halusinasi:
menghardik hardik
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 169
SP 2 SP 2
SP 3 SP 3
Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/melatih pasien
menghardik dan memberikan obat.
Latih cara mengontrol halusinasi dg bercakap-
Beri pujian
cakap saat terjadi halusinasi
Jelaskan cara bercakap-cakap dan
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
melakukan kegiatan untuk
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
mengontrol halusinasi
SP 4 SP 4
Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
bercakap-cakap. Beri pujian 2. Latih cara merawat/melatih pasien
mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan menghardik, memberikan obat &
harian (mulai bercakap-cakap. Beri pujian
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 170
kegiatan harian jadual dan memberikan pujian
Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
bercakap-cakap & kegiatan harian. Beri pujian merawat/melatih pasien
menghardik & memberikan obat &
Latih kegiatan harian
bercakap-cakap & melakukkan
Nilai kemampuan yang telah mandiri kegiatan harian dan follow up. Beri
pujian
Nilai apakah halusinasi terkontrol
Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan, karenanya
dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Persepsi :
Halusinasi
a. Pendengaran
b. Penglihatan
c. Perabaan
d. Pengecapan
e. Penghidu
Jelaskan:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 171
Frekuensi halusinasi: ……………………………………………………
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 172
CHECK LIST TAHAPAN PENATALAKSANAAN HALUSINASI
6 Ucapkan Bismillaahirrohmaanirrohim 0 1 1 1 1 11
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 173
• Topik 0 1 1 1 1
• Waktu 0 1 1 1 1
• Tempat 0 1 1 1 1
5 Beri kesempatan pasien untuk bertanya 0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 174
cakap.
Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik, minum obat, dan bercakap-cakap.
SP 4 Kontrol Halusinasi dengan melakukan kegiatan 24
Mengevaluasi dan validasi tanda dan gejala yang masih muncul
dan mengevaluasi kemampuan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap.
5 Berikan reinforcement positif 0 4 3 2 24
Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan beraktivitas/
melakukan kegiatan
Masukkan dalam jadwal kegiatan harian untuk melakukan
kegiatan harian.
1 Simpulkan hasil kegiatan 0 1 2 1 2
Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, 2
2 0 1 3 2 1 6
psikomotor maupun afektif.
3 Memberikan reinforcement positif 0 1 1 1 1
7 0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 175
8 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam 0 1 1 1 1 17
1 Nama dan umur atau nama dan alamat pasien 0 1 2 2 1 4 20
2 Diagnosis keperawatan 0 1 2 1 2
3 Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan 0 1 2 1 2
Dokumentasi Evaluasi (S: respon verbal pasien; O: keberhasilan terapi, ; A: analisis
4 0 1 2 3 4 2 1 8
masalah keperawatan; P: rencana berikutnya)
5 Tanggal dan jam pelaksanaan 0 1 2 1 1 2
6 Nama dan tanda tangan ners 0 1 2 1 1 2
1 Empati 0 1 2 1 2 10
2 Teliti 0 1 2 1 2
Soft Skills 3 Hati-hati 0 1 2 1 2
4 Menunjukkan perilaku profesional 0 1 2 1 2
5 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib 0 1 2 1 2
Total 184
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 176
Penilaian : jumlah nilai x 100 (Sesuai SP di kasus)
(184 -72)
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 177
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Penyusun :
Ns. Shanti Wardaningsih., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa.,
TOPIK 6
Ph.D
Ns. Yanuar Fahrizal., M.Kep., Sp.Kep.J
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah
membuat sadar diri (self awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan atau ketiganya.
Macam-macam terapi aktivitas kelompok :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
c. Terapi aktivitas kelompok stimulasi realita
d. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Tujuan, tipe dan aktivitas dari terapi aktivitas kelompok
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 178
Kelompok Fokus pada mengingat
mengingatkan
A. PENGERTIAN
Terapi aktivitas kelompok ( TAK ) stimulasi persepsi adalah terapi yang mengggunakan
aktivitas mempersepsikan berbagai stimulus yang terkait dengan pengalaman dan atau
kehidupan untuk didisksikan dalam kelompok .hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
B. TUJUAN UMUM
Klien mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepaanya
Tujuan khusus
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul sesuai dengan stimulus yang dialami.
C. AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas dibagi dalam empat bagian yaitu: mempersepsikan stimulus nyata yang ditemui
dalam sehari- hari, stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan, stimulus
yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang
mengakibatkan harga diri rendah.
1. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari
a. TAK menonton televisi
b. TAK membaca majalah/Koran
c. TAK melihat gambar
2. Indikasi
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan persepsi sensori dan
klien menarik diri yang telah mengikuti TAK
Aktivitas mempersepsikan stimulus dan respon yang dialami dalam kehidupan , aktivitas dibagi
dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan yaitu:
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 179
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mengenal kekerasan yang biasa dilakukan
(penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, akibat perilaku kekerasan)
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui
kegiatan fisik
3. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui
interaksi asertif
4. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui
kepatuhan makan obat
5. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui
kegiatan ibadah
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perilaku kekerasan yang telah kooperatif
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan.
Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan yaitu :
1. TAK mengenal halusinasi
2. TAK mengusir/menghardik halusinasi
3. TAK mengontrol halusinasi dengan kegiatan
4. TAK mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5. TAK mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah
1. TAK mengidentifikasi aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif
kemampuan yang dimiliki selama hidup (di rumah dan di Rumah sakit )
2. TAK melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit dan di rumah
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep diri: Harga diri rendah
SESI I
TAK STIMULASI PERSEPSI :MENONTON TV
A. Tujuan
1. klien dapat menyebtkan apa yang dilihat
2. klien dapat memberikan pendapat terhadap acara TV yang ditonton
3. klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain
B. Setting
Peserta TAK dan terapis dduk bersama setengah lingkaran menghadap TV
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 180
C. Alat
1. Televisi dan ata video player
2. Cassete Video
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadual kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
E. Langkah- langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
3. Orientasi
a. Salam terapetik
b. Salam dari terapis
c. Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai name tag)
d. Menanyakan nama dan panggilamn semua klien (beri name tag)
e. Evaluasi/ Validasi
f. Menanyakan perasaan klien saat ini
g. Menanyakan masalah yang dirasakan
4. Tahap Kerja
a. Tentukan acara televisi yang menarik dan masih dimengerti oleh klien
b. Beri kesempatan bagi klien untk menonton acara TV selama 10 menit dan
setelah itu TV dimatikan
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai acara TV yang telah ditonton
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendaat klien sebelumnya
e. Berikan pjian/ penghargaan artas kemampuan klien memberi pendapat
f. Ulangi c, d, e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Beri kesimplan tentang acara TV yang ditonton
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 181
1) Menanyakan erasaan klien setelah mengikti TAK
2) memberikan reinforcement positif terhadap perilaku kelook yang positif
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersesikan tayangan TV
tertent dan mendisksikannya pada orang lain
2) Membuat jadual nonton TV
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati topik, waktu dan tempat yang akan datang
Memberi
Memberi tanggapan Mengikuti
Nama pendapat
NO terhadap pendapat kegiatan sampai
Klien terhadap acara
klien lain selesai
TV
SESI 2
TAK STIMULASI PERSEPSI : MEMBACA MAJALAH/ KORAN/ ARTIKEL
A. Tujuan
1. Klien dapat menyebitkan kembali isi bacaan.
2. Klien dapat memberikan pendapat terhadap isi bacaan.
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 182
3. Klien dapat memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain.
B. Setting
Peserta terapis duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Majalah/Koran/Artikel
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadual kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
E. Langkah- langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapetik
b. Salam dari terapis
c. Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai name tag)
d. Menanyakan nama dan panggilamn semua klien (beri name tag)
3. Evaluasi/ Validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan masalah yang dirasakan kien
c. Menayakan penerapsan TAK yang lalu
Tahap Kerja
a. Tentukan bacaan yang akan dibaca
b. Bacakan isi majalah/ Koran/ artikel selama 10 menit (jika mngkin berian foto copy
bacaan pada klien
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai isi bacaan
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendaat klien sebelumnya
e. Berikan pujian/ penghargaan artas kemampuan klien memberi pendapat
f. Ulangi c, d, e sampai semua klien mendapat kesempatan
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 183
g. Beri kesimpulan tentang bacaan
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikti TAK
2) memberikan reinforcement positif terhadap perilaku yang positif
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersesikan tayangan TV tertentu
dan mendiskusikannya pada orang lain
2) Membuat jadual nonton TV
c. kontrak yang akan datang
Menyepakati topik, waktu dan tempat yang akan datang
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Format Evaluasi
SESI 3
TAK STIMULASI PERSEPSI: GAMBAR
A. Tujuan
1. klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat
2. klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain
B. Setting
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 184
Peserta dan terapis duduk besama dalam lingkaran
C. Alat
1. Beberapa gambar
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadual kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Langkah- langkah Kegiatan
E. Persiapan
1. Memilih klien sesuai indikasi
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
4. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Salam dari terapis
c. Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai name tag)
d. Menanyakan nama dan panggilan sema klien (beri name tag)
e. Evaluasi Validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan penerapan TAK yang lalu
f. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan
2. Menjelaskan aturan main yaitu:
3. Melihat gambar yang ditetapkan selama 10 MENIT
4. Setiap klien mengenali gambar yang dipaparkan
5. Setiap klien mengenali kegiatan dari awal sampai akhir
6. Bila ingin keluar kelompok harus seijin pemimpin TAK
7. Lama kegiatan yaitu 45 menit
5. Tahap Kerja
a. Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang
b. Tunjukkan gambar pada klien (jika besar dapat di depan saja, jika kecil diedarkan)
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 185
c. Tanyakan pendapat seorang klien tentang gambar
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memeberi pendapat
f. Ulangi c,d,e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan
6. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
b. Menanyakan perasaan klien setelah mengikti TAK
c. memberikan reinforcement positif terhadap perilaku kien yang positif
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien melatih melihat gambar (di TV, Koran, majalah, album) dan
mendiskusikannya pada orang lain
Membuat jadual nonton TV
c. kontrak yang akan datang
Menyepakati topik, waktu dan tempat TAK yang akan datang
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Format Evaluasi
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 186
EVALUASI PENAMPILAN MEMIMPIN TAKS
A. Persiapan 9
1. Menyiapkan alat 0 1 1 1 1
6. Ucapkan Bismillaahirrohmaanirrohim 0 1 1 1 1
1. Mengucapkan salam 0 1 2 1 2
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 187
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/ keluarga 0 1 2 1 1 2
0 1 1 1 1
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 188
4. Mendokumentasikan evaluasi kemampuan pasien/ keluarga (SOAP) 0 1 2 2 1 4
D. Soft Skills 10
1 Empati 0 1 2 1 2
2 Teliti 0 1 2 1 2
3 Hati-hati 0 1 2 1 2
Total skor
Nilai akhir 79
Nilai akhir = (score / total skor) x 100
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 189
ALHAMDULILLAH
Semoga buku ini memberikan kemanfaatan. Aamiin
Buku Modul Blok (14) Blok Keperawatan Jiwa PSIK UMY 190