Karya Ilmia Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,
NPM : 0806457294
Tanda Tangan :
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Penulisan karya ilmiah akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memenuhi tugas akhir dalam mencapai gelar Ners . Saya menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan
sampai penyusunan karya ilmiah akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia;
2. Ibu Tuti Nuraini selaku dosen pembimbing saya yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini;
3. Ibu Riri Maria, selaku koordinator mata ajar yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan selama penyusunan
dan pelaksanan mata ajar karya ilmiah akhir Ners ini.
4. Ibu Yeane Anastania selaku pembimbing ruangan yang senantiasa
menyediakan waktu untuk membimbing saya dan teman-teman.
5. Kakak-kakak perawat lantai 7 Zona A RSUP Cipto Mangunkusumo yang
sabar mengajari dan memotivasi untuk berani mencoba.
6. Orang tua saya (Bapak Suadnyana dan Ibu Pusparini), adik- adik saya(
Lode, Komang, dan Dek Tut), keluarga kedua di Jakarta dan Bogor (Bu
De, Pak Made, Bu Tu, Pak Gede), sepupu- sepupu, dan seluruh keluarga
besar saya di Bali yang tiada hentinya memberikan dukungan material dan
moral;
7. Teman-teman Profesi angkatan 2008 yang memberikan saya semangat
yang luar bisa untuk berjuang dalam menyelesaikan profesi ini.
Terimakasih teman-teman membuat saya memiliki pengalaman yang baru
iv
Penulis
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 9 Juli 2013
Yang menyatakan
vi
Pembatasan cairan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi
kelebihan volume cairan akibat penurunan fungsi ginjal. Pembatasan cairan
merupakan hal yang terberat yang dialami pasien gagal ginjal kronik selama
menjalani hidup dengan hemodialisa. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan
evidence based practice dari jurnal ilmiah. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
menerapkan cognitive behavioral therapy terkait intervensi pembatasan cairan pada
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil menunjukkan
cognitive behavioral therapy efektif dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam
melakukan pembatasan cairan. Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, balance
cairan seimbang, dan menunjukkan minat dan motivasi untuk melakukan pembatasan
cairan.
Kata kunci:
Cognitive behavioral therapy; gagal ginjal kronik,; hemodialisa, pembatasan cairan.
vii
Fluid restriction is one of the means used to reduce excess fluid volume due to
decreased renal function.Fluid restriction is the hardest part of patient’s life with
during hemodialysis. This papers is to use evidence-based practice of scientific
journals. This papers is aim to apply cognitive behavioral therapy interventions
related to fluid restriction in patients with CKD stage 5 undergoing hemodialysis.
The results showed cognitive behavioral therapy is effective in improving patient
compliance in conducting fluid restriction. Patients showed a stable weight, balance
fluid balance, and show an interest and motivation to perform fluid restriction.
Keywords:
Chronic kidney disease; cognitive behavioral therapy; hemodialysis; fluid restriction.
viii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................
KARYA ILMIAH ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
ix
xi
xii
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat
progresif dan irreversible. Penurunan kemampuan filtrasi pada penyakit gagal
ginjal kronik (Glomerular Filtration Rate/GFR) kurang dari 60 ml/min/1,73 m2
(Black and Hawk, 2005). Ginjal mengalami penurunan kemampuan dalam
melakukan fungsi metabolisme, keseimbangan cairan, dan elektrolit. Penyakit
gagal ginjal kronik dibagi menjadi tahap 1- 5. Penyakit gagal ginjal kronik yang
berada pada tahap 5 disebut gagal ginjal kronik tahap akhir (end stage renal
disease).
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang
dihadapi oleh berbagai negara di dunia. American Kidney Fund melaporkan
jumlah penderita penyakit gagal ginjal kronik pada tahun 2011 diperkirakan
mencapai 31 juta penderita atau sekitar 10% dari jumlah penduduk Amerika
Serikat. Laju prevalensi (prevalent rate) penyakit gagal ginjal kronik meningkat
600% dari tahun 1980- 2009 di Amerika Serikat. Angka kejadian gagal ginjal
kronik meningkat pada orang yang berumur 65 tahun ke atas.
The Centers for Disease Control and Prevention (2010) menyatakan bahwa
penyakit gagal ginjal kronik menduduki urutan ke 8 penyebab kematian terbanyak
di Amerika Serikat. Jumlah penderita gagal ginjal kronik di Australia juga
mengalami peningkatkan. Jumlah penderita gagal ginjal kronik di Australia
diperkirakan mencapai 1,7 juta jiwa pada tahun 2011 (Kidney Health Australia,
2011)
1 Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
2
Diabetes dan tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh gaya hidup yang
kurang sehat. Konsumsi makanan secara berlebihan dan konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi minuman pewarna, obat-obatan penambah stamina, dan
obat-obatan dalam waktu lama dapat meningkakan risiko kerusakan ginjal.
Indonesia merupakan negara tropis yang membuat rentan terjadi dehidrasi.
Kurang mengkonsumsi air sesuai kebutuhan berisiko meningkatkan risiko
kerusakan ginjal (Wibowo, 2010).
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
3
Reaksi emosional awal yang biasanya dilakukan oleh penderita yang baru
didiagnosa mengalami penyakit gagal ginjal kronik adalah tidak ada harapan,
menangis, dan menarik diri dari lingkungan sosial. Perubahan spiritual
diantaranya penderita gagal ginjal kronik cenderung menyalahkan dan
menganggap Tuhan tidak adil sehingga malas untuk menjalankan ibadah
(Setyaningsih, 2011).
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
4
pembatasan makanan dan cairan, perubahan peran dan tanggung jawab dalam
keluarga, dan penurunan kemampuan dalam mencapai tujuan jangka panjang
(Fowler & Baas, 2006). Penelitian lain menemukan bahwa sebagian besar
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mengalami depresi dan
gangguan emosional yang mempengaruhi dengan kualitas hidup penderita
(Fowler & Baas, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
5
mengalami peningkatan sekitar 9,7%- 49,5% di Amerika Serikat dan 9,8% - 70%
di Eropa (Kugler, et all, 2005). United State Renal Data System (USRDS, 2012)
melaporkan peningkatan angka kematian pada penderita gagal ginjal kronik yang
disebabkan peningkatan IDWG yang melebihi 4.8% dari total berat badan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
6
1.2.RUMUSAN MASALAH
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang
dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Penyebab timbulnya penyakit gagal ginjal
kronik antara lain diabetes mellitus, glomerulonefritis, pyelonephiritis, batu
ginjal,penyakit pembuluh darah ginjal, dan hipertensi.
Penelitian menemukan bahwa sebagian besar penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa mengalami depresi dan gangguan emosional yang
mempengaruhi dengan kualitas hidup penderita (Fowler & Baas, 2006). Sebagian
besar penderita gagal ginjal kronik menyatakan bahwa pembatasan cairan
merupakan hal yang terberat selama menjalani hidup dengan hemodialisa.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
7
1.3.TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien dengan gagal ginjal kronik.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa.
1.3.2.2. Mengetahui penerapan cognitive behavioral therapy untuk
pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa.
1.3.2.3. Mengetahui analisa masalah perkotaan pada klien dengan gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
1.3.2.4. Mengetahui keefektifan cognitive behavioral therapy untuk
pembatasan cairan pada klien dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
8
1.4.MANFAAT PENULISAN
1.4.1. Lahan Praktek
Memberikan informasi kepada perawat mengenai asuhan keperawatan
dengan penyakit gagal ginjal kronik dan cognitive behavioral therapy yang
dapat dilakukan untuk melakukan pembatasan cairan pada penderita gagal
ginjal kronik. Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan asuhan
keperawatan dengan penyakit gagal ginjal kronik khususnya.
1.4.2. Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran pada mahasiswa mengenai penerapan cognitive
behavioral therapy yang dapat dilakukan untuk melakukan pembatasan cairan
pada penderita gagal ginjal kronik. Diharapkan institusi pendidikan dapat
mengajarkan dan melatih penerapan cognitive behavioral therapy pada
mahasiswa.
1.4.3. Penulisan Karya Ilmiah selanjutnya
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
BAB 2
STUDI KEPUSTAKAAN
2.I.1 Definisi
Penyebab penyakit gagal ginjal kronik yang paling banyak antara lain
glomerulonefritis kronik (24%), nefropati diabetik (25%), nefrosklerosis
hipertensif (9%), penyakit ginjal polikistik (8%), pielonefritis kronis dan
nefritis intersisial lain (8%) (Brenner & Lazarus dalam Price & Wilson,
2006). Penyebab gagal ginjal kronik yang paling sering dapat dibagin
menjadi menjadi 8 kelas yaitu penyakit infeksi tubulointersisial,
penyakit peradangan, penyakit vaskular hipertensif, penyakit jaringan
ikat, ganggunan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati
9 Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
10
No Klasifikasi Penyakit
1. Penyakit tubulointersisial Infeksi pielonefritis atau refluks nefropati
2. Penyakit peradangan Glomerulonefritis
3. Penyakit vaskular hipertensif Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteri renalis
4. Gangguan jaringan ikat Lupus erimatosus sistemik, poliartritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
herediter ginjal
6. Penyakit metabolik Diabetes mellitus, gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis
7. Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik, nefropati
timah
8. Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas: batu,
neoplasma, fibrosis, retoperitoneal.
Traktus urinarius bagian bawah: hipertrofi
prostat, striktur uretra, anomaly kongenita
leher vesika urinaria dan uretra.
2.I.3 Patofisiologi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
11
Laju filtrasi turun hingga mencapai 20-35% dari normal pada tahap
insufiensi ginjal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami
kerusakan karena beban kerja yang berat. Penurunan kemampuan ginjal
ini mulai menyebabkan timbulnya akumulasi sampah sisa metabolik
yang menyebabkan peningkatan blood ureum nitrogen (BUN) dan
kreatinin serum. Pada tahap ini terdapat gejala nokturia dan poliuria.
Pada tahap gagal ginjal, nefron semakin banyak yang mati dan laju
filtrasi glomerulus sekitar 20%.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
13
Tabel 2.2: Manifestasi klinis sindrom uremikum pada gagal ginjal kronik
(Black & Hawk, 2005)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
15
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
19
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
23
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
24
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
BAB 3
Informasi Umum
Nama : Tn. K.N(57 thn)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Tanggal masuk : 15 Mei 2013
Sumber Informasi : Klien, status, keluarga
Alasan Masuk
Klien mengeluh mual, dan muntah serta penurunan nafsu makan. Klien
sempat dirawat di RSUD Bekasi selama 2 minggu dengan keluhan yang
sama. Klien didiagnosa mengalami batu ginjal bilateral dan sudah mengalami
operasi pemecahan batu ginjal 5 bulan yang lalu. Klien juga memiliki riwayat
melena.
Keluhan Utama
Klien mengeluh mual dan muntah,dan merasa lemas. Klien juga mengeluhkan
bengkak pada kaki.
Aktivitas/Istirahat
a. Gejala (Subjektif)
28 Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
29
b. Tanda (Objektif)
5555 5555
5555 5555
Sirkulasi
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
30
vesikuler (+), wheezing (+), ronchi (-). Distensi vena jugularis (-),
JVP 5+1 cm. Ekstremitas: suhu 36,20 C, warna pink (tidak pucat),
pengisian kapiler < 2 detik, tanda homan’s sign (-), varises (-),
abnormalitas kuku (-), penyebaran/kualitas rambut baik. Warna:
membran mukosa pucat, punggung kuku pink, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, diaforesis (-)
Integritas Ego
a. Gejala (Subjektif)
Faktor stres: klien merasa stress karena tidak bekerja dan stressor
jangka pendek adalah anak perempuan yang akan segera menikah
sedangkan klien masih berada di rumah sakit. Cara menangani
stress: berdoa dan berserah pada Tuhan. Masalah-masalah
finansial: klien bersama istri hidup dari pekerjaan klien dan
menjadi masalah saat klien tidak dapat bekerja karena sakit.
Faktor-faktor budaya: klien dan keluarga kental dengan budaya
batak. Agama: Kristen Protestan. Kegiatan keagamaan: walaupun
sakit, klien masih melakukan aktivitas keagamaan terutama
mengikuti kebaktian dan acara agama rutin. Gaya hidup: klien
sehari–hari sering beraktivitas pada kegiatan keagamaan di
lingkungan rumahnya dan bekerja sebagai buruh bangunan.
Perubahan terakhir: biasanya klien selalu melakukan aktivitas
secara mandiri tetapi semenjak sakit klien hanya melakukan
aktivitas dengan dibantu. Perasaan
ketidakberdayaan/keputusasaan: klien merasa lemah untuk
melakukan aktivitas yang dahulu sering dilakukannya.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
31
b. Tanda (Objektif)
Eliminasi
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Abdomen: nyeri tekan (-), agak keras, massa (+), bising usus
5x/menit. Hemoroid (-).
Makanan/Cairan
a. Gejala (Subjektif)
Diet (tipe): makanan lunak. Diet makanan saat ini makanan yang
dikonsumsi makanan cair. Jumlah kalori 1700 kkal. . Jumlah
makanan/hari: 3x/hari. Pola diet sebelumnya: sebelum sakit, klien
mau memakan apa saja tanpa ada kecenderungan tidak menyukai
salah satu jenis makanan. Kehilangan selera makan (+).
Mual/muntah (+). Nyeri ulu hati/saluran cerna (-).
Alergi/intoleransi makanan (-). Masalah-masalah
mengunyah/menelan (-). Berat badan: ± 50 Kg. Perubahan berat
badan (+) tetapi tidak diketahui jumlahnya karena klien/keluarga
tidak mengetahui BB sebelum sakit. Penggunaan diuretik (-).
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
32
b. Tanda (Objektif)
Berat badan: ± 50 Kg. Tinggi badan: 155 cm. Turgor kulit: elastis.
Membran mukosa: lembab. Edema: edema umum (-), edema
dependen (+), edema periorbital (-), asites (-). Pembesaran tiroid (-
). Hernia/massa: (-). Kondisi gigi/gusi: agak kotor. Penampilan
lidah: lembab. Bising usus: 5 x/menit. Urin: warna agak
kekuningan, jumlah 500 cc
Higiene
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Neurosensori
a. Gejala (Subjektif)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
33
b. Tanda (Objektif)
Nyeri/Ketidaknyamanan
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Pernapasan
a. Gejala (Subjektif)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
34
b. Tanda (Objektif)
Keamanan
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Suhu tubuh: 36,20 C. Diaforesis (-). Integritas kulit: (-). Tonus otot:
baik. Cara berjalan:lemah dan pergerakan harus dibantu. Rentang
gerak: baik tetapi harus dibantu untuk melakukan aktivitas.
Parastesia/paralisis (-). Hasil kultur pemeriksaan sistem imun: Anti
HIV penyaring non reaktif. Tranfusi (-).
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
35
Seksualitas
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Interaksi Sosial
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
36
Penyuluhan/Pembelajaran
a. Gejala (Subjektif)
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
37
a. Laboratorium
Nilai Klien Nilai Normal
Kimia klinik (22 Mei 2013)
Ureum Darah 75 mg/dl < 50
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
38
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
39
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
41
b. Penunjang lain
- Pemeriksaan GaEsophago Gastro Duodenoscopy (Indikasi pemeriksaan:
riwayat melena)
Kesimpulan :esofagitis grade B (LA classification), multiple ulcer di
antrum, PanGastritis, Giant ulcer di bulbus duodeni.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
42
- USG Ginjal
Hasil:
Ginjal kanan :
Ukuran :8,23 cm bentuk :normal
:tepi ireguler
Parenchymal :endodensitas :meninggi
Lain-lain :tampak batu beberapa buah batu,
pelviokalis melebar
Ginjal kiri :
Ukuran :7,64 cm bentuk :normal
:tepi ireguler
Parenchymal :endodensitas :meninggi
SINUS :Pelviokalises :melebar
Lain-lain :Tidak tampak batu
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
43
Kesimpulan pemeriksaan:
Terapi Obat
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
44
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
47
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
52
2.
Data Subjektif:
- Klien mengatakan
Risiko ketidakseimbangan nutrisi:
mengalami mual dan susah kurang dari kebutuhan
untuk makan
- Klien mengatakan
mengalami penurunan
nafsu makan sejak 3 bulan
yang lalu
- Klien mengatakan merasa
bertambah kurus walaupun
ada bengkak di kaki
Data Objektif:
- IMT:20,8
- BB: 50 kg, TB: 155
- Membran mukosa pucat
- Konjungtiva anemis
3. Data Subjektif:
- Klien mengatakan belum
Konstipasi
BAB sejak 4 hari yang lalu
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
55
6.
Data Subjektif:
Gangguan Pola Tidur
- Klien mengatakan susah
untuk memulai tidur
malam
- Klien mengatakan baru
bisa tidur menjelang subuh
- Klien mengatakan
memiliki kebiasaan
menonton televisi sampai
menjelang subuh baru
tertidur
- Klien mengeluh merasa
lemas dan merasa mudah
mengantuk
- Klien mengatakan saat ini
tidur pada pukul 04.00-
07.00 dan suka jatuh
tertidur.
Data Objektif
- klien tampak sering tertidur
- klien tampak lemas
7.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
56
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
3.4 Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan Kelebihan volume cairan dapat 1. Monitor TTV Takipnea dan hipertensi
diatasi dalam 1x24 jam. salah satu tanda.
Kriteria evaluasi: Takipnea terjadi ada
- Balance cairan seimbang atau tidak adanya
- Berat badan seimbang dispea.
- Tidak ada tanda edema 2. Auskultasi bunyi nafas Timbulnya suara
- Klien menunjukkan mengerti dan bunyi jantung tambahan seperti
dengan diet pembatasan crackles dan suara
cairan tambahan jantung S3
- Menunjukkan perubahan menunjukkan adanya
perilaku dalam melakukan kelebihan volume
usaha pembatasan cairan cairan. Kemungkinan
hasil dari perkembangan
edema paru.
3. Mengkaji adanya Edema dapat disebabkan
edema dan lokasi dari oleh beberapa keadaan
edema patologis yaitu adanya
tekanan hidrostatik dan
osmotic, dan tekanan
onkotik. Edema biasa
muncul di area depende
Intervensi kolaborasi
- Pemantaun kadar
Perpindahan cairan,
elektrolit (K, Na, Cl),
restriksi cairan, dan
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
60
2 Risiko Ketidakseimbangan Mempertahankan nilai elektrolit dan 1. Monitor tekanan Dilatasi arteriolar atau
elektrolit khususnya HC03 dalam rentang darah penurunan kontraktilitas
normal. jantung, hipovolemia
Kriteria Evaluasi: dapat ditunjukkan dari
- Tidak menunjukkan tanda- hipotensi dan hipoksia
tanda ketidakseimbangan jaringan.
elektrolit
2. Kaji level Penurunan status
kesadaran (LOC) mental, konfusi,
dan perubahan kelemahan, paralisis
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
61
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
62
Intervensi
kolaborasi:
- Pantau hasil AGD dan Mengevaluasi perlunya
berikan terapi terapi dan efektifitasnya.
medikasi sesuai
indikasi.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
64
merangsang pergerakan
feses
Intervensi
Kolaborasi: Membantu melunakkan
- Berikan medikasi feses sehingga mudah
sesuai indikasi seperti untuk dikeluarkan
obat-obatan laksatif
4. Kurang pengetahuan Peningkatan pengetahuan terkait 1. Bahas kembali proses Menyediakan informasi
penyakit yang diderita penyakit, prognosis, sesuai apa yang
Kriteria evaluasi: dan harapan diinginkan klien.
- Klien menyatakan mengerti
dengan kondisi, proses 2. Kaji perasaan, fokus, Gagal ginjal tahap akhir
penyakit, prognosis, dan dan cara untuk memerlukan terapi
potensial komplikasi bersahabat dengan dialisa, dan akan
- Menyatakan mengerti keadaan. Dengarkan menghadapi perubahan
dengan kebutuhan terapetik dan jawab pertanyaan gaya hidup.
terkait penyakit klien dengan jujur Reaksi yang biasa
- Menyatakan perlunya muncul adalah cemas,
perubahan gaya hidup untuk tidak percaya, marah,
dapat berpartisipasi untuk dan depresi
patuh menjalani pengobatan
3. Bahas tentang rencana Pembatasan pembatasan
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
65
Timbang bb untuk
5. Anjurkan intake kalori menunjukkan adanya
adekuat terutama peningkatan retensi
karbohidrat pada non cairan
diabetik. Diskusikan
nutrisi seperti intake Diet tinggi karbohidrat
protein 0,6-o,7 g/kg untuk mengurangi
bb/hari dengan konsumsi protein,
mengkonsumsi protein mengurangi sampah
yang berkualitas metabolism, dan
seperti ayam, telur, menyediakan energy
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
66
ikan
8. Diskusikan terkait
Kelelahan akibat
aktivitas klien. Dan
anemia, gangguan tidur,
tetap pertahankan
malnutrisi dapat
untuk latihan
mengurangi aktivitas
klien. Latihan penting
untuk tetap
mempertahankan
kekuatan otot dan sendi.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
67
5. Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji fungsi motorik Untuk menentukan
keperawatan 3x 24 jam klien dapat klien kemampuan motorik
melakukan mobilitas secara optimal klien, menentukan
sesuai dengan toleransi klien. adanya gangguan
Kriteria evaluasi: motorik pada klien
- Klien mampu meningkatkan
kemampuan mobilitasnya. 2. Atur posisi tidur agar Untuk mengurangi nyeri
- Klien mampu tidak menekan area akibat penekananan
mempertahankan posisi penonjolan tulang pada area penonjolan
fungsional tubuh yang tulang
normal 3. Kaji kemampuan klien Untuk menentukan
- Klien dapat ikut serta dalam untuk melakukan tingkat toleransi aktivias
program latihan untuk mobilisasi yang dapat klien
meningkatkan mobilisasi lakukan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
68
Untuk meningkatkan
5. Ajarkan serta libatkan kemampuan keluarga
keluarga untuk dalam merawat klien
membantu klien
melakukan latihan
rentang gerak sendi.
Risiko pemenuhan nutrisi: kurang dari Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan program diet
kebutuhan tubuh keperawatan 7x 24 jam, masalah dan pola makan pasien Mengidentifikasi
pemenuhan nutrisi dapat teratasi. dan bandingkan kekurangan dan
Kriteria Evaluasi: dengan makanan yang penyimpangan dari
- Keluhan mual dan mutah dapat dihabiskan kebutuhan terapeutik
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
69
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
70
kesadaran, kulit
dingin, nadi cepat,
lapar, peka rangsang,
cemas, sakit kepala,
pusing, sempoyongan
Intervensi Kolaboratif
Menurunkan gejala
- Berikan obat-obatan
mual dan muntah untuk
antiemetic sesuai
dapat meningkatkan
indikasi
keinginan untuk makan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
71
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
72
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
73
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
74
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
75
Jumat, Pasien On HD - -
17
Mei
2013
Sabtu, Subjektif: Subjektif: Subjektif: - -
18
-Klien mengatakan -Klien -Klien
Mei
2013 masih merasa mual mengatakan mengatakan
mulai berkurang minum 1000 cc mual dan
Objektif: Objektif: muntah
-TD:110/70 mmHg -Pitting edema berkurang
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
76
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
77
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
78
Selasa, Pasien On HD
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
79
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
80
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
81
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
82
Jumat, - Pasien On HD
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
83
Sabtu,
Subjektif: Subjektif: - - Subjektif: Subjektif:
25
Mei -Klien mengatakan -Klien -Klien -Klien
2013
muntah mulia mengatakan mengatakan mengatakan
berkurang. minum 1200 cc tidak merasa hambatanatau
Objektif: Objektif: pusing dan sesak situasi yang tidak
- TD:120/80 -Pitting edema saat melakukan bersahabat dalam
mmHg derajat 1 di latihan melakukan
- RR:20x/menit peritibial. Objektif: pembatasan cairan
- HR:80x/menit -Suara nafas: -Tanda vital adalah cuaca
- Suhu: 36,20 C vesikuler, sebelum latihan: panas, pesta, dan
- Tidak ada tanda- wheezing TD:120/80 saat menonton
tanda kelainan (-), ronkhi(-) mmhg tevelisi.
muscular -JVP 5+1 cm H2O Nadi: -Klien mengatakan
- Kekuatan otot -Berat badan 51 82x/menit merasa nyaman
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
84
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
85
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
86
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
87
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
88
Selasa, Pasien On HD -
27
Mei
2013
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
89
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
90
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
91
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
92
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
93
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
BAB 4
ANALISA SITUASI
94 Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
95
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
96
dengan kapasitas 50 bed. Ruang rawat Lantai 7 Zona A terdiri dari 6 ruang
rawat biasa dengan kapasitas 6 bed dan 4 ruang rawat khusus dengan kapasitas
4 bed. Ruang rawat khusus merupakan ruang rawat untuk pasien-pasien dengan
kondisi tertentu seperti penyakit menular melalui udara seperti TB, Hemofilia,
dll.
Alat pelindung diri tersedia lengkap seperti sarung tangan bersih dan steril,
apron, masker, masker khusus (N95). Kotak kuning dan plastik khusus untuk
benda-benda infeksius ada di setiap trolley perawat. Fasilitas lain yang dapat
memudahkan keluarga pasien adalah adanya petugas khusus untuk
mengantarkan pasien untuk transfer antar ruangan atau melakukan prosedur
medis, mengantarkan hasil laboratorium, mengambilkan darah ke bank
darah,dll.
Ruang rawat kelas III di Gedung A lantai z zona A cukup memadai dan
nyaman. Di masing-masing ruang rawat terdapat 6 bed dengan 1 kamar mandi
dan 1 wastafel, dan 1 buah jam dinding. Setiap pasien dipisahkan dengan tirai.
Setiap pasien memiliki 1 buah meja. Ruangan juga dilengkapi air conditioner
(AC) dan 4 buah jendela. Masing-masing bed pasien dilengkapi bel yang dapat
digunakan pasien untuk memanggil perawat dan botol alkohol pencuci tangan.
Di pintu terpasang arah evakuasi dan 6 langkah mencuci tangan yang benar.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
97
4.2. Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP dan Konsep
Kasus Terkait
Batu ginjal merupakan salah satu masalah yang ditemui dan dialami pria
(Pak, Charles, 1998). Sebgaian besar pembentukan batu ginjal yaitu sekitar 80%
berasal dari penumpukan kalsium oksalat (Pak, Charles, 1998). Faktor- faktor
yang dapat dapat menyebabkan risiko penumpukan batu ginjal antara lain
kebiasaan kurang minum, kurang mengkonsumsi air putih, diet makanan,
konsumsi obat-obatan herbal, faktor genetik, d lingkungann (Gul, Asiya, 2005)
Kopi, soft drink dan teh termasuk minuman yang banyak mengandung
oksalat. Kelebihan oksalat ini menyebabkan keadaan hiperoksaluria. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan peningkatan risiko pembentukan batu ginjal.
Menurut penelitian yang dilakukan Wibowo (2006) terkait faktor yang
mempengaruhi pembentukan batu ginjal antara lain kebiasaan kurang minum
berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang minum.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
98
Gaya hidup lain yang dapat mempengaruhi pembentukan gagal ginjal yaitu
konsumsi protein secara berlebihan. Pasien mengatakan suka mengkonsumsi
daging. Konsumsi daging yang berlebihan dapat menimbulkan sampah berupa
kristal- kristal oksalat.Pasien juga gemar mengonsumsi makanan asin seperti
ikan asin. Pasien mengatakan makanan yang biasa dibeli juga cenderung gurih.
Istri klien mengaku jarang karena sibuk untuk bekerja. Hal ini menyebabkan istri
pasien jarang memasak dan lebih banyak makanan- makanan yang dibeli.
Makanan asin dan minum yang kurang dapat menyebabkan keadaan
hiperkalsiuri.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
99
edema dependen, asites, edema paru, sampai gagal jantung. Maka, kelebihan
volume cairan ini penting untuk menjadi perhatian. Salah satu diagnosa
keperawatan yang umumnya muncul pada penyakit gagal ginjal adalah kelebihan
volume cairan. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah
dengan restriksi/ pembatasan cairan yang masuk.
Intervensi keperawatan yang terkait pembatasan cairan menjadi salah satu hal
yang menarik dan tantangan bagi peneliti untuk dapat meningkatkan kepatuhan
terhadap pembatasan cairan. Salah satu penelitian terkait strategi yang dapat
digunakan untuk dapat meningkatkan kepatuhan untuk melakukan pembatasan
minum adalah penelitian yang dilakukan oleh Joshtone dan Halshaw. Penelitian
ini menggunakan pendekatan cognitive behavioral therapy (CBT). Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 31 peserta dengan sebagian besar
responden (58%) berusia 41- 68 tahun yang menjalani waktu dialisis rata-rata 1-2
tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan focus group discussion.
Strategi cognitive behavioral therapy yang digunakan adalah dengan
mengenalkan terkait komplikasi dari kelebihan cairan, cara melakukan
pembatasan cairan, masalah-masalah yang dihadapi selama melakukan
pembatasan cairan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
100
Sesi terakhir dilaksanakan pada hari keempat setelah sesi kedua. Hal- hal yang
didiskusikan meliputi diskusi mengenai perasaan, hambatan, dan strategi yang
dilakukan, dan menyusun goal setting. Pada saat penyusunan goal setting ini,
klien diminta untuk menuliskan di catatan mengenai hal- hal yang ingin dicapai
dalam pembatasan cairan seperti berat badan yang stabil dan jumlah cairan yang
harus dikonsumsi. Pada sesi ini juga ditekankan bahwa goal setting bukan untuk
membatasi klien dan membuat merasa tertekan. Klien diminta untuk tetap
menikmati proses dan mengontrol emosi dalam menjalani pembatasan cairan.
Pasien ditemani istri klien saat melakukan pertemuan sesi setu. Kesimpulan
hasil yang diperoleh dari sesi satu adalah perasaan klien yang cenderung merasa
dibatasi. Klien menyatakan akan terjadi perubahan pola hidup yang mungkin
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
101
Pasien diminta untuk melakukan pencatatan jumlah cairan yang keluar dan
masuk selama 24 jam. Penulis memberikan formulir untuk mencatat pemantauan
cairan. Pasien juga diminta untuk melakukan penimbangan berat badan rutin yaitu
pada jam yang sama. Pasien diminta untuk menuliskan perasaan dan hambatan
atau tantangan yang dirasakan selama melakukan proses pembatasan cairan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
102
menghadiri pesta, saat bekerja, saat bersantai. Pasien dan penulis juga membahas
strategi- strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi yang menantang
tersebut.
Pasien yang menunjukkan antusias, emosi yang relatif stabil dan perasaan
nyaman menunjukkan bahwa terjadi suatu hubungan yang positif antara gejala
fisik, perilaku, pikiran, dan emosional saling mempengaruhi. Pandangan dan
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
103
harapan yang positif, dukungan sosial, dan pandangan subjektif terkait status
kesehatan berkaitan dengan kualitas hidup.
Manajemen diri (self management ) klien juga tampak mulai terlihat dari cara
pasien melakukan pembatasan diet dan cairan. Manajemen diri yang optimal juga
berpengaruh pada kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik. Manajemen
diri merupakan usaha positif yang dilakukan seseorang untuk mengatur dan
menjaga dan berpartisipasi terhadap pengobatan dan perawatan terkait penyakit,
memcegah komplikasi, mengontrol tanda gejala, dan mengurangi hal yang dapat
membahayakan hidupnya.
Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan oleh (Ford, 2010).
Penderita gagal ginjal yang menikah atau memiliki keluarga memiliki tingkat
kepatuhan melakukan pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
tidak menikah, hidup sendiria, atau bercerai. Menurut Friedman (1998 dalam
Wahyuningsih 2011), dukungan keluarga dapat memotivasi klien. Dukungan
keluarga yang diberikan dapat berupa dukungan informasi, dukungan
penghargaan, dukungan peralatan dan dukungan emosional.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
104
Waktu evaluasi juga menjadi salah satu kelemahan dari intervensi pembatasan
cairan yang dilakukan. Cognitive behavioral therapy pada penelitian yang dipakai
mengevaluasi dengan menggunakan rentang waktu 6 sampai 12 minggu setelah
melakukan terapi ini. Sedangkan, penulis hanya menggunakan waktu selama 2
minggu untuk melakukan evaluasi. Evaluasi terkait perilaku umumnya dilakukan
pada rentang waktu yang lebih lama karena perubahan perilaku tidak dapat
dilakukan secara cepat. Perubahan perilaku membutuhkan proses dan adaptasi
dari seorang individu.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
105
ini dirasa cukup efektif dan mampu membina hubungan saling percaya antara
penulis dan pasien.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
BAB 5
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
American Kidney Fund. (2012). Kidney disease statistic. Diunduh pada tanggal 28
Juni 2013 pukul 22.00 WIB dari http://www.kidneyfund.org/about-
us/assets/pdfs/akf-kidneydiseasestatistics-2012.pdf
Asiya,Gul (2005). A modeling study of the role of protein in calcium oxalate kidney
stone formation. Diunduh pada tanggal 05 Juli 2013 pukul 17.00 WIB dari
http://search.proquest.com/docview/305026531/13F240965D22E01D53E/
3?accountid=17242
Black, J., & Hawks, J. (2009). Medical- surgical nursing: Clinical management for
positive outcomes (8th ed., vol 2). Missouri: Saunders Elseiver.
Ford, Anderson. Carla.A. (2010). The impact of demographics, sosial support and
health beliefs on adherence to hemodialysis treatment regimen. Diunduh
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
109
Fowler, Christoper., & Baas, S.Linda. (2006). Quality of life; health-related quality
of life and estimates of utility are low in CKD patient. Diunduh pada
tanggal 1 Juli 2013 pukul 14.00 WIB. dari
http://search.proquest.com/docview/210065793/13F028978866BEEC202/5
?accountid=17242
Harwood, Lory., et all. (2009). Stressor and coping in individual with chronic kidney
disease. Diunduh pada tanggal 24 Juni 2013 pukul 16.00 WIB dari
http://search.proquest.com/docview/216533674/13F4368B1FB71ADEA2
3/2?accountid=17242
Hidayati, Sri. (2012). Efektifitas konseling transaksional tentang diet cairan terhadap
penurunan interdialytic weight gain (IDWG) pasien gagl ginjal kronis
yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah
Tegal. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Diunduh pada tanggal 13 Juni 2013 pukul 09.00 WIB dari www.
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334043-T32526...pdf.
Johnstone, Stephanie., & Halshaw, Donna. (2003). Making peace with fluid social
workers lead cognitive- behavioral intervention to reduce health- risk
behavior. Diunduh pada tanggal 08 Mei 2013 pukul 13.00 dari
http://www.kidney.org/Professionals/cnsw/pdf/fluid_management.pdf
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
110
Kidney Health Disease. Fact sheets. Diunduh pada tanggal 27 Mei 2013 pukul 19.00
WIB 2013 dari
http://www.kidney.org.au/ForPatients/HealthFactSheets/tabid/609/Default.
aspx
Kugler, C., Vlaminck, H., Haverich, A., & Maes, B. (2005). Nonadherence with diet
and fluid restrictions among adults having hemodialysis. Diunduh pada
tanggal 10 Mei 2013 pukul 18.00 WIB dari
http://search.proquest.com/docview/236347963/13F4314004C13FDCA88/
1?accountid=17242
Mok, E., Lai, C., & Zhang, Z. (2004). Coping with chronic renal failure in
Hongkong. Diunduh pada tanggal 16 Juni 2013 pukul 18.00 WIB dari
http://www.journalofnursingstudies.com/article/S0020-
7489%2803%2900164-0/abstract
O’Donohue, T. W., & Fisher, E. J. (2012). Cognitive behavioral therapy: Core
Priciples for practice.Canada: John Wiley & Sons, Inc. Diunduh pada
tanggal 12 Mei 2013 pukul 13.00 dari
http://books.google.co.id/books?id=qawT0W2MJI8C&printsec=frontcover
#v=onepage&q&f=false
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
111
Pak, Charles. (1998). Kidney stone. Diunduh pada tanggal 05 Juli 2013 pukul 08.00
WIB dari
http://search.proquest.com/docview/199011101/13F23FEEA316BF063A4/1
2?accountid=17242
Profil RSUP Cipto Mangunkusumo. Diunduh pada tanggal 22 Juni 2013 pada pukul
14.00 WIB dari
http://www.rscm.co.id/index.php?bhs=in&id=ADM0000003
Rini, Dhea. Puspita. (2010). Hubungan peningkatan kadar asam urat serum dengan
kejadian batu ginjal di RSUD DR Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
periode Januari – Desember 2008.Diunduh pada tanggal 19 Juni 2013
pukul 19.00 WIB dari
http://eprints.umm.ac.id/5698/1/HUBUNGAN_PENINGKATAN_KADA
R_ASAM_URAT_SERUM1.pdf
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
112
The Centers for Disease Control and Prevention. (2010). National Chronic Kidney
Disease Fact Sheet. Diunduh pada tanggal 29 Juni 2013 pukul 19.00 WIB
dari www.cdc.gov/diabetes/pubs/factsheets/kidney.htm
Tovazzi, Elena. Maria., & Mazzoni, Valentina. (2012). Personal path of fluid
restriction in patients on hemodialysis.. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2013
pukul 15.00 dari
http://search.proquest.com/docview/1022627001/13F43008B4E56316A53/1
?accountid=17242
USRDS Annual Data Report. (2012). Altas of CKD & ESRD. Diunduh pada tanggal
12 Mei 2013 pukul 18.00 WIB dari
http://www.usrds.org/2012/pdf/v1_ch2_12.pdf
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
113
Wibowo, A. Budi. (2010). Faktor risiko kejadian penyakit batu ginjal dan saluran
kemih di wilyah kerja Puskesmas Sentolo I Kabupaten Kulin Progo
Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 28 Juni 2013 pukul 17.00 WIB dari
http://eprints.undip.ac.id/28924/1/2797.pdf
Wright, Mark., & Jones, Colin. (2010). Clinical Practice Guidelines: Nutrition in
CKD. Diunduh pada tanggal 12 Mei 2013 pukul 13.00 WIB dari
http://www.renal.org/clinical/guidelinessection/NutritionInCKD.aspx
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jumat, 17 Pasien On HD
Mei 2013
Sabtu, 18 Risiko 1. Melakukan pemantauan tanda- Subjektif:
Mei 2013 ketidakseimbangan tanda vital - Klien mengatakan masih merasa
elektrolit 2. Mengkaji adanya perubahan mual mulai berkurang
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
neuromuscular Objektif:
3. Mengkaji suhu, warna, dan CRT - TD:110/70 mmHg
4. Memberikan terapi bicnat - RR:18x/menit
- HR:82x/menit
- Suhu: 36,20 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
- Warna mukosa: pink, CRT < 2
detik
Analisis
- Masalah belum teratasi
Perencanaan
- Pantau tanda-tanda vital
- Kaji adanya perubahan
neuromuscular
- kaji suhu, warna, dan CRT
- Pantau hasil AGD
- Berikan obat sesuai indikasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Analisa:
- Masalah belum teratasi
Perencananan:
- Auskultasi bunyi usus ( frekuensi)
- Kaji pola diet dan pilihan
makanan
- Lakukan masase perut
- Anjurkan buah-buahan segar,
sayuran, dan serat yang sesuai
dengan diet penyakit yang
menyertai.
- Pertahankan privasi klien di
kamar mandi atau di temapat
tidur.
- Kolaborasi pemberian laxadine
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
- RR:20x/menit
- HR:82x/menit
- Suhu: 36,10 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
- Warna mukosa: pink, CRT < 2
detik
Analisis
- Masalah belum teratasi
Perencanaan
- Pantau tanda-tanda vital
- Kaji adanya perubahan
neuromuscular
- kaji suhu, warna, dan CRT
- Pantau hasil AGD
- Berikan obat sesuai indikasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Selasa, 21 Pasien On HD
Mei 2013
Rabu, 22 Risiko 1. Melakukan pemantauan tanda-tanda Subjektif:
Mei 2013 ketidakseimbangan vital - Klien mengatakan masih merasa
elektrolit 2. Mengkaji adanya perubahan mual sudah berkurang
neuromuscular Objektif:
3. Mengkaji suhu, warna, dan CRT - TD:120/80 mmHg
- RR:20x/menit
- HR:84x/menit
- Suhu: 360 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
- Suhu: 36,20 C
- Balance cairan: intake 1100
output 600 cc, IWL : 500 cc
- Balance cairan: seimbang
Analisis:
Masalah belum teratasi
Perencanaan:
- Kaji adanya pitting edema
- Auskultasi suara nafas dan suara
jantung.
- Anjurkan untuk timbang berat
badan rutin
- Hitung JVP
- Pantau balance cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau hasil pemeriksaan
laboratorium: albumin,
hematokrit.
Kamis, 23 Risiko 1. Melakukan pemantauan tanda-tanda Subjektif:
Mei 2013 ketidakseimbangan vital - Klien mengatakan mual mulai
elektrolit 2. Mengkaji adanya perubahan berkurang.
neuromuscular Objektif:
3. Mengkaji suhu, warna, dan CRT - TD:120/80 mmHg
4. Memberikan terapi bicnat - RR:20x/menit
- HR:80x/menit
- Suhu: 36,20 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
neuromuscular
- kaji suhu, warna, dan CRT
- Pantau hasil AGD
- Berikan obat sesuai indikasi.
Sabtu, 25 Hambatan Mobilitas 1. Memantau tanda-tanda vital sebelum Subjektif:
Mei 2013 Fisik dan sesudah latihan - Klien mengatakan tidak merasa
2. Mengkaji kekuatan otot pusing dan sesak saat melakukan
3. Mengkaji kemampuan klien dalam latihan
melakukan latihan ROM Objektif:
4. Melatih ROM - Tanda vital sebelum latihan:
Melibatkan keluarga dalam - TD:120/80 mmhg
melakukan latihan - Nadi: 82x/menit
- Suhu: 360 C
- Tanda vital sesuadah latihan:
- TD:120/80 mmhg
- Nadi: 88x/menit
- Suhu: 360 C
- Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
- Keluarga dan klien tampak
kooperatif
- Jenis latihan: aktif
Analisa:
- Masalah belum teratasi
Perencanaan:
- Dorong klien untuk melakukan
secara rutin
- Lakukan ROM secara rutin
- Pantau TTV sebelum dan
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
sesuadah latihan
Sabtu, 25 Kurang Pengetahuan 1. Mengevaluasi terkait pendidikan Subjektif:
Mei 2013 kesehatan yang telah dilakukan - Klien mengatakan hambatanatau
2. Mengevaluasi terkait pembatasan situasi yang tidak bersahabat
makanan dan jenis diet pada dalam melakukan pembatasan
penyakit gagal ginjal kronik cairan adalah cuaca panas, pesta,
3. Mengevaluasi kembali strategi dan saat menonton tevelisi.
yang digunakan untuk - Klien mengatakan merasa
melakukan pembatasan cairan nyaman dengan pembatasan
4. Mengevaluasi perasaan klien cairan yang diberikan
terkait pendidikan kesehatan - Klien dan keluarga mengatakan
yang diberikan. agak sulit untuk menerapkan diet
5. Mendiskusikan terkait yang sesuai
hemodialisa - Klien dan keluarga mengatakan
merasa cemas jika tidak
mendapatkan tempat untuk
hemodialisa atau tempatnya jauh
dari rumah
- Klien mengatakan strategi yang
dapat digunakan seperti berdoa
dan dukungan keluarga untuk
patuh terhadap pembatasan
cairan.
- Klien mengatakan merasa
nyaman dengan pembatasan
cairan yang dilakukan.
Objektif:
- Klien dan keluarga tampak
kooperatif
- Klien dan keluarga aktif dalam
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
mengikuti diskusi
- Klien dapat menyebutkan kembali
pilihan diet makanan pada
penderita gagal ginjal kronik.
Analisa:
- Masalah belum teratasi
Perencanaan:
- Evaluasi pendidikan kesehatan
yang telah dilakukan
- Diskusikan terkait aktivitas/
latihan yang cocok untuk klien.
Senin, 27 Risiko 1. Melakukan pemantauan tanda-tanda Subjektif:
Mei 2013 ketidakseimbangan vital - Klien mengatakan masihmual
elektrolit 2. Mengkaji adanya perubahan sudah tidak muncul sejak
neuromuscular kemarin.
3. Mengkaji suhu, warna, dan CRT Objektif:
4. Memberikan terapi bicnat - TD:110/80 mmHg
- RR:20x/menit
- HR:86x/menit
- Suhu: 36,10 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
- Warna mukosa: pink, CRT < 2
detik
Analisis
- Masalah belum teratasi
Perencanaan
- Pantau tanda-tanda vital
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Mei 2013
Rabu, 29 Kelebihan volume cairan 1. Mengkaji adanya pitting edema Subjektif:
Mei 2013 2. Mengauskultasi suara nafas dan - Klien mengatakan minum 1200
suara jantung. cc
3. Bersama klien melakukan Objektif:
penimbangan berat badan - Pitting edema (-)
4. Menghitung JVP - Suara nafas: vesikuler, wheezing
5. Menjelaskan klien terkait (-), ronkhi(-)
pembatasan cairan - JVP 5+1 cm H2O
6. Memantau tanda-tanda vital - Berat badan 52 kg
- TD:120/80 mmHg
- RR:20x/menit
- HR:80x/menit
- Suhu: 36,30 C
- Balance cairan: intake 1200
output 700 cc, IWL : 500 cc
- Post HD: 600 cc
Analisis:
Masalah belum teratasi
Perencanaan:
- Operkan kepada perawat ruangan
Rabu, 29 Risiko 1. Melakukan pemantauan tanda-tanda Subjektif:
Mei 2013 ketidakseimbangan vital - Klien mengatakan masih merasa
elektrolit 2. Mengkaji adanya perubahan mual dan ingin muntah.
neuromuscular Objektif:
3. Mengkaji suhu, warna, dan CRT - TD:120/80 mmHg
4. Memberikan terapi bicnat - RR:20x/menit
- HR:80x/menit
- Suhu: 36,20 C
- Tidak ada tanda- tanda kelainan
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
muscular
- Kekuatan otot normal, pergerakan
terarah
- Warna mukosa: pink, CRT < 2
detik
Analisis
- Masalah belum teratasi
Perencanaan
- Pantau tanda-tanda vital
- Kaji adanya perubahan
neuromuscular
- kaji suhu, warna, dan CRT
- Pantau hasil AGD
- Berikan obat sesuai indikasi.
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik..., Ni Putu Eka, FIK UI, 2013
APA ITU CKD ? Tanda dan gejala
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi
Gejala dini: lemah, sakit kepala, berat
ginjal yang menurun secara cepat dan fungsi badan menurun, lelah, nyeri pinggang.
tersebut tidak dapat kembali seperti semula,
yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan
dalam mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Penyebab
Kurang minum Gejala lanjut:
Minuman Beralkohol nafsu makan
Oleh Minuman bersoda menurun, mual
Ni Putu Eka Rosmala Dewi Tekanan darah tinggi disertai muntah,
Infeksi penyakit sesak nafas baik di
Pola makan dan gaya hidup yang tidak waktu ada kegiatan
sehat atau tidak, bengkak
FAKULTAS KEPERAWATAN
Penyakit bawaan yang disertai
UNIVERSITAS INDONESIA
Mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat- lekukan, gatal-gatal
obatan secara berlebihan
pada kulit, dan kesadaran menurun .
Batu saluran kencing
Komplikasi
Oleh PRINSIP KERJA Kram otot
Ni Putu Eka Rosmala Dewi Hipotensi
Akses
Mesin dialysis Gangguan irama jantung
Difusi/ perpindahan cairan Perdarahan
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA Ultrafiltrasi/penyaringan Sakit kepala
4-5 jam Infeksi pada akses
Obat- obatan seperti heparin Mual, muntah
Pembatasan konsumsi
garam
PENDIDIKAN FORMAL
No Pendidikan Tahun
1 FIK UI Program Ners Ilmu Keperawatan 2012-2013
2 FIK UI Program S1 Studi Ilmu Keperawatan 2008-2012
3 SMAN 3 Denpasar 2005-2008
4 SMPN 1 Mengwi 2002-2005
5 SD 1 Mengwi 1996-2002
6 TK Purnayasa 1995-1996